Pendudukan Timor Leste oleh Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ukriana bro (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
GumSkyloard (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(17 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{see also|Invasi Indonesia ke Timor Timur|Genosida Timor Timur|Timor Timur}}
{{Infobox military conflict
| conflict = Pendudukan Indonesia di Timor Timur
Baris 12 ⟶ 13:
| combatant1 = {{flagcountry|Indonesia}}
* {{flagicon image|Flag of Timor Timur.svg}} [[Timor Timur]]
'''Didukung oleh:'''<br />{{flagcountry|Amerika Serikat}} (hingga 1991)<br />{{flagcountry|Australia}} (hingga 1991)<br />{{flagcountry|Britania Raya}} (hingga 1991, dukungan senjata hingga 1997)<br />{{flagcountry|Kanada}} (hingga 1991)<br />{{flagcountry|Jepang|1870}} (hingga 1991)<br />{{flagcountry|Malaysia}} (hingga 1991)
| combatant2 = {{flagcountry|Timor Leste}}
* {{flagicon image|Flag of FRETILIN (East Timor).svg}} [[Fretilin]] ([[Falintil]])
* {{flagicon image|FalintilFlag.png}} [[CNRT|CNRM]] (kemudian CNRT)
* {{flagicon image|TL-UDTFlag_of_the_UDT_Party.pngsvg}} [[Uni Demokrasi Timor|UDT]]
'''Didukung oleh:'''<br />
{{flagcountry|Amerika Serikat}} (1999)<br />{{flagcountry|Australia}} (1999)<br />{{flagcountry|Britania Raya}} (1999)<br />{{flagcountry|Filipina}} (1999)<br />{{flagcountry|Jepang}} (1999)<br/>{{flagcountry|Kanada}} (1999)<br />{{flagcountry|Korea Selatan|1997}} (1999)<br />{{flagicon|Libya|1977}} [[Muammar Khadafi#Jamahiriyah Arab Libya|Libya]]<br />{{flagcountry|Malaysia}} (1999)<br />{{flagcountry|Mozambik}}<br />{{flagcountry|Portugal}}<br />{{flagcountry|Uni Soviet}} (1975–1991)<br />{{flagcountry|Rusia}} (1992–1999)<br />{{flagcountry|Thailand}} (1999)<br />{{flagcountry|Tiongkok}} (1975–1999)<br />
| commander1 = {{flagdeco|Indonesia}} [[Soeharto]]<br />{{flagdeco|Indonesia}} [[B. J. Habibie]]<br />{{flagdeco|Indonesia}} [[Maraden Panggabean]]<br />{{flagdeco|Indonesia}} [[M. Jusuf|Muhammad Jusuf]]<br />{{flagdeco|Indonesia}} [[Leonardus Benyamin Moerdani|L. B. Murdani]]<br />{{flagdeco|Indonesia}} [[Dading Kalbuadi]]<br />{{flagdeco|Indonesia}} [[Try Sutrisno]]<br />{{flagdeco|Indonesia}} [[Edi Sudradjat]]<br />{{flagdeco|Indonesia}} [[Feisal Tanjung]]<br />{{flagdeco|Indonesia}} [[Wiranto]]<br />{{flagdeco|Indonesia}} [[Prabowo Subianto]]<br />{{flagdeco|Indonesia}} [[José Abílio Osório Soares]]<br />{{flagdeco|Indonesia}} [[Eurico Guterres]]
| commander2 = {{flagicon image|FalintilFlag.png}}{{flagicon image|Flag of FRETILIN (East Timor).svg}} [[Francisco Xavier do Amaral]]{{Surrendered}}<br />{{flagicon image|FalintilFlag.png}}{{flagicon image|Flag of FRETILIN (East Timor).svg}} [[Nicolau dos Reis Lobato]]{{KIA}}<br />{{flagicon image|FalintilFlag.png}}{{flagicon image|Flag of FRETILIN (East Timor).svg}} [[Mari Alkatiri]]<br />{{flagicon image|FalintilFlag Flag of FRETILIN (East Timor).pngsvg}} [[Taur Matan Ruak]]<br />{{flagicon image|FalintilFlag Flag of FRETILIN (East Timor).pngsvg}} [[Nino Konis Santana]]{{KIA}}<br />{{flagicon image|FalintilFlag Flag of FRETILIN (East Timor).pngsvg}} [[Ma'huno Bulerek Karathayano]]{{Surrendered}}<br />{{flagicon image|FalintilFlag.png}}{{flagicon image|Flag of FRETILIN (East Timor).svg}} [[Xanana Gusmão]]{{Surrendered}}<br />{{flagicon image|FalintilFlag Flag of FRETILIN (East Timor).pngsvg}} [[Rogério Lobato]]<br />{{flagicon image| Flag of FRETILIN (East Timor).svg}} [[David Alex]]{{KIA}}<br />{{flagicon image| Flag of FRETILIN (East Timor).svg}} [[Keri Laran Sabalae]]{{KIA}}
| strength1 = 250.000 tentara<ref>{{cite book | url=https://books.google.com/books?id=m9Rfpn4ikEUC&dq=how+many+falintil+members+member+killed&pg=PA167 | title=Resistance: A Childhood Fighting for East Timor | isbn=9781458767615 | last1=Rei | first1=Naldo | date=16 Maret 2011 | publisher=ReadHowYouWant.com }}</ref>
| strength1 =
| strength2 = 27.000 (termasuk non-kombatan pada tahun 1975)<ref>{{cite journal | url=https://www.jstor.org/stable/48602939 | jstor=48602939 | title=Reintegration of Falintil, Timor-Leste's Ex-Combatants, then and Now | last1=De Almeida | first1=Ursula | journal=Journal of Peacebuilding & Development | date=20 Agustus 2023 | volume=12 | issue=1 | pages=91–96 }}</ref><br />1.900 (termasuk non-kombatan pada tahun 1999)<br/>12.538 pejuang (1975–1999)<ref>{{cite web | url=http://www.etan.org/et2008/5may/17/15etdist.htm | title=East Timor distinguishes 15 "leading figures" of the liberation }}</ref>
| strength2 =
| casualties1 = 2.277 tentara dan polisi Indonesia tewas<br>1.527 milisi Timor Timur tewas<br>2.400 terluka<br>'''Total:''' 3.408 tewas dan 2.400 terluka<ref>{{Cite journal|jstor=3351321|last1=Van Klinken|first1=Gerry|title=Indonesian Casualties in East Timor, 1975–1999: Analysis of an Official List|journal=Indonesia|year=2005|issue=80|pages=109–122|url=https://ecommons.cornell.edu/handle/1813/54351}}</ref>
| casualties2 = 11.907 pejuang tewas (1975–1999)<ref>{{cite web | url=http://www.etan.org/et2008/5may/17/15etdist.htm | title=East Timor distinguishes 15 "leading figures" of the liberation }}</ref>
| casualties2casualties3 = Perkiraan berkisar antara 100.000–185000–300.000 orang tewas ([[#Jumlah kematian|lihat di bawah]])
}}
{{Sejarah Timor Leste}}
'''Pendudukan [[Indonesia]] di [[Timor Timur]]''' dimulai pada bulan Desember 1975 dan berlangsung hingga Oktober 1999. Setelah berabad-abad [[Timor Portugis|diperintah oleh Portugis]], [[Revolusi Anyelir|kudeta tahun 1974 di Portugal]] memicu dekolonisasi di bekas koloninya, menciptakan ketidakstabilan di Timor Timur dan ketidakpastian akan masa depannya. Setelah perang saudara berskala kecil, [[Fretilin]] yang pro-kemerdekaan mendeklarasikan kemenangan di ibu kota [[Dili]] dan mendeklarasikan kemerdekaan Timor Timur pada tanggal 28 November 1975.
{{genosida}}
'''Pendudukan [[Indonesia]] diatas [[Timor Timur]]''' dimulai pada bulan Desember 1975 dan berlangsung hingga Oktober 1999. Setelah berabad-abad [[Timor Portugis|diperintah oleh Portugis]], [[Revolusi Anyelir|kudeta tahun 1974 di Portugal]] memicu dekolonisasi di bekas koloninya, menciptakan ketidakstabilan di Timor Timur dan ketidakpastian akan masa depannya. Setelah perang saudara berskala kecil, [[Fretilin]] yang pro-kemerdekaan mendeklarasikan kemenangan di ibu kota [[Dili]] dan mendeklarasikan kemerdekaan Timor Timur pada tanggal 28 November 1975.
 
