Kabupaten Bekasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan |
|||
(61 revisi perantara oleh 34 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Tentang|kabupaten di Indonesia|kota bernama sama|Kota Bekasi}}
{{Kegunaan lain|Bekasi (disambiguasi)}}
{{kotak info Dati II Indonesia
|settlement_type = Kabupaten
Baris 8 ⟶ 9:
|lambang = Lambang Kabupaten Bekasi.svg
|peta = Map of West Java highlighting Bekasi Regency.svg<!--alt: Locator kabupaten bekasi.png-->
| foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|foto = Bekasi regency administration.jpg▼
|perrow = 2/2
|caption = Kantor Bupati Kabupaten Bekasi▼
|image1=Muara sungai Citarum.jpg
|caption1=Muara Sungai Citarum
|image2=SENTRA GROSAIR CIKARANG Shopping Mall.jpg
|caption2=Mall Sentra Grosir Cikarang
|image4=Situ Burangkeng.jpg
|caption4=Situ Burangkeng
}}
| koordinat = <!---- gunakan [[templat:coord]]. biasanya diisi dengan koordinat alun-alun, katedral, pelabuhan, bandara, kantor polisi, kantor bupati, ataupun gedung DPRD ----> {{coord|-6.3659088|107.1730863|display=title,inline}}
| pushpin_map = Indonesia Jawa Barat#Indonesia Java#Indonesia
Baris 29 ⟶ 39:
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=29 Oktober 2021|format=Visual|archive-date=2021-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210805043517/http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|dead-url=no}}</ref>
|population_rank = 10
|kepadatan =
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|95,14% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 4,32% [[Kekristenan]]
** 3,40% [[Protestan]]
** 0,92% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,47% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,06% [[Hindu]] |0,01% Lainnya<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|kecamatan = 23
|kelurahan = 7
Baris 38 ⟶ 55:
|hari jadi =
|kepala daerah = [[Daftar Bupati Bekasi|Bupati]]
|nama kepala daerah = [[
|wakil kepala daerah =
|nama wakil kepala daerah = ''lowong''
|nama sekretaris daerah = Jaoharul Alam (Pj.)
|ketua DPRD =
|kodearea = +62 21
|kodepos = [[Daftar kodepos di Indonesia|17200 –
|nomor_polisi = B ''xxxx'' F**
|flora =
Baris 62 ⟶ 79:
[[Berkas:Kecamatan di Kabupaten Bekasi.jpg|jmpl|Kecamatan di Kabupaten Bekasi]]
'''
== Sejarah ==
Penelusuran [[Poerbatjaraka]] (seorang ahli [[bahasa
Candrabhaga merupakan bagian dari [[Kerajaan Tarumanagara]], yang berdiri sejak abad ke 5 Masehi.<ref name="sejarah"/> Ada 7 (tujuh) [[prasasti]] yang menyebutkan adanya kerajaan Tarumanagara yang dipimpin oleh Maharaja [[Purnawarman]], yakni [[Prasasti Tugu]] (Cilincing, Jakarta), [[Prasasti Ciaruteun]], [[Prasasti Muara Cianten]], [[Prasasti Kebon Kopi]], [[Prasasti Jambu]], [[Prasasti Pasir Awi]] (ke enam prasasti ini ada di daerah Bogor), dan satu prasasti di daerah Bandung Selatan ([[Prasasti Cidangiang]]). {{butuh rujukan}}
Diduga bahwa Bekasi merupakan salah satu pusat [[Kerajaan Tarumanagara]] (Prasasti Tugu, berbunyi: ..dahulu kali yang bernama Kali Candrabhaga digali oleh Maharaja Yang Mulia Purnawarman, yang mengalir hingga ke laut, bahkan kali ini mengalir di sekeliling istana kerajaan. Kemudian, semasa 22 tahun dari takhta raja yang mulia dan bijaksana beserta seluruh panji-panjinya menggali kali yang indah dan berair jernih, “Gomati” namanya {{butuh rujukan}}. Setelah sungai itu mengalir disekitar tanah kediaman Yang Mulia Sang Purnawarman {{butuh rujukan}}. Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, yaitu pada tanggal 8 paro petang bulan Phalguna dan diakhiri pada tanggal 13 paro terang bulan Caitra. {{butuh rujukan}} Jadi, selesai hanya 21 hari saja. Panjang hasil galian kali itu mencapai 6.122 tumbak.{{butuh rujukan}} Untuk itu, diadakan selamatan yang dipimpin oleh para Brahmana dan Raja mendharmakan 1000 ekor sapi…).{{butuh rujukan}} Tulisan dalam prasasti ini menggambarkan perintah [[Purnawarman|Raja Purnawarman]] untuk menggali kali Candrabhaga, yang bertujuan untuk mengairi sawah dan menghindar dari bencana banjir yang kerap melanda wilayah Kerajaan Tarumanagara.{{butuh rujukan}}
