Orang utan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →top: Ganti ke automatic taxobox |
|||
(23 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{status artikel|AP|20|4|2023}}
{{pp}}
{{Automatic taxobox
| name = ''Orang utan''
| taxon = Pongo
| fossil_range = {{fossil range|Pleistosen Awal| Sekarang}}▼
| authority = Lacépède, 1799
| image = Orang Utan, Semenggok Forest Reserve, Sarawak, Borneo, Malaysia.JPG
| image_caption = [[Orang utan kalimantan]]<br />(''Pongo pygmaeus'')
|
| subdivision_ranks = Spesies
| subdivision =
Baris 21 ⟶ 25:
'''Orang utan''' (bentuk tidak baku: '''orangutan''') atau '''mawas''' adalah [[Hominidae|kera besar]] yang berasal dari [[hutan hujan]] [[Indonesia]] dan [[Malaysia]]. Sekarang hewan ini hanya ditemukan di sebagian [[Kalimantan]] dan [[Sumatra]], tetapi selama era [[Pleistosen]], mereka tersebar di seluruh [[Asia Tenggara]] dan [[Tiongkok selatan|Tiongkok Selatan]]. Orang utan diklasifikasikan dalam genus '''''Pongo''''' dan awalnya dianggap hanya terdiri dari satu spesies. Sejak tahun 1996, orang utan dibagi menjadi dua spesies: [[orang utan kalimantan]] (''P. pygmaeus'', dengan tiga subspesies) dan [[orang utan sumatra]] (''P. abelii''). Spesies ketiga, [[orang utan tapanuli]] (''P. tapanuliensis''), diidentifikasi secara definitif pada tahun 2017. Orang utan adalah satu-satunya genus yang [[Takson sintas|masih hidup]] dari subfamili Ponginae, yang secara genetik terpisah dari [[Hominidae]] lain ([[gorila]], [[simpanse]], dan [[manusia]]) antara 19,3 dan 15,7 juta tahun lalu.
Orang utan adalah kera besar yang paling [[Lokomosi arboreal|arboreal]] karena mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pohon. Orang utan memiliki kaki yang relatif pendek dibandingkan lengannya yang relatif panjang dan memiliki rambut cokelat kemerahan yang menutupi tubuh mereka. Orang utan jantan dewasa memiliki berat sekitar 75
Orang utan termasuk [[primata]] yang paling cerdas. Mereka [[Penggunaan alat pada hewan|menggunakan berbagai peralatan rumit]] dan membangun sarang tidur yang kompleks setiap malam dari ranting-ranting dan dedaunan. Penelitian tentang kemampuan belajar mereka telah dilakukan secara ekstensif. Para peneliti memperkirakan bahwa pada masing-masing populasi orang utan terdapat kultur-kulturnya tersendiri. Orang utan telah muncul dalam karya literatur dan seni dunia setidaknya sejak abad ke-18, terutama untuk mengomentari komunitas manusia. Seorang ahli [[primatologi]], [[Birute Galdikas]], memelopori studi lapangan tentang orang utan dan beberapa dari mereka telah diletakkan di fasilitas penangkaran di seluruh dunia setidaknya sejak awal abad ke-19.
Baris 28 ⟶ 32:
== Etimologi ==
Istilah orang utan berasal dari [[bahasa Melayu]]. Awalnya istilah ini digunakan untuk menyebut manusia penghuni hutan. Namun, pada periode awal sejarah Melayu, istilah ini mengalami perluasan [[semantik]] sehingga juga digunakan untuk kera dari genus ''Pongo''.<ref name="sastrawan2">{{cite journal|author=Sastrawan, Wayan Jarrah|year=2020|title=The Word 'Orangutan': Old Malay Origin or European Concoction|url=https://brill.com/view/journals/bki/176/4/article-p532_5.xml?language=en|journal=Bijdragen tot de Land-, Taal- en Volkenkunde|volume=176|issue=4|pages=532–541|doi=10.1163/22134379-bja10016|archive-url=https://web.archive.org/web/20210412015647/https://brill.com/view/journals/bki/176/4/article-p532_5.xml?language=en|archive-date=12 April 2021|access-date=12 April 2021|s2cid=228828226|url-status=live| issn = 0006-2294}}</ref><ref name="mahdi">{{cite book|author=Mahdi, Waruno|year=2007|title=Malay Words and Malay Things: Lexical Souvenirs from an Exotic Archipelago in German Publications Before 1700|publisher=[[Otto Harrassowitz Verlag]]|isbn=978-3-447-05492-8|series=Frankfurter Forschungen zu Südostasien|volume=3|pages=170–181|url-status=live}}</ref>▼
▲Istilah orang utan berasal dari [[bahasa Melayu]]. Awalnya istilah ini digunakan untuk menyebut manusia penghuni hutan. Namun, pada periode awal sejarah Melayu, istilah ini mengalami perluasan [[semantik]] sehingga juga digunakan untuk kera dari genus ''Pongo''.<ref name="sastrawan2">{{cite journal|author=Sastrawan, Wayan Jarrah|year=2020|title=The Word 'Orangutan': Old Malay Origin or European Concoction|url=https://brill.com/view/journals/bki/176/4/article-p532_5.xml?language=en|journal=Bijdragen tot de Land-, Taal- en Volkenkunde|volume=176|issue=4|pages=532–541|doi=10.1163/22134379-bja10016|archive-url=https://web.archive.org/web/20210412015647/https://brill.com/view/journals/bki/176/4/article-p532_5.xml?language=en|archive-date=12 April 2021|access-date=12 April 2021|s2cid=228828226|url-status=live}}</ref><ref name="mahdi">{{cite book|author=Mahdi, Waruno|year=2007|title=Malay Words and Malay Things: Lexical Souvenirs from an Exotic Archipelago in German Publications Before 1700|publisher=[[Otto Harrassowitz Verlag]]|isbn=978-3-447-05492-8|series=Frankfurter Forschungen zu Südostasien|volume=3|pages=170–181|url-status=live}}</ref>
Istilah ''urang utan'' muncul dalam berbagai sumber dari abad ke-9 sampai abad ke-15 dalam [[bahasa Jawa Kuno]]. Salah satu sumber awal bersumber dari [[Kakawin Ramayana]] yang merupakan karya adaptasi dari [[Bahasa Sanskerta]] ke dalam [[bahasa Jawa]] dari karya [[Ramayana]] yang ditulis pada abad kesembilan atau awal abad kesepuluh. Dalam sumber Jawa Kuno ini, istilah urang utan hanya mengacu pada [[kera]] dan bukan pada manusia penghuni hutan. Istilah ini bukanlah dari kata-kata asli bahasa Jawa, tetapi diserap dari [[bahasa Melayu]] awal, setidaknya seribu tahun yang lalu. Oleh karena itu, asal mula utama istilah "orang utan" untuk kera ''Pongo'' kemungkinan besar adalah [[bahasa Melayu Kuno]].<ref name="sastrawan2" />
