Laksmi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(20 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 17:
|Nama Lain = Sri, Mahalaxmi, Narayani, Bhargavi, Bhagavati, Padma, Kamala, dan Vaishnavi}}
Dalam [[agama Hindu]], '''Laksmi''' {{Sanskerta|लक्ष्मी|Lakṣmī}} dipanggil juga Mahalakshmi atau terkadang Adi Parashakti adalah dewi kekayaan, kebahagiaan, kesetiaan, ketulusan, kebaikan, kesuburan, kemakmuran,
Dalam kitab-kitab ''[[Purana]]'', Dewi Laksmi adalah Ibu dari seluruh alam semesta, sakti dari Dewa [[Wisnu|Narayana (Wisnu)]]. Dewi Laksmi memiliki ikatan yang sangat erat dengan Dewa Narayana. Dalam beberapa inkarnasi Wisnu ([[Awatara]]) Dewi Laksmi ikut serta menjelma sebagai [[Wedawati]] dan [[Sita]] (ketika Wisnu menjelma sebagai [[Rama]]), [[Radha]], [[Rukmini]], [[Jembawati]], [[Satyabama]], [[Yami|Kalindi]], Nagnajiti, Mitravinda, Charuhasini (atau dipanggil juga Lakshmana),
== Bentuk-bentuk Laksmi ==
===
Dalam kitab ''Atharva Weda'' pada bagian ''Sita Upanishad'', Dewi Laksmi memiliki tiga aspek manifestasi diri, namun ada juga yang mengatakan
*'''Sridevi''' (Shri) yang merupakan dewi kemakmuran dan kekayaan. Pada era [[Mahabharata]], ia dipercaya menitis pada Rukmini, istri Kresna.
*'''Bhudevi''' (Bhumi) yang merupakan dewi pelindung [[bumi]]. Pada era [[Mahabharata]], ia dipercaya menitis pada Satyabama, istri Kresna.
*'''Niladevi''' (
*'''Vaishnodevi''' (Vaishnavi) merupakan aspek manifestasi dari dewi ibu Hindu Lakshmi meskipun dalam beberapa kepercayaan Vaishno Devi dipercaya sebagai inkarnasi gabungan Mahakali , Mahalakshmi , dan Mahasaraswati, menurut kisahnya Vaishnodevi adalah inkarnasi dewi Lakshmi yang ingin menikah dengan dewa Wisnu saat ia berinkarnasi sebagai Rama tapi Rama menolak dan berkata akan menikahinya di akhir zaman Kaliyuga lalu Vaishnodevi memutuskan bermeditasi dan terus memuja dewa Wisnu dengan setia di suatu gunung, Vaishnodevi dianggap sebagai dewi keberanian, dewi ibu dan dewi kekuatan spritual, saat era [[Mahabharata]] Vaishnodevi tidak berinkarnasi meskipun ada sedikit kepercayaan yang menganggap ia berinkarnasi sebagai Radha atau Jembawati.
*'''Vrajadevi''' (Yamuna) adalah dewi
*'''Tulasidevi''' (Tulsi) adalah dewi tanaman suci, manifestasi dewi Tulasi di bumi diyakini sebagai kemangi suci oleh umat hindu, menurut Padma Purana seseorang yang dikremasi dengan ranting kemangi suci di tumpukan kayu pemakamannya akan memperoleh moksha. Pada era [[Mahabharata]] ia dipercaya menitis menjadi Vrinda atau dipanggil juga Tulsi, istri Kresna.
*'''Mahalakshmi''' adalah penyatuan dari
=== Astalaksmi ===
Selain itu, Dewi Laksmi memiliki delapan bentuk manifestasi dari dirinya sendiri yang disebut dengan ''Ashtalaksmi'', yang mewakili delapan aspek kekayaan dalam hidup manusia, dalam perwujudan Agung yang mewakili setiap elemen energi dan cahaya Alam Semesta dari Tuhan Yang Kuasa. Berikut adalah nama dan tugas dari Astalaksmi:
*''Adi Laksmi'' (kebijaksanaan, kedamaian, kebahagiaan, spiritual. Adi Lakshmi dianggap sebagai bentuk asli Lakshmi dan asal mula segala keberadaan, Adi Laksmi merupakan nama lain dari Mahalaksmi<ref>{{cite web|url=https://www-astroved-com.translate.goog/astropedia/en/goddess/adi-lakshmi?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc|title=About Goddess Adi Lakshmi|}}</ref>), umumnya digambarkan mengenakan kain saree berwarna merah
*''Dhana
*''Dhanya Laksmi'' (kekayaan pertanian, tumbuh-tumbuhan, dan perkebunan), umumnya digambarkan mengenakan kain saree berwarna biru dan tangan memegang padi.
*''Gaja Laksmi'' (kekayaan peternakan, air, hujan, dan kekuasaan), umumnya digambarkan mengenakan kain saree berwarna merah disertai dua ekor gajah di belakangnya.
Baris 44 ⟶ 46:
*''Wijaya Laksmi'' (kemenangan dan kesuksesan), umumnya digambarkan mengenakan kain saree berwarna ungu dengan tangan memegang belati dan tameng emas.
*''Widya Laksmi'' (kesenian, budidaya, dan ilmu pengetahuan), umumnya digambarkan mengenakan kain saree berwarna putih dengan tangan depan kosong dan tangan belakang memegang bunga teratai.
