Bahasa Palembang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan tata bahasa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 112.215.172.224 (bicara) ke revisi terakhir oleh Nyilvoskt
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(228 revisi perantara oleh 72 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp-vandalism}}
{{Bahasa
|name = Bahasa Melayu Palembang
|nativename =بهاس {{lang|mui-Arab|باسوڤاليمبڠ ڤليمباڠ}}<br> {{lang|plmmui|Baso Pelémbang}}
|states= {{flag|Indonesia}}
|region= {{flag|SumatraSumatera Selatan}}
|ethnicity= [[Suku Melayu Palembang|Melayu Palembang]]
|speakers=3,1,6 juta [[penutur jati]]
|date=2000
|ref={{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=14}}
|ref=e18
|familycolor=Austronesia
|fam1 = <!-- Parameter ini dinonaktifkan untuk halaman ini -->
|fam1 = [[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]
|script= {{ubl|
|fam2 =[[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
* [[Alfabet Latin|Latin]] (Resmi)
|fam3= [[Rumpun bahasa Melayik|Melayik]]
* [[AksaraAbjad Jawi|Jawi]]
|fam4= [[Rumpun bahasa Musi|Melayu Musi]]
|}}
|script= '''[[Zaman modern|Modern]]''':<br>
|dia1=Palembang LawasLama
* [[Alfabet Latin]]
'''[[Arkais|Historis]]''':
* [[Aksara Jawi|Jawi]]
|dia1=Palembang Lawas
|dia2=Palembang Pasar
|dia3=Palembang Pesisir
|minority = {{flag|SumatraSumatera Selatan}}
|posteriori = [[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|Balai Bahasa Melayu Palembang]]<ref>{{cite web |url=https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku/be83ab3ecd0db773eb2dc1b0a17836a1 |title=Pedoman Ejaan Bahasa Palembang|lang=id|author=<!--Not stated--> |work= Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan}}</ref><ref name="Trisman 2007">{{Cite book|last=Trisman|first=Bambang|url=|title=Pedoman Ejaan Bahasa Palembang|last2=Amalia|first2=Dora|last3=Susilawati|first3=Dyah|date=2007|publisher=Balai Bahasa Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional|editor-last1=Twilovita|editor-first1=Nursis|location=Palembang|trans-title=Palembang Spelling System Guidelines|oclc=697282757|url-status=live|lang=id}}</ref>
| agency = [[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]]
* Balai Bahasa MelayuSumatra PalembangSelatan
|iso3=muinone
|iso3comment=(kode [[iso639-3:plm|{{code|plm}}]] telah digabungkan ke {{code|mui}} pada tahun 2007)<ref>{{Cite web|url=https://iso639-3.sil.org/request/2007-182|title=Change Request Documentation: 2007-182|publisher=[[SIL International]]}}</ref>
|glotto=pale1265pale1264
|glotto2=pale1267
|glottoname=Palembang
|glotto3=pale1268
|linglist=mui-plm
|samples=
|qid=
| map = {{Switcher|[[File:16.71.00 SumatraSelatan Palembang.svg|300px|Frameless]]|Tampilkan pulau Sumatra|[[File:Lokasi Sumatra Selatan Kota Palembang.svg|300px|frameless]]|Tampilkan Sumatra Selatan}}
|sk = NE
| caption= Penuturan dominan bahasa Palembang
|contoh_berkas= WIKITONGUES- Ihsan and Septiadi speaking Palembangnese.webm
| coordinates = {{Coord|-2.991732|104.763473}}
|contoh_deskripsi = Percakapan dalam [[#Dialek|dialek Palembang Pasar]] dengan campuran [[bahasa Indonesia]].
| notice = IPA}}
|HAM=ya
|pranala_HAM=https://www.omniglot.com/writing/musi.htm
|contoh_teks=Sedanten uwong metu ke dunio bebas, serto kehormatan dan hak-hak yen sami pulo. Sedantennyo la sampun diesung akal utak jugo raso ati, keayunnyo niku gawe sesami liannyo pecak wong seduluran.
|pagenotice=Palembang
}}
[[File:Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang 1981.jpg|jmpl|250px|Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang terbitan 1981]]
'''Bahasa Melayu Palembang''' ([[abjadatau Jawi|Jawi]]:'''Melayu بهاس ملايو ڤاليمبڠ)Palembang''' (''{{lang|mui|Basobaso Pelémbang}}'') merupakan bahasa dalam ([[rumpunAbjad bahasa MusiJawi|rumpun bahasa Melayu MusiJawi]]: yangبهاس dituturkanملايو diڤاليمبڠ dua) permerupakan tigasebuah wilayahragam dari Provinsibahasa [[SumatraRumpun Selatanbahasa Austronesia|Austronesia]] didari Indonesia, terutama di sepanjang alirancabang [[Sungai Musi]]. Dialekrumpun bahasa Palembang yang sering dituturkan merupakan [[bahasa campuranMelayik|Melayik]] yang tercampurdituturkan di kawasan [[Palembang Raya]]. Bahasa ini telahjuga menjadi [[basantara]] antarantarkomunitas percakapandi orang-orang[[Sumatera Selatan]] dan sering digunakan [[poliglosia|secara poliglosia]] dengan [[bahasa Indonesia]] atau [[Bahasa Melayu Baku|Melayu BakuIndonesia]] dan dialek setempat lainnya di daerah tersebut.{{sfn|McDonnell|2016|p=13}} DikarenakanBahasa penuturanini dimemiliki beberapabanyak bagianserapan darinon-Melayik Sumatraterutama Selatan pernah menjadi kawasan dengan penuturandari [[orang Melayu]] dan [[orangbahasa Jawa]], varietassebagai penuturandampak dandari tatananinteraksi bahasabudaya Palembangintens jugayang mengikuttelah padaberlangsung yangberabad-abad adaantara diPalembang bahasadengan [[bahasakawasan Jawa|Jawa]]lainnya dandi [[bahasa Melayu|Melayu]]Nusantara.<ref name="tadmor">{{cite conference |last=Tadmor |first=Uri |title=Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang Malay |conference=5th International Symposium on Malay/Indonesian Linguistics |location=Leipzig |date=16–17 June 2001}}</ref><ref name=e18/>
[[File:Pedoman Ejaan Bahasa Palembang 2007.jpg|jmpl|250px|Buku ''Pedoman Ejaan Bahasa Palembang'' olehterbitan Balai Bahasa Palembang terbitan 2007<ref name="Trisman 2007">{{Cite book|last=Trisman|first=Bambang|url=|title=Pedoman Ejaan Bahasa Palembang|last2=Amalia|first2=Dora|last3=Susilawati|first3=Dyah|date=2007|publisher=Balai Bahasa Palembang, (Provinsi Sumatera Selatan), Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional|editor-last1=Twilovita|editor-first1=Nursis|location=Palembang|trans-title=Palembang Spelling System Guidelines|oclc=697282757|url-status=live|lang=id}}</ref>]]
Penggunaan bahasa Melayu Palembang diakui secara resmi oleh pemerintah Provinsi Sumatra Selatan sebagai salah satu [[bahasa Melayu]] asli di Sumatra Selatan yang wajib dijaga kelestariannya. Sebagai salah satu upaya penggiatan sosialisasi dan pelestarian bahasa Palembang, pemerintah Provinsi Sumatra Selatan yang didukung oleh [[Kementerian Agama Republik Indonesia]] mengadakan peluncuran [[Al-Qur'an]] (kitab suci [[Muslim|umat Islam]]) dengan terjemahan bahasa Palembang yang dirilis oleh Puslitbang Lektur Dan Khazanah Keagamaan<ref>{{cite web |url=https://www.idxchannel.com/foto-1/foto/alquran-dengan-terjemahan-bahasa-palembang |title=Alquran dengan Terjemahan Bahasa Palembang |author=<!--Not stated--> |date=2022 |website=IDXchannel.com}}</ref> pada tahun [[2019]].<ref>{{Cite news|url=https://m.antaranews.com/video/1207780/al-quran-terjemahan-bahasa-palembang-dan-sunda|title=Al Quran terjemahan Bahasa Palembang dan Sunda|author=<!--Not stated--> |date=2019|last=Rayyan|editor-last=Rayyan|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/regional/read/4152870/alquran-terjemahan-bahasa-palembang-hanya-dicetak-100-eksemplar?|title=Alquran Terjemahan Bahasa Palembang Hanya Dicetak 100 Eksemplar|language=id|author=<!--Not stated--> |date=2020|work=[[Liputan6.com]]|last=Inge|first=Nefri|editor-last=Hida|editor-first=Ramdania El}}</ref><ref>{{cite web |url= https://sumeks.co/uin-raden-fatah-serahkan-alquran-terjemahan-bahasa-palembang-ke-sumeks-co/|title= UIN Raden Fatah Serahkan Alquran Terjemahan Bahasa Palembang ke Sumeks.co|author=<!--Not stated--> |date= 2022|website=sumeks.co|publisher=Sumatera Ekspres}}</ref>
 
