Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abdul jesen (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(225 revisi perantara oleh 67 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{redirect2|Negara Kesatuan Republik Indonesia|Republik Indonesia|kegunaan lain|Indonesia (disambiguasi)}}
{{pp-semi-indef|small=yes}}
{{Pp-protected}}
{{Pp-vandalism}}
{{Indonesia infobox}}
'''Indonesia''' ({{IPA-id|in.ˈdo.nɛ.sja}}), dikenal dengan nama resmi '''Republik Indonesia''',{{efn|name=fn1|Republik atauIndonesia lebihadalah lengkapnyanama '''resmi yang paling sering digunakan, meskipun nama [[Sejarah nama Indonesia|Negara Kesatuan Republik Indonesia''',]] (NKRI) juga tampil dalam beberapa dokumen resmi.}} adalah sebuah [[negara kepulauan]] di [[Asia Tenggara]] yang dilintasi garis [[khatulistiwa]] dan berada di antara daratan benua [[Asia]] dan [[Oseania]], sehingga dikenal sebagai [[negara lintas benua]], serta antara [[Samudra Pasifik]] dan [[Samudra Hindia]].
 
Indonesia merupakan [[daftar negara menurut luas wilayah|negara terluas ke-1514]] sekaligus [[daftar negara kepulauan|negara kepulauan terbesar di dunia]] dengan luas wilayah sebesar 1.904.570569&nbsp;km²,<ref>{{Cite web|first=United Nations - Department of Economic and Social Affairs|title=Demographic Yearbook 72nd Issue|url=https://unstats.un.org/unsd/demographic-social/products/dyb/dybsets/2021.pdf|website=United Nations - Department of Economic and Social Affairs|access-date=30 Januari 2023|archive-date=2023-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230130110720/https://unstats.un.org/unsd/demographic-social/products/dyb/dybsets/2021.pdf|dead-url=no}}</ref> serta negara dengan pulau terbanyak ke-6 di dunia, dengan jumlah 17.504 pulau.<ref>{{cite web|date=5 Oktober 2020|title=Which Countries Have The Most Islands?|url=https://www.worldatlas.com/articles/which-countries-have-the-most-islands.html|website=World Atlas|language=en-US|access-date=23 April 2022|archive-date=2022-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20220124203917/https://www.worldatlas.com/articles/which-countries-have-the-most-islands.html|dead-url=no}}</ref> Nama alternatif yang dipakai untuk kepulauan Indonesia disebut [[Nusantara]].<ref name="Kroef">{{cite journal|author=Justus M. van der Kroef|date=1951|title=The Term Indonesia: Its Origin and Usage|url=http://links.jstor.org/sici?sici=0003-0279%28195107%2F09%2971%3A3%3C166%3ATTIIOA%3E2.0.CO%3B2-5|dead-url=no|journal=Journal of the American Oriental Society|volume=71|issue=3|pages=166–171|doi=10.2307/595186|archive-url=https://web.archive.org/web/20200410201834/http://links.jstor.org/sici?sici=0003-0279%28195107%2F09%2971%3A3%3C166%3ATTIIOA%3E2.0.CO%3B2-5|archive-date=10 April 2020|access-date=2 Agustus 2008}}</ref> Selain itu, Indonesia juga menjadi [[daftar negara menurut jumlah penduduk|negara berpenduduk terbanyak ke-4 di dunia]] dengan penduduk mencapai 277,749,853275.344.166 jiwa pada tahun 2022,<ref>{{cite web|url=https://dukcapil.kemendagri.go.id/page/read/7/data-kependudukan|publisher=[[MinistryKementerian ofDalam HomeNegeri AffairsRepublik (Indonesia)]]|title=IndonesianData Population 2022Kependudukan|access-date=1215 AprilSeptember 20232024}}</ref> serta negara dengan penduduk beragama [[Islam]] [[Islam menurut negara|terbanyak kedua di dunia]] setelah Pakistan, dengan penganut lebih dari 238,.875,.159 jiwa atau sekitar 86,9%.<ref name="SP2010">{{cite web|url=http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=0|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut|date=15 Mei 2010|publisher=[[Badan Pusat Statistik]]|location=Jakarta|access-date=28 Februari 2019|archive-date=3 Desember 2017|archive-url=https://web.archive.org/web/20171203121120/http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=0|dead-url=no}}</ref>{{sfn|Ricklefs|2001|p=379}} Indonesia adalah negara multiras, multietnis, dan multikultural di dunia, seperti halnya [[Amerika Serikat]].<ref name=":7">{{cite web|title=Portal Jurnal Elektronik Universitas Negeri Malang|url=http://journal.um.ac.id/home/|access-date=27 Februari 2022|archive-date=2022-03-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20220301002559/http://journal.um.ac.id/home/|dead-url=no}}</ref> Indonesia berbatasan dengan sejumlah negara di Asia Tenggara dan Oseania. Indonesia berbatasan di wilayah darat dengan [[Malaysia]] di [[Kalimantan|Pulau Kalimantan]] dan [[Pulau Sebatik|Sebatik]], dengan [[Papua Nugini]] di [[Pulau Papua]], dan dengan [[Timor Leste]] di [[Pulau Timor]]. Negara yang hanya berbatasan laut dengan Indonesia adalah [[Singapura]], [[Filipina]], [[Australia]], [[Thailand]], [[Vietnam]], [[Palau]], dan [[wilayah persatuan]] [[Kepulauan Andaman dan Nikobar]], [[India]].
 
Indonesia adalah [[negara kesatuan]] dengan bentuk pemerintahan republik berdasarkan konstitusi yang sah, yaitu [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945]] (UUD 1945).<ref>[https://web.archive.org/web/20220813023812/https://jdih.mkri.id/mg58ufsc89hrsg/UUD_1945_Perubahan.pdf Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam ''Satu Naskah''].</ref> Berdasarkan UUD 1945 pula, [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR), [[Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Daerah]] (DPD), dan [[Presiden Indonesia|Presiden]] dicalonkan lalu dipilih dalam [[pemilihan umum]]. Ibu kota Indonesia saat ini adalah [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Pada tanggal 18 Januari 2022, pemerintah Indonesia menetapkan [[Nusantara (ibu kota terencana)|Ibu Kota Nusantara]] yang berada di Pulau Kalimantan, yang menempati wilayah [[Kabupaten Penajam Paser Utara]], untuk menggantikan Jakarta sebagai ibu kota yang baru.<ref>{{cite news|date=18 Januari 2022|title=RUU Ibu Kota Negara Sah Jadi Undang-Undang|url=https://www.republika.co.id/berita/r5w6fc428/ruu-ibu-kota-negara-sah-jadi-undangundang|work=Republika|language=id|access-date=18 Januari 2022|archive-date=2022-04-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220413104427/https://www.republika.co.id/berita/r5w6fc428/ruu-ibu-kota-negara-sah-jadi-undangundang|dead-url=no}}</ref> Hingga tahun 2022, proses peralihan ibu kota masih berlangsung.
Indonesia berbatasan dengan sejumlah negara di Asia Tenggara dan [[Oseania]]. Indonesia berbatasan di wilayah darat dengan [[Malaysia]] di [[Kalimantan|Pulau Kalimantan]] dan [[Pulau Sebatik|Sebatik]], dengan [[Papua Nugini]] di [[Pulau Papua]], dan dengan [[Timor Leste]] di [[Pulau Timor]]. Negara yang hanya berbatasan laut dengan Indonesia adalah [[Singapura]], [[Filipina]], [[Australia]], [[Thailand]], [[Vietnam]], [[Palau]] dan [[wilayah persatuan]] [[Kepulauan Andaman dan Nikobar]], [[India]].
 
[[Sejarah Indonesia]] banyak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa pendatang dan penjajah. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting sejak abad ke-7, yaitu sejak berdirinya [[Sriwijaya]], kerajaan bercorak Hinduisme-Buddhisme yang berpusat di [[Kota Palembang|Palembang]]. Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan [[Tionghoa|bangsa Tionghoa]], [[orang India|India]], dan juga [[bangsa Arab|Arab]]. Agama dan kebudayaan Hinduisme-Buddhisme tumbuh, berkembang, dan ber[[asimilasi (sosial)|asimilasi]] di kepulauan Indonesia pada awal abad ke-4 hingga abad ke-13 Masehi. Setelah itu, para pedagang sufi dan Islam sunni membawa agama dan kebudayaan Islam sekitar abad ke-8 hingga abad ke-16. Pada akhir abad ke-15, bangsa-bangsa Eropa datang ke kepulauan Indonesia dan berperang untuk memonopoli perdagangan [[rempah-rempah]] di [[Maluku]] semasa [[Abad Penjelajahan|Zaman Penjelajahan]]. Setelah berada di bawah [[Sejarah Nusantara (1800–1942)|kolonial Belanda]], Indonesia yang saat itu bernama [[Hindia Belanda]], [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|memproklamasikan kemerdekaan]] di akhir [[Perang Dunia II]], tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Selanjutnya, Indonesia mendapat berbagai tantangan dan persoalan berat, mulai dari [[bencana alam]], praktik korupsi yang masif, konflik sosial, gerakan [[separatisme]], proses [[demokratisasi]], dan periode pembangunan, perubahan dan perkembangan sosial–ekonomi–politik, serta [[modernisasi]] yang pesat.
Indonesia adalah [[negara kesatuan]] dengan bentuk pemerintahan republik berdasarkan konstitusi yang sah, yaitu [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945]] (UUD 1945).<ref>[https://jdih.mkri.id/mg58ufsc89hrsg/UUD_1945_Perubahan.pdf Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam ''Satu Naskah''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220813023812/https://jdih.mkri.id/mg58ufsc89hrsg/UUD_1945_Perubahan.pdf |date=2022-08-13 }}.</ref> Berdasarkan UUD 1945 pula, [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR), [[Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Daerah]] (DPD), dan [[Presiden Indonesia|Presiden]] dicalonkan lalu dipilih dalam pemilihan umum.
 
Ibu kota Indonesia saat ini adalah [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Pada tanggal 18 Januari 2022, pemerintah Indonesia menetapkan [[Nusantara (kota terencana)|Ibu Kota Nusantara]] yang berada di Pulau Kalimantan, yang menempati wilayah [[Kabupaten Penajam Paser Utara]], untuk menggantikan Jakarta sebagai ibu kota yang baru.<ref>{{cite news|date=18 Januari 2022|title=RUU Ibu Kota Negara Sah Jadi Undang-Undang|url=https://www.republika.co.id/berita/r5w6fc428/ruu-ibu-kota-negara-sah-jadi-undangundang|work=Republika|language=id|access-date=18 Januari 2022|archive-date=2022-04-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220413104427/https://www.republika.co.id/berita/r5w6fc428/ruu-ibu-kota-negara-sah-jadi-undangundang|dead-url=no}}</ref> Hingga tahun 2022, proses peralihan ibu kota masih berlangsung.
 
[[Sejarah Indonesia]] banyak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa pendatang dan penjajah. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting sejak abad ke-7, yaitu sejak berdirinya [[Sriwijaya]], kerajaan bercorak Hinduisme-Buddhisme yang berpusat di [[Kota Palembang|Palembang]]. Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan [[Tionghoa|bangsa Tionghoa]], [[orang India|India]], dan juga [[bangsa Arab|Arab]]. Agama dan kebudayaan Hinduisme-Buddhisme tumbuh, berkembang, dan ber[[asimilasi (sosial)|asimilasi]] di kepulauan Indonesia pada awal abad ke-4 hingga abad ke-13 Masehi. Setelah itu, para pedagang dan ulama dari [[Jazirah Arab]] yang membawa agama dan kebudayaan Islam sekitar abad ke-8 hingga abad ke-16. Pada akhir abad ke-15, bangsa-bangsa Eropa datang ke kepulauan Indonesia dan berperang untuk memonopoli perdagangan [[rempah-rempah]] di [[Maluku]] semasa [[Abad Penjelajahan|Zaman Penjelajahan]]. Setelah berada di bawah [[Sejarah Nusantara (1800–1942)|kolonial Belanda]], Indonesia yang saat itu bernama [[Hindia Belanda]], [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|memproklamasikan kemerdekaan]] di akhir [[Perang Dunia II]], tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945. Selanjutnya, Indonesia mendapat berbagai tantangan dan persoalan berat, mulai dari [[bencana alam]], praktik korupsi yang masif, konflik sosial, gerakan [[separatisme]], proses [[demokratisasi]], dan periode pembangunan, perubahan dan perkembangan sosial–ekonomi–politik, serta [[modernisasi]] yang pesat.
 
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa, Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi yakni [[Suku bangsa Austronesia|Austronesia]] dan [[Melanesia]] di mana bangsa Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian barat. Dengan [[suku Jawa]] dan [[Suku Sunda|Sunda]] membentuk kelompok suku bangsa terbesar dengan persentase mencapai 57% dari seluruh penduduk Indonesia.<ref>Leo Suryadinata, Evi Nurvidya Arifin, Aris Ananta; Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape; Institute of Southeast Asian Studies, 2003</ref> Semboyan nasional Indonesia, "''[[Bhinneka Tunggal Ika]]''" (Berbeda-beda tetapi tetap satu), bermakna keberagaman sosial-budaya yang membentuk satu kesatuan negara. Selain memiliki penduduk yang padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki alam yang mendukung tingkat [[keanekaragaman hayati]] terbesar ke-2 di dunia.
 
Indonesia merupakan anggota dari [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (PBB), [[Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara]] (ASEAN), [[Gerakan Non-Blok]] (GNB), [[Konferensi Asia–Afrika]] (KAA), [[Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik]] (APEC), [[Organisasi Kerjasama Islam|Organisasi Kerja Sama Islam]] (OKI), dan [[G20]].
 
== Etimologi ==
Baris 26 ⟶ 22:
== Sejarah ==
{{utama|Sejarah Indonesia|Sejarah Nusantara}}
Secara garis besar, sejarah Indonesia terdiri dari periode prasejarah, periode monarki, periode kolonial, dan periode republik.
 