===Bentuk lainnya===
Dalam beberapa daftar Astalaksmi bentuk lainnya disertakan:
*''Aiswarya Laksmi'' (yang memberi keuntungan, tempat bernaung dan berlindung), umumnya digambarkan mengenakan saree putih dan satu-satunya wujud Laksmi yang menunggangi kuda. Aiswarya Laksmi biasanya menggantikan Vidya Lakshmi dalam daftar Astalaksmi.
*''Saubhagya Lakshmi'' (keberuntungan, nasib baik), umumnya digambarkan mengenakan kain saree berwarna merah dan memegang dua bunga teratai di kedua tangannya.
*''Rajya Laksmi'' (keagungan kerajaan), umumnya digambarkan mengenakan kain saree berwarna emas dan ungu dengan posisi tangan yang memberkati. Rajya Laksmi dihormati oleh para Raja.
*''Vara Laksmi'' (yang memberi anugrah dan umur panjang), umumnya digambarkan mengenakan kain saree berwarna hijau atau biru. Bentuk Dewi Laksmi ini dihormati secara khusus dalam rangka [[Varalaksmi Vratam]].
Menurut versi lain, [[Asthabharya]] (delapan permaisuri Kresna) adalah titisan dari Astalaksmi.
Baris 57 ⟶ 69:
== Dalam kepercayaan budaya Indonesia ==
Dalam pewayangan [[Jawa]], Dewi Laksmi lebih dikenal dengan nama '''Srisekar''' atau '''Sri Widowati''' (diambil dari nama Wedawati, salah satu avatar Laksmi yang terlahir sebelum Sita/Sinta). Diceritakan Dewi Srisekar terlahir dari sebuah benda pusaka ''Cupu Linggamanik'' milik Dewa [[Antaboga]], dewa ular penguasa lapisan terbawah bumi, yang pada saat itu sedang menangis. Air mata Antaboga jatuh ke dalam pusaka tersebut sehingga memunculkan sebuah permata yang kemudian berubah menjadi bayi. Ketika beranjak dewasa, kecantikan dan kebaikan hati Dewi Srisekar membuat banyak pria jatuh hati padanya. Dewi Srisekar memilih Batara Wisnu menjadi suaminya. Dewi Srisekar bersama Batara Wisnu selalu bersama-sama turun ke bumi untuk melindungi dan menjaga keseimbangan dunia dari tindakan keserakahan dan angkaramurka yang sewaktu-waktu bisa membuat kerusakan pada bumi. Dewi Srisekar dan Batara Wisnu sering menitis menjadi sepasang suami istri dan juga kakak beradik, walaupun mereka akan melewati berbagai rintangan. Karena hal ini, Dewi Srisekar beserta seluruh titisannya menjadi incaran para pria berwatak angkara murka untuk mendapatkannya, diantara adalah [[Rahwana|Rahwana/Prabu Dasamuka (raja Alengka)]] dan [[Dewa Srani|Batara Dewasrani]] (putra dari [[Batara Guru]] dan [[Dewi Uma|Batari Durga]]). Rahwana yang terus memaksakan obsesi cintanya kepada Srisekar beserta seluruh titisannya, membuat Widowati memilih membakar diri daripada harus dinodai oleh Rahwana (alasan Rahwana tidak menodai Sinta disebut karena sempat disumpahi Widowati di kehidupan sebelumnya). Selain itu, Batara Dewasrani dikisahkan tergila-gila pada Dewi Srisekar meskipun sudah berstatus sebagai istri dari Batara Wisnu. Srisekar yang ketakutan karena terus dikejar-kejar oleh Dewasrani terpaksa harus meninggalkan kahyangan dan menetap di bumi dalam waktu yang lama, sehingga menyebabkan Dewasrani membuat kerusakan di bumi dan juga kahyangan. Batara Wisnu yang dikenal memiliki sifat penyabar, pada akhirnya kehabisan kesabaran sehingga mengutuk Dewasrani menjadi babi hutan.
Dewi Laksmi juga dikenal sebagai [[Dewi Sri]] yang merupakan dewi padi, sandang pangan dan sumber daya alam, dan juga [[Pertiwi|Dewi Pertiwi]] (nama lain dari dewi Bhumi yang tak lain adalah salah satu manifestasi dirinya) yang merupakan dewi penguasa bumi.
Baris 64 ⟶ 76:
Menurut kepercayaan masyarakat [[Bali]] yang mayoritas menganut agama Hindu, pemujaan terhadap Dewi Laksmi (terkadang disebut sebagai ''Batara Rambut Sadana'', ''Sanghyang Sri Nini'', dan ''Batari Manik Galih'') dilakukan setiap hari Rabu Wage (disebut ''Buda Cemeng'') pada wuku Ukir, Warigadean, Langkir, Merakih, Menail, dan Kulawu. Setiap hari Rabu Wage, umat Hindu (terutama masyarakat yang berprofesi sebaga pedagang atau pebisnis) menyiapkan sesajen berupa canangsari, banten pejati, dan banten otonan/ayaban tumpeng 7, dan uang sebagai persembahan untuk Dewi Laksmi yang dipercaya sedang melimpahkan rejeki, kekayaan, kemakmuran dan kesejahteraan. Selama menjalani ibadah pada hari Rabu Wage, umat Hindu mempercayai mereka tidak boleh menggunakan uang untuk hal-hal yang tidak berwujud barang, seperti membayar utang atau menabung, karena dipercaya uang atau kekayaan tersebut tidak akan kembali selamanya. Dan tidak boleh juga menggunakan uang untuk tujuan keserakahan pribadi seperti perbuatan boros atau berjudi, karena uang atau harta tersebut akan membawa sumber penderitaan.
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
== Lihat pula ==
|