Setelah kerajaan Tarumanagara runtuh (abad 7), kerajaan yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap Bekasi adalah [[Kerajaan Padjadjaran]], terlihat dari situs sejarah [[Batu Tulis]] (di daerah Bogor).<ref name="sejarah"/> Sutarga lebih jauh menjelaskan, bahwa Bekasi merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Padjadjaran dan merupakan salah satu pelabuhan sungai yang ramai dikunjungi oleh para pedagang.<ref name="sejarah"/> Bekasi menjadi kota yang sangat penting bagi Padjadjaran, selanjutnya menjelaskan bahwa: “..Pakuan adalah ibu kota Kerajaan Padjadjaran yang baru. {{butuh rujukan}} Proses perpindahan ini didasarkan atas pertimbangan geopolitik dan strategi militer.{{butuh rujukan}} Sebab, jalur sepanjang Pakuan banyak dilalui aliran sungai besar yakni
Demikianlah, waktu berlalu, kerajaan-demi kerajaan tumbuh, berkembang, mengalami masa kejayaan, runtuh, timbul kerajaan baru.<ref name="sejarah"/> Kedudukan Bekasi tetap menempati posisi strategis dan tercatat dalam sejarah masing-masing kerajaan (terakhir tercatat dalam sejarah, kerajaan yang menguasai Bekasi adalah [[Kerajaan Sumedanglarang]], yang menjadi bagian dari [[Kerajaan Mataram]]).<ref name="sejarah"/> Bahkan bukti-bukti mengenai keberadaan kerajaan ini sampai sekarang masih ada, misalnya: ditemukannya makam Wangsawidjaja dan Ratu Mayangsari (batu nisan), makam Wijayakusumah serta sumur mandinya yang terdapat di kampung Ciketing, Desa Mustika Jaya, Bantargebang. {{butuh rujukan}} Dimana baik batu nisan maupun kondisi sumur serta bebatuan sekitarnya, menunjukkan bahwa usianya parallel dengan masa Kerajaan Sumedanglarang. {{butuh rujukan}} Demikian pula penemuan rantai di Kobak Rante, Desa Sukamakmur, Kecamatan Sukakarya (konon katanya, daerah Kobak Rante adalah daerah pinggir sungai yang cukup besar, hingga mampu dilayari kapal. Jalur ini sering digunakan patroli kapal dari Sumedanglarang. {{butuh rujukan}}
Baris 84 ⟶ 101:
Setelah Entong Tolo ditangkap dan dibuang ke Manado, tahun 1913 di Bekasi muncul organisasi Sarekat Islam (SI) yang banyak diminati masyarakat yang sebagian besar petani. Berbeda dengan di daerah lain, kepengurusan SI Bekasi didominasi oleh kalangan pedagang, petani, guru ngaji, bekas tuan tanah dan pejabat yang dipecat oleh Pemerintah Hindia Belanda, serta para jagoan yang dikenal sebagai rampok budiman. Karena jumlah yang cukup banyak, SI Bekasi kemudian menjadi kekuatan yang dominan ketika berhadapan dengan para tuan tanah. Antara 1913-1922, SI Bekasi menjadi penggerak berbagai protes sebagai upaya penentangan terhadap berbagai penindasan terhadap petani, misalnya pemogokkan kerja paksa (rodi), protes petani di Setu (1913) sampai pemogokkan pembayaran “cuka” (1918).
[[Berkas:Kawedanan Tjibaroesa-Cibarusah Tahun 1933 n.jpg|al=Cibarusah |kiri|jmpl|Wilayah Tjibaroesa/Cibarusah Buitenzorg/Bogor. Wilayah ini, adalah cikal bakal yang akan menjadi bagian. Dari Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi. Peta wilayah ini. dibuat oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Pada tahun 1933. <ref>{{Cite web|title=Instagram|url=https://www.instagram.com/p/CNfLeUHAKbG/?igsh=MTQ5aWNicGhsdGVvNQ==|website=www.instagram.com|access-date=2024-05-29}}</ref>]]
=== Masa Pendudukan Jepang ===
Baris 101 ⟶ 119:
Usulan tersebut akhirnya mendapat tanggapan dari Mohammad Hatta, dan menyetujui penggantian nama “[[Jatinegara|Kabupaten Jatinegara]]” menjadi “Kabupaten Bekasi”, persetujuan ini semakin kuat dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 14 Tahun 1950 yang ditetapkan tanggal 8 Agustus 1950 tentang Pembentukan Kabupaten-kabupaten di lingkungan Provinsi Jawa Barat, serta memperhatikan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1950 tentang berlakunya undang-undang tersebut, maka Kabupaten Bekasi secara resmi terbentuk pada tanggal 15 Agustus 1950, dan berhak mengatur rumah tangganya sendiri, sebagaimana diatur oleh Undang-undang Pemerintah Daerah pada saat itu, yaitu UU No.22 Tahun 1948. Selanjutnya, ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Bekasi, bahwa tanggal 15 Agustus 1950 sebagai hari jadi kabupaten.
