Kerajaan Batulicin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(30 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 12:
}}</ref>
 
Sejak tahun [[1860]]{{fact}} wilayah Kerajaan Batoe Litjin menjadi suatu wilayah pemerintahan [[swapraja]] yang dikepalai seorang [[bumiputera]] bagian dari [[Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe]] dalam pemerintahan kolonial [[Hindia Belanda]] di bawah kekuasaan [[Asisten Residen]] GH Dahmen yang berkedudukan di [[Samarinda]]. Pemerintah daerah swapraja tersebut dikuasakan kepada seorang kepala bumiputerabumi putera yaitu Pangeran Syarif Hamid bin Pangeran Syarif Ali Al-Idrus SabambanAlaydrus, seorang keturunan Arab Sa'adah Alawiyin . Atas perintah Belanda, Pangeran Syarif Hamid Al-Idrus inilah yang berhasil menangkap [[Demang Lehman]], salah seorang pemimpin Perang Banjar-Barito.
 
Batoe Litjin dan negeri-negeri lainnya dalam wilayah Tanah Bumbu merupakan daerah-daerah ''landschap'' dalam [[Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe]] menurut [[Staatblaad]] tahun [[1898]] no. 178. Pada masa Republik Indonesia Serikat, wilayah ini termasuk ke dalam Dewan Pagatan bagian dari [[Federasi Kalimantan Tenggara]].{{fact}} Sekarang wilayah swapraja ini menjadi kecamatan [[Simpang Empat, Tanah Bumbu|Simpang Empat]], [[Batu Licin, Tanah Bumbu|Batulicin]], [[Kuranji, Tanah Bumbu|Kuranji]]. Batulicin sekarang merupakan ibu kota dari [[Kabupaten Tanah Bumbu]]. Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu tidak sama dengan wilayah bekas Kerajaan Tanah Bumbu.
Baris 40:
# Pangeran Muhammad Nafis bin Pangeran Haji Musa. (1845).
# [http://books.google.co.id/books?id=j8kZAQAAIAAJ&dq=adji%20mandoera&pg=RA1-PA352#v=onepage&q&f=true Pangeran Abdul Kadir] bin Pangeran Haji Musa, dikenal sebagai Raja Kusan, Batulicin, Pulau Laut (1845-1860).
# Pangeran Syarif Hasyim Alal-Qudsi Al-Husaini (1860-1864), Berkedudukanberkedudukan Didi Batulicin. <ref>{{ms}} Syair Pangeran Syarif Hasyim Alal-Qudsi, DalamPenerbit Kitab Karangan Al-Imam Al-Armasyi Qabilah Al-Qudsi Al-Husaini, oleh Sayyid Muhammad Adab Taqiuddin Al-HusainiUniversiti Kebangsaan DamaskusMalaysia, 1989, ISBN 967-942-170-8, 9789679421705</ref>
# SyarifSjarif ThahaMohammad Al-IdrusTaha (1861)<ref name="Almanak 36">{{nl}} {{cite book
|pages=156
|url=http://books.google.co.id/books?id=0lRVAAAAcAAJ&dq=Sjarill%20Mohammad%20Talla%2C%20llool'd%20%20Batoe-Litjin.&hl=id&pg=PA156#v=onepage&q=Sjarill%20Mohammad%20Talla,%20llool'd%20%20Batoe-Litjin.&f=false
Baris 54:
|year=1865
|volume=2}}</ref>
# Pangeran SyarifSjarief Hamid Al-Idrus, memerintah mulai tanggal 13 Juni 1866.<ref name="Almanak 41">{{nl}} {{cite book
|url=https://books.google.co.id/books?id=81VVAAAAcAAJ&pg=PA138&dq=Baloe-L%C3%ADtj%C3%ADen.+Pangerun+Sjarie%C3%AD%E2%80%98+Ham%C3%ACd,+13+junij+1866.&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi2pfS1hr7hAhVZFHIKHQWMBEUQ6AEIKjAA#v=onepage&q=Baloe-L%C3%ADtj%C3%ADen.%20Pangerun%20Sjarie%C3%AD%E2%80%98%20Ham%C3%ACd%2C%2013%20junij%201866.&f=false
|pages=138
Baris 62:
|year= 1868
|volume=41}}</ref>
# Pangeran Syarif Thaha Al-IdrusThoha (1883-1885) sebagai Raja Batulicin, kemudian juga menjadi Raja Pagatan dan Kusan. Ia menikah dengan [http://arizali47.wordpress.com/2009/06/24/70/Indo Mutajeng]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} puteri La Paliweng Arung Abdul Rahim, Raja Pagatan dan Kusan sebelumnya.
# Pangeran Syarif Musthafa Al-IdrusMustafa
# Pangeran SyarifSjarif Ahmad Al-IdrusAchmad.<ref name="Jaarboek 17">{{cite book
| url= http://books.google.co.id/books?id=-K0RAAAAIAAJ&q=Pangeran+Mangkoe+Praboe+Djaja&dq=Pangeran+Mangkoe+Praboe+Djaja&hl=id&sa=X&ei=Jc-MU93kCYn3oASLhIDgCQ&ved=0CC0Q6AEwAQ
| language= nl
Baris 74:
| year= 1888
}}</ref>
# Pangeran Syarif Hamid Al-Idrus
# Pangeran Syarif Abbas Al-Idrus
# PuanPua Basa.
 