[[Berkas:Man-of-the-Woods.jpg|al=Orangutan sketch by George Edwards|kiri|jmpl|Sketsa "The Man of the Woods (Orang hutan)" oleh [[George Edwards (naturalis)|George Edwards]], 1758]]
Orang Eropa pertama yang mencatat penggunaan istilah orang utan adalah [[Jacobus Bontius]]. Dia menulis kata ini di dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1631 yang berjudul ''Historiae naturalis et medicae Indiae orientalis''. Dia mencatat bahwa orang-orang Melayu memberitahunya kalau orang utan tersebut dapat berbicara, tetapi memilih untuk tidak "agar dia tidak dipaksa untuk bekerja".<ref name="Dellios">{{cite journal|author=Dellios|first=Paulette|year=2008|title=A lexical odyssey from the Malay World|url=http://old.upm.ro/facultati_departamente/stiinte_litere/conferinte/situl_integrare_europeana/Lucrari/Delios.pdf|journal=Studia Universitatis Petru Maior. Philologia|volume=4|issue=4|pages=141–144}}</ref> Istilah ini juga muncul dalam beberapa deskripsi zoologi Indonesia dalam bahasa Jerman pada abad ke-17 dan mungkin juga
Istilah orang utan pertama kali dicantumkan dalam catatan berbahasa Inggris pada tahun 1693 oleh dokter [[John Bulwer]] dalam bentuk ''Orang-Outang.''<ref name=":2">{{Cite web|date=Maret 2022|title=orangutan, n.|url=https://www.oed.com/view/Entry/132186|website=Oxford English Dictionary|language=|access-date=4 Agustus 2022|url-access=subscription}}</ref><ref>{{Cite book|last=Bulwer|first=John|year=1653|url=http://archive.org/details/anthropometamorp00jbjo|title=Anthropometamorphosis: man transform'd: or, The artificiall changling, historically presented, in the mad and cruel gallantry, foolish bravery, ridiculous beauty, filthy finenesse, and loathsome loveliness of most nations, fashioning and altering their bodies from the mould intended by nature; with figures of those transformations. To which artificial and affected deformations are added, all the native and national monstrosities that have appeared to disfigure the humane fabrick. With a vindication of the regular beauty and honesty of nature|location=London|publisher=W. Hunt|edition=2|pages=437|others=Internet Archive|language=|url-status=live}}</ref> Hilangnya "h" dalam utan dan pergeseran dari -n ke -ng telah dianggap menunjukkan bahwa kata tersebut masuk ke bahasa Inggris melalui [[bahasa Portugis]].<ref name="mahdi2">{{cite book|author=Mahdi, Waruno|year=2007|title=Malay Words and Malay Things: Lexical Souvenirs from an Exotic Archipelago in German Publications Before 1700|publisher=[[Otto Harrassowitz Verlag]]|isbn=978-3-447-05492-8|series=Frankfurter Forschungen zu Südostasien|volume=3|pages=170–181|url-status=live}}</ref> Varian yang diakhiri dengan -ng juga ditemukan dalam banyak bahasa.<ref>{{cite journal|last=Tan|first=Peter|date=Oktober 1998|title=Malay loan words across different dialects of English|url=https://archive.org/details/sim_english-today_1998-10_14_4/page/44|journal=[[English Today]]|volume=14|issue=4|pages=44–50|doi=10.1017/S026607840001052X|s2cid=144326996}}</ref><ref>{{cite journal|author=Cannon, Garland|year=1992|title=Malay(sian) borrowings in English|url=https://archive.org/details/sim_american-speech_summer-1992_67_2/page/134|journal=[[American Speech]]|volume=67|issue=2|pages=134–162|doi=10.2307/455451|jstor=455451}}</ref> Dalam bahasa Melayu, istilah ini pertama kali dikonfirmasi pada tahun 1840, bukan sebagai nama asli tetapi mengacu pada bagaimana orang Inggris menyebut hewan tersebut. Kata 'orang utan' dalam bahasa Melayu dan Indonesia saat ini diserap dari bahasa Inggris atau [[Bahasa Belanda|Belanda]] pada abad ke-20, yang menjelaskan mengapa huruf 'h' awal dari 'hutan' juga hilang.<ref name="mahdi2" />
Nama genus orang utan yakni, ''Pongo'', berasal dari catatan abad ke-16 oleh [[Andrew Battel]], seorang pelaut Inggris yang ditawan oleh Portugis di [[Angola]], yang mendeskripsikan dua "monster" berbentuk menyerupai manusia bernama Pongo dan Engeco. "Monster" yang ia lihat tersebut sekarang diyakini adalah gorila, tetapi pada abad ke-18, istilah orang utan dan pongo digunakan untuk semua [[Hominidae|kera besar]]. [[Sejarah alam|Naturalis]] Prancis [[Bernard Germain de Lacépède]] menggunakan istilah ''Pongo'' untuk [[genus]] orang utan pada 1799.<ref name="cribb22"/>{{rp|24–25}}<ref name="Groves2002">{{cite book|last=Groves|first=Colin P.|year=2002|title=Gorilla Biology: A Multidisciplinary Perspective|publisher=[[Cambridge University Press]]|isbn=978-0521792813|editor1-last=Taylor|editor1-first=Andrea B.|pages=15–34|chapter=A history of gorilla taxonomy|doi=10.1017/CBO9780511542558.004|author-link=Colin Groves|editor2-last=Goldsmith|editor2-first=Michele L.|chapter-url=http://arts.anu.edu.au/grovco/Gorilla%20Biology.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20090326001207/http://arts.anu.edu.au/grovco/Gorilla%20Biology.pdf|archive-date=26 Maret 2009|url-status=dead}}</ref>
== Taksonomi dan filogeni ==
Orang utan pertama kali [[Deskripsi spesies|dideskripsikan secara ilmiah]] pada tahun 1758 dalam ''[[Systema Naturae]]'' oleh [[Carolus Linnaeus]] sebagai ''Homo troglodytes''.<ref name="
[[Berkas:Bornean,_Sumatran_&_Tapanuli_orangs_(horizontal).jpg|al= Head shots of male Bornean, Sumatran and Tapanuli orangutans|ka|jmpl|[[Orang utan kalimantan]], [[Orang utan sumatra|sumatra]], dan [[Orang utan tapanuli|tapanuli]] jantan berbantalan pipi]]