=== Periode prasejarah ===
{{utama|Prasejarah Indonesia}}
[[Berkas:Map of Sunda and Sahul.svg|jmpl|300x300px|Peta wilayah ''[[Sundaland]]'', [[Paparan Sahul|Sahul]], dan [[Wallacea]] pada kala [[Pleistosen]].|kiri]][[Daftar pulau di Indonesia menurut provinsi|Kepulauan Indonesia]] terbentuk melalui berbagai aktivitas [[Tektonisme|tektonis]] yang sangat kompleks sejak awal [[Masa (geologi)|masa]] [[Senozoikum]] (sekitar 66 juta tahun lalu) dan mulai mencapai bentuknya yang sekarang ketika memasuki [[Kala (geologi)|kala]] [[Pleistosen]] (sekitar 2,58 juta tahun lalu).<ref>{{cite book|last=MacKinnon|first=Kathy|year=1986|title=Alam Asli Indonesia|location=Jakarta|publisher=Penerbit PT Gramedia|page=8}}</ref> Pada kala tersebut, [[permukaan laut]] global saat itu rata-rata lebih rendah 130 meter daripada permukaan laut global sekarang,<ref>{{Cite journal|last=Ludt|first=William B.|last2=Rocha|first2=Luiz A.|date=2015-01|editor-last=Ali|editor-first=Jason|title=Shifting seas: the impacts of Pleistocene sea‐level fluctuations on the evolution of tropical marine taxa|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jbi.12416|journal=Journal of Biogeography|language=en|volume=42|issue=1|pages=25–38|doi=10.1111/jbi.12416|issn=0305-0270}}</ref> sehingga muncul [[Sundaland|Daratan Sunda]] (''Sundaland'') yang terhubung dengan daratan utama [[Asia]] dan saat ini mencakup [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Kalimantan]], dan [[Laut|lautan-lautan]] di antaranya,<ref name="sunda-shelf">{{Cite journal|last=Heaney|first=Lawrence R.|date=1984|title=Mammalian Species Richness on Islands on the Sunda Shelf, Southeast Asia|jstor=4217198|journal=Oecologia|volume=61|issue=1|pages=11–17|pmid=28311380|doi=10.1007/BF00379083|bibcode=1984Oecol..61...11H|citeseerx=10.1.1.476.4669|s2cid=4810675}}</ref><ref>{{cite web|last=Irwanto|first=Dhani|date=29 September 2015|title=Sundaland|url=https://atlantisjavasea.com/2015/09/29/sundaland/|website=Atlantis in the Java Sea}}</ref> serta [[Paparan Sahul|Benua Sahul]] yang saat ini mencakup [[Pulau Papua]], [[Australia (benua)|Australia]], dan [[Laut Arafura]].<ref name="Dating the First Australians">{{cite journal|last1=Gillespie|first1=Richard|date=January 2002|title=Dating the First Australians|journal=Radiocarbon|volume=44|issue=2|pages=455–472|doi=10.1017/S0033822200031830|doi-access=free}}</ref><ref>{{cite book|last1=Kennett|first1=B. L. N.|last2=Chopping|first2=R.|last3=Blewett|first3=R.|date=2018|url=https://books.google.com/books?id=YxFxDwAAQBAJ|title=The Australian continent: a geophysical synthesis|location=Canberra|publisher=Australian National University Press|isbn=9781760462475}}</ref> Kedua daratan tersebut diantarai oleh [[Wallacea|Kepulauan Wallacea]] yang saat ini mencakup [[Sulawesi]], [[Kepulauan Nusa Tenggara|Nusa Tenggara]], dan [[Kepulauan Maluku|Maluku]].<ref name="Myers-etal">{{Cite journal|last1=Myers|first1=N.|last2=Mittermeier|first2=R. A.|last3=Mittermeier|first3=C. G.|last4=Da Fonseca|first4=G. A|last5=Kent|first5=J.|year=2000|title=Biodiversity hotspots for conservation priorities|url=http://wedocs.unep.org/bitstream/handle/20.500.11822/18446/Biodiversity_hotspots_for_conservation_priorit.pdf|journal=Nature|volume=403|issue=6772|pages=853–857|bibcode=2000Natur.403..853M|doi=10.1038/35002501|pmid=10706275|access-date=15 September 2019|s2cid=4414279}}</ref> Sekitar 74.000 tahun yang lalu, [[Letusan gunung|letusan dahsyat]] berskala [[Indeks Daya Ledak Vulkanik|VEI-8]] terjadi pada [[Teori bencana Toba|Gunung Toba]] (sekarang menjadi [[Danau Toba]]). Letusan tersebut konon menjadi letusan [[gunung berapi]] terbesar yang berhasil diteliti. [[Perubahan iklim]] yang ditimbulkannya diperkirakan menjadi penyebab populasi [[Manusia modern anatomis|manusia modern]] dunia hampir seluruhnya musnah dan pergerakan [[Migrasi awal manusia|migrasi]] manusia sempat terhenti pada [[Sub-kala (geologi)|subkala]] [[Pleistosen Akhir]].<ref>Michael R. Rampino, Stanley H. Ambrose, 2000. [[doi:10.1130/0-8137-2345-0.71|"Volcanic winter in the Garden of Eden: The Toba supereruption and the late Pleistocene human population crash"]], Volcanic Hazards and Disasters in Human Antiquity, Floyd W. McCoy, Grant Heiken</ref><ref name="chesner1991">{{en}} {{Cite journal|author1=Chesner, C.A.|author2=Westgate, J.A.|author3=Rose, W.I.|author4=Drake, R.|author5=Deino, A.|date=March 1991|title=Eruptive history of Earth's largest Quaternary caldera (Toba, Indonesia) clarified|url=http://www.geo.mtu.edu/~raman/papers/ChesnerGeology.pdf|dead-url=no|journal=Geology|publisher=Michigan Technological University|volume=19|issue=3|pages=200–203|bibcode=1991Geo....19..200C|doi=10.1130/0091-7613(1991)019<0200:EHOESL>2.3.CO;2|archive-url=https://web.archive.org/web/20120226052643/http://www.geo.mtu.edu/~raman/papers/ChesnerGeology.pdf|archive-date=2012-02-26|accessdate=2018-06-20}}</ref> Lalu pada akhir [[periode glasial terakhir]] (sekitar 12.000 tahun lalu), permukaan laut naik setinggi 60 meter hanya dalam kurun waktu lima [[milenium]].<ref>{{cite journal|date=July 2011|title=The early Holocene sea level rise|journal=Quaternary Science Reviews|volume=30|issue=15–16|pages=1846–1860|bibcode=2011QSRv...30.1846S|doi=10.1016/j.quascirev.2011.04.019|quote=The rise, of ca 60m, took place over most of the Earth as the volume of the oceans increased during deglaciation and is dated at 11,650–7000 cal. BP. The EHSLR was largely driven by meltwater release from decaying ice masses and the break up of coastal ice streams. [...] The impact of the EHSLR on climate is reviewed and it is maintained that the event was a factor in the 8200 BP cooling event, as well as in changes in ocean current patterns and their resultant effects. The EHSLR may also have enhanced volcanic activity, but no clear evidence of a causal link with submarine sliding on continental slopes and shelves can yet be demonstrated. The rise probably influenced rates and patterns of human migrations and cultural changes.|author-first1=D.E.|author-last1=Smith|author-first2=S.|author-last2=Harrison|author-first3=C.R.|author-last3=Firth|author-first4=J.T.|author-last4=Jordan}}</ref> Akibatnya, [[daratan]] yang lebih rendah terendam dan membentuk perairan dangkal, sementara daratan yang lebih tinggi terpisah-pisah menjadi pulau-pulau yang lebih kecil. Pulau-pulau tersebut membentuk kepulauan Indonesia seperti sekarang ini.<ref name="sunda-shelf-2">{{Cite journal|last=Hanebuth|first=Till|last2=Stattegger|first2=Karl|last3=Grootes|first3=Pieter M.|date=2000|title=Rapid Flooding of the Sunda Shelf: A Late-Glacial Sea-Level Record|journal=Science|volume=288|issue=5468|pages=1033–1035|bibcode=2000Sci...288.1033H|doi=10.1126/science.288.5468.1033|jstor=3075104}}</ref>
[[Berkas:Java Man.jpg|kiri|jmpl|Ilustrasi "[[Manusia Jawa]]" oleh J. H. McGregor.]]
Fosil-fosil manusia purba seperti ''[[Homo erectus]]'', yang oleh [[Antropologi|antropolog]] juga dijuluki "[[Manusia Jawa]]", menimbulkan dugaan bahwa kepulauan Indonesia telah mulai berpenghuni pada antara dua juta sampai 500.000 tahun yang lalu. Namun kebenaran tentang hal ini banyak diperdebatkan.<ref>{{cite journal
|last = Pope
|title = Recent advances in far eastern paleoanthropology
|url = https://archive.org/details/sim_annual-review-of-anthropology_1988_17/page/43
|journal = Annual Review of Anthropology
|volume = 17
|pages = 43–77
|year = 1988
|doi = 10.1146/annurev.an.17.100188.000355
}}
cited in {{cite book
|last = Whitten
|first = T
|coauthors = Soeriaatmadja, R. E., Suraya A. A.
|title = The Ecology of Java and Bali
|publisher = Periplus Editions Ltd
|year = 1996
|location = Hong Kong
|pages = 309–312
|id =
}}; {{cite journal
|last = Pope
|first = G
|authorlink =
|coauthors =
|title = Evidence on the Age of the Asian Hominidae
|journal = Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America
|volume = 80
|issue = 16
|pages = 4,988–4992
|date = [[15 Agustus]], [[1983]]
|url = http://www.pnas.org/cgi/content/abstract/80/16/4988
|accessdate =
|pmid = 6410399
|doi = 10.1073/pnas.80.16.4988
|archive-date = 2008-11-21
|archive-url = https://web.archive.org/web/20081121211948/http://www.pnas.org/cgi/content/abstract/80/16/4988
|dead-url = no
}}
cited in
{{cite book
|last = Whitten
|first = T
|coauthors = Soeriaatmadja, R. E., Suraya A. A.
|title = The Ecology of Java and Bali
|publisher = Periplus Editions Ltd
|year = 1996
|location = Hong Kong
|pages = 309
|id =
}};
{{cite journal
|last = de Vos
|first = J.P.
|coauthors = P.Y. Sondaar,
|title = Dating hominid sites in Indonesia
|journal = Science Magazine
|volume = 266
|issue = 16
|pages = 4, 988–4992
|date = [[9 Desember]] [[1994]]
|url = http://www.sciencemag.org/cgi/reprint/266/5191/1726.pdf
|format = PDF
|doi = 10.1126/science.7992059
|accessdate =
|archive-date = 2009-09-29
|archive-url = https://web.archive.org/web/20090929225215/http://www.sciencemag.org/cgi/reprint/266/5191/1726.pdf
|dead-url = no
}}
cited in {{cite book
|last = Whitten
|first = T
|coauthors = Soeriaatmadja, R. E., Suraya A. A.
|title = The Ecology of Java and Bali
|publisher = Periplus Editions Ltd
|year = 1996
|location = Hong Kong
|pages = 309
|id =
}}</ref>
 
Dari 110.000 hingga 12.000 tahun yang lalu, daratan Nusantara bagian barat (kira-kira kepulauan sebelah barat termasuk [[Sumatra]], [[Jawa]], dan [[Kalimantan]] sekarang) masih menyatu dengan daratan utama Asia, membentuk [[Sundaland]].<ref name="sunda-shelf">{{Cite journal|last=Heaney|first=Lawrence R.|date=1984|title=Mammalian Species Richness on Islands on the Sunda Shelf, Southeast Asia|jstor=4217198|journal=Oecologia|volume=61|issue=1|pages=11–17|pmid=28311380|doi=10.1007/BF00379083|bibcode=1984Oecol..61...11H|citeseerx=10.1.1.476.4669|s2cid=4810675}}</ref><ref name="sunda-shelf-2">{{Cite journal|last=Hanebuth|first=Till|last2=Stattegger|first2=Karl|last3=Grootes|first3=Pieter M.|date=2000|title=Rapid Flooding of the Sunda Shelf: A Late-Glacial Sea-Level Record|jstor=3075104|journal=Science|volume=288|issue=5468|pages=1033–1035|bibcode=2000Sci...288.1033H|doi=10.1126/science.288.5468.1033}}</ref> Dalam periode tersebut, tepatnya sekitar 74000 ribu tahun yang lalu, terjadi [[Teori bencana Toba|erupsi Gunung Toba]] yang disebut-sebut sebagai salah satu letusan gunung api terbesar sepanjang sejarah yang menyebabkan perubahan iklim yang dikatakan hampir memusnahkan populasi manusia modern saat itu. Umat manusia sendiri sebenarnya belum sampai ke Sumatra, gelombang migrasi dari [[Afrika]] ikut terhenti untuk sementara akibat erupsi ini. Gunung Toba kemudian tenggelam dan kalderanya membentuk sebuah [[Danau Toba|danau besar dengan nama yang sama]].<ref name=chesner1991>{{en}} {{Cite journal |url=http://www.geo.mtu.edu/~raman/papers/ChesnerGeology.pdf |author1=Chesner, C.A. |author2=Westgate, J.A. |author3=Rose, W.I. |author4=Drake, R. |author5=Deino, A. |journal=Geology |volume=19 |issue=3 |pages=200–203 |title=Eruptive history of Earth's largest Quaternary caldera (Toba, Indonesia) clarified |publisher=Michigan Technological University |date=March 1991 |accessdate=2018-06-20 |bibcode=1991Geo....19..200C |doi=10.1130/0091-7613(1991)019<0200:EHOESL>2.3.CO;2 |archive-date=2012-02-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120226052643/http://www.geo.mtu.edu/~raman/papers/ChesnerGeology.pdf |dead-url=no }}</ref>
 
[[Berkas:Java Man.jpg|jmpl|Ilustrasi "[[Manusia Jawa]]" oleh J. H. McGregor.]]
Sekitar 60.000 tahun yang lalu, gelombang migrasi pertama manusia yang menjadi nenek moyang ras [[Melanesia]] sampai di dataran Nusantara. Berakhirnya zaman es pada awal zaman [[Holosen]] (12.000 tahun Sebelum Masehi) menyebabkan naiknya permukaan laut dan terpisahnya daratan-daratan Sundaland dari daratan utama Asia, lalu terpecah hingga membentuk kepulauan Nusantara seperti sekarang ini. Kejadian-kejadian tersebut menjadi pemicu terjadinya [[diaspora]] manusia.<ref name="melanesia">{{Cite web|first=Mahandis Yoanata|last=Thamrin|title=Migrasi Manusia dan Perjalanan Sejarah Melanesia di Indonesia|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/131736895/migrasi-manusia-dan-perjalanan-sejarah-melanesia-di-indonesia|website=National Geographic|language=id|date=2019-06-06|access-date=2022-08-21|archive-date=2022-08-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20220821160425/https://nationalgeographic.grid.id/read/131736895/migrasi-manusia-dan-perjalanan-sejarah-melanesia-di-indonesia|dead-url=no}}</ref>
Dari kumpulan [[fosil]] [[manusia purba]] ''[[Homo erectus]]'' (atau [[manusia Jawa]]) dan ''[[Homo floresiensis]]'' ("manusia Flores") yang pernah menetap di Indonesia, kuat dugaan bahwa kepulauan Indonesia telah dihuni oleh [[manusia purba]] tersebut sekurang-kurangnya antara dua juta sampai 500.000 tahun yang lalu. Manusia purba tersebut kemudian berangsur-angsur [[Kepunahan|punah]] seiring dengan kedatangan [[Manusia modern anatomis|manusia modern]] (''[[Manusia|Homo sapiens]]'') di kepulauan Indonesia.<ref name="Herries">{{cite journal|display-authors=6|date=April 2020|title=Contemporaneity of ''Australopithecus'', ''Paranthropus'', and early ''Homo erectus'' in South Africa|journal=Science|volume=368|issue=6486|pages=eaaw7293|doi=10.1126/science.aaw7293|pmid=32241925|vauthors=Herries AI, Martin JM, Leece AB, Adams JW, Boschian G, Joannes-Boyau R, Edwards TR, Mallett T, Massey J, Murszewski A, Neubauer S, Pickering R, Strait DS, Armstrong BJ, Baker S, Caruana MV, Denham T, Hellstrom J, Moggi-Cecchi J, Mokobane S, Penzo-Kajewski P, Rovinsky DS, Schwartz GT, Stammers RC, Wilson C, Woodhead J, Menter C|doi-access=free}}</ref><ref name="Revised date Nature">{{cite journal|last1=Sutikna|first1=Thomas|last2=Tocheri|first2=Matthew W.|display-authors=etal|date=30 March 2016|title=Revised stratigraphy and chronology for ''Homo floresiensis'' at Liang Bua in Indonesia|url=https://ro.uow.edu.au/smhpapers/3778|journal=Nature|volume=532|issue=7599|pages=366–9|bibcode=2016Natur.532..366S|doi=10.1038/nature17179|pmid=27027286|s2cid=4469009}}</ref>
 
Kedatangan[[Migrasi bangsaawal manusia|Gelombang migrasi manusia modern]] pertama kali sampai di kepulauan Indonesia melalui jalur darat sekitar 60.000 tahun yang lalu. Gelombang pertama ini menjadi nenek moyang dari [[AustronesiaOrang Melanesia|bangsa Melanesia]].<ref dariname="melanesia">{{Cite daratanweb|last=Thamrin|first=Mahandis Yoanata|date=2019-06-06|title=Migrasi Manusia dan Perjalanan Sejarah Melanesia di Indonesia|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/131736895/migrasi-manusia-dan-perjalanan-sejarah-melanesia-di-indonesia|website=National Geographic|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20220821160425/https://nationalgeographic.grid.id/read/131736895/migrasi-manusia-dan-perjalanan-sejarah-melanesia-di-indonesia|archive-date=2022-08-21|dead-url=no|access-date=2022-08-21}}</ref><ref name="PosthC">{{cite journal|display-authors=6|year=2016|title=Pleistocene Mitochondrial Genomes Suggest a Single Major Dispersal of Non-Africans and a Late Glacial Population Turnover in Europe|journal=Current Biology|volume=26|issue=6|pages=827–833|doi=10.1016/j.cub.2016.01.037|pmid=26853362|vauthors=Posth C, Renaud G, Mittnik M, Drucker DG, Rougier H, Cupillard C, Valentin F, Thevenet C, Furtwängler A, Wißing C, Francken M, Malina M, Bolus M, Lari M, Gigli E, Capecchi G, Crevecoeur I, Beauval C, Flas D, Germonpré M, van der Plicht J, Cottiaux R, Gély B, Ronchitelli A, Wehrberger K, Grigorescu D, Svoboda J, Semal P, Caramelli D, Bocherens H, Harvati K, Conard NJ, Haak W, Powell A, Krause J|hdl=2440/114930|s2cid=140098861|hdl-access=free}}</ref> Kemudian sekitar 3.500–1.500 [[TaiwanMasehi|SM]], [[Suku-suku Austronesia|bangsa Austronesia]] yang mulaiberasal dari [[Taiwan]] tiba dimelalui Nusantarajalur sekitarlaut 3500dan hinggamenetap 2000di SMkepulauan Indonesia. menyebabkanSebagian bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu di sana terdesak ke wilayah-wilayah yangtimur jauh di timur kepulauan, meskipun adasementara sebagian yanglagi [[Asimilasi (sosial)|berasimilasi/akulturasi]] dengan pendatang tersebut.<ref name="melanesia" /><ref>[[#{{sfn|Taylor|Taylor (2003)]], |pp. =5–7</ref>}}<ref>{{Cite news|last=Avisena|first=M Ilham Ramadhan|date=2021-08-17|title=Tiga Teori Asal Usul Nenek Moyang Indonesia|url=https://mediaindonesia.com/humaniora/403046/tiga-teori-asal-usul-nenek-moyang-indonesia|work=[[Media Indonesia]]|language=id|access-date=2022-08-21|archive-date=2022-08-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20220821160533/https://mediaindonesia.com/humaniora/403046/tiga-teori-asal-usul-nenek-moyang-indonesia|dead-url=no}}</ref> Dengan kondisi tanah vulkanisManusia yang subur,menetap melimpahnyatersebut keanekaragamankemudian hayati,mengembangkan ditambahbudaya dengan kemampuan[[Budi daya|bercocok tanam yang dimiliki manusia saat itu menyebabkan kegiatan pertanian]] dan pemukiman mulai terbentuk dan berkembang pesat.<ref>[[#Pelayaran|melaut]].{{sfn|Taylor|Taylor (2003)]], |pp. 8-9</ref>=8–9}}
 
=== Periode monarki ===
Baris 122 ⟶ 36:
==== Kerajaan Hindu-Buddha ====
{{utama|Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha}}
[[Berkas:Candi Batujaya.jpg|jmpl|250x250px|Situs [[Percandian Batujaya]] yang berada di [[Kabupaten Karawang]], [[Jawa Barat]]. Candi-candi yang ada di dalamnya merupakan sisa-sisa peninggalan [[Tarumanagara]].|kiri]]
Memasuki abad-abad awal [[Masehi]], kerajaan-kerajaan kecil mulai terbentuk dan berkembang di daerah [[Nusantara]].
[[Kerajaan Kandis|Kandis]] diduga merupakan kerajaan tertua di [[Nusantara]] ([[kepulauan Indonesia]]) yang berdiri pada abad ke-1 [[Masehi|SM]] dan terletak di daerah yang saat ini menjadi wilayah Provinsi [[Riau]], tetapi keberadaannya masih sering diperdebatkan oleh para [[sejarawan]], karena tidak adanya bukti yang jelas atas kerajaan ini.<ref name="kandis-salakanagara" /> Keberadaan [[Kerajaan Salakanagara|Salakanagara]] yang berdiri pada abad ke-1 [[Masehi]] di daerah sekitar [[Cianjur]], [[Jawa Barat]] juga masih menjadi perdebatan oleh para ahli karena kurangnya bukti-bukti [[sejarah]], meskipun kerajaan ini merupakan cikal bakal [[Tarumanagara]].<ref name="kandis-salakanagara">{{cite web|url=https://attoriolong.com/2019/03/kandis-dan-salakanagara-adalah-kerajaan-tertua-di-nusantara/|title=Kandis dan Salakanagara adalah Kerajaan Tertua di Nusantara?|language=id|author=Hariansah, Erik|publisher=Attoriolong|date=19 March 2019|access-date=26 November 2020|archive-date=2022-09-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220913094025/https://attoriolong.com/2019/03/kandis-dan-salakanagara-adalah-kerajaan-tertua-di-nusantara/|dead-url=no}}</ref>
 