Status ini dikukuhkan dengan UU Nomor 14 Tahun 1950 mengenai pembentukan Kabupaten Bekasi, dengan wilayah yang terdiri dari empat kewedanan, 13 kecamatan dan 95 desa. Kecamatan Cibarusah (dulunya mencakup Serang
Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (Jalan Ir. H Juanda), yang kemudian pada tahun 1982 gedung perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi dipindahkan ke Pondok Gede, Bekasi seiring dengan pembentukan Kota Administrasi Bekasi.
Baris 111 ⟶ 129:
** Kecamatan Cilincing terdiri atas 3 desa
** Kecamatan Pondok Gede terdiri atas 7 desa
** Kecamatan Cakung terdiri atas 3 desa
* Kewedanan Tambun
** Kecamatan Tambun terdiri atas 8 desa
Baris 118 ⟶ 137:
** Kecamatan Cikarang terdiri atas 7 desa
** Kecamatan Lemahabang terdiri atas 8 desa
** Kecamatan
* Kewedanan Serengseng
** Kecamatan Sukatani terdiri atas 9 desa
Baris 124 ⟶ 143:
** Kecamatan Cabangbungin terdiri atas 5 desa
Dari tahun 1950 hingga
Perubahan berikutnya terjadi pada tahun 1992, Kecamatan Kedungwaringin dimekarkan dari Cikarang dan Lemahabang (sekarang Cikarang Timur), dan Kecamatan Jatiasih dari Pondokgede melalui PP Nomor 3 tahun 1992. Dengan demikian pada tahun 1992, Kabupaten Bekasi memiliki 22 Kecamatan. 4 di bawah Kota Administasi Bekasi, dan 18 langsung di bawah Kabupaten Bekasi.
Baris 130 ⟶ 149:
Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 memindahkan tiga kecamatan ke dalam kota administrasi Bekasi, yakni kecamatan Pondokgede, Jatiasih, dan Bantargebang, sekaligus memisahkan kota tersebut, dengan sebutan Kotamadya, dari Kabupaten Bekasi. Oleh sebab itu pada tahun 1996 sisa dari Kabupaten Bekasi terbagi ke dalam 15 Kecamatan dengan 187 desa.
Selanjutnya dengan terjadinya reformasi, penambahan kecamatan dan kelurahan dilakukan melalui peraturan daerah. Dengan diberlakukannya Perda No. 26 Tahun 2000, maka Kabupaten Bekasi dimekarkan menjadi 23 Kecamatan, dengan jumlah desa tetap 187 desa. Beberapa kecamatan juga diubah namanya. Jumlah kecamatan ini belum berubah hingga sekarang. Mulai tahun 2004, Pemerintahan Kabupaten Bekasi dipindahkan ke Cikarang Pusat, Kota Deltamas dengan tujuan untuk memeratakan pembangunan di daerah timur Bekasi.
* Kewedanan Bekasi▼
== Kependudukan ==
Baris 187 ⟶ 174:
{{Unreferenced section}}
Sebagian besar wilayah Bekasi adalah dataran rendah dengan bagian selatan yang berbukit-bukit. Ketinggian lokasi antara 0 – 135 meter dan kemiringan 0 – 25%. Kabupaten Bekasi yang terletak di sebelah Utara Provinsi Jawa Barat dengan mayoritas daerah merupakan dataran rendah, 72% wilayah Kabupaten Bekasi berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan air laut. Sementara wilayah selatan yang berbatasan langsung dengan [[Jonggol, Bogor]] berada di ketinggian 100-135 meter di atas permukaan air laut. Berdasarkan karakteristik topografinya, sebagian besar Kabupaten Bekasi masih memungkinkan untuk dikembangkan untuk kegiatan budidaya,Terutama untuk budidaya ikan di tambak ataupun untuk budidaya hewan domestik seperti ayam dan kambing. Indonesia yang hanya mencapai 6,01% dan 5,48%.<ref>{{Cite web |url=https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1056 |title=Profil Daerah Bekasi |access-date=2022-01-23 |archive-date=2022-01-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220123041611/https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1056 |dead-url=yes }}</ref>
[[Berkas:Menjala_ikan_di_situ_Hambaro.jpg|jmpl|ka|al=Menjala ikan di situ Hambaro|Menjala ikan di situ Hambaro]]