[[Pengurutan DNA|Pengurutan genom]] orang utan sumatra diselesaikan pada Januari 2011,<ref name="Locke2011">{{Cite journal|last1=Locke|first1=D. P.|last2=Hillier|first2=L. W.|last3=Warren|first3=W. C.|last4=Worley|first4=K. C.|last5=Nazareth|first5=L. V.|last6=Muzny|first6=D. M.|last7=Yang|first7=S. P.|last8=Wang|first8=Z.|last9=Chinwalla|first9=A. T.|display-authors=29|year=2011|title=Comparative and demographic analysis of orang-utan genomes|journal=[[Nature (jurnal)|Nature]]|volume=469|issue=7331|pages=529–533|bibcode=2011Natur.469..529L|doi=10.1038/nature09687|pmc=3060778|pmid=21270892|last10=Minx|first10=P.|last11=Mitreva|first11=M.|last12=Cook|first12=L.|last13=Delehaunty|first13=K. D.|last14=Fronick|first14=C.|last15=Schmidt|first15=H.|last16=Fulton|first16=L. A.|last17=Fulton|first17=R. S.|last18=Nelson|first18=J. O.|last19=Magrini|first19=V.|last20=Pohl|first20=C.|last21=Graves|first21=T. A.|last22=Markovic|first22=C.|last23=Cree|first23=A.|last24=Dinh|first24=H. H.|last25=Hume|first25=J.|last26=Kovar|first26=C. L.|last27=Fowler|first27=G. R.|last28=Lunter|first28=G.|last29=Meader|first29=S.|last30=Heger|first30=A.}}</ref><ref name="nature">{{cite journal|last=Singh|first=Ranjeet|date=26 Januari 2011|title=Orang-utans join the genome gang|url=http://www.nature.com/news/2011/110126/full/news.2011.50.html|journal=Nature|doi=10.1038/news.2011.50|archive-url=https://web.archive.org/web/20110127224645/http://www.nature.com/news/2011/110126/full/news.2011.50.html|archive-date=27 Januari 2011|access-date=27 Januari 2011|url-status=live}}</ref> dan hal ini menjadikan ''P. abelii'' sebagai spesies [[Hominidae|kera besar]] ketiga yang genomnya berhasil diurutkan setelah manusia dan [[simpanse]]. Selanjutnya, spesies orang utan kalimantan juga diurutkan genomnya. Orang utan kalimantan (''P. pygmaeus'') memiliki keragaman genetik yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang utan sumatra (''P. abelii''), meskipun populasinya berjumlah enam hingga tujuh kali lebih banyak. Temuan ini mungkin dapat membantu para [[Biologi konservasi|konservasionis]] melestarikan kera yang terancam punah tersebut, serta mempelajari lebih lanjut tentang [[penyakit genetik]] manusia.<ref name="nature" /> Sama halnya dengan gorila dan simpanse, orang utan memiliki 48 [[kromosom]] [[diploid]], berbeda dengan manusia yang memiliki 46 kromosom diploid.<ref name="RijksenMeijaard1999">{{cite book|author=Rijksen H. D.|last2=Meijaard, E.|year=1999|title=Our vanishing relative: the status of wild orang-utans at the close of the twentieth century|publisher=[[Springer Publishing|Springer]]|isbn=978-0792357551}}</ref>{{rp|30}}
Baris 57 ⟶ 60:
** ''Pongo pygmaeus morio'' – populasi timur
** ''Pongo pygmaeus wurmbii'' – populasi barat daya
* [[
* [[
|
{{Clade
Baris 80 ⟶ 83:
=== Catatan fosil ===
Tiga spesies orang utan merupakan sisa anggota [[subfamili]] [[Ponginae]] yang masih sintas. Subfamili ini juga mencakup [[Kera|kera-kera]] yang telah punah seperti ''[[Lufengpithecus]]'', yang hidup 8–2 juta tahun lalu di [[Tiongkok selatan]] dan Thailand.<ref name="
Catatan fosil tertua dari ''Pongo'' yang diketahui berasal dari zaman [[Pleistosen Awal]] di [[Chongzuo]], yang terdiri dari gigi yang dianggap berasal dari spesies ''[[Pongo weidenreichi|P. weidenreichi]]'' yang telah punah.<ref name=":02">{{Cite journal|last1=Harrison|first1=Terry|last2=Jin|first2=Changzhu|last3=Zhang|first3=Yingqi|last4=Wang|first4=Yuan|last5=Zhu|first5=Min|date=Desember 2014|title=Fossil ''Pongo'' from the Early Pleistocene Gigantopithecus fauna of Chongzuo, Guangxi, southern China|journal=[[Quaternary International]]
== Karakteristik ==
[[Berkas:Pongo_tapanuliensis_male_female.jpg|al=Head and shoulder shots of an adult male and female orangutan|kiri|jmpl|Orang utan tapanuli jantan dewasa (kiri) dan betina (kanan)]]
Orang utan menunjukkan [[dimorfisme seksual]] yang signifikan; orang utan betina biasanya memiliki tinggi 115
Orang utan memiliki telinga dan hidung yang kecil; daun telinganya tidak memiliki lobus yang menggantung seperti manusia.<ref name="Groves19712"
Tangan orang utan memiliki empat jari yang panjang dengan jempol yang jauh lebih pendek dari jari lainnya untuk menghasilkan cengkeraman yang kuat pada cabang-cabang saat mereka berayunan di pepohonan. Saat tangan beristirahat, jari-jarinya melengkung dan menciptakan cengkeraman menggantung. Dengan ibu jari yang lebih pendek, jari-jari (dan tangan)-nya dapat mencengkeram dengan aman di sekeliling benda-benda berdiameter kecil dengan menempatkan ujung jari-jari mereka ke bagian dalam telapak tangan mereka sehingga menciptakan cengkeraman kunci ganda. Kaki mereka memiliki empat jari kaki yang panjang dan jempol kaki yang dapat ditekuk melintang dengan jari-jari yang lain sehingga memberikan kaki-kaki mereka ketangkasan seperti tangan mereka. Sendi pinggulnya juga memberikan kemampuan berputar pada kaki seperti lengan dan bahunya.<ref name="
[[Berkas:Orang-Utan_Tournai.jpg|al= An orangutan skeleton|jmpl|Kerangka [[orang utan kalimantan]] remaja]]
Baris 102 ⟶ 105:
[[File:Video wild orangutan Borneo.webm|thumb|alt= Video of a wild orangutan in Malaysia|Orang utan liar di Lembah Danum ([[Sabah]], Malaysia, Pulau Kalimantan)]]
Orang utan umumnya [[Lokomosi arboreal|beraktivitas dari pohon ke pohon]]. Mereka mendiami [[hutan hujan tropika]], terutama dataran rendah yang ditumbuhi pepohonan [[Dipterocarpaceae|dipterokarpa]] dan [[hutan sekunder]] tua.<ref name="MacDonald" /><ref name="international" /> Populasi orang utan