Dua kerajaan tertua Nusantara yang memiliki bukti-bukti sejarah adalah [[Kerajaan Kutai Martapura|Kutai Martapura]] di wilayah [[Kalimantan Timur|Kalimantan Selatan]] saat ini dan [[Tarumanagara]] di wilayah barat Pulau Jawa, yang sama-sama berdiri pada abad ke-4 Masehi.<ref>{{Cite journal|last=Vogel|first=J. Ph.|date=1918|title=The Yupa Inscription of King Mulawarman, from Koetei (East Borneo)|url=|journal=BKI|volume=74|issue=|pages=|doi=}}</ref> Kedua kerajaan tersebut dibuktikan memiliki corak Hindu-Buddha, sehingga dapat dipastikan bahwa [[Agama Hindu]] dan [[Agama Buddha]] telah berkembang di [[Nusantara]] sekurang-kurangnya dari abad ke-4 M.<ref>{{Cite book|last=Aris Munandar|first=Agus|date=2011|url=|title=Indonesia Dalam Arus Sejarah 2: Kerajaan Hindu - Buddha|location=Jakarta|publisher=Ichtiar Baru van Hoeve|isbn=|pages=60|url-status=live}}</ref> Banyak kerajaan bercorak Hindu-Buddha lainnya yang kemudian terbentuk setelah itu.
[[Kerajaan Kandis|Kandis]] diduga merupakan kerajaan tertua di [[Nusantara]], yang berdiri pada abad ke-1 SM dan terletak di daerah yang saat ini menjadi wilayah Provinsi [[Riau]] dan sekitarnya. Namun, keberadaan Kandis tidak meninggalkan bukti artefak dan bukti-buktinya sangat sulit dikonfirmasi oleh para [[arkeologi|arkeolog]], sehingga keberadaan kerajaan ini masih sering diperdebatkan oleh para ahli [[sejarah]].<ref name="kandis-salakanagara" />
[[Berkas:Srivijayan Expansion.gif|jmpl|255x255px|Perkembangan wilayah kekuasaan [[Sriwijaya]] sejak berdiri hingga keruntuhannya.]]
[[Berkas:Candi Batujaya.jpg|jmpl|250x250px|Situs [[Percandian Batujaya]] yang berada di [[Kabupaten Karawang]], [[Jawa Barat]]. Candi-candi yang ada di dalamnya merupakan sisa-sisa peninggalan [[Tarumanagara]].]]
[[Sriwijaya]], yang berbentuk [[kedatuan]] dan bercorak Buddha, berdiri di Nusantara pada abad ke-7 Masehi, kemudian berkembang menjadi salah satu [[Kekaisaran|kemaharajaan]] terbesar di Nusantara, serta negara [[monarki]] dengan masa berdiri terlama di [[Asia Tenggara]].<ref>{{cite journal|last=Cœdès|first=George|authorlink=George Cœdès|year=1930|title=Les inscriptions malaises de Çrivijaya|url=https://www.persee.fr/doc/befeo_0336-1519_1930_num_30_1_3169|journal=Bulletin de l'Ecole français d'Extrême-Orient (BEFEO)|volume=30|issue=1-2|pages=29-80|access-date=2022-09-13|archive-date=2022-09-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20220908180145/https://www.persee.fr/doc/befeo_0336-1519_1930_num_30_1_3169|dead-url=no}}</ref> Pada masa kejayaannya, Sriwijaya melingkupi [[Sumatra]], [[Semenanjung Malaya|Malaya]], [[Tanah Genting Kra|Kra]], [[Jawa]], [[Kalimantan]], [[Kamboja]], dan [[Vietnam]],{{sfn|Taylor|2003|pp=22–26}}{{sfn|Ricklefs|1991|p=3}} serta berkuasa dalam mengendalikan aktivitas pelayaran dan perdagangan di [[Selat Malaka]] yang merupakan jalur pelayaran penting di dunia. Banyak budaya asing yang mempengaruhi dan berasimilasi dengan budaya-budaya lokal.<ref name="end">{{cite book|last=Munoz|first=Paul Michel|year=2006|url=https://archive.org/details/earlykingdomsofi0000muno|title=Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula|location=Singapore|publisher=Editions Didier Millet|doi=|id=ISBN 981-4155-67-5}}</ref> Sejak diperintah oleh [[Balaputradewa]] pada pertengahan abad ke-9, Sriwijaya juga berada di bawah kekuasaan [[Wangsa Sailendra]].<ref>[[Slamet Muljana]]. 2006. ''Sriwijaya'' (terbitan ulang 1960). Yogyakarta: LKIS</ref> Nama Sriwijaya diperkirakan mulai meredup dan runtuh pada awal abad ke-11 dan digantikan oleh [[Dharmasraya]], lalu oleh [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]] pada abad ke-14.<ref>Anonim. 1822. Malayan Miscellanies, Vol II: The Geneology of Rajah of Pulo Percha. Printed And Published at Sumatra Mission Press. Bencoolen</ref>
Di Pulau [[Jawa]] sendiri, predikat kerajaan tertua di Pulau Jawa diduga dipegang oleh [[Kerajaan Salakanagara|Salakanagara]] yang berdiri pada abad ke-1 M di daerah sekitar [[Cianjur]], [[Jawa Barat]]. Kerajaan ini sendiri diperkirakan menjadi cikal bakal [[Tarumanagara]] yang berdiri pada tahun 358 Masehi. Keberadaan Salakanagara juga masih menjadi perdebatan di kalangan ahli karena kurangnya bukti-bukti sejarah.<ref name="kandis-salakanagara">{{cite web|url=https://attoriolong.com/2019/03/kandis-dan-salakanagara-adalah-kerajaan-tertua-di-nusantara/|title=Kandis dan Salakanagara adalah Kerajaan Tertua di Nusantara?|language=id|author=Hariansah, Erik|publisher=Attoriolong|date=19 March 2019|access-date=26 November 2020|archive-date=2022-09-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220913094025/https://attoriolong.com/2019/03/kandis-dan-salakanagara-adalah-kerajaan-tertua-di-nusantara/|dead-url=no}}</ref>
 
[[Medang]], yang diperintah oleh [[Wangsa Sailendra]], berdiri di wilayah [[Jawa Tengah]] saat ini pada abad ke-8.<ref>George Coedes. 1934. ''On the origins of the Sailendras of Indonesia''. Journal of the Greater India Society I: 61–70.</ref><ref name="sejnas">Marwati Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka.</ref> Pada abad ke-10, pusat pemerintahannya dipindahkan ke [[Jawa Timur]] dan [[Penguasa monarki|para penguasa]] setelah kepindahan tersebut dikelompokkan dalam [[Wangsa Isyana]].<ref name="negarakertagama">[[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara.</ref> Pada tahun 1016, Medang runtuh akibat pemberontakan yang menewaskan raja terakhir beserta banyak kerabatnya.<ref name="lacak">{{cite book|author=Boechari|date=2012|url=|title=Melacak Sejarah Kuno Indonesia lewat Prasasti|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|pages=|doi=|id=ISBN 978-979-91-0520-2}}</ref> [[Airlangga]], menantu raja tersebut, membangun ulang kerajaan dan mendirikan negara [[Kerajaan Kahuripan|Kahuripan]] pada tahun 1019,<ref>{{Cite book|last=Aizid|first=Rizem|date=2022-03-25|url=https://books.google.com/books?id=OyeyEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA69&dq=kahuripan+kelanjutan+medang&hl=en|title=Pasang Surut Runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha dan Bangkitnya Kerajaan Islam di Nusantara|publisher=Anak Hebat Indonesia|isbn=978-623-400-541-7|pp=69-75|language=id}}</ref> yang kemudian terpecah menjadi [[Kerajaan Kadiri|Kadiri]] dan [[Kerajaan Janggala|Janggala]] pada tahun 1042. Janggala lalu ditaklukkan oleh Kadiri pada tahun 1135. [[Ken Arok]] dari [[Wangsa Rajasa]] kemudian menaklukkan Kadiri dan mendirikan [[Kerajaan Singasari|Singasari]] pada tahun 1222. Singasari runtuh pada tahun 1292 akibat pemberontakan yang dipimpin oleh [[Jayakatwang]] (sisa Wangsa Isyana), tetapi berhasil ditumpas setahun kemudian oleh Raden Wijaya.<ref name="sejnas" /><ref name="negarakertagama" />
Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ada, dua kerajaan tertua yang telah diakui para ahli adalah [[Kerajaan Kutai Martapura|Kutai Martapura]] dan [[Tarumanagara]] pada abad ke-4 Masehi. [[Kerajaan Kutai Martapura|Kutai Martapura]] berdiri di wilayah yang saat ini masuk dalam [[Kalimantan Timur|Provinsi Kalimantan Selatan]].<ref>{{Cite journal|last=Vogel|first=J. Ph.|date=1918|title=The Yupa Inscription of King Mulawarman, from Koetei (East Borneo)|url=|journal=BKI|volume=74|issue=|pages=|doi=}}</ref> Sementara itu, [[Tarumanagara]] berdiri di wilayah barat Pulau Jawa.<ref>{{Cite book|last=Aris Munandar|first=Agus|date=2011|url=|title=Indonesia Dalam Arus Sejarah 2: Kerajaan Hindu - Buddha|location=Jakarta|publisher=Ichtiar Baru van Hoeve|isbn=|pages=60|url-status=live}}</ref> Dari bukti-bukti yang menunjukkan bahwa kedua kerajaan tersebut telah bercorak Hindu-Buddha, dapat dipastikan bahwa agama [[Agama Hindu|Hindu]] dan [[Buddhisme|Buddha]] telah berkembang di wilayah [[Nusantara]] sekurang-kurangnya sejak abad ke-4.
[[Berkas:Majapahit Expansion.gif|jmpl|300x300px|Perkembangan wilayah kekuasaan [[Majapahit]] sejak berdiri hingga keruntuhannya.|kiri]]
[[Raden Wijaya]] dari [[Wangsa Rajasa]] mendirikan [[Majapahit]] yang bercorak [[Ajaran Siwa-Buddha|Syiwa-Buddha]] pada tahun 1293, yang kemudian berkembang menjadi [[Kekaisaran|kemaharajaan]] terbesar di Nusantara dan juga di Asia Tenggara, serta menjadi negara [[Pertanian|agraris]] dan jalur [[perdagangan]] dunia.<ref name="JPMajapahit" /> Majapahit mencapai masa kejayaannya pada masa kejayaannya pemerintahan [[Hayam Wuruk]] dengan [[Patih|patihnya]], [[Gajah Mada]] (terkenal dengan sunpahnya yang bernama [[Sumpah Palapa]]),<ref name="JPMajapahit">{{cite news|author=Sita W. Dewi|date=9 April 2013|title=Tracing the glory of Majapahit|url=http://www.thejakartapost.com/news/2013/04/09/tracing-glory-majapahit.html|newspaper=The Jakarta Post|accessdate=5 February 2015|archive-date=2022-07-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20220711235400/https://www.thejakartapost.com/news/2013/04/09/tracing-glory-majapahit.html|dead-url=no}}</ref> dengan wilayah kekuasaan meliputi [[Sumatra]], [[Semenanjung Malaya|Malaya]], [[Kalimantan]], [[Sulawesi]], [[Nusa Tenggara]], [[Maluku]], hingga [[Papua]].<ref name="negarakertagama" /> Majapahit mengalami kemunduran seiring menguatnya pengaruh Islam di Nusantara, lalu akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh [[Kesultanan Demak|Demak]] pada tahun 1527.
 
Pengaruh Hindu-Buddha semakin berkurang seiring dengan masuknya [[Islam]] di Nusantara. Namun, beberapa kerajaan bercorak Hindu-Buddha masih bertahan bahkan hingga [[kolonialisme]] masuk di Nusantara, seperti [[Kerajaan Blambangan|Blambangan]] di [[Jawa|Pulau Jawa]],<ref name="hb3mus">Basri, Hasan (Ed). 2006. Pangeran Jagapati, Wong Agung Wilis dan Sayu Wiwit. 3 Pejuang Dari Blambangan. Banyuwangi: Penerbit Pemda Kabupaten Banyuwangi</ref> serta [[Kerajaan Bali|kerajaan-kerajaan Bali]] bekas [[Kerajaan Gelgel|Gelgel]], yakni [[Kerajaan Klungkung|Klungkung]], [[Kerajaan Buleleng|Buleleng]], [[Kerajaan Karangasem|Karangasem]], [[Kerajaan Badung|Badung]], Tabanan, [[Kerajaan Gianyar|Gianyar]], [[Kerajaan Bangli|Bangli]], [[Kerajaan Mengwi|Mengwi]], dan [[Kerajaan Jembrana|Jembrana]].<ref>{{Cite news|last=Suadnyana|first=I Wayan Sui|date=2019-03-10|title=TRIBUN WIKI - Inilah 9 Puri di Bali yang Masih Ada Hingga Kini|url=https://bali.tribunnews.com/2019/03/10/tribun-wiki-inilah-9-puri-di-bali-yang-masih-ada-hingga-kini|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2022-09-16|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920170820/https://bali.tribunnews.com/2019/03/10/tribun-wiki-inilah-9-puri-di-bali-yang-masih-ada-hingga-kini|dead-url=no}}</ref>
Beberapa kerajaan bercorak Hindu-Buddha juga terbentuk setelahnya. Di [[Kalimantan]], pernah berdiri banyak kerajaan kecil bercorak Hindu-Buddha, yaitu [[Kerajaan Tanjungpura|Tanjungpura]], [[Kerajaan Kuripan|Kuripan]], [[Kerajaan Nan Sarunai|Nan Sarunai]], [[Kerajaan Selimbau|Selimbau]], [[Kerajaan Negara Dipa|Negara Dipa]], dan [[Kerajaan Negara Daha|Negara Daha]]. Kemudian di Jawa, beberapa kerajaan Hindu-Buddha yang terbentuk adalah [[Kerajaan Kalingga|Kalingga]], [[Kerajaan Sunda Galuh|Sunda Galuh (Pajajaran)]], dan [[Kerajaan Kanjuruhan|Kanjuruhan]]. Di [[Sumatra]] sendiri, kerajaan-kerajaan lain yang terbentuk adalah [[Kerajaan Melayu|Melayu]], [[Kerajaan Tulang Bawang|Tulang Bawang]], [[Kerajaan Keritang|Keritang]], dan [[Kerajaan Jambu Lipo|Jambu Lipo]].
 
==== Kesultanan Islam ====
[[Berkas:Srivijaya Empire id.svg|jmpl|305x305px|Peta wilayah ekspedisi dan penaklukan oleh [[Sriwijaya]] pada abad ke-8.|kiri]]
{{utama|Sejarah Nusantara pada era kerajaan Islam}}
Pada abad ke-7 Masehi, [[Sriwijaya]] yang berbentuk [[kedatuan]] dan bercorak Buddha berdiri di Nusantara, yang kemudian berkembang menjadi salah satu [[Kekaisaran|kemaharajaan (kekaisaran)]] terbesar di Nusantara yang pernah berdiri, serta menjadikannya negara [[monarki]] dengan masa berdiri terlama di [[Asia Tenggara]].<ref>{{cite journal|last=Cœdès|first=George|authorlink=George Cœdès|year=1930|title=Les inscriptions malaises de Çrivijaya|url=https://www.persee.fr/doc/befeo_0336-1519_1930_num_30_1_3169|journal=Bulletin de l'Ecole français d'Extrême-Orient (BEFEO)|volume=30|issue=1-2|pages=29-80|access-date=2022-09-13|archive-date=2022-09-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20220908180145/https://www.persee.fr/doc/befeo_0336-1519_1930_num_30_1_3169|dead-url=no}}</ref> Sriwijaya pada masa kejayaannya melingkupi sebagian besar [[Sumatra|Pulau Sumatra]], [[Semenanjung Malaka]] dan [[Semenanjung Kra]], sebagian [[Jawa]], [[Kalimantan]] bagian barat, hingga ke [[Kamboja]] dan [[Vietnam]] bagian selatan.<ref>[[#Taylor|Taylor (2003)]], pp. 22–26; [[#Ricklefs|Ricklefs (1991)]], pp. 3</ref> Sriwijaya pada masa itu mengendalikan aktivitas pelayaran dan perdagangan di [[Selat Malaka]] yang merupakan jalur perdagangan maritim utama antara [[India]] dengan [[Tiongkok]] dan merupakan salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia. Dari perdagangan tersebut, banyak budaya-budaya asing yang mempengaruhi dan bahkan berasimilasi dengan budaya-budaya lokal.<ref name="end">{{cite book|last=Munoz|first=Paul Michel|year=2006|url=https://archive.org/details/earlykingdomsofi0000muno|title=Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula|location=Singapore|publisher=Editions Didier Millet|doi=|id=ISBN 981-4155-67-5}}</ref> Nama Sriwijaya mulai meredup dan diperkirakan runtuh pada awal abad ke-11. [[Dharmasraya]] kemudian naik menggantikan Sriwijaya, sebelum kembali digantikan oleh [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]] pada abad ke-14.<ref>Anonim. 1822. Malayan Miscellanies, Vol II: The Geneology of Rajah of Pulo Percha. Printed And Published at Sumatra Mission Press. Bencoolen</ref>
[[Berkas:Flag_of_Aceh_Sultanate.svg|kiri|jmpl|Bendera [[Kesultanan Aceh|Aceh]], kesultanan lampau terbesar di Sumatra.]]
[[Islam]] mulai dibawa masuk ke Nusantara oleh para pedagang dan para ulama berkebangsaan [[Bangsa Arab|Arab]], [[Kekaisaran Persia|Persia]], [[Gujarat]], dan [[Tionghoa]] pada abad ke-7 Masehi.<ref>{{Cite web|title=7 Kerajaan Islam Tertua di Indonesia|website=indonesiabaik.id|url=http://indonesiabaik.id/infografis/kerajaan-islam-di-indonesia|access-date=2020-08-26|archive-date=2020-08-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20200814200249/http://indonesiabaik.id/infografis/kerajaan-islam-di-indonesia|dead-url=no}}</ref><ref>*Kong Yuanzhi, [https://web.archive.org/web/20081207180851/http://www.solusihukum.com/resensi.php?id=33 ''Muslim Tionghoa Cheng Ho, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara.''] Penyunting: HM. Hembing Wijayakusuma. Pustaka Populer Obor, Oktober 2000, xliv + 299 halaman</ref> [[Aceh]] menjadi pusat penyebaran agama Islam pertama di Nusantara,<ref>{{Cite web|title=Aceh Daerah Pertama di Indonesia Menerima Islam|url=https://acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/aceh-daerah-pertama-di-indonesia-menerima-islam|website=acehprov.go.id|publisher=[[Pemerintah Aceh]]|language=|access-date=2022-09-14|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920173040/https://acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/aceh-daerah-pertama-di-indonesia-menerima-islam|dead-url=no}}</ref> serta menjadi lokasi [[Sultan|negara kesultanan]] pertama yang pernah berdiri di Nusantara, yaitu negara [[Kerajaan Jeumpa|Jeumpa]] yang berdiri pada abad ke-7 dan menguasai wilayah [[Kabupaten Bireuen|Kabupaten Bieruen]] saat ini.<ref>{{cite book|last=Kusniah|first=Siti Turmini|date=|year=2018|url=|title=Kiaiku, Guruku, Jaringan Ulama|location=Jakarta|publisher=Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|isbn=978-602-1289-85-3|pages=|ref={{sfnref|Kusniah|2018}}|url-status=live}}</ref> Setelah Sriwijaya runtuh pada abad ke-11, Islam mulai menyebar ke berbagai daerah di [[Sumatra]] dan membuat beberapa kerajaan Hindu-Buddha di Sumatra beralih menjadi kesultanan Islam. [[Kesultanan Aceh|Aceh]] (berdiri pada tahun 1496) menjadi kesultanan terbesar di [[Sumatra|Pulau Sumatra]] yang mencapai masa kejayaannya di bawah perintah [[Iskandar Muda dari Aceh|Iskandar Muda]] (1607–1636).<ref name=":0">{{cite book|last=Lombard|first=Denys|date=2008|url=|title=Kerajaan Aceh: Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636)|location=Jakarta|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|pages=|doi=|id=|authorlink=|coauthors=}}</ref>
 