== Klasifikasi ==
Bahasa Palembang [[Bahasa Palembang#Klasifikasi|tingkatan ''Jegho''/''Jero'']] ({{aka}} ''Alus'') juga masuk sebagai muatan lokal (kegiatan kurikulum) bagi sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di wilayah Palembang sejak [[2021]].<ref>{{cite web |url= https://psikologi.radenfatah.ac.id/berita/detail/alhamdulillah-bahasa-palembang-jegho-alus-masuk-muatan-lokal-pada-sekolah-dasar-di-kota-palembang|title=Alhamdulillah, Bahasa Palembang Jegho (Alus) Masuk Muatan Lokal Pada Sekolah Dasar Di Kota Palembang |author=<!--Not stated--> |date= 2021|publisher= Pustipd UIN Raden Fatah}}</ref>
Sebagian besar ragam-ragam Melayik di Sumatera bagian Selatan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok utama, yaitu 1) kelompok [[Rumpun bahasa Melayu Barisan Selatan|Melayu Tengah]] atau Melayu Barisan Selatan dan 2) kelompok [[Rumpun bahasa Musi|Musi]]. Bahasa Palembang dapat digolongkan sebagai salah satu ragam dalam kelompok Musi, tepatnya sebagai bagian dari kluster dialek Palembang–Dataran Rendah yang juga mencakup ragam-ragam Belide, [[Bahasa Lematang|Lematang Ilir]], dan [[bahasa Penesak|Penesak]].{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=10–12}}
 