Menyusul "Deklarasi Balibo" yang ditandatangani oleh perwakilan [[Apodeti]], [[Uni Demokratik Timor|UDT]], [[Asosiasi Pahlawan Timor|KOTA]] dan Partai Trabalhista pada tanggal 30 November 1975, pasukan militer Indonesia menginvasi Timor Timur pada tanggal 7 Desember 1975, dan pada tahun 1979 mereka berhasil menghancurkan perlawanan bersenjata terhadap pendudukan. Pada tanggal 17 Juli 1976, Indonesia secara resmi mencaplok Timor Timur sebagai provinsinya yang ke-27 dan mendeklarasikan provinsi [[Timor Timur|''Timor Timur'']].
Dengan klaim bahwa pemimpin-pemimpin di Timor Timur meminta bantuan, pasukan militer Indonesia melakukan [[Operasi Seroja|invasi]] ke Timor Timur pada tanggal 7 Desember 1975 (atas desakan Australia dan dukungan Amerika Serikat<ref>{{cite web |url=http://www.wsws.org/articles/2000/sep2000/timo-s18.shtml |title=Documents reveal that Australia urged Indonesia to invade East Timor in 1975 |author=Mike Head |work=World Socialist Web Site |date=[[2000-09-18]]}}</ref><ref>[http://www.gwu.edu/%7Ensarchiv/NSAEBB/NSAEBB174/1010.pdf]''The National Security Archive''</ref>), dan pada 1979 militer Indonesia telah menghancurkan semua perlawanan terhadap pendudukan Indonesia di Timor Timur. Setelah diadakannya suatu pemungutan suara yang dianggap kontroversial karena dikatakan [[Hak menentukan nasib sendiri|tidak sesuai dengan keinginan rakyat Timor Timur yang sesungguhnya]], Indonesia mendeklarasikan wilayah Timor Timur sebagai provinsi Indonesia (provinsi [[Timor Timur]]).
 
