Agus Salim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Virtualriver (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
MesinKetik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(19 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = [[Haji<!-- Hanya (gelar kehormatan/kenegaraan (non-akademis)|H.]] -->
|name = {{PAGENAME}}
|honorific-suffix =
|image = Agus Salim, Pekan Buku Indonesia 1954, p246.jpg
|imagesize =
|occupation =
|caption =
|office = Menteri Luar Negeri Indonesia
|order = ke-3
|primeminister = [[Amir Sjarifuddin]]<br>[[SutanMohammad SyahrirHatta]]
|term_start = 3 Juli 1947
|term_end = 2021 DesemberOktober 1949
|succeeding =
|president = [[Soekarno]]
|predecessor = [[Sutan Syahrir]]
|successor = [[Hamengkubuwana X]] (a.i.)<br>[[Mohammad Roem]]
|office2 = Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia
|order2 = 1
|1blankname2 = [[Daftar Menteri Luar Negeri Indonesia|Menteri]]
|1namedata2 = [[Sutan Syahrir]]
|term_start2 = 12 Maret 1946
|term_end2 = 327 JuliJuni 1947
|succeeding2 =
|president2 = [[Soekarno]]
|predecessor2 = ''Tidak ada, jabatan baru''
|successor2 = [[Tamsil]]
|birth_name = Masyhudul Haq
|birth_date = {{Birth date|1884|10|8}}
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Koto Gadang]], [[Agam]], [[SumatraSumatera Barat]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{Death date and age|1954|11|4|1884|10|8}}
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]<!-- Hanya untuk warga negara asing -->
|party =
|spouse = Zainatun Nahar
|relations =
|children = 8
|alma_mater =
|profession = {{ublhlist|[[Jurnalis]]| [[Diplomat]]}}
|occupation =
|religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
|profession = {{ubl|[[Jurnalis]]| [[Diplomat]]}}
|signature =
|religion = [[Islam]]
|website =
|signature =
|footnotes =
|website =
|footnotes =
}}
 
'''[[Haji (gelar)|H.]] Agus Salim'''Agus (lahir dengan nama Salim'''Masjhoedoelhaq''' (berarti "pembela kebenaran") ( {{lahirmati|[[Koto Gadang]], [[Agam]], [[SumatraSumatera Barat]], [[Hindia Belanda]]|8|10|1884|[[Jakarta]], [[Indonesia]]|4|11|1954}}), lahir dengan nama '''Masjhoedoelhaq''' (berarti "pembela kebenaran"), adalah seorang pejuang [[kemerdekaan]] [[Indonesia]] dan juga sebagai bapak pandu Indonesia. Ia ditetapkan sebagai salah satu [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|pahlawan nasional Indonesia]] pada tanggal 27 Desember 1961 melalui Keputusan [[Presiden Indonesia]] Nomor 657 tahun 1961.<ref>[http://www.depsos.go.id/modules.php?name=Pahlawan&opsi=mulai-1 Daftar Nama Pahlawan Nasional Republik Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120414053011/http://www.depsos.go.id/modules.php?name=Pahlawan&opsi=mulai-1 |date=2012-04-14 }}'', Departemen Sosial RI Online, [[Januari]] [[2010]]. Diakses 26 Agustus 2012.</ref> [[Pekerjaan]] yang ditekuninya adalah sebagai [[orator]] dan [[penulis]]. Agus Salim menguasai 4 [[bahasa asing]] di [[Eropa]] ([[bahasa Belanda]], [[bahasa Inggris]], [[bahasa Jerman]] dan [[bahasa Prancis]]), 2 bahasa asing di [[Timur Tengah]] ([[bahasa Arab]] dan [[bahasa Turki]]), serta [[bahasa Jepang]].<ref>{{Cite book|last=Syukur|first=Yanuardi|date=2017|title=Menulis di Jalan Tuhan|location=Sleman|publisher=Deepublish|isbn=978-602-401-711-8|pages=73|url-status=live}}</ref>
 
== Latar belakang ==
Agus Salim lahir dari pasangan [[Sutan Mohamad Salim|Soetan Salim gelar Soetan Mohamad Salim]] dan Siti Zainab. Jabatan terakhir ayahnya adalah [[Jaksa]] Kepala di [[Pengadilan Tinggi]] [[Riau]].<ref>http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/60783/Chapter%20II.pdf?sequence=3&isAllowed=y{{Pranala mati|date=Juni 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Pendidikan dasar ditempuh di [[Europeesche Lagere School]] (ELS), sekolah khusus bagi anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke [[Hoogere Burgerschool]] (HBS) [[Koning Willem III School te Batavia|Koning Willem III]] (Kawedrie) di [[Batavia]]. Ketika lulus, ia berhasil menjadi [[alumnus]] terbaik di HBS se-[[Hindia Belanda]].
 