== Sejarah ==
Sebagaimana ragam Melayik lainnya, bahasa Palembang merupakan keturunan dari bahasa Proto-Malayik yang diperkirakan berasal dari Kalimantan bagian barat. Menurut Adelaar (2004), perkembangan Melayu sebagai etnis tersendiri mungkin saja dipengaruhi oleh persentuhan dengan budaya India, setelah migrasi penutur Proto-Malayik ke Sumatra bagian selatan. [[Sriwijaya|Kerajaan Sriwijaya]] yang berpusat di [[Palembang]] pada abad ke-7 merupakan salah satu wujud terawal negara bangsa Melayu, jika bukan yang pertama.<ref>Adelaar, K.A., "Where does Malay come from? Twenty years of discussions about homeland, migrations and classifications". Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, 160 (2004), No. 1, hlmn. 1-30</ref> [[Prasasti Kedukan Bukit]] yang ditemukan di Palembang merupakan bukti tertulis pertama dari rumpun bahasa MelayikMalayik yang dipertuturkan di daerah tersebut. Meski begitu, ahli bahasa masih memperdebatkan apakah benar ragam bahasa yang digunakan di prasasti tersebut merupakan leluhur langsung dari bahasa-bahasa Melayu (termasuk Palembang) modern.{{sfn|Adelaar|1992|pp=5-6}}
 
Selain dari prasasti-prasasti kuno, sangat sedikit sumber tertulis lainnya yang bisa jadi acuan untuk perkembangan bahasa Melayu Palembang. Satu sumber tertulis adalah Kitab Undang-Undang [[Simbur Cahaya]], yang penyusunannya dianggap dilakukan oleh [[Ratu Sinuhun]], istri dari penguasa Palembang Pangeran Sido ing Kenayan pada sekitar abad ke-17. Kitab ini ditulis dalam [[bahasa Melayu Klasik]] dengan sedikit pengaruh [[bahasa Jawa]], mengingat keluarga bangsawan Palembang berasal dari Jawa.{{sfn|Hanifah|1999|pp=1-38}} Pengaruh Jawa di Palembang dimulai setidaknya sejak abad ke-14.
 
William Marsden mencatat dua ragam bahasa berbeda yang digunakan di Palembang pada abad ke-18. Bahasa di keraton adalah dialek Jawa halus dan Melayu dengan campuran kosakata asing, sementara bahasa sehari-hari penduduk Palembang adalah dialek Melayu, dengan ciri utama pengucapan vokal 'a' yang diganti menjadi 'o' di posisi akhir kata.{{sfn|Marsden|1811|p=562}}
 