[[Berkas:Flag of the Mataram Sultanate.svg|jmpl|Bendera [[Kesultanan Mataram|Mataram]], salah satu kesultanan terbesar di Jawa.]]Islam mulai diperkenalkan dan menyebar secara luas di kepulauan Indonesia lainnya pada abad ke-15.<ref>{{cite journal|author=Peter Lewis|year=1982|title=The next great empire|journal=Futures|volume=14|issue=1|pages=47–61|doi=10.1016/0016-3287(82)90071-4}}</ref> Setelah keruntuhan Majapahit, kesultanan-kesultanan [[Islam]] Nusantara mulai berdiri dan berkembang pesat. Lumajang (berdiri pada akhir abad ke-13) diperkirakan merupakan kesultanan Islam yang paling tua meskipun belum ada bukti-bukti pendukung yang cukup.<ref>{{Cite web|title=Lumajang Ternyata Kerajaan Islam Tertua di Tanah Jawa|url=https://www.suarasurabaya.net/jaring-radio/2016/Lumajang-Ternyata-Kerajaan-Islam-Tertua-di-Tanah-Jawa/|website=Suara Surabaya|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920170651/https://www.suarasurabaya.net/jaring-radio/2016/Lumajang-Ternyata-Kerajaan-Islam-Tertua-di-Tanah-Jawa/|archive-date=2022-09-20|dead-url=no|access-date=2022-09-16}}</ref> Kesultanan pertama di [[Jawa|Pulau Jawa]] yang dapat dibuktikan oleh para [[sejarawan]] adalah [[Kesultanan Demak|Demak]] dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]], yang sama-sama berdiri pada abad ke-15 dan menjadi salah satu negara terbesar di Jawa.<ref>{{Cite web|date=2022-05-19|title=Kesultanan Cirebon Jadi Satu dari Empat Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa|url=https://www.ayocirebon.com/ikon/pr-943420182/kesultanan-cirebon-jadi-satu-dari-empat-kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa|website=Ayo Cirebon|language=id|access-date=2022-09-16|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920170809/https://www.ayocirebon.com/ikon/pr-943420182/kesultanan-cirebon-jadi-satu-dari-empat-kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|last=Ratriani|first=Virdita|date=2022-07-28|title=Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa adalah Kerajaan Demak: Pendiri dan Masa Jayanya|url=https://caritahu.kontan.co.id/news/kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa-adalah-kerajaan-demak-pendiri-dan-masa-jayanya|work=[[Kontan|Kontan.co.id]]|language=id|access-date=2022-09-16|editor-last=Ratriani|editor-first=Virdita|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920163610/https://caritahu.kontan.co.id/news/kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa-adalah-kerajaan-demak-pendiri-dan-masa-jayanya|dead-url=no}}</ref> [[Kesultanan Mataram|Mataram]], yang didirikan pada tahun 1586 oleh [[Wangsa Mataram]], juga menjadi salah satu negara berpengaruh di Jawa, sebelum akhirnya terpecah melalui [[Perjanjian Giyanti]].<ref name="Britannica2">{{cite web|title=Mataram, Historical kingdom, Indonesia|url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/368940/Mataram|publisher=Encyclopædia Britannica|accessdate=2024-02-02}}</ref><ref name="Brown63">{{harvnb|Brown|2003|loc=p. 63: "On February 13, 1755, the Treaty of Giyanti was signed, dividing what was left of the kingdom of Mataram into two parts. One part, with its capital in the city of Solo, was headed by Pakubuwana II's son, Pakubuwana III. The other part, with its capital 60 kilometres to the west of Yogyakarta, was ruled by Pakubuwana II's half-brother Mangkubumi, who took the title Sultan Hamengkubuwono I. The treaty was not immediately accepted by all parties to the dispute: fighting went on for another two years. In 1757, though, an uneasy peace settled on Java when Pakubuwana III's territory was divided, with a portion going to his cousin Mas Said, who took the title Mangkunegara I."}}</ref>
Pada abad ke-8, [[Medang]] yang dipimpin oleh [[Wangsa Sailendra]], yang sebagian besar bercorak [[Mahāyāna|Buddha Mahayana]], berdiri di daerah [[Jawa Tengah]] dan mendapat pengaruh luas. Pada abad ke-9, wangsa tersebut terpecah dan sebagian menyingkir ke Sumatra, lalu menguasai Sriwijaya, hingga kejatuhan kemaharajaan tersebut pada abad ke-11.<ref>George Coedes. 1934. ''On the origins of the Sailendras of Indonesia''. Journal of the Greater India Society I: 61–70.</ref><ref name="sejnas">Marwati Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka.</ref> Beberapa ahli menganggap bahwa beberapa raja Medang yang beragama [[Agama Hindu|Hindu]] [[Syiwa]] sebagai suatu dinasti tersendiri bernama [[Wangsa Sanjaya]], sementara ahli-ahli lainnya menganggap wangsa tersebut sebenarnya tidak pernah ada dan masih merupakan bagian dari Wangsa Sailendra.<ref>[[Slamet Muljana]]. 2006. ''Sriwijaya'' (terbitan ulang 1960). Yogyakarta: LKIS</ref> Beberapa ahli pun memisahkan raja-raja Medang setelah pindahnya pusat pemerintahan ke [[Jawa Timur]] sebagai wangsa tersendiri bernama [[Wangsa Isyana]].<ref name="negarakertagama">[[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara.</ref>
[[Berkas:Banjar Sultanate Flag.svg|kiri|jmpl|Bendera [[Kesultanan Banjar|Banjar]], salah satu kesultanan terbesar di Kalimantan.]]
Beberapa kesultanan baru mulai berdiri di [[Kalimantan]] sejak abad ke-14 seiring dengan meningkatnya pengaruh Islam, bahkan beberapa kerajaan Hindu-Buddha beralih menjadi kesultanan. [[Kekaisaran Brunei|Brunei]] berhasil mencapai masa kejayaannya pada abad ke-15 setelah menguasai seluruh pesisir Kalimantan.<ref>Jamil Al-Sufri, Tarsilah Brunei: The Early History of Brunei up to 1432 AD (Bandar Seri Begawan: Brunei History Centre, 2000)</ref> [[Kesultanan Banjar|Banjar]] (berdiri pada tahun 1520) berkembang menjadi salah satu negara terbesar di [[Kalimantan|Pulau Kalimantan]] setelah menguasai pesisir selatan Kalimantan,<ref>{{id}} {{cite book|year=1992|url=http://books.google.com/books?id=HiZvFZbm6sgC&lpg=PA86&ots=OVLQW4MnBZ&dq=ibukota%20indonesia%20banjarmasin&hl=id&pg=PA85#v=onepage&q&f=false|title=Sejarah nasional Indonesia: Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia|publisher=PT Balai Pustaka|isbn=9794074098|pages=85|authors=Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto}}{{Pranala mati|date=Februari 2023|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}ISBN 978-979-407-409-1</ref> sebelum akhirnya merosot pada abad ke-18 dan dihapuskan oleh [[Hindia Belanda|pemerintah kolonial]] pada tahun 1905.<ref>{{Cite news|date=2022-07-21|title=Sejarah Perang Banjar: Tokoh, Penyebab, Kronologi, dan Dampak|url=https://regional.kompas.com/read/2022/07/21/225400578/sejarah-perang-banjar-tokoh-penyebab-kronologi-dan-dampak|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-09-17|editor-last=Setyaningrum|editor-first=Puspasari|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920172605/https://regional.kompas.com/read/2022/07/21/225400578/sejarah-perang-banjar-tokoh-penyebab-kronologi-dan-dampak|dead-url=no}}</ref>
 
Islam diperkirakan berkembang di [[Sulawesi]] sejak abad ke-16 dan beberapa kerajaan bercorak [[Agama Hindu|Hindu]]-[[Agama Buddha|Buddha]] atau [[Kepercayaan tradisional di Sulawesi|berkepercayaan tradisional]] berubah menjadi kesultanan.<ref>{{Cite news|last=Prabowo|first=Gama|date=2020-11-05|title=Kerajaan Islam di Sulawesi|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/05/164329269/kerajaan-islam-di-sulawesi|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-09-19|editor-last=Gischa|editor-first=Serafica|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920172621/https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/05/164329269/kerajaan-islam-di-sulawesi|dead-url=no}}</ref> Kesultanan terbesar di Pulau Sulawesi adalah persekutuan negara [[Kesultanan Gowa|Gowa–]][[Kesultanan Tallo|Tallo]], yang disebut [[Kesultanan Gowa|Makassar]] oleh para ahli, yang ketika masa kejayaannya mencakup [[Sulawesi]], [[Kalimantan]], [[Kepulauan Nusa Tenggara|Nusa Tenggara]], [[Maluku|Kepulauan Maluku]], hingga [[Australia]].
Setelah pemerintahan [[Airlangga]] dari Medang berakhir pada tahun 1042, Medang terbagi menjadi [[Kerajaan Panjalu|Panjalu (Kadiri)]] dan [[Kerajaan Janggala|Janggala]]. Janggala ditaklukkan oleh Panjalu pada tahun 1135. [[Ken Arok]] dari [[Wangsa Rajasa]] kemudian menaklukkan Panjalu dan mendirikan [[Kerajaan Singasari|Kerajaan Singasari (Tumapel)]] pada tahun 1222, yang mengakhiri kekuasaan Wangsa Isyana/Sailendra di Jawa. Kerajaan ini runtuh pada tahun 1292 oleh pemberontakan yang dipimpin oleh [[Jayakatwang]], sisa dari Wangsa Isyana. Namun, pemberontakan tersebut ditumpas setahun setelahnya oleh [[Raden Wijaya]], menantu [[Kertanagara|Kertanegara]] yang merupakan raja terakhir Singasari.<ref name="sejnas" /><ref name="negarakertagama" />
 
Dua kesultanan dengan pengaruh besar di [[Kepulauan Maluku]] adalah [[Kesultanan Ternate|Ternate]] dan [[Kesultanan Tidore|Tidore]], yang berpusat di wilayah [[Maluku Utara]] saat ini.<ref>M. Adnan Amal, ''"Maluku Utara, Perjalanan Sejarah 1250 - 1800 Jilid I dan II"'', Universitas Khairun Ternate 2002.</ref> Kedua kesultanan ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-16 berkat perdagangan [[rempah-rempah]], tetapi kemudian mengalami kemunduran semenjak diadu domba oleh bangsa asing dan akhirnya runtuh di tangan [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]].<ref>Willard A. Hanna & Des Alwi, ''"Ternate dan Tidore, Masa Lalu Penuh Gejolak"'', Pustaka Sinar Harapan Jakarta 1996.</ref>
[[Berkas:Majapahit Empire id.svg|jmpl|500x500px|Peta wilayah [[Majapahit]] berdasarkan [[Kakawin Nagarakretagama|Kakawin Nagarakertagama]].]]
Raden Wijaya mendirikan [[Majapahit]] yang bercorak [[Ajaran Syiwa-Buddha|Syiwa-Buddha]]. Kerajaan tersebut pada perkembangannya menjadi suatu kemaharajaan atau [[kekaisaran]] terbesar di Nusantara, dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas pada masa kejayaannya, yaitu meliputi Sumatra, [[Semenanjung Malaka]], daerah pesisir dan dataran rendah Kalimantan, [[Sulawesi]] bagian selatan dan timur, [[Nusa Tenggara]], [[Maluku]], hingga ujung barat [[Papua]].<ref name="negarakertagama" /> Majapahit terutama mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan [[Hayam Wuruk]], dengan [[Patih]] ''Amangkubhumi'' [[Gajah Mada]], yang sangat terkenal dengan [[Sumpah Palapa]] yang berisi ikrar untuk menyatukan seluruh wilayah [[Nusantara]].<ref name="JPMajapahit">{{cite news|author=Sita W. Dewi|date=9 April 2013|title=Tracing the glory of Majapahit|url=http://www.thejakartapost.com/news/2013/04/09/tracing-glory-majapahit.html|newspaper=The Jakarta Post|accessdate=5 February 2015|archive-date=2022-07-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20220711235400/https://www.thejakartapost.com/news/2013/04/09/tracing-glory-majapahit.html|dead-url=no}}</ref> Majapahit pada masanya terkenal sebagai negara [[Pertanian|agraris]] dan juga sebagai negara [[perdagangan]] yang mengatur aktivitas pelayaran dunia.<ref name="JPMajapahit" /> Majapahit mengalami kemunduran semenjak pengaruh Islam semakin besar di Nusantara, dan akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh [[Kesultanan Demak|Demak]] pada tahun 1527.
 
Kesultanan-kesultanan Islam mulai merosot ketika bangsa-bangsa asing masuk dan menguasai tanah [[Nusantara]]. [[Belanda]] yang membentuk [[Hindia Belanda]] bahkan membubarkan hampir seluruh [[monarki]] di wilayah kolonialnya.<ref name="KohPh.D.2009">{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=MWlFCQAAQBAJ&pg=PA10|title=Culture and Customs of Singapore and Malaysia|author1=Jaime Koh|first=|author2=Stephanie Ho Ph.D.|date=22 Juni 2009|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-0-313-35116-7|location=|page=9|pages=|url-status=live}}</ref>
Sampai sebelum masuknya [[kolonialisme]] di Nusantara, kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang masih bertahan adalah [[Kerajaan Blambangan|Blambangan]] di [[Jawa|Pulau Jawa]] bagian timur jauh,<ref name="hb3mus">Basri, Hasan (Ed). 2006. Pangeran Jagapati, Wong Agung Wilis dan Sayu Wiwit. 3 Pejuang Dari Blambangan. Banyuwangi: Penerbit Pemda Kabupaten Banyuwangi</ref> serta [[Kerajaan Bali|kerajaan-kerajaan Bali]] bekas [[Kerajaan Gelgel|Gelgel]], yakni [[Kerajaan Klungkung|Klungkung]], [[Kerajaan Buleleng|Buleleng]], [[Kerajaan Karangasem|Karangasem]], [[Kerajaan Badung|Badung]], Tabanan, [[Kerajaan Gianyar|Gianyar]], [[Kerajaan Bangli|Bangli]], [[Kerajaan Mengwi|Mengwi]] (dalam perkembangan bergabung dengan Badung), dan [[Kerajaan Jembrana|Jembrana]].<ref>{{Cite news|last=Suadnyana|first=I Wayan Sui|date=2019-03-10|title=TRIBUN WIKI - Inilah 9 Puri di Bali yang Masih Ada Hingga Kini|url=https://bali.tribunnews.com/2019/03/10/tribun-wiki-inilah-9-puri-di-bali-yang-masih-ada-hingga-kini|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2022-09-16|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920170820/https://bali.tribunnews.com/2019/03/10/tribun-wiki-inilah-9-puri-di-bali-yang-masih-ada-hingga-kini|dead-url=no}}</ref>
 
==== KesultananKerajaan IslamKristen ====
{{utamaUtama|Sejarah Nusantara pada era kerajaan IslamKristen}}
[[Islam]] sebenarnya telah memasuki Nusantara mulai pada abad ke-7 Masehi. Islam dibawa oleh para pedagang dan para ulama berkebangsaan [[Bangsa Arab|Arab]], [[Kekaisaran Persia|Persia]], dan [[Gujarat]].<ref>{{Cite web|title=7 Kerajaan Islam Tertua di Indonesia|website=indonesiabaik.id|url=http://indonesiabaik.id/infografis/kerajaan-islam-di-indonesia|access-date=2020-08-26|archive-date=2020-08-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20200814200249/http://indonesiabaik.id/infografis/kerajaan-islam-di-indonesia|dead-url=no}}</ref> Para pedagang dan pelaut [[Tionghoa]] beragama muslim, terutama kelompok pelaut di bawah pimpinan [[Cheng Ho]], juga ikut serta dalam menyebarkan Islam di Nusantara.<ref>*Kong Yuanzhi, [http://www.solusihukum.com/resensi.php?id=33 ''Muslim Tionghoa Cheng Ho, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara.''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081207180851/http://www.solusihukum.com/resensi.php?id=33 |date=2008-12-07 }} Penyunting: HM. Hembing Wijayakusuma. Pustaka Populer Obor, Oktober 2000, xliv + 299 halaman</ref>
 