Mereka menghabiskan sebagian besar waktu untuk mencari makan, beristirahat, dan bepergian.<ref>{{cite book|author=Rodman, P. S.|year=1988|title=Orang-utan biology|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0195043716|editor=Schwartz, J. H.|pages=31–51|contribution=Diversity and consistency in ecology and behavior}}</ref> Mereka memulai hari dengan makan selama dua hingga tiga jam pada pagi hari, lalu beristirahat selama tengah hari, dan kemudian melakukan perjalanan di sore hari. Ketika malam tiba, mereka mempersiapkan sarangnya untuk bermalam.<ref name="international" /> Pemangsa potensial orang utan antara lain [[harimau]], [[macan dahan]], dan [[ajak|anjing liar]].<ref name="RijksenMeijaard1999" />{{rp|91}} Parasit yang banyak ditemukan pada orang utan adalah [[nematoda]] dari genus ''[[Strongyloides]]'' dan [[ciliata]] ''[[Balantidium coli]]''. Di antara ''Strongyloides'', spesies ''S. fuelleborni'' dan ''[[Strongyloides stercoralis|S. stercoralis]]'' dilaporkan menjangkit beberapa individu orang utan muda.<ref>{{cite book|author1=Foitová, Ivona|author2=Huffman, Michael A.|author3=Wisnu, Nurcahyo|author4=Olšanský, Milan|year=2009|url=https://archive.org/details/orangutansgeogra00wich|title=Orangutans: Geographic Variation in Behavioral Ecology and Conservation|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0199213276|editor1-last=Wich|editor1-first=Serge A.|page=[https://archive.org/details/orangutansgeogra00wich/page/n198 166]|contribution=Parasites and their impacts on orangutan health|editor2-last=Atmoko|editor2-first=S. Suci Utami|editor3-last=Setia|editor3-first=Tatang Mitra|editor4-last=van Schaik|editor4-first=Carel P.|url-access=registration}}</ref> Orang utan juga mengunyah spesies tumbuhan ''[[Dracaena|Dracaena cantleyi]]'' dan kemudian mengoleskannya ke bagian tubuh untuk dijadikan [[antiinflamasi]].<ref>{{cite journal|year=2017|title=Self-medication by orang-utans (''Pongo pygmaeus'') using bioactive properties of ''Dracaena cantleyi''|journal=Scientific Reports|volume=7|issue=16653|page=16653|bibcode=2017NatSR...716653M|doi=10.1038/s41598-017-16621-w|pmc=5709421|pmid=29192145|vauthors=Morrogh-Bernard HC, Foitová I, Yeen Z, Wilkin P, de Martin R, Rárová L, Doležal K, Nurcahyo W, Olšanský M|doi-access=free}}</ref>
Baris 110 ⟶ 113:
Makanan utama orang utan adalah [[Frugivor|buah-buahan]]. Konsumsi buah-buahan menghabiskan 57–80% waktu mencari makanan. Bahkan saat musim ketersediaan buah-buahan sedang sedikit, mengonsumsi buah tetaplah menghabiskan sekitar 16% dari waktu mencari makan mereka. Buah dengan [[salut biji]] dan daging yang lembut adalah makanan kesukaan orang utan, khususnya buah [[Tin|ara]], selain itu mereka juga suka buah [[drupa]] dan buah [[Buah buni|beri]].<ref name="RijksenMeijaard1999" />[[Buah buni|{{rp|65}}]]
Dedaunan juga menjadi salah satu sumber makanan orang utan. Konsumsinya menghabiskan rata-rata 25% waktu mencari makanan. Mereka lebih banyak memakan dedaunan ketika buah-buahan tersedia dalam jumlah yang sedikit. Namun, ketika buah sedang melimpah pun, mereka tetap memakan dedaunan yang menghabiskan waktu sekitar 11–20% waktu makan mereka. Mereka tampaknya bergantung pada daun dan batang dari ''[[Borassodendron borneensis]]'' saat persediaan buah berada dalam jumlah yang sedikit. Makanan lain yang dikonsumsi oleh orang utan di antaranya [[Pepagan|kulit kayu]], [[madu]], telur burung, serangga, dan [[vertebrata]] kecil termasuk [[kukang]].<ref name="RijksenMeijaard1999" />{{rp|65–66}}<ref name="international">{{cite journal|last=Galdikas|first=Birute M. F.|year=1988|title=Orangutan Diet, Range, and Activity at Tanjung Puting, Central Borneo|journal=International Journal of Primatology|volume=9|issue=1|pages=1–35|doi=10.1007/BF02740195|s2cid=40513842}}</ref>
Di beberapa daerah, orang utan bisa melakukan praktik [[geofagi]], yaitu memakan tanah dan zat-zat yang berbentuk tanah. Mereka akan mengambil tanah dari permukaan serta memakan sarang [[rayap]] di batang pepohonan. Orang utan juga suka mengunjungi sisi tebing atau cekungan tanah untuk [[menjilat mineral]]. Orang utan mengonsumsi tanah demi memperoleh mineral [[kaolin]] yang bersifat antiracun karena makanan mereka mengandung [[tanin]] dan [[asam fenolik]] yang beracun.<ref name="RijksenMeijaard1999" />{{rp|67}}
Baris 151 ⟶ 154:
| alt caption2 = A male orangutan with no facial flange or throat pouch
}}
Orang utan jantan menjadi dewasa secara seksual sekitar usia 15 tahun. Mereka mungkin menunjukkan [[neoteni|perkembangan yang tertahan]] dengan tidak mengembangkan bantalan pipi yang khas, kantong tenggorokan yang menonjol, rambut panjang, atau seruan panjang sampai tidak ada jantan dominan yang tinggal. Transformasi dari tidak berbantalan pipi menjadi berbantalan pipi dapat terjadi dengan cepat. Jantan berbantalan pipi menarik perhatian betina yang sedang ber[[ovulasi]] dengan seruan panjangnya yang khas, yang juga dapat menghambat perkembangan jantan yang lebih muda.<ref name="Payne32"/>{{rp|100}}<ref name="Utami 2002">{{cite journal|last1=Utami|first1=S. S.|last2=Goossens|first2=B.|last3=Bruford|first3=M. W.|last4=de Ruiter|first4=J. R.|last5=van Hooff|first5=J. A. R. A. M.|author-link5=Jan van Hooff|year=2002|title=Male bimaturism and reproductive success in Sumatran orangutans|journal=Behavioral Ecology|volume=13|issue=5|pages=643–652|doi=10.1093/beheco/13.5.643|doi-access=free}}</ref>
Jantan yang tidak berbantalan pipi berkeliaran secara luas untuk mencari betina yang sedang berovulasi. Setelah menemukannya, ia akan memaksakan [[pemaksaan sanggama pada hewan|kopulasi]] dengannya, yang kejadiannya luar biasa tinggi di antara mamalia. Betina lebih suka kawin dengan pejantan yang lebih bugar, membentuk pasangan dengan mereka, dan mendapat manfaat dari perlindungan mereka.<ref name="Delgrado 2000" /><ref name="Fox 2002">{{cite journal|last1=Fox|first1=E. A.|year=2002|title=Female tactics to reduce sexual harassment in the Sumatran orangutan (''Pongo pygmaeus abelii'')|url=https://archive.org/details/sim_behavioral-ecology-and-sociobiology_2002-07_52_2/page/93|journal=[[Behavioral Ecology and Sociobiology]]|volume=52|issue=2|pages=93–101|doi=10.1007/s00265-002-0495-x|s2cid=13583879}}</ref