== Status ==
Selain dari prasasti-prasasti kuno, sangat sedikit sumber tertulis lainnya yang bisa jadi acuan untuk perkembangan bahasa Melayu Palembang. Satu sumber tertulis adalah Kitab Undang-Undang [[Simbur Cahaya]], yang penyusunannya dianggap dilakukan oleh [[Ratu Sinuhun]], istri dari penguasa Palembang Pangeran Sido ing Kenayan pada sekitar abad ke-17. Kitab ini ditulis dalam [[bahasa Melayu Klasik]] dengan sedikit pengaruh [[bahasa Jawa]], mengingat keluarga bangsawan Palembang berasal dari Jawa.{{sfn|Hanifah|1999|pp=1-38}} Pengaruh Jawa di Palembang dimulai setidaknya sejak abad ke-14.
Penggunaan bahasa Melayu Palembang diakui secara resmi oleh pemerintah Provinsi SumatraSumatera Selatan sebagai salah satu [[ragam bahasa Melayu]] asli di SumatraSumatera Selatan yang wajib dijaga kelestariannya. Sebagai salah satu upaya penggiatan sosialisasi dan pelestarian bahasa Palembang, pemerintah Provinsi SumatraSumatera Selatan yang didukung oleh [[Kementerian Agama Republik Indonesia]] mengadakan peluncuran [[Al-Qur'an]] (kitab suci [[Muslim|umat Islam]]) dengan terjemahan bahasa Palembang yang dirilis oleh Puslitbang Lektur Dan Khazanah Keagamaan pada tahun [[2019]].<ref>{{cite web |url=https://www.idxchannel.com/foto-1/foto/alquran-dengan-terjemahan-bahasa-palembang |title=Alquran dengan Terjemahan Bahasa Palembang |author=<!--Not stated--> |date=2022 |website=IDXchannel.com}}</ref> pada tahun [[2019]].<ref>{{Cite news|url=https://m.antaranews.com/video/1207780/al-quran-terjemahan-bahasa-palembang-dan-sunda|title=Al Quran terjemahan Bahasa Palembang dan Sunda|author=<!--Not stated--> |date=2019|last=Rayyan|editor-last=Rayyan|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/regional/read/4152870/alquran-terjemahan-bahasa-palembang-hanya-dicetak-100-eksemplar?|title=Alquran Terjemahan Bahasa Palembang Hanya Dicetak 100 Eksemplar|language=id|author=<!--Not stated--> |date=2020|work=[[Liputan6.com]]|last=Inge|first=Nefri|editor-last=Hida|editor-first=Ramdania El}}</ref><ref>{{cite web |url= https://sumeks.co/uin-raden-fatah-serahkan-alquran-terjemahan-bahasa-palembang-ke-sumeks-co/|title= UIN Raden Fatah Serahkan Alquran Terjemahan Bahasa Palembang ke Sumeks.co|author=<!--Not stated--> |date= 2022|website=sumeks.co|publisher=Sumatera Ekspres}}</ref>
 
Bahasa Palembang [[Bahasa Palembang#KlasifikasiTingkatan|tingkatan ''Jeghojegho''/''Jerojero'']] ({{aka}}atau ''Alusalus'') juga telah masuk sebagai muatan lokal (kegiatan kurikulum) bagi sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di wilayah Palembang sejak [[2021]].<ref>{{cite web |url= https://psikologi.radenfatah.ac.id/berita/detail/alhamdulillah-bahasa-palembang-jegho-alus-masuk-muatan-lokal-pada-sekolah-dasar-di-kota-palembang|title=Alhamdulillah, Bahasa Palembang Jegho (Alus) Masuk Muatan Lokal Pada Sekolah Dasar Di Kota Palembang |author=<!--Not stated--> |date= 2021|publisher= Pustipd UIN Raden Fatah}}</ref>
William Marsden mencatat dua ragam bahasa berbeda yang digunakan di Palembang pada abad ke-18. Bahasa di keraton adalah dialek Jawa halus dan Melayu dengan campuran kosakata asing, sementara bahasa sehari-hari penduduk Palembang adalah dialek Melayu, dengan ciri utama pengucapan vokal 'a' yang diganti menjadi 'o' di posisi akhir kata.{{sfn|Marsden|1811|p=562}}
 