[[Kekristenan]] umumnya dibawa oleh [[misionaris|para misionaris]] [[Dunia Barat|Barat]] yang menumpang pada kapal pemerintah kolonial. [[Gereja Katolik Roma|Katolik]] awalnya dibawa ke [[Nusantara]] oleh [[Orang Portugis|bangsa Portugis]], sebelum akhirnya sempat dilarang penyebarannya oleh [[Kerajaan Belanda|Pemerintah Belanda]] yang menguasai [[Hindia Belanda]]. Setelah [[Napoleon Bonaparte|Napoleon]] sempat menguasai Belanda, penyebaran Katolik menjadi lebih leluasa dan [[Gereja Katolik di Belanda|misionaris Katolik Belanda]] melanjutkan [[Misi (Kristen)|misi]] di [[Hindia Belanda]].<ref>Adolf Heuken, 'Archdiocese of Jakarta - a Growing Local Church (1950-2000)' in ''Een vakkracht in het Koninkrijk. Kerk- en zendingshistorie opstellen'' onder redactie van dr. Chr.G.F. de Jong (2005:104-114) ISBN 90-5829-611-3</ref> Sementara itu, [[Protestanisme|Protestantisme]] dibawa oleh misionaris Protestan yang juga berasal dari Belanda.<ref>{{cite book|last=Goh|first=Robbie B.H.|year=2005|title=Christianity in Southeast Asia|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=981-230-297-2|page=80}}</ref>
[[Berkas:Flag of Aceh Sultanate.svg|jmpl|Bendera Kesultanan Aceh.]]
[[Aceh]] adalah daerah pertama yang menjadi pusat penyebaran agama Islam di Nusantara.<ref>{{Cite web|title=Aceh Daerah Pertama di Indonesia Menerima Islam|url=https://acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/aceh-daerah-pertama-di-indonesia-menerima-islam|website=acehprov.go.id|publisher=[[Pemerintah Aceh]]|language=|access-date=2022-09-14|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920173040/https://acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/aceh-daerah-pertama-di-indonesia-menerima-islam|dead-url=no}}</ref> Kesultanan Islam pertama yang diketahui berdiri di Nusantara, khususnya di Aceh adalah [[Kerajaan Jeumpa|Jeumpa]] yang didirikan pada abad ke-7, yang wilayahnya kira-kira mencakup wilayah [[Kabupaten Bireuen|Kabupaten Bieruen]] saat ini.<ref>{{cite book|last=Kusniah|first=Siti Turmini|date=|year=2018|url=|title=Kiaiku, Guruku, Jaringan Ulama|location=Jakarta|publisher=Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|isbn=978-602-1289-85-3|pages=|ref={{sfnref|Kusniah|2018}}|url-status=live}}</ref> Setelah itu, beberapa kesultanan juga berdiri di wilayah Aceh pada masa-masa awal penyebaran Islam di Nusantara, yang di antaranya adalah [[Kesultanan Peureulak|Peureulak]], [[Kerajaan Lamuri|Lamuri]], dan [[Kerajaan Linge|Linge]].<ref name=":2">{{Cite web|date=2016-08-29|title=3 Kerajaan Islam Berpengaruh di Aceh|url=https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/16/08/29/ocnqms313-3-kerajaan-islam-berpengaruh-di-aceh|website=Republika Online|language=id|access-date=2020-06-12|archive-date=2020-06-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20200612085026/https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/16/08/29/ocnqms313-3-kerajaan-islam-berpengaruh-di-aceh|dead-url=no}}</ref> Pada awal-awal [[milenium ke-2]], Islam mulai menyebar ke banyak daerah di [[Sumatra|Pulau Sumatra]], terutama setelah Sriwijaya runtuh pada abad ke-11. Beberapa kerajaan Hindu-Buddha di Sumatra bahkan kemudian beralih menjadi kesultanan-kesultanan Islam. Kesultanan-kesultanan yang pernah muncul dan berdiri di wilayah Sumatra setelah itu adalah [[Kesultanan Samudera Pasai|Samudera Pasai]], [[Kerajaan Siguntur|Siguntur]], [[Kesultanan Aceh|Aceh]], [[Kesultanan Melaka|Melaka]], [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]], [[Kesultanan Jambi|Jambi]], [[Kerajaan Inderapura|Inderapura]], [[Kesultanan Siak Sri Inderapura|Siak Sri Inderapura]], [[Kerajaan Pedir|Pedir]], [[Kerajaan Daya|Daya]], [[Kerajaan Sungai Pagu|Sungai Pagu]], [[Kerajaan Bungo Satangkai|Bungo Satangkai]], [[Kesultanan Asahan|Asahan]], [[Kesultanan Serdang|Serdang]], [[Kesultanan Deli|Deli]], [[Kesultanan Langkat|Langkat]], [[Kesultanan Palembang|Palembang]], [[Kesultanan Lingga|Lingga]], [[Kesultanan Kota Pinang|Kota Pinang]], [[Kesultanan Pelalawan|Pelalawan]], [[Kerajaan Aru|Aru]], [[Kesultanan Barus|Barus]], [[Kerajaan Padang|Padang]], [[Kerajaan Tamiang|Tamiang]], dan [[Kepaksian Sekala Brak|Sekala Brak]].
 
Beberapa kerajaan bercorak Kristen muncul sewaktu para misionaris menyebarkan [[Kekristenan]] pada rakyat dan keluarga kerajaan di kawasan tertentu.<ref>{{Cite web|last=Hari|first=Agustinus|date=2019-10-13|title=Mengenal Siau, Kerajaan Kristen di Sulawesi Utara Abad 16|url=https://barta1.com/v2/2019/10/13/mengenal-siau-kerajaan-kristen-di-sulawesi-utara-abad-16/|website=Barta1.com|language=id|access-date=2023-05-03|archive-date=2023-05-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20230503110824/https://barta1.com/v2/2019/10/13/mengenal-siau-kerajaan-kristen-di-sulawesi-utara-abad-16/|dead-url=no}}</ref> Kerajaan-kerajaan Kristen yang terbentuk di Nusantara adalah [[Kerajaan Bolaang Mongondow|Bolaang Mongondow]], [[Kerajaan Manganitu|Manganitu]], [[Kerajaan Manado|Manado]], [[Kerajaan Moro|Moro]], [[Kerajaan Siau|Siau]], [[Kerajaan Soya|Soya]], dan [[Kerajaan Tagulandang|Tagulandang]], serta [[Kerajaan Amanatun|Amanatun]], [[Kerajaan Larantuka|Larantuka]], dan [[Kerajaan Sikka|Sikka]] yang bercorak [[Gereja Katolik Roma|Katolik]].<ref>Karel Steenbrink, ''Catholics in Indonesia, 1808-1942: a documented history''. Leiden:KITLV Press ISBN 90-6718-141-2</ref><ref>{{Cite journal|last=Ahmad|first=I.|date=2014|title=Agama Sebagai Perubahan Sosial: Kristenisasi di Tobelo 1866-1942|url=https://jurnal.ugm.ac.id/lembaran-sejarah/article/download/23785/15663|journal=Lembaran Sejarah|volume=11|issue=1|pages=83-98|doi=|issn=2620-5882|ref={{sfnref|Ahmad|2014}}|access-date=2023-05-03|archive-date=2023-02-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20230207141740/https://jurnal.ugm.ac.id/lembaran-sejarah/article/download/23785/15663|dead-url=no}}</ref>
Islam belum menyebar secara signifikan ke wilayah Nusantara lainnya hingga abad ke-15, ketika Islam mulai diperkenalkan dan menyebar secara luas.<ref>{{cite journal|author=Peter Lewis|year=1982|title=The next great empire|journal=Futures|volume=14|issue=1|pages=47–61|doi=10.1016/0016-3287(82)90071-4}}</ref> Sejak masa itu, Islam mulai memengaruhi seluruh wilayah Nusantara pada masa-masa selanjutnya.
 
=== Periode kolonial ===
[[Berkas:Flag of the Mataram Sultanate.svg|jmpl|Bendera [[Kesultanan Mataram|Mataram]], salah satu kesultanan yang pernah terbentuk di wilayah Nusantara.|kiri]]
Setelah Majapahit mengalami kejatuhan, kesultanan-kesultanan bercorak [[Islam]] berdiri dan berkembang pesat di Nusantara, terutama di [[Jawa]]. Kesultanan pertama di [[Jawa|Pulau Jawa]] yang telah diakui secara luas adalah [[Kesultanan Demak|Demak]] dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]] yang berdiri pada abad ke-15.<ref>{{Cite web|date=2022-05-19|title=Kesultanan Cirebon Jadi Satu dari Empat Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa|url=https://www.ayocirebon.com/ikon/pr-943420182/kesultanan-cirebon-jadi-satu-dari-empat-kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa|website=Ayo Cirebon|language=id|access-date=2022-09-16|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920170809/https://www.ayocirebon.com/ikon/pr-943420182/kesultanan-cirebon-jadi-satu-dari-empat-kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|last=Ratriani|first=Virdita|date=2022-07-28|title=Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa adalah Kerajaan Demak: Pendiri dan Masa Jayanya|url=https://caritahu.kontan.co.id/news/kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa-adalah-kerajaan-demak-pendiri-dan-masa-jayanya|work=[[Kontan|Kontan.co.id]]|language=id|access-date=2022-09-16|editor-last=Ratriani|editor-first=Virdita|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920163610/https://caritahu.kontan.co.id/news/kerajaan-islam-pertama-di-pulau-jawa-adalah-kerajaan-demak-pendiri-dan-masa-jayanya|dead-url=no}}</ref> Namun beberapa waktu ini, beberapa pakar menemukan sejumlah bukti tentang kesultanan Islam yang lebih tua, yaitu Lumajang, yang diperkirakan berdiri pada akhir abad ke-13.<ref>{{Cite web|title=Lumajang Ternyata Kerajaan Islam Tertua di Tanah Jawa|website=Suara Surabaya|url=https://www.suarasurabaya.net/jaring-radio/2016/Lumajang-Ternyata-Kerajaan-Islam-Tertua-di-Tanah-Jawa/|language=id-ID|access-date=2022-09-16|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920170651/https://www.suarasurabaya.net/jaring-radio/2016/Lumajang-Ternyata-Kerajaan-Islam-Tertua-di-Tanah-Jawa/|dead-url=no}}</ref> Setelah itu, terdapat beberapa kesultanan yang juga berdiri di Jawa, yaitu [[Kesunanan Giri|Giri]], [[Kesultanan Banten|Banten]], [[Kerajaan Kalinyamat|Kalinyamat]], [[Kesultanan Pajang|Pajang]], [[Kerajaan Sumedang Larang|Sumedang Larang]], [[Kesultanan Mataram|Mataram]], [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Ngayogyakarta Hadiningrat]], dan [[Kesunanan Surakarta Hadiningrat|Surakarta Hadiningrat]].{{sfn|Ricklefs|2001|p=}}
 
==== Upaya kolonisasi oleh Portugal ====
Di [[Kalimantan]] sendiri, beberapa kerajaan Hindu-Buddha beralih menjadi kesultanan Islam, misalnya [[Kerajaan Selimbau|Selimbau]], [[Kerajaan Landak|Landak]] [[Kerajaan Tanjungpura|Tanjungpura]]. Kemudian beberapa kesultanan baru juga berdiri seiring dengan meningkatnya pengaruh Islam di Pulau Kalimantan sejak abad ke-14. [[Kekaisaran Brunei|Brunei]] yang lepas dari [[Kesultanan Melaka|Melaka]] pada abad ke-14 kemudian mencapai masa kejayaannya pada abad ke-15 dengan berhasil menguasai seluruh pesisir Pulau Kalimantan.<ref>Jamil Al-Sufri, Tarsilah Brunei: The Early History of Brunei up to 1432 AD (Bandar Seri Begawan: Brunei History Centre, 2000)</ref> Pada abad ke-16, [[Kesultanan Banjar|Banjar]] berdiri, berkembang, dan kemudian menguasai sebagian besar pesisir selatan Kalimantan, serta memiliki hubungan baik dengan [[kesultanan Demak|Demak]].<ref>{{id}} {{cite book|year=1992|url=http://books.google.com/books?id=HiZvFZbm6sgC&lpg=PA86&ots=OVLQW4MnBZ&dq=ibukota%20indonesia%20banjarmasin&hl=id&pg=PA85#v=onepage&q&f=false|title=Sejarah nasional Indonesia: Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia|publisher=PT Balai Pustaka|isbn=9794074098|pages=85|authors=Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto}}{{Pranala mati|date=Februari 2023|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}ISBN 978-979-407-409-1</ref> Kejayaan Banjar mulai menurun pada abad ke-18 dan keberadaannya dihapuskan oleh pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]] pada tahun 1905.<ref>{{Cite news|date=2022-07-21|title=Sejarah Perang Banjar: Tokoh, Penyebab, Kronologi, dan Dampak|url=https://regional.kompas.com/read/2022/07/21/225400578/sejarah-perang-banjar-tokoh-penyebab-kronologi-dan-dampak|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-09-17|editor-last=Setyaningrum|editor-first=Puspasari|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920172605/https://regional.kompas.com/read/2022/07/21/225400578/sejarah-perang-banjar-tokoh-penyebab-kronologi-dan-dampak|dead-url=no}}</ref> Selain itu, beberapa kesultanan yang juga berdiri di Pulau Kalimantan adalah [[Kerajaan Sintang|Sintang]], [[Kerajaan Mempawah|Mempawah]], [[Kerajaan Kubu|Kubu]], [[Kerajaan Bangkalaan|Bangkalaan]], [[Kerajaan Sanggau|Sanggau]], [[Kerajaan Tayan|Tayan]], [[Kerajaan Kusan|Kusan]], [[Kesultanan Paser|Paser]], [[Kerajaan Kotawaringin|Kotawaringin]], [[Kerajaan Pagatan|Pagatan]], [[Kesultanan Sambas|Sambas]], [[Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura|Kutai Kertanegara ing Martapura]], [[Kesultanan Berau|Berau]], [[Kesultanan Sambaliung|Sambaliung]], [[Kesultanan Gunung Tabur|Gunung Tabur]], [[Kesultanan Pontianak|Pontianak]], [[Kerajaan Tidung|Tidung]], dan [[Kesultanan Bulungan|Bulungan]].{{sfn|Ricklefs|2001|p=}}
{{utama|Imperium Portugal di Nusantara}}[[Berkas:AtlasMiller BNF Insulindia Malucos.jpg|250px|jmpl|Peta buatan tahun 1519 yang menunjukkan pulau-pulau di [[Maluku Utara]], yang dipasangkan dengan bendera Portugal saat itu.|kiri]]
Demi mencari rempah-rempah yang sulit didapatkan setelah jalur perdagangannya terputus akibat jatuhnya [[Konstantinopel]] ke tangan [[Turki Utsmani|bangsa Turki Utsmani]] pada tahun 1453,<ref>{{Cite book|last=Pradjoko|first=Didik|date=2008|title=Modul I Sejarah Indonesia|location=Depok|publisher=Universitas Indonesia Press|pages=5}}</ref> armada [[Bangsa Portugis|Portugis]] di bawah kepemimpinan [[Afonso de Albuquerque]] melakukan ekspedisi ke timur [[Eropa]] hingga sampai di negara [[Kesultanan Melaka|Melaka]] dan memulai sejarah [[kolonialisme]] di [[Nusantara]] dengan menyerang dan menduduki negara itu.<ref name="Winstedt">{{cite book|last= Winstedt|first= Richard|title= A History of Malaya|url= https://archive.org/details/historyofmalaya0000wins|publisher= Marican|year= 1962 }}</ref><ref name="tirto-portugis" /> [[Kesultanan Demak|Demak]] yang merasa terancam lalu mengirim armada laut ke Melaka pada tahun 1453 untuk menyerang balik armada Portugis, tetapi usahanya gagal.<ref name="tirto-portugis">{{Cite web|last=Suntama|first=Permadi|date=2022-08-29|title=Sejarah Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia: Proses & Rute|url=https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-portugis-ke-indonesia-proses-rute-gjCF|website=Tirto|language=id|access-date=2022-09-23|archive-date=2023-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230325005606/https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-portugis-ke-indonesia-proses-rute-gjCF|dead-url=no}}</ref> Pada tahun 1512, Albuquerque mengirimkan armada laut yang dipimpin oleh [[António de Abreu]] dan [[Francisco Serrão]] menuju [[Kepulauan Maluku]] demi memonopoli perdagangan [[cengkih]] dan [[pala]]<ref name="detik-portugis">{{Cite web|date=2021-08-18|last=Kristina|title=Sejarah Mendaratnya Portugis di Indonesia, Pendatang Pertama dari Eropa|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5684923/sejarah-mendaratnya-portugis-di-indonesia-pendatang-pertama-dari-eropa|website=DetikEdu|language=id-ID|access-date=2022-09-22|archive-date=2023-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230325005609/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5684923/sejarah-mendaratnya-portugis-di-indonesia-pendatang-pertama-dari-eropa|dead-url=no}}</ref> [[Bayanullah dari Ternate|Bayanullah]] (sultan [[Kesultanan Ternate|Ternate]] saat itu) mengizinkan armada Portugis untuk membangun [[Benteng Kastela]] dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate dengan imbalan bantuan militer, karena Ternate pada saat itu sedang bermusuhan dengan [[Kesultanan Tidore|Tidore]].<ref name="tirto-portugis" />
 
Armada Spanyol yang melakukan ekspedisi ke barat [[Eropa]] melanjutkan ekspedisi di bawah kepemimpinan [[Juan Sebastián Elcano]] setelah kehilangan banyak pasukan di [[Filipina]] dan akhirnya tiba di Kepulauan Maluku pada tanggal 8 November 1521, tetapi kedatangannya ditentang oleh armada Portugis yang terlebih dahulu ada di sana dan menganggap Spanyol melanggar [[Perjanjian Tordesillas]]. Bangsa Spanyol bersekutu dengan [[Kesultanan Tidore|Tidore]] untuk melawan Ternate dan Portugal.<ref>{{Cite web|last=Efendi|first=Ahmad|title=Tujuan Kedatangan Bangsa Spanyol ke Indonesia dan Latar Belakangnya|url=https://tirto.id/tujuan-kedatangan-bangsa-spanyol-ke-indonesia-dan-latar-belakangnya-gjoD|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-03-03|archive-date=2023-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230325005606/https://tirto.id/tujuan-kedatangan-bangsa-spanyol-ke-indonesia-dan-latar-belakangnya-gjoD|dead-url=no}}</ref> Persaingan kubu Ternate–[[Imperium Portugal|Portugal]] vs. Tidore–[[Imperium Spanyol|Spanyol]] berujung pada meletusnya [[perang]] antarkubu, yang berakhir dengan kekalahan kubu Tidore–Spanyol dan penandatanganan [[Perjanjian Zaragoza]] pada tanggal 22 April 1529, yang membuat armada Spanyol harus angkat kaki dari Maluku dan kembali ke Filipina.<ref name="ternate-tidore">{{Cite web|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|title=Keruwetan Perang Ternate-Portugis vs Tidore-Spanyol|url=https://tirto.id/keruwetan-perang-ternate-portugis-vs-tidore-spanyol-czsX|website=tirto.id|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230814132141/https://tirto.id/keruwetan-perang-ternate-portugis-vs-tidore-spanyol-czsX|archive-date=2023-08-14|dead-url=no|access-date=2023-03-03}}</ref>[[Berkas:Southeast Asia Portuguese Empire 1.png|jmpl|350x350px|Peta kolonisasi [[bangsa Portugis]] di Nusantara.]]
Agama Islam diperkirakan mulai berkembang di [[Sulawesi|Pulau Sulawesi]] pada abad ke-16. Pada masa itu, beberapa kerajaan bercorak [[Agama Hindu|Hindu]]-[[Agama Buddha|Buddha]] atau [[Animisme di Sulawesi|Animisme]] beralih menjadi kesultanan-kesultanan Islam dan beberapa kesultanan Islam yang baru berdiri dan berkembang.<ref>{{Cite news|last=Prabowo|first=Gama|date=2020-11-05|title=Kerajaan Islam di Sulawesi|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/05/164329269/kerajaan-islam-di-sulawesi|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-09-19|editor-last=Gischa|editor-first=Serafica|archive-date=2022-09-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20220920172621/https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/05/164329269/kerajaan-islam-di-sulawesi|dead-url=no}}</ref> Kesultanan besar yang terkenal di Sulawesi adalah [[Kesultanan Makassar|Makassar]], yang merupakan gabungan dari [[Kesultanan Gowa|Gowa]] dan [[Kesultanan Tallo|Tallo]]). Kerajaan ini pada masa kejayaannya mencakup Sulawesi bagian selatan dan tengah, serta [[Pulau Lombok]] dan [[Pulau Sumbawa]] di saat ini menjadi wilayah [[Nusa Tenggara Barat]]. Selain itu, beberapa kesultanan lainnya di Sulawesi adalah [[Kerajaan Bantaeng|Bantaeng]], [[Kerajaan Banggai|Banggai]], [[Kesultanan Buton|Buton]], [[Kesultanan Bone|Bone]], [[Kesultanan Gorontalo|Gorontalo]], [[Kesultanan Bolango|Bolango]], [[Kerajaan Konawe|Konawe]], [[Kedatuan Luwu|Luwu]], [[Kerajaan Toli-Toli|Tolitoli]], [[Kerajaan Buol|Buol]], [[Kerajaan Wajo|Wajo]], [[Kerajaan Muna|Muna]], [[Kerajaan Palu|Palu]], [[Kerajaan Parigi|Parigi]], [[Kesultanan Soppeng|Soppeng]], [[Kerajaan Bungku|Bungku]], [[Kerajaan Siang|Siang]], [[Kerajaan Bolaang Mongondow|Bolaang Mongondow]], [[Kerajaan Tawaeli|Tawaeli]], [[Kerajaan Balanipa|Balanipa]], [[Kerajaan Alitta|Alitta]], [[Kerajaan Banawa|Banawa]], dan [[Kerajaan Bolangitang|Bolangitang]].
Sementara itu, armada Portugis ingin meneruskan ambisi memperbesar [[koloni]] di Nusantara dengan cara menguasai [[Selat Sunda]] dan akhirnya mereka membuat perjanjian dengan [[Surawisesa|Prabu Surawisesa]] (raja [[Kerajaan Sunda|Sunda]] saat itu) pada tahun 1522, yang mengizinkan pendirian [[benteng]] di [[Kota Cilegon|Banten]] dan [[Sunda Kelapa]] bagi armada Portugis dengan imbalan bantuan militer untuk menghadapi Demak dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]]. Namun, kerja sama tersebut tidak pernah terlaksana, karena armada yang dikirim untuk melaksanakan perjanjian itu terseret dalam [[topan|badai topan]] di [[Teluk Benggala]] dan beberapa pasukan yang tiba di Sunda dengan selamat diserang oleh pasukan [[Fatahillah]] yang sedang menyerbu Sunda, sehingga armada Portugis akhirnya meninggalkan Selat Sunda.<ref name="detik-portugis" />
 