[[Berkas:Bukit_Lawang,_orangutans_(6785217748).jpg|al=A mother orangutan with her offspring|kiri|jmpl|Induk orang utan dengan anaknya]]
Tidak seperti betina dari spesies kera besar nonmanusia lainnya, orang utan tidak menunjukkan [[pembengkakan seksual]] untuk menandakan kesuburan.<ref name="Knott2009" /><ref name=":3">{{cite journal|last1=Scott|first1=A. M.|last2=Knott|first2=C. D.|last3=Susanto|first3=T. W.|year=2019|title=Are Male Orangutans a Threat to Infants? Evidence of Mother–Offspring Counterstrategies to Infanticide in Bornean Orangutans (''Pongo pygmaeus wurmbii'')|journal=International Journal of Primatology|volume=44|issue=3|pages=435–455|doi=10.1007/s10764-019-00097-8|hdl=2144/39274|s2cid=198190605|hdl-access=free}}</ref
Pengasuhan anak paling banyak dilakukan oleh induk betina. Induk betina akan menggendong bayinya saat bepergian, menyusuinya, dan tidur bersamanya.<ref name="
=== Bersarang ===
Baris 171 ⟶ 174:
Dalam sebuah studi tahun 1997, dua orang utan dewasa dalam penangkaran diuji dengan [[paradigma penarikan kooperatif]]. Tanpa pelatihan apa pun, orang utan berhasil menarik sebuah objek untuk mendapatkan makanan pada sesi pertama. Dalam kurun waktu 30 sesi, kera-kera tersebut berhasil melakukannya dengan lebih cepat, setelah belajar berkoordinasi.<ref>{{cite journal|last1=Chalmeau|first1=Raphaël|last2=Lardeux|first2=Karine|last3=Brandibas|first3=Pierre|last4=Gallo|first4=Alain|year=1997|title=Cooperative problem solving by orangutans (''Pongo pygmaeus'')|journal=International Journal of Primatology|volume=18|issue=1|pages=23–32|doi=10.1023/A:1026337006136|s2cid=44204663}}</ref> Orang utan dewasa telah didokumentasikan lulus [[uji cermin]], yang menunjukkan kesadaran diri.<ref name="Suarez">{{cite journal|author1=Suárez, S. D.|author2=Gallup, G. G.|year=1981|title=Self-recognition in chimpanzees and orangutans, but not gorillas|journal=Journal of Human Evolution|volume=10|issue=2|pages=175–188|doi=10.1016/s0047-2484(81)80016-4}}</ref> Tes ini gagal ketika dicobakan kepada orang utan yang masih berusia 2 tahun.<ref name="Robert">{{cite journal|author=Robert, S.|year=1986|title=Ontogeny of mirror behavior in two species of great apes|journal=American Journal of Primatology|volume=10|issue=2|pages=109–117|doi=10.1002/ajp.1350100202|pmid=31979488|s2cid=85330986}}</ref>
Studi di alam liar menunjukkan bahwa orang utan jantan berbantalan pipi merencanakan gerakan mereka terlebih dahulu dan memberi sinyal kepada individu lain.<ref>{{cite journal|last1=van Schaik, Carel P.|last2=Damerius, L.|last3=Isler, K.|year=2013|title=Wild Orangutan Males Plan and Communicate Their Travel Direction One Day in Advance|journal=[[PLoS One]]|volume=8|issue=9|page=e74896|bibcode=2013PLoSO...874896V|doi=10.1371/journal.pone.0074896|pmc=3770631|pmid=24040357|doi-access=free}}</ref> Eksperimen juga menunjukkan bahwa orang utan dapat [[Pergeseran (linguistik)|berkomunikasi tentang hal-hal yang tidak hadir]]: induk orang utan tetap diam di tengah ancaman yang dirasakan, tetapi ketika ancaman itu lewat, induk orang utan akan mengeluarkan suara peringatan kepada anak-anaknya untuk mengajarkan mereka tentang bahaya tersebut.<ref>{{cite journal|last1=Lameira|first1=Adriano R.|last2=Call|first2=Josep|year=2018|title=Time-space–displaced responses in the orangutan vocal system|journal=Science Advances|volume=4|issue=11|page=eaau3401|bibcode=2018SciA....4.3401L|doi=10.1126/sciadv.aau3401|pmc=6235548|pmid=30443595|doi-access=free}}</ref> Orang utan dan kera besar lainnya menunjukkan vokalisasi seperti [[Tawa pada hewan|tawa]] sebagai respons terhadap kontak fisik seperti bergulat, bermain kejar-kejaran, atau menggelitik. Hal ini menunjukkan bahwa tawa berasal dari asal usul yang sama di antara spesies [[primata]] yang menunjukkan aktivitas tawa berkembang sebelum kemunculan manusia dari evolusi.<ref name=":4">{{cite journal|last1=Lameira, A. R.|last2=Shumaker, R. W.|year=2019|title=Orangutans show active voicing through a membranophone|journal=Scientific Reports|volume=9|issue=1|page=12289|bibcode=2019NatSR...912289L|doi=10.1038/s41598-019-48760-7|pmc=6707206|pmid=31444387|doi-access=free}}</ref> Orang utan dapat belajar menirukan suara baru dengan sengaja mengendalikan getaran lipatan vokal mereka, sebuah sifat yang berkembang menjadi kemampuan berbicara pada manusia.<ref name="Lameira2015" /><ref name=":4" />
=== Penggunaan peralatan dan budaya ===
[[Berkas:Orangutan_using_precision_grip.jpg|al=An orangutan using a stick to pick at a hole in a rock with a cup of orange-juice concentrate.|jmpl|Orang utan di [[Kebun Binatang San Diego]] menggunakan alat untuk mengambil konsentrat
Seorang [[primatologi|pakar primata]] [[Birute Galdikas|Birutė Galdikas]] telah mengamati penggunaan alat oleh orang utan pada populasi yang dilepaskan dari penangkaran.<ref>{{cite journal|last1=Galdikas|first1=B. M. F.|year=1982|title=Orang-Utan tool use at Tanjung Putting Reserve, Central Indonesian Borneo (Kalimantan Tengah)|journal=Journal of Human Evolution|volume=10|pages=19–33|doi=10.1016/S0047-2484(82)80028-6}}</ref> Orang utan di Suaq Balimbing, [[Kabupaten Aceh Selatan]], tercatat mengembangkan perangkat alat yang digunakan dalam mencari makan. Alat ini terdiri dari tongkat pengambil serangga untuk digunakan di lubang pohon dan tongkat pengambil biji untuk memanen biji dari buah yang keras. Orang utan menyesuaikan alat mereka sesuai dengan tugas yang dihadapi dan mereka cenderung menyukai penggunaan alat yang digunakan dengan mulut.<ref>{{cite book|last1=Fox|first1=E. A.|last2=Sitompul|first2=A. F.|last3=van Schaik|first3=C. P.