== Fonologi ==
Dunggio (1981) mendata 30 fonem dalam bahasa melayu Palembang, dengan rincian 24 bunyi konsonan dan 6 bunyi vokal.{{sfn|Dunggio|1983|pp=7-10}} Namun, studi lanjutan dari Aliana (1987) menyatakan bahwa hanya ada 25 fonem dalam bahasa Palembang, sebab bunyi serapan seperti {{IPA|[z]}} hanya dianggapnya sebagai [[alofoni]] dari konsonan asli seperti {{IPA|/s/}} dan {{IPA|/d͡ʒ/}}.{{sfn|Aliana|1987|p=14}}
Namun studi lanjutan dari Aliana (1987) menyatakan bahwa hanya ada 25 fonem dalam bahasa Melayu Palembang, yang disebabkan oleh analisa ulang konsonan {{IPA|/z/}} sebagai alofoni dari {{IPA|/s/}} dan {{IPA|/d͡ʒ/}}.{{sfn|Aliana|1987|p=14}}
=== Vokal ===
{| class="wikitable" style="text-align:center"
Baris 123 ⟶ 128:
|{{IPAslink|z}}
|
|{{IPAslink|ɣʁ}} {{Angbr IPA|gh}} ~{{IPAslink|r}}
|
|-
Baris 144 ⟶ 149:
==Ragam==
===Dialek===
Berdasarkan survei [[dialektologi]] {{harvcoltxt|McDowell|Anderbeck|2020}} yang mencakup analisis [[leksikostatistik]], pemetaan persebaran inovasi [[fonologi]]s, serta uji [[kesalingpahaman]], subkluster Palembang dapat dibagi ke dalam tiga dialek, yaitu: 1) Palembang Lama, 2) Palembang Pasar dan 3) Pesisir.{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=12}}
{{utama|Daftar dialek Bahasa Melayu Palembang}}
Bahasa Melayu Palembang memiliki ragam variasi dialek yang dapat dikenali melalui perbedaan fonologi, aksentologi, maupun idiomatologi yang umumya terbagi kedalam distribusi penggolongan melalui beberapa metode, yakni baik secara regional geografis maupun sosiokultural. McDowell dan Anderbeck (2020) membagi secara spesifik membagi kluster Palembang ke dalam tiga dialek, yaitu dialek
1) [https://glottolog.org/resource/languoid/id/pale1265 Dialek Palembang Lawas], 2) [https://glottolog.org/resource/languoid/id/pale1267 Dialek Palembang Pasar], dan 3) [https://glottolog.org/resource/languoid/id/pale1268 Dialek Palembang Pesisir]. Dialek Palembang Lama yang dimaksud adalah dialek tradisional yang dituturkan sehari-hari terutama oleh kalangan masyarakat Palembang "asli" baik di kota maupun di wilayah pedesaan sekitarnya. Sementara, dialek Palembang Pasar adalah dialek yang utamanya digunakan sebagai basantara untuk menjembatani komunikasi antarkomunitas, khususnya di Palembang dan Sumatra Selatan pada umumnya. Secara leksikon, dialek Palembang Lama mempertahankan beberapa kosakata serapan Melayu dan Jawa yang tidak lagi dipakai dalam dialek Pasar. Dalam hal fonologi, dialek Pasar juga lebih sering menggunakan bunyi /r/ yang diucapkan melalui getaran ujung lidah (apikal), alih-alih bunyi frikatif /ɣ~x/ yang biasanya dipakai dalam dialek Lama.{{sfn|McDowell|Anderbeck|p=13–15}}
 
1) [https://glottolog.org/resource/languoid/id/pale1265 Dialek Palembang Lawas], 2) [https://glottolog.org/resource/languoid/id/pale1267 Dialek Palembang Pasar], dan 3) [https://glottolog.org/resource/languoid/id/pale1268 Dialek Palembang Pesisir]. Dialek Palembang Lama yang dimaksud adalah dialek tradisional yang dituturkan sehari-hari terutama oleh kalangan masyarakat Palembang[[suku "asli"Palembang]] baik di kota maupun di wilayah pedesaan sekitarnya. Sementara, dialek Palembang Pasar adalah dialek yang utamanya digunakan sebagai [[basantara]] untuk menjembatani komunikasi antarkomunitas, khususnya di Palembang pada khususnya dan SumatraSumatera Selatan pada umumnya. Secara leksikon, dialek Palembang Lama mempertahankan beberapa kosakata serapan Melayu dan[[bahasa Jawa]] yang tidak lagi dipakaidigunakan dalamoleh dialekpenutur Palembang Pasar. Kecenderungan de-Jawanisasi penutur Palembang Pasar juga diiringi dengan meningkatnya pengaruh [[bahasa Indonesia]] dalam ragam cakapan sehari-hari di kawasan urban. Dalam hal fonologi, dialekpenutur Palembang Pasar juga lebih seringlazim menggunakanmerealisasikan bunyi /*r/ yangdari diucapkanProto-Melayik melaluisebagai getaran[[konsonan getar]] ujung lidah (apikal), {{IPA|[r]}} seperti bahasa Indonesia alih-alih dengan bunyi frikatif[[konsonan desis|desis]] velar/uvular bersuara {{IPA|[ɣ~x/ʁ]}} yang biasanyalazim dipakaidigunakan dalam dialek Palembang Lama.{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=13–15}}
===Tingkatan===
Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan linguistik, yaitu ''Baso Palembang Jegho'' {{aka}} ''Baso Palembang Alus'' (kerap diidentifikasi juga sebagai ''Bebaso'') dan ''Baso Palembang Sari-Sari''. ''Baso Palembang Jegho'' {{aka}} ''Baso Palembang Alus'' dipergunakan dalam percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-orang yang dihormati, terutama dalam [[upacara]] [[adat]] Palembang.
 
