Maluku Utara: Perbedaan antara revisi

| nama = Maluku Utara

|lambang peta = NorthCoat Malukuof inarms Indonesiaof North Maluku.svg

| ibukota = [[Sofifi (kota)|Kota Sofifi]]

| kota besar = {{collapsible list|

| lagu = "Borero"<br>"Ngofa Se Dano"<br>"Sogoliho Laha"

| rumah = {{ubl|[[Rumah Baileo]]|[[Rumah Sasadu]]|[[Hibualamo|Rumah Hibualamo]]}}

| senjata = [[Parang Salawaku]]

| singkatan = Malut

| kode pos = 977''xx''-978''xx''

| fauna = [[Bidadari halmahera]]

| DAU = Rp 1.377.253.571.000,00- ([[2020]])

| flora = [[Cengkih]]

Istilah '''Maluku''' pada awalnya merujuk pada keempat pusat kesultanan di Maluku Utara, yaitu [[Kesultanan Ternate|Ternate]], [[Kesultanan Tidore|Tidore]], [[Kesultanan Bacan|Bacan]] dan [[Kesultanan Jailolo|Jailolo]]. Suatu bentuk konfederasi tertentu dari keempat kerajaan tersebut yang kemungkinan besar muncul pada abad ke-14, disebut [[Moloku Kie Raha]] atau "Empat Gunung Maluku". Walaupun kemudian keempat kerajaan itu berekspansi dan mencakup seluruh wilayah Maluku Utara (sekarang) dan sebagian wilayah Sulawesi dan Papua, namuntetapi wilayah ekspansi itu tidak termasuk dalam istilah Maluku yang hanya merujuk pada keempat pusat kesultanan di Maluku Utara.

Kepulauan Maluku Utara terbentuk dari pergerakan tiga lempeng tektonik, yaitu [[Lempeng Eurasia|Eurasia]], [[Lempeng Pasifik|Pasifik]] dan [[Lempeng Indo-Australia|Indo-Australia]] yang terjadi sejak zaman kapur. pergerakan ini membentuk busur kepulauan gunung api kuarter yang membentang dari utara ke selatan di [[Pulau Halmahera|Halmahera]] bagian barat, diantaranyadi antaranya adalah [[Pulau Ternate]], [[Pulau Tidore]], [[Pulau Moti]], [[Pulau Mare]], dan [[Pulau Makian]]. [[Pulau Halmahera]] sendiri merupakan pulau vulkanik meskipun aktivitas vulkanik yang terjadi hanya pada sebagian wilayahnya.

Daerah ini pada mulanya adalah bekas wilayah empat kerajaan Islam terbesar di bagian timur Nusantara yang dikenal dengan sebutan Kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Empat Gunung di Maluku), sultan Ternate ke-7 Kolano Cili Aiya atau disebut juga [[Kolano Sida Arif Malamo]] (1322-1331) mengundang raja–raja Maluku yang lain untuk berdamai dan bermusyawarah membentuk persekutuan. Persekutuan ini kemudian dikenal sebagai Persekutan Moti atau [[Motir Verbond]]. Butir penting dari pertemuan ini selain terjalinnya persekutuan adalah penyeragaman bentuk kelembagaan kerajaan di Maluku. Oleh karena pertemuan ini dihadiri 4 raja Maluku yang terkuat maka disebut juga sebagai persekutuan Moloku Kie Raha. Walau ada [[Kerajaan Loloda]] yang tidak dianggap setingkat dengan kerajaan lainnya. Keempat kerajaan tersebut adalah:

Pada era ini, posisi dan peran Maluku Utara terus mengalami kemorosotan, kedudukannya sebagai karesidenankeresidenan sempat dinikmati Ternate antara tahun 1945-1957. Setelah itu kedudukannya dibagi ke dalam beberapa Daerah Tingkat II (kabupaten).

! [[Wakil Gubernur SumatraSumatera Utara|Wakil Gubernur]]

=== Suku bangsa===

Masyarakat di Maluku Utara terdiri dari berbagai suku bangsa yang sangat beragam. Total ada sekitar 28 sukukelompok etnis dan [[bahasa di Maluku Utara]]. Mereka dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan bahasa yang digunakan, yaitu [[Austronesia]] and [[non-Austronesia]]. Kelompok Austronesia tinggal di bagian selatan, tengah, dan timur Halmahera. Mereka diantaranya adalah [[Sukusuku Buli]], [[Sukusuku Maba]], [[Sukusuku Patani]], [[Sukusuku Sawai]], dan [[Sukusuku Weda]].

Di Bagian Utarautara dan Baratbarat Halmahera adalah kelompok bahasa non-Austronesia terdiri dari [[Sukusuku Galela]], [[Sukusuku Tobelo]], [[Sukusuku Loloda]], [[Sukusuku Tobaru]], [[Sukusuku Modole]], [[Sukusuku Togutil]], [[Sukusuku Pagu]], [[Sukusuku Waioli]], [[Sukusuku Ibu]], [[Sukusuku Sahu]], [[Sukusuku Ternate]], [[Sukusuku Tidore]], dan [[Sukusuku Makian]] (sebagian). Di [[Kepulauan Sula]] ada beberapa kelompok etnis seperti [[Sukusuku Sula]], [[Sukusuku Mangole]], [[suku Kadai]], [[Sukusuku Mange]], dan [[Sukusuku Siboyo]]. Sebagian besar masyarakat di daerah ini mengertimenggunakan [[Bahasabahasa Melayu Maluku Utara|Bahasa Melayu TernateSula]], sebuah ragam bahasa yangMelayu umumpasar digunakanturunan untukdari berkomunikasi[[bahasa antarMelayu sukuMaluku Utara]].<ref>{{cite book|author=Iem Brown|year=2009|url=https://books.google.com/books?id=lfPJAwAAQBAJ&pg=PA176|title=The Territories of Indonesia|publisher=Routledge|isbn=978-185743-215-2|page=176|access-date=2016-04-04|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124090257/https://books.google.com/books?id=lfPJAwAAQBAJ&pg=PA176|dead-url=no}}</ref>

| Asal [[Papua]]

| Suku Lainnyalainnya

! Provinsi Maluku Utara

Maluku Utara memiliki 37 bahasa diantaranyadi antaranya Bacan, Bajo, Bicoli, Buli, Buton, Galela, Gamkonora, Gane, Gebe, Gorap, Ibu, Kadai, Kao, Kayoa, Koloncucu, Laba, Loloda, Maba, Makian Dalam, Makian Luar, Melayu Ternate, Modole, Pagu, Patani, Sahu, Saketa, Sanger, Sawai, Sula, Taliabu, Tidore, Ternate, Ternateno, Tobelo, Tobaru, Waioli, dan Weda.<ref>{{Cite web|last=Peta Bahasa|first=|date=|title=Bahasa di Provinsi Maluku Utara|url=https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Maluku%20Utara|website=Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia|access-date=24 Januari 2021|archive-date=2021-05-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20210515052820/https://petabahasa.kemdikbud.go.id/provinsi.php?idp=Maluku%20Utara|dead-url=no}}</ref> Bahasa Bacan, penutur bahasa ini merupakan masyarakat di desa Amasing Kota kecamatan Bacan, Kabaputen Halmahera Selatan.

[[Berkas:Jathi 21052011184.JPG|jmpl|ka|200px|Buah [[Pala]] merupakan komoditikomoditas utama di Maluku Utara]]