|date=1999|title=The Mentality of Gorillas and Orangutans|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-03193-6|editor-last=Parker|editor-first=S|pages=99–116|chapter=Intelligent tool use in wild Sumatran orangutans|editor2-last=Mitchell|editor2-first=R. W.|editor3-last=Miles|editor3-first=H. L.}}</ref><ref>{{cite journal|last1=van Schaik|first1=C. P.|last2=Fox|first2=E. A.|last3=Sitompul|first3=A. F.|year=1996|title=Manufacture and use of tools in wild Sumatran orangutans – implications or human evolution|url=https://archive.org/details/sim_naturwissenschaften_1996-04_83_4/page/186|journal=[[Naturwissenschaften]]|volume=83|issue=4|pages=186–188|bibcode=1996NW.....83..186V|doi=10.1007/BF01143062|pmid=8643126|s2cid=27180148}}</ref> Preferensi ini juga ditemukan dalam sebuah studi eksperimental terhadap orang utan dalam penangkaran.<ref>{{cite journal|last1=O'Malley|first1=R. C.|last2=McGrew|first2=W. C.|year=2000|title=Oral tool use by captive orangutans (''Pongo pygmaeus'')|journal=Folia Primatologica|volume=71|issue=5|pages=334–41|doi=10.1159/000021756|pmid=11093037|s2cid=19354930}}</ref> Orang utan telah diamati menggunakan tongkat untuk menyodok ikan lele yang menyebabkan ikan lele tersebut melompat keluar dari air sehingga si orang utan dapat menangkapnya.<ref>{{cite journal|last1=Russon, A. E.|last2=Compost, A.|last3=Kuncoro, P.|last4=Ferisa, A.|year=2014|title=Orangutan Fish Eating, Primate Aquatic Fauna Eating, and Their Implications for the Origins of Ancestral Hominin Fish Eating|journal=Journal of Human Evolution|volume=77|pages=50–63|doi=10.1016/j.jhevol.2014.06.007|pmid=25038033}}</ref><ref>{{cite magazine|url=https://www.wired.com/wiredscience/2011/04/orangutan-tools-fishing/|title=Orangutans use simple tools to catch fish|author=Bower, B.|magazine=[[Wired (website)|Wired]]|date=18 April 2011|access-date=5 Agustus 2013|archive-date=8 Juli 2013|archive-url=https://web.archive.org/web/20130708064108/http://www.wired.com/wiredscience/2011/04/orangutan-tools-fishing|url-status=live}}</ref> Orang utan juga telah tercatat menyimpan peralatan untuk keperluan mendatang.<ref>{{cite journal|author=Mulcahy, N. J.|year=2018|title=An Orangutan Hangs Up a Tool for Future Use|journal=Scientific Reports|volume=8|issue=1|pages=1–6|bibcode=2018NatSR...812900M|doi=10.1038/s41598-018-31331-7|pmc=6110832|pmid=30150738|doi-access=free}}</ref> Ketika membangun sarang, orang utan tampaknya mampu menentukan cabang mana yang lebih baik untuk menopang berat badan mereka.<ref>{{cite journal|last1=van Casteren, A.|last2=Sellers, W. I.|last3=Thorpe, S. K. S.|last4=Coward, S.|last5=Crompton, R. H.|last6=Myatt, J. P.|last7=Ennos, A. R.|year=2012|title=Nest-building orangutans demonstrate engineering know-how to produce safe, comfortable beds|journal=PNAS|volume=109|issue=18|pages=6873–6877|bibcode=2012PNAS..109.6873V|doi=10.1073/pnas.1200902109|pmc=3344992|pmid=22509022|doi-access=free}}</ref>
Ahli primata [[Carel van Schaik|Carel P. van Schaik]] dan antropolog biologi Cheryl D. Knott menyelidiki lebih lanjut penggunaan alat pada populasi orang utan liar yang berbeda. Mereka membandingkan variasi geografis dalam penggunaan alat yang terkait dengan pengolahan buah [[bengang]]. Orang utan dari Suaq Balimbing ditemukan lebih gemar menggunakan alat pengambil serangga dan biji-bijian jika dibandingkan dengan orang utan liar lainnya.<ref name="Schaik CP 2001">{{cite journal|last1=van Schaik|first1=Carel P.|last2=Knott|first2=Cheryl D.|year=2001|title=Geographic variation in tool use onNeesia fruits in orangutans|url=https://archive.org/details/sim_american-journal-of-physical-anthropology_2001-04_114_4/page/331|journal=[[American Journal of Physical Anthropology]]|volume=114|issue=4|pages=331–342|doi=10.1002/ajpa.1045|pmid=11275962}}</ref><ref>{{cite journal|last1=van Schaik|first1=CP|last2=Van Noordwijk|first2=MA|last3=Wich|first3=SA.|year=2006|title=Innovation in wild Bornean orangutans (''Pongo pygmaeus wurmbii'')|journal=Behaviour|volume=143|issue=7|pages=839–876|doi=10.1163/156853906778017944}}</ref> Para ilmuwan berpendapat bahwa perbedaan-perbedaan ini bersifat kultural karena tidak berkorelasi dengan habitat. Orang utan di Suaq Balimbing memiliki jarak antarindividu yang dekat dan relatif toleran satu sama lain; hal ini menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk menyebarnya perilaku-perilaku baru.<ref name="Schaik CP 2001" /> Studi tentang perilaku membawa daun yang dilakukan orang utan yang sedang direhabilitasi di [[Pulau Kaja]], Kalimantan Tengah menunjukkan bukti lebih lanjut bahwa orang utan yang sangat sosial lebih mungkin menunjukkan perilaku kultural.<ref>{{cite journal|last1=Russon|first1=AE|last2=Handayani|first2=DP|last3=Kuncoro|first3=P|last4=Ferisa|first4=A.|year=2007|title=Orangutan leaf-carrying for nest-building: toward unraveling cultural processes|journal=[[Animal Cognition]]|volume=10|issue=2|pages=189–202|doi=10.1007/s10071-006-0058-z|pmid=17160669|s2cid=6875716}}</ref>
Baris 182 ⟶ 185:
=== Hak asasi ===
Pada bulan Juni 2008, Spanyol menjadi negara pertama yang mengakui [[Hak asasi hewan|hak asasi]] beberapa kera besar nonmanusia. Berdasarkan pedoman [[Proyek Kera Besar]], simpanse, [[bonobo]], orang utan, dan gorila tidak boleh digunakan untuk eksperimen hewan.<ref>{{cite news|author=Glendinning, L.|date=26 Juni 2008|title=Spanish parliament approves 'human rights' for apes|url=https://www.theguardian.com/world/2008/jun/26/humanrights.animalwelfare?gusrc=rss&feed=networkfront|newspaper=The Guardian|archive-url=https://web.archive.org/web/20090826115218/http://www.guardian.co.uk/world/2008/jun/26/humanrights.animalwelfare?gusrc=rss&feed=networkfront|archive-date=26 Agustus 2009|access-date=10 November 2008|url-status=live}}</ref><ref>{{cite news|author=Singer, P.|date=18 Juli 2008|title=Of great apes and men|url=https://www.theguardian.com/commentisfree/2008/jul/18/animalwelfare.animalbehaviour|newspaper=The Guardian|archive-url=https://web.archive.org/web/20121113090321/http://www.guardian.co.uk/commentisfree/2008/jul/18/animalwelfare.animalbehaviour|archive-date=13 November 2012|access-date=10 November 2008|url-status=live}}</ref> Pada bulan Desember 2014, pengadilan di [[Argentina]] memutuskan bahwa orang utan bernama Sandra di [[Kebun Binatang Buenos Aires]] harus dipindahkan ke tempat perlindungan di [[Brasil]] untuk memberikan "kebebasan parsial atau terkontrol". Kelompok-kelompok hak asasi hewan seperti Proyek Kera Besar Argentina berpendapat bahwa keputusan tersebut harus berlaku untuk semua spesies di penangkaran, sementara spesialis hukum dari