Segera setelah invasi tersebut, [[Majelis Umum Perserikatan Bangsa-BangsaPBB|Majelis Umum]] dan [[Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-BangsaPBB|Dewan Keamanan]] PBBPerserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan resolusi yang mengecammengutuk tindakan Indonesia di Timor LesteTimur dan menuntutmenyerukan untukpenarikan segera menarikdari pasukanwilayah dari kawasantersebut. Hanya [[Australia]] dan Indonesia sajaadalah satu-satunya negara di dunia yang mengakui Timor Timur sebagai provinsi Indonesia, dan segera setelahnyasetelah itu mereka memulai negosiasi untuk berbagimembagi sumber daya yang ditemukanterdapat di [[Celah Timor]].
Pemerintah lain, termasuk di antaranya [[Amerika Serikat]], [[Jepang]], [[Kanada]], dan [[Malaysia]], juga mendukung pemerintah Indonesia. Namun, invasi ke Timor LesteTimur dan juga pemberangusanpenindasan terhadap gerakan kemerdekaankemerdekaannya dimenimbulkan sanakerugian telahbesar menyebabkanterhadap kerusakanreputasi hebat pada reputasiIndonesia dan kredibilitas Indonesia di mata internasional.<ref>{{Citation|last=ClassicDoc|title=Manufacturing Consent – Noam Chomsky and the Media – 1992|date=2016-01-20|url=https://www.youtube.com/watch?v=YHa6NflkW3Y&t=1886s|access-date=2017-02-10|archive-date=4 March 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20200304101255/https://www.youtube.com/watch?v=YHa6NflkW3Y|url-status=live}}</ref><ref>Schwarz (1994), p. 195.</ref>
 