Jenis tanah di Kabupaten Bekasi diklasifikasikan dalam tujuh kelompok. Kelompok yang paling layak untuk pengembangan pembangunan memiliki luas sekitar 16.682,25 Ha (81,25%), yang terdiri dari jenis asosiasi podsolik kuning dan hidromorf kelabu; komplek latosol merah kekuningan, latosol coklat, dan podsolik merah; aluvial kelabu tua; asosiasi glei humus dan alluvial kelabu; dan asosiasi latosol merah, latosol coklat kemerahan, dan laterit. Klasifikasi cukup layak seluas 3.745,04 Ha (18,24%), terdiri dari jenis tanah asosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan. Sisanya sekitar 104,71 Ha (0,51%) dari jenis podsolik kuning merupakan areal yang kurang layak untuk pembangunan. {{butuh rujukan}}
Baris 198 ⟶ 186:
== Pemerintahan ==
Kabupaten Bekasi dipimpin oleh bupati Hj. [[Neneng Hasanah Yasin]] dan wakil bupati H. Rohim Mintareja yang dicalonkan oleh fraksi [[Golkar]], yang memerintah dari tahun 2012. Neneng Hasanah Yasin adalah calon dari Partai Golkar dan H. Rohim Mintareja dari partai [[Demokrat]]. Neneng Hasanah Yasin adalah anggota DPRD<ref>{{cite web|url=http://bekasikab.go.id/berita-dpr-sarankan-pemerintah-turunkan-harga-bbm-.html|title=DPR Sarankan Pemerintah Turunkan Harga BBM|publisher=Bekasikab.go.id|date=2015-07-23|accessdate=2015-07-27|archive-date=2015-07-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20150729145512/http://bekasikab.go.id/berita-dpr-sarankan-pemerintah-turunkan-harga-bbm-.html|dead-url=yes}}</ref> jawa barat. Rohim Mintareja adalah anggota DPRD Kab. Bekasi dari Dapil DPRD Kab. Bekasi 1 yang bertugas di Komisi C. Pasangan ini cukup kuat di daerah Pebayuran, Tambun, Cibitung, Cikarang Barat, Cibarusah, terkecuali di Cikarang Selatan yang mayoritas memilih pasangan Darip Maulana dan Jejen Sayuti.
=== Daftar Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Bekasi}}
=== Dewan Perwakilan ===
Baris 211 ⟶ 198:
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bekasi}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bekasi}}
== Demografi ==
=== Suku bangsa ===
Baris 273 ⟶ 259:
* SLTP Swasta berjumlah 124
* Madrasah Tsanawiyah berjumlah:114
* SLTA Negeri berjumlah 127<ref>https://bekasivoice.com/2024/07/daftar-sekolah-menengah-atas-dan-kejuruan-kabupaten-bekasi-2024/</ref>
* SLTA Swasta berjumlah 60
* Madrasah Aliyah berjumlah 34
Baris 280 ⟶ 266:
== Transportasi ==
*** {{KAIC symbol|LW||size=20}} [[Commuter Line Walahar dan Jatiluhur]]
▲* layanan:[[Kereta Api Indonesia|Kereta Api Indonesia (KAI)]]
▲** [[KRL Commuter Line]]
▲*** {{rint|jakarta|blue}} [[Lin Lingkar Cikarang (KRL Commuter Line)|Lin Lingkar Cikarang]]
** [[LRT Jabodebek]]
*** {{rint|jakarta|l3}} [[Lin Bekasi (LRT Jabodebek)|Lin Bekasi]] (di [[Stasiun LRT Jatimulya|stasiun Jatimulya]])
==== Stasiun kereta api ====
Kabupaten Bekasi memiliki satu stasiun utama di kabupaten tersebut, yaitu [[Stasiun Cikarang]] yang melayani beberapa layanan kereta api antarkota beserta komuter [[Commuter Line]] dimana stasiun ini merupakan stasiun ujung bagi [[Commuter Line Cikarang]]. Stasiun lainnya di Kabupaten Bekasi adalah Stasiun {{sta|Tambun}}, {{sta|Cibitung}}, {{sta|Metland Telagamurni}} yang hanya melayani kereta api komuter, sedangkan Stasiun {{sta|Lemahabang}} beserta {{sta|Kedunggedeh}} diperuntukkan bagi layanan kereta api lokal {{KA|Commuter Line Walahar dan Jatiluhur}}.
== Perekonomian ==
Baris 318 ⟶ 285:
== Lihat pula ==
* [[Gedung Juang Tambun]]
* [[Kota Bekasi]]
* [[Kabupaten Karawang]]
Baris 339 ⟶ 307:
{{Jawa Barat}}
{{Authority control}}
[[Kategori:DAS Bekasi]]
[[Kategori:Kabupaten Bekasi| ]]
[[Kategori:Kabupaten di Jawa Barat|Bekasi]]
|