Setelah kepergian Spanyol, [[bangsa Portugis]] mulai mencoba untuk memperbesar pengaruh mereka, sementara Ternate mulai menyadari bahwa Portugal sudah terlalu banyak ikut campur urusan internal negara, terutama atas suksesi takhta. Tewasnya [[Khairun Jamil dari Ternate|Khairun Jamil]] (sultan Ternate) oleh pasukan Portugis memantik kemarahan rakyat Ternate dan memicu [[Perang Ternate–Portugal]]. Ternate dan sekutunya berhasil memenangkan perang dan mengusir sebagian besar pasukan Portugis yang lari menuju [[Kepulauan Nusa Tenggara|Nusa Tenggara]].<ref name="ternate-tidore" /> Pengaruh bangsa Portugis di Nusantara semakin berkurang setelah [[Orang Belanda|bangsa Belanda]] mulai masuk ke Nusantara dan akhirnya hanya tersisa di wilayah [[Timor Portugis|Pulau Timor bagian timur]] menurut [[Perjanjian Lisboa (1859)|Perjanjian Lisboa]].<ref>{{Cite book|last=Portugal|date=1861|url=https://books.google.com/books?id=4gMMAAAAYAAJ&q=tratado+de+lisboa+de+1859|title=Tratado de demarcação e troca de algumas possessões portuguezas e neerlandezas no Archipelago de Solor e Timor entre sua magestade el-rei de Portugal e sua magestade el-rei dos Paizes Baixos assignado em Lisboa pelos respectivos plenipotenciarios aos 20 de abril de 1859|publisher=Imprensa nacional|language=pt}}</ref>
[[Berkas:Peta-wilayah-uli-lima-dan-uli-siwa.jpg|jmpl|Peta kekuasaan [[Kesultanan Ternate|Ternate]] dan [[Kesultanan Tidore|Tidore]] pada masa kejayaannya.|250x250px]]
Di [[Kepulauan Maluku]], terdapat dua kesultanan besar yang terkenal, yaitu [[Kesultanan Ternate|Ternate]] dan [[Kesultanan Tidore|Tidore]] yang berpusat di wilayah yang saat ini termasuk dalam wilayah [[Maluku Utara]].<ref>M. Adnan Amal, ''"Maluku Utara, Perjalanan Sejarah 1250 - 1800 Jilid I dan II"'', Universitas Khairun Ternate 2002.</ref> Wilayah Ternate pada masa kejayaannya, yaitu pada abad ke-16, mencakup Pulau Ternate, sebagian kecil [[Pulau Halmahera]], Kepulauan Maluku bagian tengah, Pulau Sulawesi bagian utara dan timur, hingga ke [[Nusa Tenggara Timur]]. Sementara itu, Tidore pada masa kejayaannya yang juga pada abad ke-16 meliputi [[Kota Tidore Kepulauan|Pulau Tidore]], sebagian besar [[Pulau Halmahera]], hingga ke [[Papua Barat]].<ref>Willard A. Hanna & Des Alwi, ''"Ternate dan Tidore, Masa Lalu Penuh Gejolak"'', Pustaka Sinar Harapan Jakarta 1996.</ref> Beberapa kesultanan yang juga pernah berdiri di Kepulauan Maluku, yaitu [[Kesultanan Jailolo|Jailolo]], [[Kesultanan Bacan|Bacan]], [[Kerajaan Tanah Hitu|Tanah Hitu]], [[Kerajaan Iha|Iha]], dan [[Kerajaan Huamual|Huamual]].
 
==== Monopoli VOC ====
Kesultanan-kesultanan yang pernah berdiri di [[Kepulauan Nusa Tenggara]], yaitu [[Kesultanan Bima|Bima]], [[Kesultanan Sumbawa|Sumbawa]], [[Kerajaan Adonara|Adonara]], [[Kerajaan Dompu|Dompu]], [[Kerajaan Selaparang|Selaparang]], [[Kerajaan Sanggar|Sanggar]], dan [[Lamakera]]. Sementara kesultanan-kesultanan yang pernah berdiri di Papua adalah [[Kerajaan Sekar|Sekar]], [[Kerajaan Patipi|Patipi]], [[Kerajaan Fatagar|Fatagar]], dan [[Kerajaan Kaimana|Kaimana]].
{{utama|Perusahaan Hindia Timur Belanda di Nusantara}}[[Berkas:VOC.svg|jmpl|Lambang [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]], suatu [[serikat dagang]] Belanda yang memonopoli perdagangan rempah di Nusantara.|kiri]]Berbekal rute pelayaran armada Portugis sebelumnya, armada kapal [[Republik Belanda|Belanda]] di bawah kepemimpinan [[Cornelis de Houtman]] memulai [[Ekspedisi Pertama Belanda ke Hindia Timur|ekspedisi pertamanya]] untuk mencari rempah-rempah di [[Dunia Timur|Timur]], hingga akhirnya sampai di [[Banten]] pada tanggal 27 Juni 1596, serta berhasil menyusuri pesisir utara [[Jawa]] hingga ke Bali dalam kurun waktu setahun. Tabiat buruk Houtman dan anak buahnya membuat mereka sering berseteru dengan penduduk lokal di sepanjang perjalanan, meskipun mereka akhirnya sukses membawa serta peti-peti berisi rempah dalam jumlah banyak kembali Belanda.<ref name="tirto-belanda">{{Cite web|last=Yahya|first=Rizal Amril|title=Sejarah Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia & Latar Belakang|url=https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-belanda-ke-indonesia-latar-belakang-gjtz|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-03-05|archive-date=2023-03-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230305165221/https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-belanda-ke-indonesia-latar-belakang-gjtz|dead-url=no}}</ref> Pada tahun 1598–1600, para pedangang Belanda membentuk [[Ekspedisi Kedua Belanda ke Nusantara|rombongan ekspedisi]] yang dipimpin oleh [[Jacob Corneliszoon van Neck]] agar dapat mengulang kesuksesan tersebut. Mereka berusaha menarik hati para penduduk dan penguasa lokal untuk tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan armada Portugis dan rombongan Houtman. Setelah itu, berbagai kapal milik para pedagang Belanda lainnya menyusul untuk memperoleh dan menguasai rempah-rempah di Nusantara.<ref name="tirto-belanda" />
 
[[Berkas:Indonesia by Ibrahim Muteferrika (1674-1745).png|jmpl|300px|Peta [[Asia Tenggara]] yang dibuat sekitar tahun 1674–1745 oleh [[Kâtip Çelebi]], seorang [[ahli geografi]] [[Turki Utsmani]].]][[Dewan Negara Belanda]] membentuk suatu serikat dagang pada tanggal [[20 Maret]] [[1602]]<nowiki/>bernama [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC) untuk mengurangi persaingan di antara para pedagang rempah Belanda. Dalam piagam "oktroi" (''octrooi''), VOC diperbolehkan untuk memiliki angkatan perang sendiri, mencetak mata uang sendiri, serta memonopoli perdagangan dan menekan penguasa-penguasa lokal di kawasan Nusantara.<ref name="tirto-voc">{{Cite web|last=Prinada|first=Yuda|title=Apa itu Pengertian VOC, Sejarah Kapan Didirikan, dan Tujuannya?|url=https://tirto.id/apa-itu-pengertian-voc-sejarah-kapan-didirikan-dan-tujuannya-gaaG|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-03-11|archive-date=2023-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230325005617/https://tirto.id/apa-itu-pengertian-voc-sejarah-kapan-didirikan-dan-tujuannya-gaaG|dead-url=no}}</ref> Pada tahun 1603, VOC mulai membangun pos-pos perdagangan di [[Banten]], [[Ambon]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jayakarta]], dan lain-lain. Sejak tahun 1604, VOC bersaing ketat dengan armada [[Perusahaan Hindia Timur Britania]] (EIC) yang juga tiba di Nusantara demi tujuan yang sama.{{sfn|Ricklefs|1991|p=29}} Pada tanggal 19 Desember 1610, [[Pieter Both]] ditunjuk sebagai [[Daftar Gubernur-Jenderal Hindia Belanda|gubernur jenderal pertama di Nusantara]], yang kemudian menetapkan [[Kota Ambon|Ambon]] sebagai pusat pemerintahan.<ref name="tirto-voc" /> Pada tanggal 30 Mei 1619, [[Jan Pieterszoon Coen]] (gubernur jenderal yang baru) memerintahkan armada kapal VOC untuk menyerang Jayapura dan [[Kesultanan Banten|Banten]], serta mendirikan [[Batavia]] yang kelak menjadi pusat pemerintahan. Pada tahun 1620, VOC dan EIC membuat perjanjian perdagangan rempah-rempah, tetapi hubungan tersebut putus sejak armada Inggris berangsur-angsur meninggalkan wilayah Nusantara setelah terjadinya [[Pembantaian Amboina]] terhadap beberapa [[Bangsa Inggris|orang Inggris]] pada tahun 1623.<ref name="MILLER_XVI">{{cite book |editor-last=Miller |editor-first=George |title=To The Spice Islands and Beyond: Travels in Eastern Indonesia |publisher=Oxford University Press |year=1996 |location=New York|pages=xvi |isbn=967-65-3099-9 |no-pp=true }}</ref> Istilah "[[Hindia Belanda]]" (''Nederlandsch-Indië'') mulai digunakan di dalam dokumen resmi VOC sejak awal tahun 1620-an.<ref>{{cite book|volume=VOC|title=Dagh-register gehouden int Casteel Batavia vant passerende daer ter plaetse als over geheel Nederlandts-India anno 1624–1629. |trans-title=The official register at Castle Batavia, of the census of the Dutch East Indies |year=1624}}</ref> VOC menjadi [[badan usaha]] [[swasta]] yang sangat sukses selama abad ke-17 dan bahkan menjadi perusahaan terkaya di dunia pada tahun 1669. VOC lihai dalam melakukan politik adu domba antarkerajaan kecil dan memaksa para penguasa lokal untuk menandatangani [[Traktat|perjanjian]] damai (misalnya [[Perjanjian Painan]]). VOC saat itu menguasai [[Jawa|Pulau Jawa]], [[Painan, IV Jurai, Pesisir Selatan|Painan]], [[Kota Makassar|Makassar]], [[Kota Manado|Manado]], [[Pulau Seram]], dan [[Pulau Buru]].<ref>{{Cite web |date=31 July 1982 |title=170 tahun kepahlawanan minangkabau |url=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1982/07/31/BK/mbm.19820731.BK47129.id.html |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20120314193208/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1982/07/31/BK/mbm.19820731.BK47129.id.html |archive-date=14 March 2012 |access-date=11 March 2012 |website=Majalah Tempo Online |language=indonesian}}</ref>
Kejayaan kesultanan-kesultanan Islam mulai memudar setelah bangsa-bangsa asing masuk dan menerapkan [[kolonialisme]] di [[Nusantara]]. Sebagian di antaranya dibubarkan oleh pemerintah kolonial setelah mengalami kekalahan [[perang]], dan sebagian lainnya menjadi [[Swapraja|daerah swapraja]] (''zelfbestuur'') di bawah kekuasaan pemerintahan kolonial.<ref name="KohPh.D.2009">{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=MWlFCQAAQBAJ&pg=PA10|title=Culture and Customs of Singapore and Malaysia|author1=Jaime Koh|first=|author2=Stephanie Ho Ph.D.|date=22 Juni 2009|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-0-313-35116-7|location=|page=9|pages=|url-status=live}}</ref>
 
[[Berkas:Jawa Setelah Perjanjian Giyanti.png|jmpl|300x300px|Pembagian Mataram setelah [[Perjanjian Giyanti]] (1755) dan [[Perjanjian Salatiga|Salatiga]] (1757).|kiri]]Pasukan [[Kesultanan Mataram|Mataram]] pernah merencanakan [[penyerbuan ke Batavia|penyerbuan ke markas VOC di Batavia]] sebanyak dua kali pada tahun 1628 dan 1629, tetapi akhirnya gagal karena kekurangan perbekalan.<ref>Romain Bertrand, ''L‘Histoire à parts égales. Récits d'une rencontre Orient-Occident (XVIe-XVIIe siècles)'', Paris, Seuil, 2011, bab 15, hlm. 420-436.</ref> Sebagai gantinya, VOC beberapa kali mencampuri urusan kerajaan di Mataram berkali-kali, seperti membantu dalam [[Perang Takhta Jawa Pertama|perang takhta]] melawan pasukan [[Amangkurat III]] pada tahun 1704–1708, membantu dalam [[Perang Takhta Jawa Kedua|perang takhta]] melawan kerabat raja yang memberontak pada tahun 1719–1723, serta ikut campur dalam rangkaian [[Perang Takhta Jawa Ketiga|konflik antaranggota keluarga kerajaan Mataram]] pada tahun 1749–1757. [[Perjanjian Giyanti]] (13 Februari 1755) dan [[Perjanjian Salatiga]] (17 Maret 1757) yang ditandatangani bersama pihak VOC membuat negara Mataram terpecah menjadi beberapa negara baru, yaitu [[Kadipatèn Mangkunagaran|Mangkunagaran]], [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]], dan [[Kesunanan Surakarta Hadiningrat|Surakarta]].<ref>{{harvnb|Frederick|Worden|1993|loc=''[http://countrystudies.us/indonesia/8.htm The Dutch on Java, 1619–1755]'': "Perang berlangsung hingga tahun 1755, ketika Perjanjian Giyanti disahkan, mengakui Pakubuwana III (memerintah 1749–55) sebagai penguasa Surakarta dan Mangkubumi (yang mengambil gelar sultan dan nama Hamengkubuwana) sebagai penguasa Yogyakarta."}}</ref>
==== Kerajaan Kristen ====
{{Utama|Sejarah Nusantara pada era kerajaan Kristen}}
 
Mulai tahun [[1730]], kejayaan VOC mulai merosot akibat [[korupsi]] di tubuh VOC, ketidaksiapan dalam memenuhi permintaan pasar yang berubah, serta pergolakan yang terus-menerus terjadi di [[Eropa]] dan di Nusantara.<ref>{{cite book | title=The First Modern Economy: Success, Failure, and Perseverance of the Dutch Economy, 1500-1815 | url=https://archive.org/details/firstmodernecono0000devr | publisher=Cambridge University Press |author1=de Vries, Jan |author2=van der Woude, Ad | year=1997 | isbn=0-521-57061-1|pages=[https://archive.org/details/firstmodernecono0000devr/page/449 449]–455}}</ref> Pergolakan di Nusantara, misalnya, yaitu pembantaian orang-orang [[Tionghoa]] di [[Batavia]] pada tahun 1740 yang dikenal dengan peristiwa [[Geger Pacinan]], yang kemudian memicu [[Perang Jawa (1741–1743)|Perang Jawa]] (1741–1743) dan Perang Kuning (1750).<ref>{{cite thesis|last=Dharmowijono|first=W.W.|url=http://dare.uva.nl/document/147345|year=2009|ref=harv|language=Belanda|accessdate=1 December 2011|publisher=Universiteit van Amsterdaam|title=Van koelies, klontongs en kapiteins: het beeld van de Chinezen in Indisch-Nederlands literair proza 1880–1950|degree=Doctorate in Humanities|trans_title=Of Coolies, Klontong, and Captains: The Image of the Chinese in Indonesian-Dutch Literary Prose 1880–1950|archivedate=2012-04-26|archiveurl=https://web.archive.org/web/20120426011624/http://dare.uva.nl/document/147345|deadurl=no}}</ref> Lalu pada tahun 1771–1772, [[Perang Bayu]] pecah di [[Semenanjung Blambangan|Blambangan]] dan memakan korban jiwa yang sangat besar dari penduduk lokal dan pasukan VOC.<ref name="baydejonge">J.K.J. de Jonge, De Opkomst Van Het Nederlansch Gesag Over Java-XI, ML van Deventer, 1883</ref> Setelah [[Perang Inggris-Belanda Keempat|perang melawan Inggris]] (1780-1784) berakhir, VOC mengalami krisis finansial yang sangat buruk yang membuatnya hampir tidak dapat beroperasi. VOC diambil alih oleh [[Republik Batavia|Bataaf]] (penerus [[Republik Belanda|Belanda]]) sejak tanggal [[1 Maret]] [[1796]] untuk mengatasi krisis tersebut, tetapi akhirnya gagal. Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC resmi berhenti beroperasi, sementara aset-asetnya (termasuk [[koloni]] VOC) diambil oleh Pemerintah Bataaf,<ref name="tanap">TANAP, The end of the VOC</ref> sebelum akhirnya jatuh ke tangan [[Republik Prancis Pertama|Prancis]] enam tahun kemudian.
[[Kekristenan]] dibawa oleh para [[misionaris]] dari [[Dunia Barat]]. [[Gereja Katolik Roma|Kristen Katolik]] umumnya dibawa ke Indonesia oleh [[bangsa Portugis]], sementara [[Protestanisme|Kristen Protestan]] umumnya dibawa oleh [[bangsa Belanda]]. Selama kolonialisme Barat, beberapa kerajaan bercorak Kristen muncul sebagai akibat penyebaran dan pembaptisan oleh para misionaris pada rakyat dan keluarga bangsawan di kerajaan-kerajaan tersebut.<ref>{{Cite web|last=Hari|first=Agustinus|date=2019-10-13|title=Mengenal Siau, Kerajaan Kristen di Sulawesi Utara Abad 16|url=https://barta1.com/v2/2019/10/13/mengenal-siau-kerajaan-kristen-di-sulawesi-utara-abad-16/|website=Barta1.com|language=id|access-date=2023-05-03}}</ref>
 