Di sebelah utara dan timur Kota Palembang ke arah perbatasan dengan [[Provinsi Jambi]] dan [[Selat Bangka]], terdapat pula ragam Pesisir yang secara linguistik hampir identik dengan ragam yang dituturkan di kawasan urban. Meski begitu, beberapa daerah tutur Pesisir di wilayah terluar juga memiliki tingkat kemiripan leksikal yang tinggi dengan ragam Melayik tetangga, di antaranya ragam Jambi Ilir dari [[bahasa Jambi]] serta ragam-ragam Melayik [[bahasa Bangka|Bangka]].{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=15–16, 53}} Dari segi etnolinguistik, penutur ragam Pesisir sendiri cenderung tidak terlalu terikat dengan identitas "Palembang" sebagaimana penutur di kawasan urban dan pedesaan sekitarnya.{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=112, 114}}
Bahasa Palembang Alus secara umum memiliki unsur serapan linguistik [[bahasa Melayu]] dan [[bahasa Jawa]] dikarenakan adanya hubungan historis [[Sriwijaya|Kemaharajaan Sriwijaya]] dan [[Kesultanan Palembang Darussalam]] dengan kerajaan di [[pulau Jawa]] yaitu [[kerajaan Mataram]] yang pernah menguasai wilayah Palembang. Itulah sebabnya perbendaharaan kata dalam bahasa Palembang (khususnya pada ''Palembang Jegho'' {{aka}} ''Palembang Alus'') memiliki persamaan karakteristik dengan perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa. {{cn}}
 
Sebagai hasil realisasi upaya pemerintah Sumatra Selatan sejak tahun [[2002]] dalam pelestarian bahasa Palembang, pada tahun [[2021]] ''Palembang Jegho'' ({{aka}} ''Palembang Alus'') secara resmi masuk sebagai muatan lokal (kegiatan kurikulum) bagi sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di wilayah Palembang.<ref>{{cite web |url= https://psikologi.radenfatah.ac.id/berita/detail/alhamdulillah-bahasa-palembang-jegho-alus-masuk-muatan-lokal-pada-sekolah-dasar-di-kota-palembang|title=Alhamdulillah, Bahasa Palembang Jegho (Alus) Masuk Muatan Lokal Pada Sekolah Dasar Di Kota Palembang |author=<!--Not stated--> |date= 2021|publisher= Pustipd UIN Raden Fatah}}</ref>
 
== Klasifikasi ==
Bahasa Melayu Palembang merupakan bagian dari subkelompok Melayik dari rumpun bahasa Austronesia. Sebagian besar ragam-ragam Melayik di Sumatera bagian Selatan dapat dikategorikan menjadi dua kelompok utama, yaitu 1) kelompok [[bahasa Melayu Tengah|Melayu Tengah]] atau Melayu Barisan Selatan (<nowiki>[pse]</nowiki>) dan 2) Melayu Musi (<nowiki>[mui]</nowiki>), yang beserta ragam-ragam dataran rendah lainnya.{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=10–12}}
 