Selama dua puluh empat tahun, pemerintah Indonesia melakukanmenjadikan rakyat Timor Timur sebagai sasaran [[penyiksaan]], [[perbudakan seksual]], [[interniran]], [[penghilangan paksa|penghilangan paksa]], [[pengasingan paksa]] secara rutin dan sistematis, [[pembunuhan di luar hukum|eksekusi di luar hukum]], [[pembantaian]], dan [[kelaparan]] yang disengaja secara rutin dan sistematis.<ref name=yale>{{cite web|last=Powell |first=Sian |url=http://gsp.yale.edu/sites/default/files/files/UN%20verdict%20on%20East%20Timor.pdf |title=ArchivedUN copyverdict on East Timor |accessdatework=The Australian |date=19 Januari 2006 |access-date=2013-12-03 |deadurlurl-status=yesdead |archiveurlarchive-url=https://web.archive.org/web/20150528141816/http://gsp.yale.edu/sites/default/files/files/UN%20verdict%20on%20East%20Timor.pdf |archivedatearchive-date=28 MayMei 2015 |df=dmy }}</ref> [[Pembantaian Santa Cruz]] tahun 1991 menyebabkan kemarahan di seluruh dunia, dan sejumlahbanyak laporan tentangmengenai pembantaian-pembantaianpembunuhan serupa lainnya juga mencuat. Walaupun begitu, perlawananPerlawanan terhadap pemerintahpemerintahan Indonesia tetapmasih kuat;<ref name="Schwarz 1994, p.195">Schwarz (1994), p. 195</ref> pada tahun 1996 [[Daftar penerima Nobel Perdamaian|Hadiah Nobel Perdamaian]] diberikandianugerahkan kepada dua orang pria dari Timor TimurLeste, [[Carlos Filipe Ximenes Belo]] dan [[José Ramos Horta|José Ramos-Horta]], atas usahaupaya berkelanjutan mereka untuk mengakhiri pendudukankonflik secara damai pekerjaan. [[Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999|Referendum (pemungutanPemungutan suara) padatahun 1999]] untuk menentukan masa depan Timor TimurLeste menghasilkan mayoritas suara yang mendukung kemerdekaan, dan pada tahun 2002 Timor TimurLeste menjadi negara merdeka. [[Komisi Penerimaan, Kebenaran dan Rekonsiliasi]] di Timor Timur memperkirakan jumlah korban tewaskematian selama pendudukan dariakibat kelaparan dan kekerasan berada diadalah antara 90.800 dan 202.600 dan, termasuk antara 17.600 dan 19.600 kematian atau menghilangpenghilangan karenaakibat kekerasan, dari populasijumlah 1999penduduk yangtahun mencapai1999. sekitar 823.386 orang. Komisi iniKebenaran menyatakan bahwa pasukan militer Indonesia yang bertanggung jawab atas sekitar 70% pembunuhan akibatdengan kekerasan.<ref>[https://www.google.com/publicdata/explore?ds=d5bncppjof8f9_&met_y=sp_pop_totl&idim=country:TMP&dl=en&hl=en&q=east+timor+population East Timor population] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190828183809/http://www.google.com/publicdata/explore?ds=d5bncppjof8f9_ |date=28 Agustus 2019 }} World Bank</ref><ref name=CAVR>[{{Cite web|url=http://www.cavr-timorleste.org/en/Brief.htm Chega! The CAVR Report] {{webarchive |archive-url=https://web.archive.org/web/20120513220045/http://www.cavr-timorleste.org/en/Brief.htm|url-status=dead|title=Chega! The CAVR Report|archive-date=13 MayMei 2012 }}</ref><ref>[http://www.cavr-timorleste.org/updateFiles/english/CONFLICT-RELATED%20DEATHS.pdf Conflict-Related Deaths In Timor-Leste: 1974–1999] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200125181454/http://www.cavr-timorleste.org/updateFiles/english/CONFLICT-RELATED%20DEATHS.pdf |date=25 Januari 2020 }} CAVR</ref>
 