==== Koloni Belanda dalam kendali Prancis ====
Masuknya Agama Kristen di Sulawesi dan Maluku, khususnya wilayah yang saat ini dalam Provinsi [[Sulawesi Utara]], diawali dengan kedatangan [[bangsa Portugis]] yang membawa Katolik pada abad ke-16, tetapi kemudian digantikan oleh Protestan yang dibawa oleh misionaris Belanda, setelah orang-orang Portugis diusir oleh pasukan Belanda pada abad ke-17. Kerajaan-kerajaan Kristen yang terbentuk di Pulau Sulawesi adalah [[Kerajaan Bolaang Mongondow|Bolaang Mongondow]], [[Kerajaan Manganitu|Manganitu]], [[Kerajaan Manado|Manado]], [[Kerajaan Moro|Moro]], [[Kerajaan Siau|Siau]], [[Kerajaan Soya|Soya]], dan [[Kerajaan Tagulandang|Tagulandang]].<ref>{{Cite journal|last=Ahmad|first=I.|date=2014|title=Agama Sebagai Perubahan Sosial: Kristenisasi di Tobelo 1866-1942|url=https://jurnal.ugm.ac.id/lembaran-sejarah/article/download/23785/15663|journal=Lembaran Sejarah|volume=11|issue=1|pages=83-98|doi=|issn=2620-5882|ref={{sfnref|Ahmad|2014}}}}</ref>
{{utama|Jeda kekuasaan Prancis dan Britania di Hindia Belanda#Kekuasaan Prancis (1806–1811)}}
[[Berkas:Portrait Governor-General Herman Willem Daendels.jpg|jmpl|Potret Gubernur Jenderal [[Herman Willem Daendels]].|242x242px]]
[[Napoleon Bonaparte]] yang menguasai [[Kekaisaran Prancis Pertama|Prancis]] pada saat itu membubarkan Bataaf ([[negara pengekor]] dari [[Kekaisaran Prancis Pertama|Prancis]]) dan mendirikan [[negara boneka]] [[Kerajaan Hollandia|Hollandia]] pada bulan Maret 1806, lalu menunjuk [[Louis Bonaparte|Louis]] (adiknya) sebagai [[Daftar penguasa Belanda|raja]] pada tanggal 5 Juni. Louis mengirimkan [[Herman Willem Daendels]] berkebangsaan [[Orang Belanda|Belanda]] sebagai [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] dan tiba di [[Batavia]] pada tanggal 5 Januari 1808.<ref name="Britannica">{{cite web| title=The French and the British in Java, 1806–15| publisher=Britannica| author=Asvi Warman Adam| url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/286480/Indonesia/22812/The-French-and-the-British-in-Java-1806-15| access-date=2023-03-13| archive-date=2015-04-30| archive-url=https://web.archive.org/web/20150430090936/http://www.britannica.com/EBchecked/topic/286480/Indonesia/22812/The-French-and-the-British-in-Java-1806-15| dead-url=no}}</ref><ref>{{cite book |author1=H. L. Wesseling |title=The European Colonial Empires 1815-1919 |date=23 October 2015 |publisher=Taylor & Francis |isbn=9781317895077 |pages=104 |url=https://www.google.co.id/books/edition/The_European_Colonial_Empires/PdHMCgAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=herman+willem+daendels+appointed&pg=PA104&printsec=frontcover |access-date=2 September 2022 |language=English}}</ref> Daendels kemudian menerapkan aturan yang sangat keras dan kebijakan bertangan besi di Hindia Belanda sebagai persiapan menghadapi ancaman [[Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia|Britania Raya]]. Daendels membangun banyak fasilitas dan benteng pertahanan, seperti [[Jalan Raya Pos]] [[Anyar, Serang|Anyar]]–[[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] yang memakan banyak korban dari [[Kerja paksa|pekerja]] ''[[Heerendiensten]]'',<ref>Pramoedya sheds light on dark side of Daendels' highway. ''The Jakarta Post'' 8 January 2006.</ref> [[Benteng Lodewijk]] di [[Kota Surabaya|Surabaya]], dan ''Paleis van Daendels'' (sekarang [[Gedung AA Maramis]]) di Batavia. Daendels juga keras terhadap para penguasa lokal dan keluarganya, serta menjadi penyebab jatuhnya negara [[Kesultanan Banten|Banten]].<ref>{{cite book |title = Ekspedisi Anjer-Panaroekan, Laporan Jurnalistik Kompas |publisher= Penerbit Buku Kompas, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta Indonesia | date= November 2008|pages= 1–2|isbn= 978-979-709-391-4}}</ref> Gaya kepemimpinan tersebut tentu saja menimbulkan kesengsaraan pada penduduk lokal, sehingga pemberontakan yang dipimpin oleh [[Ronggo Prawirodirjo III]] akhirnya pecah di [[Jawa|Pulau Jawa]] pada tanggal 20 November – 17 Desember 1810, tetapi cepat diredam oleh pasukan Hindia Belanda dan [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton Yogyakarta]].<ref name="anon">{{cite web|last=|authors=anonim|first=|date=16 Januari 2012|year=2012|title=Mengenal Sejarah Tanah Perdikan Madiun|url=http://informasimadiun.blogspot.co.id/2012/01/mengenal-sejarah-tanah-perdikan-madiun.html|publisher=Madiun Info|location=|isbn=|issn=|accessdate=19 September 2015|archive-date=2018-05-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20180520153642/http://informasimadiun.blogspot.co.id/2012/01/mengenal-sejarah-tanah-perdikan-madiun.html|dead-url=no}}</ref> Daendels turun dari jabatannya pada tanggal 15 Mei 1811. Tidak lama kemudian, Britania Raya [[Penyerbuan Jawa (1811)|menyerbu Pulau Jawa]] dan mengambil alih [[Hindia Belanda]].<ref>{{cite web|last=Van Uythoven|first=Geert|year=2013|title=Lieutenant General Jan Willem Janssens|url=http://www.napoleon-series.org/research/biographies/Holland/Generals/c_Janssens.html|publisher=The Napoleon Series|access-date=30 July 2016|archive-date=2016-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304055302/http://www.napoleon-series.org/research/biographies/Holland/Generals/c_Janssens.html|dead-url=no}}</ref>
 
==== Kolonisasi singkat Britania Raya ====
Di wilayah [[Kepulauan Nusa Tenggara|Nusa Tenggara]], khususnya di wilayah Provinsi [[Nusa Tenggara Timur]], [[Katolik|Kristen Katolik]] dibawa oleh [[bangsa Portugis]] yang terusir ke wilayah [[Pulau Flores]] dan [[Pulau Timor]] setelah wilayah [[Kepulauan Maluku]] dikuasai oleh [[bangsa Belanda]] pada awal abad ke-17. Para misionaris Portugis yang juga ikut terusir kemudian melakukan [[Misi (Kristen)|misi]] di negara-negara di wilayah tersebut. Beberapa negara yang menjadi kerajaan Katolik adalah [[Kerajaan Amanatun|Amanatun]], [[Kerajaan Larantuka|Larantuka]], dan [[Kerajaan Sikka|Sikka]].<ref>Karel Steenbrink, ''Catholics in Indonesia, 1808-1942: a documented history''. Leiden:KITLV Press ISBN 90-6718-141-2</ref>
{{utama|Jeda kekuasaan Prancis dan Britania di Hindia Belanda#Kekuasaan Britania (1811–1816)}}Armada gabungan [[Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia|Britania Raya]] dan [[Perusahaan Hindia Timur Britania|EIC]] berangkat menuju Hindia Belanda pada tahun 1809 untuk merebut wilayah tersebut dari Prancis dan aknirnya berhasil menguasai [[Kepulauan Maluku]] setahun setelahnya.<ref>{{cite book|last=Fregosi|first=Paul|year=1989|title=Dreams of Empire: Napoleon and the First World War 1792-1815|url=https://archive.org/details/dreamsofempirena0000freg|publisher=Hutchinson|isbn=0-09-173926-8|author-link=Paul Fregosi}}</ref> Pada bulan Agustus 1811, [[Penyerbuan Jawa (1811)|armada Britania mulai menyerbu Pulau Jawa]] dan menduduki satu per satu pos milik Prancis dan Belanda di Jawa, hingga pasukan [[Jan Willem Janssens]] (Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu) yang lari dari Batavia akhirnya takluk di [[Kota Salatiga|Salatiga]]. Pada tanggal 18 September, pihak Belanda menyerahkan kekuasaan atas Hindia Belanda secara resmi kepada armada Britania melalui [[Kapitulasi Tuntang|Perjanjian Tuntang]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-08-16|title=Kapitulasi Tuntang: Latar Belakang, Isi Perjanjian, dan Dampaknya Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/16/140000379/kapitulasi-tuntang-latar-belakang-isi-perjanjian-dan-dampaknya|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-02|archive-date=2023-05-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230505101916/https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/16/140000379/kapitulasi-tuntang-latar-belakang-isi-perjanjian-dan-dampaknya|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Menyimak Kisah Sejarah Penjajahan Inggris di Indonesia|url=https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/menyimak-kisah-sejarah-penjajahan-inggris-di-indonesia-20H8JQI0aCC|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2023-05-02|archive-date=2023-05-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230505160142/https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/menyimak-kisah-sejarah-penjajahan-inggris-di-indonesia-20H8JQI0aCC|dead-url=no}}</ref> [[Berkas:George Francis Joseph - Sir Thomas Stamford Bingley Raffles.jpg|ki|jmpl|[[Thomas Stamford Raffles|Sir Thomas Stamford Bingley Raffles]], tokoh sentral kolonialisme Britania Raya di Hindia Belanda.|259x259px]]
[[Thomas Stamford Raffles]] ditunjuk sebagai [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda|Letnan Gubernur Jawa]] oleh pihak Britania Raya.<ref>{{cite book |author1=Sir [[Thomas Stamford Raffles]] |title=The History of Java |date=1830 |publisher=J. Murray |pages=xxiii |url=https://books.google.com/books?id=oA8PAAAAYAAJ&q=history+of+java |access-date=12 August 2022 |archive-date=2023-05-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230502054202/https://books.google.com/books?id=oA8PAAAAYAAJ&q=history+of+java |dead-url=no }}</ref> Raffles merombak aturan Belanda yang memberatkan penduduk lokal, seperti ''[[Heerendiensten]]'' dan perbudakan, tetapi sebagai gantinya menerapkan sistem ''land tenure'' (pajak sewa tanah yang dibayarkan oleh penduduk lokal kepada pemerintah kolonial sebagai "[[Penguasaan tanah|tuan tanah]]") serta menaikkan pajak perorangan. Raffles membentuk pemerintahan yang lebih terpusat dengan tetap mempertahankan para [[Pegawai negeri sipil|pegawai negeri]] asal Belanda di tubuh pemerintahannya. Raffles juga berusaha bernegosiasi dengan para penguasa lokal sembari mengurangi hak-hak khusus mereka, serta melancarkan [[operasi militer]] kepada penguasa yang membangkang, seperti dalam peristiwa [[Geger Sepehi]] di [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton Yogyakarta]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-02-09|title=Masa Penjajahan Inggris di Indonesia Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/11/140000669/masa-penjajahan-inggris-di-indonesia|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-02|archive-date=2023-05-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230502172155/https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/11/140000669/masa-penjajahan-inggris-di-indonesia|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=Inggris Pernah Menjajah Indonesia, Bagaimana Sejarahnya? - Halaman 2|url=https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220915132302-106-848230/inggris-pernah-menjajah-indonesia-bagaimana-sejarahnya|website=internasional|language=id-ID|access-date=2023-05-02|archive-date=2023-05-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20230506174333/https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220915132302-106-848230/inggris-pernah-menjajah-indonesia-bagaimana-sejarahnya|dead-url=no}}</ref> Raffles dikenal sebagai peminat [[Sejarah Jawa|sejarah]], [[Budaya Jawa|budaya]], dan [[Suku Jawa|masyarakat Jawa]] yang berhasil menyingkap banyak [[Situs arkeologi|situs kuno]] yang telah terkubur dan dilupakan pada saat itu, seperti [[Candi Prambanan]] ([[Kabupaten Sleman|Sleman]] dan [[Kabupaten Klaten|Klaten]]), [[Borobudur|Candi Borobudur]] ([[Kabupaten Magelang|Magelang]]), dan [[Situs Trowulan|situs-situs Trowulan]],<ref>{{Cite book|last=Miksic|first=John|date=1990|title=Borobudur: Golden Tales of the Buddhas|author1-link=John N. Miksic}}</ref><ref>Carey, Peter, The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785-1855, 2008</ref> yang kemudian ditulisnya dalam buku berjudul ''[[Sejarah Pulau Jawa|The History of Java]]'' yang terbit pada tahun 1817.<ref>{{cite journal|date=April 1817|title=Review of ''The History of Java'' by Thomas Stamford Raffles|url=https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=hvd.32044079408258;view=1up;seq=82|journal=[[The Quarterly Review]]|volume=17|pages=72–96|archive-url=https://web.archive.org/web/20210222062459/https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=hvd.32044079408258&view=1up&seq=82|archive-date=2021-02-22|access-date=2017-03-17|url-status=live}}</ref><ref>{{cite web|author1=Campbell, Donald Maclaine, 1869-1913; Wheeler, G. C|title=Java: past & present, a description of the most beautiful country in the world, its ancient history, people, antiquities, and products|url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=711740|publisher=London : W. Heinemann|page=404|archive-url=https://web.archive.org/web/20210824162608/https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=711740|archive-date=2021-08-24|access-date=24 August 2021|dead-url=unfit}}</ref> Selama pemerintahannya, [[Gunung Tambora]] di [[Pulau Sumbawa]] meletus dengan dahsyat mulai pada tanggal 5 April 1815 dan mencapai puncak erupsi pada tanggal 10–11 April dengan perkiraan skala [[Volcanic Explosivity Index|VEI-7]], kemudian berangsur-angsur mereda hingga tanggal 17 April.<ref name="Stothers1984a">{{cite journal|last=Stothers|first=R. B.|date=1984|title=The Great Tambora Eruption in 1815 and Its Aftermath|journal=[[Science]]|volume=224|issue=4654|pages=1191–1198|doi=10.1126/science.224.4654.1191}}</ref><ref name="Briffa1998">{{cite journal|last=Briffa|first=K.R.|title=Influence of volcanic eruptions on Northern Hemisphere summer temperature over 600 years|url=http://dx.doi.org/10.1038/30943|dead-url=no|journal=[[Nature]]|volume=393|pages=450–455|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810201818/https://www.nature.com/articles/30943|archive-date=2023-08-10|access-date=2023-05-17|coauthors=Jones, P.D., Schweingruber, F.H. and Osborn T.J.}}</ref> Erupsi ini menyebabkan 71 ribu korban jiwa,<ref name="Stothers1984a" /> serta mungkin menjadi penyebab [[tahun tanpa musim panas]] (1816) yang memakan korban belasan ribu jiwa.<ref name="EvansRobert">Evans, Robert [https://web.archive.org/web/20210110072743/https://www.smithsonianmag.com/history/blast-from-the-past-65102374/ Blast from the Past], ''Smithsonian Magazine''. July 2002, p. 2</ref>
 
[[Belanda]] yang keluar dari [[Kekaisaran Prancis Pertama|Kekaisaran Prancis]] menyetujui [[Perjanjian Inggris-Belanda 1814|suatu perjanjian]] bersama [[Orang Britania|pihak Britania]] pada tahun 1814, yang membuat Britania Raya harus mengembalikan [[Imperium kolonial Belanda|koloni milik Belanda]] sebelum tahun 1803. Perjanjian itu berlaku efektif pada tahun 1815 dan diikuti oleh penurunan jabatan Raffles setahun setelahnya. Koloni di Nusantara sejak tahun 1803 tetap milik Britania Raya, termasuk [[Bengkulu|Bencoolen]] (Bengkulu), sehingga Raffles dikirim kembali ke Nusantara sebagai [[:en:Governors_of_Bencoolen|Letnan Gubernur]] [[Bengkulu|Bencoolen]] pada tahun 1818 dan melakukan eksplorasi ke wilayah [[Sumatra]], [[Semenanjung Malaya]], dan [[Pulau Ujong]] ([[Singapura]]), meskipun ia dan pasukannya sering kali berseteru dengan pasukan Belanda yang juga ingin memperluas koloninya.<ref>{{Cite journal|last=Borschberg|first=Peter|date=2019|title=Dutch objections to British Singapore, 1819–1824: law, politics, commerce and a diplomatic misstep|journal=[[Journal of Southeast Asian Studies]]|volume=50|issue=4|pages=540–561|doi=10.1017/S0022463420000053|s2cid=226792993}}</ref>
=== Periode kolonial ===
 