===Tingkatan===
Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan linguistik, yaitu ''Baso Palembang Jeghojegho'' {{aka}}atau ''Baso Palembang Alusalus'' (kerap diidentifikasi juga sebagai ''Bebasobebaso'') dan ''Baso Palembang Sarisaghi-Sarisaghi''. ''BasoBahasa Palembang Jegho'' {{aka}} jegho''Baso Palembangatau Alus''alus'' memiliki banyak kosakata serapan Jawa dan dipergunakan dalam percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-orang yang dihormati, terutama dalam [[upacara]] [[adat]] Palembang, sedangkan tingkatan ''saghi-saghi'' yang lebih berakar pada kosakata asli Melayik dipergunakan dalam percakapan sehari-hari.
<!--
==Kata serapan==
Bahasa Melayu Palembang memiliki beberapa pengaruh dari elemen linguistik [[bahasa Melayu]] dan bahasa yang lain, Bahasa Palembang Asli (Bebaso Pelembang Alus) utamanya dari [[bahasa MelayuMinangkabau]], [[bahasa Sunda]] dan [[bahasa Jawa]]. Hal ini disebabkan oleh faktor kontak perdagangan antar [[etnisSuku Melayu]] dan [[|etnis JawaMelayu]] di tanahnegeri Palembang yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, salah satu faktor utama lainnya yakni karena [[Kota Palembang]] pernah berada di bawah kekuasaan yang sama dengan pulau Jawa untuk masa yang cukup lama,<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|author-link= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|92}} hal-hal tersebutlah yang menyebabkan varietas lingustik dalam bahasa Melayu Palembang memiliki elemen linguistik [[bahasa Melayu]] dan bahasa yang lain merasuk hingga ke kosakata intinya.<ref name="tadmor2">{{cite conference |last=Tadmor |first=Uri |title=Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang|conference=5th International Symposium on Indonesian Linguistics|location=Leipzig |date=16–17 June 2001}}</ref>
-->
 
==Kalimat==
===Contoh Kalimat===
Berikut ini merupakan beberapa contoh ungkapan kalimat dalam bahasa Palembang:
====Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri<ref>{{Cite news|url=https://daerah.sindonews.com/read/43903/720/sebelas-ucapan-selamat-lebaran-dalam-bahasa-palembang-1590242754?showpage=all&_gl=1*eaco1d*_ga*cnF2dnBuMU1rUy1CbXJRb29qVG9BMmVGcU4zYl9sSUpyS0R3cERkQkF6N0VyVlRjeDh4MlV4RXZiY1I0QW1acg..|title=Sebelas Ucapan Selamat Lebaran dalam Bahasa Palembang|author=<!--Not stated--> |date=2020|work=[[Sindonews.com]] |publisher=MNC Portal}}</ref>====
#''{{lang|plm|Maso tangan dak pacak salaman, mato dak biso saling jingok, mangko lewat pesen singkat ini tubu ngucapke Selamet ari rayo Idul Fitri 1441 Hijrah Minal Aidin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Batin.}}''
#''{{lang|plm|Dak sengajo tubu galak panesan, ado bae nan galak nyaketke ati. Sering nian tubu galak nyingung persaaan nan sering kito panesanke. Mohon Maaf Lahir dan Bhatin Selamet ari rayo idul fitri 1441 H.}}''
#''{{lang|plm|Mato galak salah jingok, molot galak salah berucap, ati galak salah sangko, dengen niat nan tolos dan suci tubu ngucapke mohon maaf lahir dan bhatin.}}''
 
{| class="wikitable"
! Palembang (Sari-Sari) !! Bahasa Indonesia !! Bahasa Melayu !! [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]]
|-
| '''{{lang|mui|Deklarasi Universal Pasal Hak Asasinyo Wong}}''' || '''{{lang|id|Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia}}''' || '''{{lang|zsm|Perisytiharan Hak Asasi Manusia Sejagat}}''' || '''{{lang|min|Deklarasi Sadunia Hak-Hak Asasi Manusia}}'''
|-
|'''Pasal 1'''||'''Pasal 1'''||'''Perkara 1'''||'''Pasal 1'''
|-
|{{lang|mui|Wong tu dilaherke merdeka galo, jugo samo-samo ado martabat dengen hak galo. Wong-wong beroleh karunia akal dengen nurani, dan mestinyo besuo samo yang laen dengen caro wong bedulur.}} || {{lang|id|Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan}} || {{lang|zsm|Semua manusia dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka mempunyai pemikiran dan hati nurani dan hendaklah bergaul antara satu sama lain dengan semangat persaudaraan.}} || {{lang|min|Sadonyo manusia dilahiakan mardeka dan punyo martabat sarato hak-hak nan samo. Mareka dikaruniai aka jo hati nurani, supayo satu samo lain bagaul sarupo urang badunsanak.}}
|}
 
==Referensi==
Baris 183 ⟶ 166:
 