Setelah pemungutan suara tahunkemerdekaan 1999pada untuk memilihtahun kemerdekaan1999, kelompok paramiliter yang bekerja sama dengan militer Indonesia melakukan gelombang kekerasan diterakhir yang manamenghancurkan sebagian besar infrastruktur di Timor Timur hancurnegara. [[INTERFET|Pasukan Internasional untuk Timor Timur]] yang dipimpin oleh Australia di Timor Timor bertugas untuk memulihkan ketertiban., dan Setelahsetelah kepergian pasukan Indonesia dari Timor Timur, [[UNTAET|Administrasi Sementara Perserikatan Bangsa-BangsaPBB di Timor Timur]] mengelolamengatur wilayah tersebut selama dua tahun, membentuk [[Unit Kejahatan Berat]] untuk menyelidiki dan mengadili kejahatan yang dilakukan pada tahun 1999. Karena cakupan Unit yang terbatas serta rendahnya vonis yang dikeluarkan pengadilan Indonesia atas keterlibatan Indonesia di Timor Timur, banyak pengamat meminta pengadilan internasional untuk Timor Timur.<ref>{{Cite web|url=http://pantheon.hrw.org/legacy/english/docs/2005/06/28/eastti11231.htm|title=East Timor: U.N. Security Council Must Ensure Justice (Human Rights Watch, 28-6-2005)|website=pantheon.hrw.org|access-date=2017-05-14|archive-date=2017-10-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20171012105032/http://pantheon.hrw.org/legacy/english/docs/2005/06/28/eastti11231.htm|dead-url=yes}}</ref>
Cakupan pengadilan yang terbatas dan kecilnya jumlah hukuman yang dijatuhkan oleh pengadilan di Indonesia telah menyebabkan banyak pengamat menyerukan dibentuknya pengadilan internasional untuk Timor Timur.<ref name="HRWTrib"/><ref name="IT2"/>
 
[[Universitas Oxford]] mengadakan konsensus akademis dan hasilnyayang menyebut pendudukan Indonesia di Timor Timur sebagai [[genosida Timor Timur|genosida]]. dan [[Universitas Yale]] memakaimengajarkannya kasus Timor Timur dalam kurikulumsebagai bagian dari program "Studi Genosida".<ref name=Payaslian>{{cite web|last=Payaslian|first=Simon|title=20th Century Genocides|url=http://www.oxfordbibliographies.com/view/document/obo-9780199743292/obo-9780199743292-0105.xml|publisher=Oxford bibliographies|refaccess-date=12 {{sfnrefNovember 2016|Payaslian}}archive-date=16 Mei 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20200516233147/https://www.oxfordbibliographies.com/view/document/obo-9780199743292/obo-9780199743292-0105.xml|url-status=live}}</ref><ref name="gsp.yale.edu">{{cite web|title=Genocide Studies Program: East Timor|url=http://gsp.yale.edu/case-studies/east-timor|website=Yale.edu|access-date=12 November 2016|archive-date=23 Maret 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20200323113546/https://gsp.yale.edu/case-studies/east-timor|url-status=live}}</ref>
 
== Latar belakang ==
Baris 124 ⟶ 127:
 
Pada akhir tahun 1976, terjadi kebuntuan antara Falintil dan tentara Indonesia. Tidak dapat mengatasi perlawanan besar-besaran dan menguras sumber dayanya, ABRI mulai mempersenjatai diri. [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|Angkatan Laut Indonesia]] membeli kapal patroli penembak rudal dari [[Amerika Serikat]], [[Australia]], [[Belanda]], [[Korea Selatan]], dan [[Taiwan]], serta kapal selam dari [[Jerman Barat]].<ref>See H. McDonald, Age (Melbourne), 2 February 1977, although Fretilin transmissions did not report their use until 13 May.</ref> Pada bulan Februari 1977, Indonesia juga menerima tiga belas pesawat [[OV-10 Bronco]] dari [[Rockwell International|Rockwell International Corporation]] dengan bantuan kredit penjualan bantuan militer asing resmi pemerintah AS. Bronco sangat ideal untuk invasi Timor Timur, karena dirancang khusus untuk operasi kontra-pemberontakan di medan yang curam.<ref>Taylor, p. 90</ref> Pada awal Februari 1977, setidaknya enam dari 13 Bronco beroperasi di Timor Timur dan membantu militer Indonesia menentukan posisi Fretilin.<ref>"Big Build-up by Indonesian navy," Canberra Times, 4 February 1977.</ref> OV-10 Bronco memberikan pukulan berat bagi Falintil ketika pesawat itu menyerang pasukan mereka dengan senjata konvensional dan Napalm yang dipasok Soviet yang dikenal sebagai 'Opalm.' Bersamaan dengan persenjataan baru, 10.000 tentara tambahan dikirim untuk memulai kampanye baru yang dikenal sebagai 'solusi akhir'.<ref>Taylor, p. 91</ref>
[[Berkas:Prabowo in East Timor.jpg|thumb|Satuan Komando Nanggala TNI Angkatan Darat di Timor Timur dipimpin oleh [[Prabowo Subianto]]]]
 
