Kue keranjang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Xuienzy (bicara | kontrib)
Cun Cun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
[[Berkas:Kue keranjang.JPG|jmpl|Potongan kue keranjang]]
[[Berkas:Mengayak tepung kue keranjang.jpg|thumb|Pekerja sedang mengayak tepung kue keranjang]]
'''Kue keranjang''' (ada yang menyebutnya '''kue bakul''' atau, '''dodol Tionghoa''', '''dodol Cina''' atau '''dodoljenang Cina''' dalam bahasa Jawa) yang disebut juga sebagai ''{{pinyin|nián gāo}}'' (年糕) dalam [[bahasa Mandarin]] atau ''tiⁿ-kóe'' (甜棵) dalam [[bahasa Hokkien]],<ref name=makna>''Makna simbolik hidangan Imlek'', [http://www.gangbaru.com/index.php?option=com_content&task=view&id=55&Itemid=64 GangBaru.com, 16. Februari 2007 jam 12:02], [http://forums.siutao.com/viewtopic.php?p=19465 SiuTao, Thu Feb 22, 2007 11:26 am] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070927203219/http://forums.siutao.com/viewtopic.php?p=19465 |date=2007-09-27 }}</ref> yang mendapat nama dari wadah cetaknya yang berbentuk [[keranjang]],<ref>WhimyArie OfficialParikesit, ''SejarahTradisi singkatSamseng Kuedi KeranjangSemarang'', [httpshttp://whimsyofficialwww.comsinarharapan.co.id/resep-kue-keranjang-cara-mudah-membuat-kue-tradisionalfeature/cafe_resto/2004/0130/cafe2.html ResepSinar KueHarapan, Keranjang30 Januari 2004]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> adalah [[kue]] yang terbuat dari [[tepung]] ketan dan [[gula]],<ref>Adi, ''Barongsai, Kesenian China yang Kian Mengakar'', [http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=166923 Suara Karya Online, Rabu, 21 Februari 2007] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070309054929/http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=166923 |date=2007-03-09 }}</ref> serta mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket.<ref>Opi, ''Perayaan Imlek: Awali Tahun dengan Penuh Suka Cita dan Makna'', [http://trulyjogja.com/index.php?action=news.detail&cat_id=7&news_id=1040 Truly jogja, 22/02/2007 12:39]</ref> Kue ini merupakan salah satu kue khas atau wajib perayaan [[tahun]] baru [[Imlek]],<ref>Angeline Maria Donna, ''Imlek, Tidak Cuma Angpao dan Kue Keranjang'', [http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=20965&section=99 Compas Cyber Media Community, Sabtu, 17 Februari 2007 13:29 wib] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929131539/http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=20965&section=99 |date=2007-09-29 }}</ref><ref>Rika Eridani, ''Mengenal Makanan Khas Imlek ala Indonesia, Mengandung Perlambangan Kemakmuran, Panjang Umur, dan Kebahagiaan'', [http://www.sedap-sekejap.com/artikel/2001/edisi2/files/artikel2.htm Artikel Sedap Sekejap, Edisi 2/II-Februari 2001] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070305183439/http://www.sedap-sekejap.com/artikel/2001/edisi2/files/artikel2.htm |date=2007-03-05 }}</ref><ref>''[http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Budaya_Bangsa/Pecinan/Imlek.htm Imlek di Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190629084255/http://seasite.niu.edu/indonesian/Budaya_Bangsa/Pecinan/Imlek.htm |date=2019-06-29 }}''</ref> walaupun tidak di Beijing pada suatu saat.<ref>Hermina Sutami, ''Imlek di Beijing: Tidak Mewajibkan Angpau dan Kue Keranjang'', [http://www.indomedia.com/intisari/2001/Feb/imlek.htm Intisari on the Net, Bulan Februari 2001] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070710192512/http://www.indomedia.com/intisari/2001/Feb/imlek.htm |date=2007-07-10 }}</ref> Kue keranjang ini mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, tujuh hari menjelang tahun baru Imlek (廿四送尫 Ji Si Sang Ang), dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek. Sebagai sesaji, kue ini biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15 setelah tahun baru Imlek).<ref>''Selamat Datang Tahun Anjing'', Suara Pembaharuan Daily, [http://www.mail-archive.com/tionghoa-net@yahoogroups.com/msg07931.html tionghoa-net, Fri, 20 Jan 2006 17:58:22 -0800] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071010221912/http://www.mail-archive.com/tionghoa-net@yahoogroups.com/msg07931.html |date=2007-10-10 }}</ref>
 
Dipercaya pada awalnya kue, ini ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan dewa Tungku (竈君公 Cau Kun Kong) agar membawa laporan yang menyenangkan kepada raja Surga (玉皇上帝 Giok Hong Siang Te). Selain itu, bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang.<ref>''Kue Keranjang'', [http://students.ukdw.ac.id/~22012616/imlek.htm Profil Kota Pontianak, Propinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 26.09.2004 13:42:00]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Baris 9:
 
== Asal-usul nama ==
Kue keranjang memilikidalam namabahasa asliMandarin disebut Nian Gao ataudan Ni-Kwedalam (Ti-Kwee)bahasa yangHokkian disebut jugaNi-kwee; artinya kue tahunan karena hanya dibuat setahun sekali pada masa menjelang tahun baru [[Imlek]]. Di [[Jawa Timur]] disebut sebagai kue keranjang sebab dicetak dalam sebuah "keranjang" bolong kecil, sedangkan di beberapa daerah di [[Jawa Barat]] ada yang menyebutnya ''Dodol Cina'' untuk menunjukkan asal kue tersebut yaitu [[Cina]], walaupun ada beberapa kalangan yang merujuk pada suku pembuatnya, yaitu orang-orang [[Tionghoa]].<ref name="tta">T T A, ''Asal oesoel koewee krandjang!'', Weekblad Bok Tok, Soerabaia, taon 1913</ref>
 
SedangkanNama lainnya yang umum didengar dalam dialekbahasa Hokkian, adalah ''titiⁿ kwee'' (tiⁿ-koe) berarti kue manis, yang menyebabkan orang-orang tidak sulit menebak kalau kue ini rasanya manis.
 
== Arti di balik kue keranjang ==
Baris 20:
 
== Cara menyajikan ==
[[File:Nian Gao with shredded coconut.jpg|thumb|right|Kue keranjang kukus kelapa parut]]
Kue yang terbuat dari beras ketan dan gula ini dapat disimpan lama, bahkan dengan dijemur dapat menjadi keras seperti batu dan awet. Sebelum menjadi keras kue tersebut dapat disajikan langsung, akan tetapi setelah keras dapat diolah terlebih dahulu dengan digoreng menggunakan tepung dan telur ayam dan disajikan hangat-hangat. Dapat pula dijadikan sebagai bubur dengan cara dikukus (di-''tjwee''/di-cue 炊) kemudian ditambahkan bumbu-bumbu kesukaan.<ref name="tta"/> Setelah habisnya masa Imlek, seringkali masyarakat Tionghoa Peranakan mengukus kue keranjang dan menyajikannya dengan parutan kelapa.
 
== Referensi ==