== Orang utan dan manusia ==
[[Berkas:Birute_Galdikas.jpg|al=Birutė Galdikas shown speaking into a microphone|jmpl|Peneliti orang utan [[Birutė Galdikas]] mempresentasikan bukunya tentang kera]]
Orang utan dikenal oleh penduduk asli Sumatra dan Kalimantan selama ribuan tahun. Kera ini disebut ''maias'' di [[Sarawak]] dan ''mawas'' di bagian lain Kalimantan dan Sumatra. Sebagian masyarakat dulunya memburu mereka untuk makanan dan hiasan, sementara yang lain menganggap hal tersebut sebagai praktik yang tabu.<ref name="rubis">{{cite journal|last=Rubis|first=June Mary|year=2020|title=The orang utan is not an indigenous name: knowing and naming the maias as a decolonizing epistemology|journal=Cultural Studies|volume=34|issue=5|pages=811–830|doi=10.1080/09502386.2020.1780281|s2cid=221192990}}</ref> Di Kalimantan Tengah, beberapa kepercayaan rakyat tradisional menganggap bahwa menatap wajah orang utan merupakan kesialan. Beberapa cerita rakyat mengisahkan orang utan kawin dengan manusia dan menculik manusia. Bahkan terdapat cerita tentang pemburu yang ditangkap oleh orang utan betina.<ref name="
Orang Eropa menyadari keberadaan orang utan pada abad ke-17.<ref name="
Awalnya tidak banyak yang diketahui tentang perilaku orang utan hingga dilakukannya studi lapangan oleh Birutė Galdikas,<ref name="NYT 1.29.95">{{Cite news|last=de Waal|first=Frans|date=Januari 1995|title=The Loneliest of Apes|url=https://www.nytimes.com/1995/01/29/books/the-loneliest-of-apes.html?scp=3&sq=galdikas%20fossey%20goodall&st=cse|archive-url=https://web.archive.org/web/20130504180514/http://www.nytimes.com/1995/01/29/books/the-loneliest-of-apes.html?scp=3&sq=galdikas%20fossey%20goodall&st=cse|archive-date=4 Mei 2013|access-date=26 Februari 2012|periodical=[[The New York Times]]|url-status=live}}</ref> yang menjadi pakar terkemuka terkait orang utan. Ketika tiba di Kalimantan pada tahun 1971, Galdikas menetap di sebuah gubuk primitif berbahan kulit kayu dan rumbia di sebuah tempat yang ia namakan Kamp Leakey, di [[Tanjung Puting]]. Dia melakukan studi terhadap orang utan selama empat tahun dan mengembangkannya menjadi sebuah disertasi untuk [[Doktor Filsafat|program doktoral]]nya di [[Universitas California, Los Angeles]].<ref>{{cite book|author=Oaks, Elizabeth H.|year=2007|title=Encyclopedia of World Scientists: From Around the World|publisher=Facts on File|isbn=978-0816041305|page=260}}</ref> Galdikas menjadi advokat yang vokal terkait isu orang utan serta pelestarian hutan hujan sebagai habitat tempat tinggal mereka. Hutan hujan dengan cepat mengalami kerusakan karena aktivitas [[penebangan|penebangan hutan]], penanaman [[kelapa sawit]], [[penambangan emas|penambang emas]], dan [[kebakaran hutan dan lahan|kebakaran hutan]] yang tidak terjadi secara alamiah.<ref name="palmoil">{{cite news|author=McDowell, Robin|date=18 Januari 2009|title=Palm oil frenzy threatens to wipe out orangutans|url=https://www.marinij.com/2009/01/19/palm-oil-frenzy-threatens-to-wipe-out-orangutans/|agency=Associated Press|archive-url=https://web.archive.org/web/20090120192430/http://news.yahoo.com/s/ap/20090118/ap_on_re_as/as_orangutan_s_last_stand|archive-date=20 Januari 2009|access-date=18 Januari 2009|url-status=dead}}</ref> Bersama [[Jane Goodall]] dan [[Dian Fossey]], Galdikas dianggap sebagai salah satu <nowiki>''</nowiki>
=== Dalam fiksi ===
[[Berkas:Daniel_Urrabieta_y_Vierge_-_The_Murders_in_the_Rue_Morgue.jpg|al=Illustration of an orangutan attacking a woman from The Murders in the Rue Morgue by Daniel Vierge|kiri|jmpl|Ilustrasi tahun 1870 untuk "[[The Murders in the Rue Morgue]]" oleh Daniel Vierge]]
Orang utan pertama kali muncul dalam fiksi [[Dunia Barat|Barat]] pada abad ke-18 dan telah dipakai untuk mengomentari kehidupan manusia. Mereka pertama kali ditulis oleh A. Ardra dalam karyanya berjudul ''Tintinnabulum naturae'' pada tahun 1772. Buku ini menceritakan sudut pandang seorang hibrida manusia-orang utan yang menyebut dirinya sebagai "pakar metafisika hutan". Sekitar 50 tahun kemudian, karya yang ditulis secara anonim, ''The Orang Outang'' yang menceritakan orang utan murni di penangkaran di Amerika Serikat, yang menulis surat yang mengkritik masyarakat Boston kepada temannya di Jawa.<ref name="
Novel karya [[Thomas Love Peacock]] yang terbit pada tahun 1817, berjudul ''[[Melincourt (novel)|Melincourt]]'', menampilkan Sir Oran Haut Ton, seekor orang utan yang hidup di antara orang-orang Inggris dan menjadi calon anggota [[Parlemen]]. Novel ini menyindir sistem kelas dan politik Inggris. Kemurnian dan status Oran sebagai "manusia alami" sangat kontras dengan amoralitas dan kebobrokan manusia "beradab".<ref name="
Orang utan terkadang ditampilkan sebagai antagonis, terutama dalam novel [[Walter Scott]] tahun 1832 ''[[Count Robert of Paris]]'' dan cerita pendek [[Edgar Allan Poe]] tahun 1841 ''[[The Murders in the Rue Morgue]]''.<ref name="
=== Dalam penangkaran ===