== Daftar pustaka ==
*&nbsp; {{cite book|authorlast=Arif|first=<!--TidakR. disebutkan-->M.|url=https://bookslabbineka.googlekemdikbud.comgo.id/books?id=M1bGSAAACAAJ&dq=bahasa+palembang&hl=en&sa=X&redir_esc=y/jendelabuku/a97da629b098b75c294dffdc3e463904|title=Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang|language=id|year=19781981|publisher=KerjasamaPusat Lembaga BahasaPembinaan dan FakultasPengembangan Keguruan Universitas Sriwijaya denganBahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatra Selatan|volume=74|ref=harv}}
*&nbsp; {{cite book|lastlast1=ArifTrisman|firstfirst1=R. M.Bambang|last2=Amalia|first2=Dora|last3=Susilawati|first3=Dyah|last4=Twilovita|first4=Nursis|url=https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku/a97da629b098b75c294dffdc3e463904be83ab3ecd0db773eb2dc1b0a17836a1|title=KedudukanPedoman dan FungsiEjaan Bahasa Palembang|language=id|year=19812007|publisher=PusatBalai PembinaanBahasa danMelayu PengembanganPalembang, Provinsi Sumatera Selatan, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|volume=74Nasional|ref=harv}}
*&nbsp; {{cite book|last1=Trisman|first1=Bambang|last2=Amalia|first2=Dora|last3=Susilawati|first3=Dyah|last4=Twilovita|first4=Nursis|url=https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku/be83ab3ecd0db773eb2dc1b0a17836a1|title=Pedoman Ejaan Bahasa Palembang|language=id|year=2007|publisher=Balai Bahasa Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional|ref=harv}}
* {{cite book|last=Adelaar|first=K. Alexander|title=Proto-Malayic: The reconstruction of its phonology and parts of its lexicon and morphology|year=1992|publisher=Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, the Australian National University|isbn=9780858834088|ref=harv}}
* {{cite book |last1=Anderbeck |first1=Karl |last2=McDowell |first2=Jonathan |year=2020 |title=The Malay Lects of Southern Sumatra |series=JSEALS Special Publication |volume=7 |publisher=University of Hawai'i Press |hdl=10524/52466 |ref=harv}}
* {{cite book|last=Hanifah|first=Abu|title=Undang-Undang Simbur Cahaya|year=1999|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|location=Jakarta|isbn=9794593869|ref=harv}}
* {{cite book|last=Marsden|first=William|title=History of Sumatra, Containing an Account of the Government (etc.)|year=1811|publisher=Longman|location=London|ref=harv}}
* {{cite book |last1last2=Anderbeck |first1first2=Karl |last2last1=McDowell |first2first1=Jonathan |year=2020 |title=The Malay Lects of Southern Sumatra |series=JSEALS Special Publication |volume=7 |publisher=University of Hawai'i Press |hdl=10524/5246652473 |ref=harv}}
* {{cite book|last=Dunggio|first=P.D.|title=Struktur bahasa Palembang|year=1983|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|location=Jakarta|ref=harv}}
* {{cite book|last=AlianaDunggio|first=Zainul ArifinP.D.|title=MorfologiStruktur danbahasa sintaksis bahasaMelayu Palembang|year=19871983|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|location=Jakarta|ref=harv}}
* {{cite book|last=DunggioAliana|first=P.D.Zainul Arifin|title=StrukturMorfologi dan sintaksis bahasa Melayu Palembang|year=19831987|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|location=Jakarta|ref=harv}}
* {{cite book|last=McDonnell|first=Bradley James|title=Symmetrical Voice Constructions in Besemah: A Usage-based Approach|year=2016|publisher=University of California Santa Barbara|location=Santa Barbara|ref=harv}}
 
Baris 197 ⟶ 179:
{{Incubator|code=mui}}
{{sisterlinks}}
* {{id}} [https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku?c=Bahasa+Palembang Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra (Bahasa Melayu Palembang)]
 
{{Bahasa daerah di Indonesia}}
 
{{DEFAULTSORT:Palembang, Bahasa}}
[[Kategori:Bahasa di Indonesia|Palembang]]
[[Kategori:Bahasa di SumatraIndonesia|Melayu Palembang]]
[[Kategori:RumpunBahasa bahasadi AustronesiaSumatra|Melayu Palembang]]
[[Kategori:BahasaRumpun dibahasa Sumatra SelatanAustronesia|Melayu Palembang]]
[[Kategori:Bahasa di IndonesiaSumatera Selatan|Melayu Palembang]]
[[Kategori:Kota Palembang]]
[[Kategori:Rumpun bahasa Musi]]
|fam3= [[Kategori:Rumpun bahasa Melayik|Melayik]]