Kadipaten Pakualaman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Jenis pemerintahan Monarki Kepangeranan (Kadipaten) Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(17 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Former Country
| native_name =
| conventional_long_name = Kadipaten Pakualaman
| common_name =
| continent = Asia
| region = Asia Tenggara
| country = Indonesia
| religion =
| p1 = Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
| s1 = Daerah Istimewa Yogyakarta
| year_start = 1813
| year_end
| date_start = 17 Maret
| date_end
| event_start = Perjanjian 1813
| event_end
| flag_p1
| flag_s1
| image_flag = Flag of Pakualaman.svg
| image_coat = Emblem of Pakualaman.svg
| symbol_type =
| image_map
| image_map_caption = Wilayah Pakualaman pada tahun 1830 pada peta berwarna kuning dan berada di sebelah barat daya.
| capital = [[Pakualaman, Yogyakarta
|
| government_type =
| title_leader = Adipati
| leader1 = KGPAA [[Paku Alam I]]
Baris 48:
|heir_apparent=[[Kusuma Bimantara dari Pakualaman|BPH Kusuma Bimantara]]}}
'''Kadipaten Pakualaman''' ({{lang-jv|
== Pembentukan ==
Baris 93:
=== Masa kemerdekaan ===
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Sultan [[Hamengkubuwana IX]] dan Sri Paduka [[Paku Alam VIII]] mengirimkan ucapan selamat kepada [[Soekarno]]-[[Hatta]] atas kemerdekaan Indonesia dan atas terpilihnya mereka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Dukungan kedua pemimpin monarki ini semakin kuat kepada republik setelah terbitnya {{ke wikisource|Amanat 5 September 1945}} yang berisikan integrasi monarki Yogyakarta ke dalam Republik Indonesia. Dari peristiwa tersebut, Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman resmi bergabung dalam Republik Indonesia dengan status daerah istimewa setingkat provinsi,
== Wilayah ==
Kadipaten Pakualaman dahulu berkuasa atas wilayah di sekitar [[Pura Pakualaman]] yang telah menjadi bagian dari Kecamatan [[Pakualaman, Yogyakarta|Pakualaman]]. Wilayah lain yang masuk dalam kekuasaan Kadipaten Pakualaman ialah wilayah [[Kabupaten Adikarto]] yang telah menjadi bagian selatan dari Kabupaten Kulon Progo. Kadipaten Pakualaman juga menguasai wilayah Karang Kemuning yang berpusat di Brosot dan mencakup empat distrik, yaitu Galur, Tawangharjo, Tawangsongko, dan Tawangkerto.<ref>{{Cite book|last=Sulistyowati, N. A., dan Priyatmoko, H.|date=2019|url=http://repository.usd.ac.id/37889/1/Ebook_Toponim%20Jogja-.pdf|title=Toponim Kota Yogyakarta|location=Jakarta|publisher=Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=978-623-7092-08-7|pages=320|url-status=live}}</ref> Selain itu, Kadipaten Pakualaman juga diberi kekuasaan atas wilayah [[Parakan, Temanggung|Parakan]] (Kedu), serta sebagian [[Bagelen, Purworejo|Bagelen]] dan [[Klaten]]. Pembagian ini merupakan hasil yang ditetapkan oleh Pemerintah Inggris setelah peristiwa [[Geger Sepehi]].
Berdasar pembagian yang ditetapkan pemerintah Inggris setelah peristiwa Geger Sepoy, kadipaten Pakualaman berhak atas wilayah Kabupaten Kota Pakualaman (sekarang menjadi wilayah kemantren [[Pakualaman, Yogyakarta|Pakualaman]] di [[Kota Yogyakarta]]), Karang Kemuning (selanjutnya disebut Kabupaten [[Adikarto]]), [[Parakan, Temanggung|Parakan]] (Kedu), serta sebagian [[Bagelen, Purworejo|Bagelen]] dan [[Klaten]]. Namun, kekalahan [[Diponegoro]] dalam [[Perang Jawa]] pada 1830 mengakibatkan Kasultanan dan Pakualaman harus menyerahkan wilayah ''mancanagara'' mereka masing-masing kepada pemerintah Belanda. Alhasil, wilayah Pakualaman menjadi sebatas Kabupaten Kota Pakualaman dan Adikarto saja. Adapun Kabupaten Adikarto dihapus pada 1951, dan digabung bersama dengan [[Kulon Progo]] yang saat itu merupakan wilayah Kasultanan Yogyakarta. Wilayah Adikarto mencakup kawasan pesisir kabupaten Kulon Progo saat ini.▼
▲
Setelah penyerahan wilayah ''mancanagara'' pada tahun 1830, Pakualaman menjadi monarki dengan wilayah terkecil dari tiga pecahan Mataram lainnya.
Baris 118 ⟶ 120:
Negeri Pakualaman berusaha mengembangkan budaya yang mempunyai ciri berbeda dengan Kesultanan untuk menunjukkan independensi status ''pricipality''-nya. Hal ini dapat dilihat misalnya dari bentuk pakaian tradisional yang dikenakan. Pengembangan budaya ini dimulai sejak [[Paku Alam II]].
Budaya Jawa gaya Pakualaman merupakan salah satu sub-kebudayaan Jawa yang cukup unik,
== Pertahanan dan Keamanan ==
|