[[Berkas:The_Female_Orang_-_Utan.png|al= Sketch of the female orangutan known as Jenny sitting in a chair|ka|jmpl|Lukisan ''Orang Utan Betina'' ([[Jenny (orangutan)|Jenny]] duduk di kursi)<ref name="vanWyhe2015">{{Cite journal|last1=van Wyhe|first1=John|author-link=John van Wyhe|last2=Kjærgaard|first2=Peter C.|date=1 Juni 2015|title=Going the whole orang: Darwin, Wallace and the natural history of orangutans|journal=Studies in History and Philosophy of Science Part C: Studies in History and Philosophy of Biological and Biomedical Sciences
Pada awal abad ke-19, orang utan telah mulai dirawat di penangkaran. Pada tahun 1817, seekor orang utan bergabung dengan beberapa hewan lain di
Kebun-kebun binatang dan sirkus-sirkus di dunia Barat menggunakan orang utan dan [[Simiiformes|simian]] lainnya sebagai sumber hiburan, melatih mereka untuk berperilaku seperti manusia di [[pesta minum teh simpanse|pesta minum teh]], dan melakukan berbagai trik. Ada banyak orang utan yang terkenal dan menjadi [[aktor karakter]] seperti Jacob dan Rosa dari
Orang utan di Kebun Binatang San Diego bernama Ken Allen menjadi terkenal di dunia pada tahun 1980-an karena beberapa kali melarikan diri dari kandangnya. Dia dijuluki "[[Harry Houdini|Houdini]] berambut lebat" dan menjadi subjek dari klub penggemar, kaus oblong, stiker bumper, dan sebuah lagu berjudul ''The Ballad of Ken Allen''.<ref>{{Cite web|last=Middleton|first=Duncan|date=7 Agustus 2016|title=The missing lynx and five other animal escapees including Ken Allen the Orangutan|url=http://www.bbc.co.uk/newsbeat/article/36745764/the-missing-lynx-and-five-other-animal-escapees-including-ken-allen-the-orangutan|website=[[BBC Newsbeat]]
Galdikas melaporkan bahwa juru masaknya diserang secara seksual oleh orang utan jantan yang ditangkarkan.<ref name="WranPete96">{{Cite book|last1=Wrangham|first1=Richard W|last2=Peterson|first2=Dale|year=1996|url=https://archive.org/details/demonicmalesapes00wran|title=Demonic Males: Apes and the Origins of Human Violence|publisher=[[Houghton Mifflin]]|isbn=978-0-395-69001-7|page=[https://archive.org/details/demonicmalesapes00wran/page/137 137]|url-access=registration}}</ref> Si kera mungkin menderita kemiringan identitas spesies dan sanggama paksa adalah standar strategi kawin
== Konservasi ==
=== Status dan ancaman ===
Menurut [[Daftar merah IUCN|Daftar Merah IUCN]], ketiga spesies orang utan terancam punah.<ref name="IUCN Pongo abelii">{{cite iucn|author=Singleton, I.|author2=Wich, S. A.|author3=Griffiths, M.|year=2008|url=https://www.iucnredlist.org/species/121097935/123797627|title=''Pongo abelii''|access-date=28 Januari 2011}}</ref><ref name="IUCN Pongo pygmaeus">{{Cite iucn|author=Ancrenaz, M.|author2=Gumal, M.|author3=Marshall, A. J.|author4=Meijaard, E.|author5=Wich, S. A.|author6=Husson, S.|title=Pongo pygmaeus|volume=2016|page=e.T17975A17966347|date=2016|doi=10.2305/IUCN.UK.2016-1.RLTS.T17975A17966347.en}}</ref><ref name="IUCN Pongo tapanuliensis">{{cite iucn|last1=Nowak|first1=Matthew G.|last2=Rianti|first2=Puji|last3=Wich|first3=Serge A.|last4=Meijaard|first4=Erik|last5=Fredriksson|first5=Gabriella|title=''Pongo tapanuliensis''|version=2017.3|year=2017|page=e.T120588639A120588662|doi=10.2305/IUCN.UK.2017-3.RLTS.T120588639A120588662.en}}</ref> Mereka dilindungi secara hukum dari penangkapan, penganiayaan, ataupun pembunuhan di Malaysia dan Indonesia,<ref>{{cite web|author=Neme, Laurel|date=11 Oktober 2014|title=Endangered Orangutans Gain From Eco-Friendly Shifts in Palm Oil Market|url=https://www.nationalgeographic.com/news/2014/10/141009-orangutans-palm-oil-malaysia-indonesia-tigers-rhinos/|publisher=National Geographic Society|archive-url=https://web.archive.org/web/20200629034907/https://www.nationalgeographic.com/news/2014/10/141009-orangutans-palm-oil-malaysia-indonesia-tigers-rhinos/|archive-date=29 Juni 2020|access-date=1 Juli 2020|url-status=live}}</ref> dan terdaftar dalam [[CITES#Appendix I|Apendiks I]] oleh [[CITES]], yang melarang perdagangan tanpa izin di bawah hukum internasional.<ref>{{cite web|title=On the edge of extinction|url=https://www.orangutans-sos.org/crisis/|publisher=Sumatran Orangutan Society|archive-url=https://web.archive.org/web/20200508013819/https://www.orangutans-sos.org/crisis/|archive-date=8 Mei 2020|access-date=1 Juli 2020|url-status=live}}</ref> Sebaran orang utan kalimantan
[[Berkas:Riau_palm_oil_2007.jpg|al= A view of deforested land|jmpl|[[Deforestasi]] untuk produksi minyak [[kelapa sawit]] di Indonesia]]
Birutė Galdikas menulis bahwa saat ia mulai mempelajari orang utan pada tahun 1971, orang utan sudah terancam oleh [[perburuan liar]] dan
=== Organisasi dan pusat konservasi ===
[[Berkas:FZS_Programm_Director_Peter_Pratje_working_with_orangutans_in_Bukit_Tigapulu,_Indonesia.jpg|al=Peter Pratje with a orangutan|ka|jmpl|Direktur Program Frankfurt Zoological Society, Peter Pratje bekerja mengamati orang utan di [[Taman Nasional Bukit Tiga Puluh|Bukit Tiga Puluh]], Indonesia]]
Sejumlah organisasi bekerja untuk menyelamatkan, merehabilitasi, dan melakukan
Pusat konservasi besar lainnya di Indonesia beberapa di antaranya adalah [[Taman Nasional Tanjung Puting]], [[Taman Nasional Sebangau]], [[Taman Nasional Gunung Palung]], dan [[Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya|Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya]] di Kalimantan, serta [[Taman Nasional Gunung Leuser]] dan [[Bukit Lawang]] di Sumatra. Di Malaysia, kawasan konservasi orang utan mencakup
==Lihat pula==
Baris 245 ⟶ 248:
{{Authority control}}
{{Taxonbar|from=Q41050}}
{{Artikel pilihan}}
[[Kategori:Orang utan| ]]
Baris 253 ⟶ 257:
[[Kategori:Spesies rentan]]
[[Kategori:Spesies terancam punah]]
[[Kategori:Primata Indonesia]]
|