== Perjanjian Karang Intan ==
Baris 87:
|year=1965}}</ref><ref>Perkara 4. Sri Paduka Sultan Adam salinkan kepada radja dari Nederland segala negeri jang tersebut di bawah ini: Pulau Tatas dan Kuin sampai di subarang kiri Antasan Ketjil dan pulau Burung mulai dari kuala Bandjar subarang kanan sampai di Pantuil dan di Pantuil subarang pulau Tatas lantas ke timur Rantau Kuliling dengan segala sungai2nja Kelajan Ketjil Kelajan Besar dan kampung jang di subarang pulau Tatas sampai di sungai Messa di ulu kampung Tjina lantas ke darat sampai di sungai Baru sampai di sungai Lumbah dan pulau Bakumpai mulai dari kuala Bandjar subarang kiri mudik sampai di kuala Andjaman di kiri milir sampai kuala Lopak dan segala tanah Dusun semuanja desa2 kiri kanan mudik ka ulu mulai Mengkatip sampai terus negeri Siang dan di ilir sampai di kuala Marabahan dan tanah Dajak Besar Ketjil dengan semuanja desa2nja kiri kanan mulai di kuala Dajak mudik ka ulu sampai terus ke ilir sungai Dajak dengan segala tanah di daratan jang takluk padanja dan tanah Mendawai Sampit Pembuang semuanja desa2nja dengan segala tanah jang takluk padanja dan tanah Kutaringin Sintang Lawey Djelei semuanja desa2nja dengan segala tanah jang takluk padanja. Dan Taboniou dan segala tanah Laut sampai di Tandjung Silatan dan ke timur sampai watas dengan Pagatan dan ka oetara sampai di kuala Maluka mudik sungai Maluka Selingsing Lijang Anggang Banju Irang lantas ke timur sampai di gunung Pamaton sampai watas dengan tanah Pagatan dan negeri jang di pasisir timur Pagatan Pulau Laut Batu Litjin Pasir Kutai Barau semuanja dengan tanah2 jang takluk padanja.</ref>
 
== BAGIAN NASAB SILSILAHBAGAN ==
<div align="center">'''KESULTANAN BANJAR'''</div>
<div align="center">'''(Tanah Bumbu, Kotawaringin, Kusan)'''</div>
Baris 214:
== Rujukan ==
* Truhart P., ''Regents of Nations. Systematic Chronology of States and Their Political Representatives in Past and Present. A Biographical Reference Book'', Part 3: ''Asia & Pacific Oceania'', München 2003, s. 1245-1257, ISBN 3-598-21545-2.
* Arena Wati, Syair Pangeran Syarif Hasyim al-Qudsi (Poem by Raja Ali al-Haji Riau based on the transliteration of Pangeran Syarif Hasyim Alal-Qudsi's story of working with the Dutch between 1860 to 1864 in Kalimantan Selatan).
* Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde, Jilid 1, Bataviaasch Genootschap van Kunsten e