Ahli strategi TNI menerapkan strategi atrisi melawan Falintil mulai September 1977. Hal ini dilakukan dengan membuat wilayah tengah Timor Timur tidak mampu menopang kehidupan manusia melalui serangan napalm, perang kimia dan perusakan tanaman. Hal ini dilakukan untuk memaksa penduduk agar menyerahkan diri ke dalam penjagaan pasukan Indonesia dan merampas makanan dan penduduk Falintil. Pejabat Katolik di Timor Timur menyebut strategi ini sebagai kampanye "pengepungan dan pemusnahan".<ref>Taylor (1990), p. 85.</ref> 35.000 tentara ABRI mengepung daerah-daerah yang didukung Fretilin dan membunuh pria, wanita, dan anak-anak. Pengeboman udara dan laut diikuti oleh pasukan darat, yang menghancurkan desa-desa dan infrastruktur pertanian. Ribuan orang mungkin telah terbunuh selama periode ini.<ref>Dunn (1996), pp. 275–276; Taylor, pp. 85–88; Budiardjo and Liong (1984), pp. 27–31.</ref> Pada awal 1978, seluruh penduduk sipil desa Arsaibai, dekat perbatasan Indonesia, dibunuh karena mendukung Fretilin setelah dibombardir dan kelaparan.<ref name="Taylor, p. 85">Taylor, p. 85</ref> Keberhasilan kampanye 'pengepungan dan pemusnahan' mengarah pada 'kampanye pembersihan akhir', di mana anak-anak dan laki-laki akan dipaksa untuk berpegangan tangan dan berbaris di depan unit-unit Indonesia mencari anggota Fretilin. Ketika anggota Fretilin ditemukan, anggota akan dipaksa untuk menyerah atau menembaki rakyatnya sendiri.<ref>John Taylor, “Encirclement and Annihilation,” in The Spector of Genocide: Mass Murder in the Historical Perspective, ed. Robert Gellately & Ben Kiernan (New York: Cambridge University Press, 2003), pp. 166–67</ref>
 
Baris 246 ⟶ 249:
[[File:INTERFET 12 Feb 2000.jpg|thumb|right|Pasukan [[INTERFET]] memasuki [[Dili]] pada 20 September, dua minggu setelah kelompok paramiliter pro-Indonesia memulai gelombang kekerasan terakhir.<ref name="interfet"/>]]
 
Kekerasan tersebut disambut dengan kemarahan publik yang meluas di Australia, Portugal dan di tempat lain dan para aktivis di Portugal, Australia, Amerika Serikat dan negara-negara lain menekan pemerintah mereka untuk mengambil tindakan. [[Perdana Menteri Australia]] [[John Howard]] berkonsultasi dengan Sekjen PBB [[Kofi Annan]] dan melobi [[Presiden Amerika Serikat|Presiden AS]] [[Bill Clinton]] untuk mendukung pasukan penjaga perdamaian internasional yang dipimpin Australia untuk memasuki Timor Timur guna mengakhiri kekerasan. Amerika Serikat menawarkan sumber daya logistik dan intelijen yang penting dan kehadiran pencegah "di luar cakrawala", tetapi tidak mengerahkan pasukan untuk operasi tersebut. Akhirnya, pada 11 September, Bill Clinton mengumumkan:<ref name="abc.net.au">{{cite web |url=http://www.abc.net.au/news/howardyears/content/s2422684.htm |archive-url=https://web.archive.org/web/20100923201217/http://www.abc.net.au/news/howardyears/content/s2422684.htm |title=The Howard Years: Episode 2: "Whatever It Takes" |work=Program Transcript |date=24 November 2008 |archive-date=26 Mei 2022 |publisher=Australian Broadcasting Commission |access-date=26 Mei 2022}}</ref>
 
<blockquote>Saya telah menjelaskan bahwa kesediaan saya untuk mendukung bantuan ekonomi masa depan dari masyarakat internasional akan tergantung pada bagaimana Indonesia menangani situasi mulai hari ini.</blockquote>
Baris 375 ⟶ 378:
[[Kategori:Timor Timur]]
[[Kategori:Orde Baru]]
[[Kategori:Invasi oleh Indonesia]]
 
[[de:Geschichte Osttimors#Indonesische Besatzungszeit]]