Setelah lulus, Salim bekerja sebagai [[Terjemahan|penerjemah]] dan pembantu [[notaris]] pada sebuah [[kongsi]] [[pertambangan]] di [[Indragiri, Rancabali, Bandung|Indragiri]]. Pada tahun [[1906]], Salim berangkat ke [[Jeddah]], [[Arab Saudi]] untuk bekerja di [[Duta besar]] [[Belanda]] di sana. Pada periode inilah Salim berguru pada [[Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi|Syaikh Ahmad Khatib]], yang masih merupakan [[paman]]<nowiki/>nyapamannya.
 
Pada tahun 1912-1915, Salim membuka sekolah dasar berbahasa Belanda, [[Hollandsch-Inlandsche School]] (HIS). Kemudian pada tahun [[1915]] ia terjun ke dunia [[jurnalistik]] di [[Harian Neratja]] sebagai Wakil [[Redaktur]]. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi. Agus Salim [[Pernikahan|menikah]] dengan Zaenatun Nahar Almatsier dan dikaruniai 10 orang [[anak]].<ref>{{Cite news|title=Memimpin Itu Menderita, Seperti Agus Salim|url=https://tirto.id/memimpin-itu-menderita-seperti-agus-salim-czgJ|language=id|work=[[Tirto|Tirto.id]]}}</ref> Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian [[Hindia Baroe]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Kemudian mendirikan Surat kabar [[Fadjar Asia]]. Dan selanjutnya sebagai Redaktur [[Harian Moestika]] di [[Kota Yogyakarta]] dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu ia juga terjun dalam dunia [[politik]] sebagai pemimpin [[Sarekat Islam]].,
 
== Karya tulis ==
Baris 68:
 
== Karier politik ==
Pada tahun [[1915]], H. Agus Salim bergabung dengan [[Sarekat Islam]] dan menjadi pemimpin kedua setelah [[Oemar Said Tjokroaminoto]].
 
Peran H. Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia antara lain:
* anggotaAnggota [[Volksraad]] (1921-19241921–1924)
* anggotaAnggota [[Panitia Sembilan]] dalam [[Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan]] yang mempersiapkan [[UUD 1945]]
* Menteri Muda Luar Negeri Kabinet [[Sjahrir]] II (1946) dan Kabinet III (1947)
* pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun (1947)
* [[Menteri Luar Negeri Indonesia|Menteri Luar Negeri]] [[Kabinet Amir Sjarifuddin I]] dan [[Kabinet Amir Sjarifuddin II|Amir Sjarifuddin II]] 1947(1947–1948)
* Menteri Luar Negeri [[Kabinet Hatta I]] dan [[Kabinet Hatta II|Hatta II]] 1948-1949(1948–1949)
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM President Soekarno tijdens een wandeling met Hadji Agus Salim TMnr 10018810.jpg|jmpl|225px|Presiden [[Sukarno]] dan Agus Salim dalam tahanan Belanda, [[1949]].]]
Baris 85:
Setelah mengundurkan diri dari dunia politik, pada tahun [[1953]] ia mengarang buku dengan judul ''Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan?'' yang lalu diperbaiki menjadi ''Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal''.
 
Ia meninggal dunia pada [[4 November]] [[1954]] di RSU Jakarta dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|Taman Makam Pahlawan Kalibata]], Jakarta. Namanya kini diabadikan untuk [[stadion]] [[sepak bola]] di [[Kota Padang]].
 
== Dalam budaya populer ==
Baris 91:
* Dalam film ''[[Moonrise Over Egypt]]'' (2018), Agus Salim diperankan oleh [[Pritt Timothy]].
* Dalam film ''[[Buya Hamka (film)|Buya Hamka]]'' (2023), Agus Salim diperankan oleh [[Pritt Timothy]].
 
== Galery ==
<gallery>
Berkas:
The Grand Oldman Agus Salim, Sutan Sjahrir, Charles Tambu, Sumitro Djojohadikusumo dan Soedjatmoko in the UNSC forum.jpg|Agus Salim
</gallery>
 
 
== Referensi ==