==== UpayaPerluasan kolonisasiwilayah olehHindia PortugalBelanda ====
{{utama|Hindia Belanda}}[[Berkas:Raden Sarief Bastaman Saleh - Johannes Graaf van den Bosch.jpg|jmpl|200px|[[Johannes van den Bosch]], pencetus ''[[Cultuurstelsel]]''. Lukisan oleh [[Raden Saleh]].]]Pada tanggal 28 Agustus 1814, Belanda membentuk angkatan militer [[Hindia Belanda]] yang bernama [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda]] (KNIL).<ref>{{Cite web|last=|first=|date=2 Juni 2016|title=Staatsblad 2016 No. 258|url=https://zoek.officielebekendmakingen.nl/stb-2016-258.pdf|website=Overheid.nl|access-date=2020-12-05|archive-date=2022-04-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20220424070820/https://zoek.officielebekendmakingen.nl/stb-2016-258.pdf|dead-url=no}}</ref> Setelah lepas dari pengaruh [[Kekaisaran Prancis Pertama|Prancis]], [[Kerajaan Belanda|Belanda]] mulai mengklaim koloninya kembali satu per satu dan akhirnya berhasil mengambil alih koloni milik Belanda seperti sedia kala pada tahun 1816. Komisariat Jenderal Hindia Belanda yang dibentuk untuk menata ulang pemerintahan Hindia Belanda kemudian membentuk suatu ''regeringsreglement'' (peraturan pemerintah) yang mengatur struktur pemerintahan selama beberapa dekade ke depan serta menyiratkan pandangan politik ''[[Pax Nederlandica]]'', yaitu cita-cita Belanda untuk mengolonisasi seluruh Nusantara dan melemahkan kekuasaan penguasa lokal.<ref name="wright-ad">H.R.C. Wright, "The Anglo-Dutch Dispute in the East, 1814-1824." ''Economic History Review'' 3.2 (1950): 229-239 [https://web.archive.org/web/20200625203303/https://www.jstor.org/stable/2590770 online].</ref><ref>{{Cite web|title=Pax Nederlandica: Kuasa Politik Apartheid Zaman Hindia Belanda - Semua Halaman - National Geographic|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/132507373/pax-nederlandica-kuasa-politik-apartheid-zaman-hindia-belanda|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=2023-05-05|archive-date=2023-05-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20230506153901/https://nationalgeographic.grid.id/read/132507373/pax-nederlandica-kuasa-politik-apartheid-zaman-hindia-belanda|dead-url=no}}</ref> Demi mewujudkan cita-cita tersebut, pemerintah kolonial mulai mengerahkan KNIL ke seluruh kawasan Nusantara demi memperluas wilayah kolonial [[Hindia Belanda]]. Pada tahun 1830, [[Johannes van den Bosch]] ([[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] saat itu) mengakali pengeluaran berlebih yang ditimbulkan oleh ekspedisi KNIL dengan mengeluarkan aturan ''[[Cultuurstelsel]]'', yang memaksa [[pribumi]] (''inlander'') menyediakan 20% tanah pertanian untuk tanaman [[komoditas]] [[ekspor]] Belanda atau bekerja di tanah pertanian milik pemerintah selama 60 hari per tahun.<ref name=":02">{{Cite web|last=Ningsih|first=Widya Lestari|date=2022-07-27|title=Johannes van den Bosch, Penggagas Sistem Tanam Paksa|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/27/140000179/johannes-van-den-bosch-penggagas-sistem-tanam-paksa|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230718181126/https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/27/140000179/johannes-van-den-bosch-penggagas-sistem-tanam-paksa|archive-date=2023-07-18|dead-url=no|access-date=2023-01-15}}</ref> Kebijakan ini terbukti menyelamatkan kas milik pemerintah kolonial, tetapi membuat penduduk lokal semakin sengsara, yang ditambah dengan munculnya bencana [[kelaparan]] hebat dan [[wabah]] penyakit pada tahun 1840-an.<ref>{{Cite book|last1=Schendel|first1=Willem van|date=17 June 2016|url=https://books.google.com/books?id=Ug9qDAAAQBAJ&pg=PA31&lpg=PA31&dq=cultivation+system+java+famine#q=cultivation%20system%20java%20famine|title=Embedding Agricultural Commodities: Using Historical Evidence, 1840s–1940s, edited by Willem van Schendel, from google (cultivation system java famine) result 10|isbn=9781317144977}}</ref>
{{utama|Imperium Portugal di Nusantara}}
[[Berkas:Partition of the Johor Empire.png|kiri|jmpl|Pemisahan wilayah [[Kesultanan Johor]] yang menjadi titik awal pembagian wilayah [[Nusantara]] menjadi wilayah kolonial [[Malaya Britania Raya]] dan [[Hindia Belanda]].]]
[[Berkas:Myristica fragrans - Köhler–s Medizinal-Pflanzen-097.jpg|lurus|ki|jmpl|[[Tanaman]] [[pala]] menjadi salah satu komoditas yang mendorong bangsa-bangsa Eropa melakukan penjelajahan dunia, hingga sampai di [[Nusantara]].]]
Ekspansi Belanda mendapat perlawanan baik dengan pihak luar, yaitu dengan armada [[Orang Britania|Britania]] yang juga sedang mengklaim koloni di Nusantara pada saat itu, maupun pihak dalam, yaitu para penduduk setempat yang mendiami wilayah Nusantara.{{sfn|Ricklefs|1991|pp=271, 297}}
Sejak terputusnya jalur perdagangan [[Laut Tengah]] karena jatuhnya [[Konstantinopel]] ke tangan bangsa [[Turki Utsmani]] pada tahun 1453, bangsa-bangsa [[Eropa]] sejak saat itu berusaha mencari jalur alternatif lain untuk memperoleh komoditas [[rempah-rempah]] yang dibutuhkan. Berkembangnya teknologi [[pelayaran]] pada abad ke-16 membuat bangsa-bangsa Eropa melakukan [[ekspedisi]] jalur laut besar-besaran untuk mencari dan [[kolonialisme|menguasai]] wilayah-wilayah yang kaya akan [[rempah-rempah]].<ref>{{Cite book|last=Pradjoko|first=Didik|date=2008|title=Modul I Sejarah Indonesia|location=Depok|publisher=Universitas Indonesia Press|pages=5}}</ref>
 
Belanda dan Britania Raya menandatangani [[Perjanjian Britania Raya-Belanda 1824|perjanjian di London]] pada tanggal 17 Maret 1824, yang membuat Belanda menyerahkan seluruh koloni di [[Semenanjung Malaka]], [[Singapura]], dan [[Anak benua India|Anak Benua India]] kepada Britania Raya, sementara Britania Raya menyerahkan koloni di [[Sumatra|Pulau Sumatra]], [[Kesultanan Lingga|Riau-Lingga]] (sekarang [[Kepulauan Riau]]), dan Banka-Biliton (sekarang [[Kepulauan Bangka Belitung]]) kepada Belanda.<ref name="wright-ad" /> Perjanjian tersebut secara praktis membagi wilayah Nusantara menjadi [[Malaya Britania Raya]] (sekarang [[Malaysia]] dan [[Singapura]]) dan [[Hindia Belanda]] (sekarang Indonesia).<ref name="wright-ad" /> [[Perjanjian Sumatra|Perjanjian Siak]], yang menyetujui pengintegrasian wilayah [[Kesultanan Siak Sri Inderapura|Siak Sri Inderapura]] ke dalam Hindia Belanda, disepakati oleh pihak Belanda dan Britania pada tanggal 8 September 1870.<ref name="FCO12">Foreign and Commonwealth Office - [https://web.archive.org/web/20120927180810/http://www.fco.gov.uk/en/treaties/treaties-landing/records/08400/08422 Convention between Great Britain and the Netherlands relative to the treatment of British Subjects in the Kingdom of Siak Sree Indrapoora, in the Island of Sumatra]</ref> Pada tanggal 2 November 1871, Perjanjian Siak diganti dengan [[Perjanjian Sumatra]] yang menambahkan seluruh [[Sumatra|Pulau Sumatra]], termasuk Aceh, ke dalam wilayah Hindia Belanda.<ref name="adhin">{{cite journal|last=Adhin|first=J. H.|year=1961|title=De immigratie van Hindostanen en de afstand van de Goudkust|url=http://www.kitlv-journals.nl/index.php/nwig/article/viewFile/5188/5955|dead-url=no|journal=Nieuwe West-Indische Gids|volume=41|issue=1|pages=4–13|doi=10.1163/22134360-90002334|archive-url=https://web.archive.org/web/20160305082759/http://www.kitlv-journals.nl/index.php/nwig/article/viewFile/5188/5955|archive-date=2016-03-05|access-date=2023-05-24|doi-access=free}}</ref><ref name="FCO4">Foreign and Commonwealth Office - [https://web.archive.org/web/20120928081529/http://www.fco.gov.uk/en/treaties/treaties-landing/records/08400/08427 Convention between Great Britain and the Netherlands, for the Settlement of their Mutual Relations in the Island of Sumatra]</ref>
Sebagai salah satu bangsa yang merintis gelombang ekspedisi dan kolonialisme di [[Dunia Timur]], armada [[Bangsa Portugis|Portugis]] di bawah kepemimpinan [[Afonso de Albuquerque]], yang telah menguasai [[Goa, India|Goa]] pada saat itu, melanjutkan ekspedisinya ke timur hingga sampai di [[Nusantara|Kepulauan Nusantara]].<ref name="tirto-portugis" /> Pada tahun 1511, armada Portugis yang sampai di [[Kesultanan Melaka|Melaka]] kemudian menyerang dan menduduki negara tersebut. Penyerangan ini menjadi titik awal dimulainya [[kolonialisme]] di [[Nusantara]].<ref name="Winstedt">{{cite book|last= Winstedt|first= Richard|title= A History of Malaya|url= https://archive.org/details/historyofmalaya0000wins|publisher= Marican|year= 1962 }}</ref> Negara-negara sekitar yang merasa terancam kemudian mengecam penyerangan tersebut. Setahun setelah peristiwa tersebut, [[Kesultanan Demak|Demak]] mengirimkan armada laut ke Melaka untuk menyerang balik armada Portugis, tetapi usaha tersebut gagal.<ref name="tirto-portugis">{{Cite web|last=Suntama|first=Permadi|date=2022-08-29|title=Sejarah Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia: Proses & Rute|url=https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-portugis-ke-indonesia-proses-rute-gjCF|website=Tirto|language=id|access-date=2022-09-23}}</ref>
 
Pemberontakan oleh rakyat Maluku di bawah komando [[Pattimura]] pecah pada bulan Mei 1817 dan berakhir dengan penangkapan dan penjatuhan [[hukuman gantung]] terhadap Pattimura dan beberapa tokoh pejuang lainnya.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-07-20|title=Sejarah Perang Pattimura: Tokoh, Penyebab, Kronologi, dan Dampak Halaman all|url=https://regional.kompas.com/read/2022/07/20/182128678/sejarah-perang-pattimura-tokoh-penyebab-kronologi-dan-dampak|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230330062752/https://regional.kompas.com/read/2022/07/20/182128678/sejarah-perang-pattimura-tokoh-penyebab-kronologi-dan-dampak|archive-date=2023-03-30|dead-url=no|access-date=2023-05-06}}</ref>
Pada tahun 1512, Albuquerque mengirimkan armada yang dipimpin oleh [[António de Abreu]] dan [[Francisco Serrão]] menuju [[Kepulauan Maluku]] demi memonopoli perdagangan [[cengkih]] dan [[pala]].<ref name="detik-portugis">{{Cite web|date=2021-08-18|last=Kristina|title=Sejarah Mendaratnya Portugis di Indonesia, Pendatang Pertama dari Eropa|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5684923/sejarah-mendaratnya-portugis-di-indonesia-pendatang-pertama-dari-eropa|website=DetikEdu|language=id-ID|access-date=2022-09-22}}</ref> Pasukan tersebut disambut baik oleh Sultan [[Kesultanan Ternate|Ternate]] saat itu, yakni [[Bayanullah dari Ternate|Bayanullah]]. Ia mengizinkan armada Portugis untuk membangun benteng dan mendapat hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate, dengan imbalan bantuan kekuatan militer untuk Ternate, karena pada saat itu Ternate sedang bermusuhan dengan [[Kesultanan Tidore|Tidore]].<ref name="tirto-portugis" /> Benteng tersebut kini menjadi situs reruntuhan bernama [[Benteng Kastela]].
 
Pasukan KNIL melakukan [[Ekspedisi Palembang Pertama|penyerangan]] untuk menguasai [[Kesultanan Palembang|Palembang]] pada tahun 1819 dan dikalahkan oleh yang pasukan pimpinan [[Mahmud Badaruddin II dari Palembang|Mahmud Badaruddin II]] (Sultan Palembang saat itu), lalu kembali melakukan [[Ekspedisi Palembang II|penyerangan tiba-tiba ke Palembang]] dua tahun kemudian dan akhirnya berhasil melumpuhkan negara tersebut dan mengasingkan Badaruddin dan keluarganya ke [[Kota Ternate|Ternate]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-06-12|title=Perang Menteng: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/12/080000879/perang-menteng--latar-belakang-kronologi-dan-dampak|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-06|archive-date=2023-05-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20230506155257/https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/12/080000879/perang-menteng--latar-belakang-kronologi-dan-dampak|dead-url=no}}</ref> Lalu, Hindia Belanda mengirimkan tentara KNIL untuk menaklukkan sisa-sisa pengikut negara bekas Palembang pada tahun 1851–1859.<ref name="terwogt">Terwogt WA. [[1900]]. ''Het land van Jan Pieterszoon Coen: Geschiedenis van de Nederlanders in Oost-Indië''. [[Hoorn]]: P. Geerts.</ref> Pada tahun 1864–1868, pasukan KNIL menaklukkan [[suku Basemah]] yang meneror Palembang dan Benkoelen (Bengkulu).<ref>1900. W.A. Terwogt. ''Het land van Jan Pieterszoon Coen. Geschiedenis van de Nederlanders in oost-Indië.'' P. Geerts. Hoorn</ref>
Pada tahun 1521, armada Spanyol yang melakukan ekspedisi ke barat, alih-alih ke timur seperti yang dilakukan oleh armada Portugis, sampai di [[Kepulauan Filipina]]. Namun, konflik yang pecah antara pasukan Spanyol dan penduduk setempat yang hingga menyebabkan tewasnya pemimpin ekspedisi, [[Fernando de Magelhaens]], tersebut membuat armada yang tersisa di bawah kepemimpinan [[Juan Sebastián Elcano]] melanjutkan perjalanan hingga sampai di Kepulauan Maluku pada tanggal 8 November 1521. Kedatangan mereka ditentang oleh orang-orang Portugis yang terlebih dahulu singgah di Maluku dan bekerja sama dengan pemerintahan Ternate, serta menuding bahwa mereka melanggar [[Perjanjian Tordesillas]]. Demi mendapat kesempatan dalam menguasai rempah di Maluku, bangsa Spanyol kemudian mendekati musuh Ternate, yaitu [[Kesultanan Tidore|Tidore]], dan membantu mereka melawan Ternate dan Portugal.<ref>{{Cite web|last=Efendi|first=Ahmad|title=Tujuan Kedatangan Bangsa Spanyol ke Indonesia dan Latar Belakangnya|url=https://tirto.id/tujuan-kedatangan-bangsa-spanyol-ke-indonesia-dan-latar-belakangnya-gjoD|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-03-03}}</ref>
 
[[Berkas:Naar-beide-zijden-front.jpg|250x250px|jmpl|Lukisan pertempuran Perang Padri.]]
[[Berkas:AtlasMiller BNF Insulindia Malucos.jpg|250px|jmpl|Peta buatan tahun 1519 yang menunjukkan pulau-pulau di [[Maluku Utara]], yang dipasangkan dengan bendera Portugal saat itu.]]
Pada tahun 1821, pemerintah kolonial membantu [[kaum Adat]] (pendukung [[Budaya Minangkabau|tradisi murni Minangkabau]]) dalam [[Perang Padri]] melawan [[kaum Padri]] (pendukung [[syariat Islam]]) yang terjadi sejak tahun 1803 di [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]], tetapi akhirnya kalah karena kekurangan pasukan dan menyepakati [[gencatan senjata]] dengan kaum Padri pada tahun 1825.<ref name="imam-bonjol">Sjafnir Aboe Nain, 2004, ''Memorie Tuanku Imam Bonjol (MTIB), transl., Padang: PPIM.''</ref> Belanda kembali melanjutkan Perang Padri pada tahun 1831, awalnya melawan kaum Padri tetapi kemudian juga melawan kaum Adat yang membelot,<ref>Abdullah, Taufik (1966). ''Adat dan Islam: an Examination of Conflict in Minangkabau''. Indonesia. No. 2, 1-24.</ref> hingga akhirnya berhasil memenangkan perang pada tanggal 28 Desember 1838 dengan merebut benteng-benteng kaum Padri dan meruntuhkan negara [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]].<ref>''Sejarah Untuk SMP dan MTs''. Grasindo. ISBN 978-979-025-198-4.</ref> Pada tahun 1841, penduduk [[Batipuh, Tanah Datar|Batipuh]] dan akhirnya beberapa daerah di [[Pesisir Barat Sumatra]] melakukan [[Pemberontakan di Pantai Barat Sumatra (1841)|pemberontakan]], tetapi berhasil diredam oleh tentara KNIL.<ref>{{Cite web|last=Yuandha|first=Ade|date=2021-11-09|title=Sejarah Cagar Budaya Tapak Rumah Gadang Tuan Gadang Batipuh di Kabupaten Tanah Datar|url=https://halonusa.com/sejarah-cagar-budaya-tapak-rumah-gadang-tuan-gadang-batipuh-di-kabupaten-tanah-datar/|website=Halonusa.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230508145020/https://halonusa.com/sejarah-cagar-budaya-tapak-rumah-gadang-tuan-gadang-batipuh-di-kabupaten-tanah-datar/|archive-date=2023-05-08|dead-url=no|access-date=2023-05-07}}</ref>
Armada Portugis yang ada di Nusantara meneruskan ambisi memperbesar wilayah koloni dengan rencana menguasai [[Selat Sunda]]. Pada tahun 1522, mereka membuat perjanjian kerja sama dengan raja Sunda saat itu, [[Surawisesa|Prabu Surawisesa]], yang berisi izin untuk mendirikan bentang bagi armada Portugis di [[Kota Cilegon|Banten]] dan [[Sunda Kelapa]] dengan imbalan bantuan militer Portugis kepada Sunda dalam menghadapi Demak dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]]. Namun, kerja sama tersebut tidak pernah dapat dilaksanakan. Armada yang dipimpin oleh Francisco de Sá, yang ditunjuk untuk melaksanakan perjanjian tersebut, mengalami bencana [[topan]] di [[Teluk Benggala]]. Beberapa dari mereka yang mendarat dengan selamat di Sunda Kelapa kemudian diserang oleh pasukan [[Fatahillah]] yang sedang merebut daerah Banten dan Sunda Kelapa. Karena melihat hal tersebut, armada Portugis akhirnya angkat kaki dari Selat Sunda.<ref name="detik-portugis" />
 
Pada tahun 1823, [[Pemberontakan di Kalimantan Barat (1823)|pemberontakan di Kalimantan bagian barat]] terjadi karena selisih paham antara pemerintah kolonial dengan [[Tionghoa|orang-orang Tionghoa]], tetapi akhirnya berhasil diredam oleh KNIL.<ref>Kepper G. 1900. ''Wapenfeiten van het Nederlands Indische Leger''; 1816-1900. [[Den Haag]]: M.M. Cuvee.</ref> Pasukan KNIL kembali menaklukkan [[Pemberontakan di Kalimantan Barat (1854-1855)|pemberontakan orang-orang Tionghoa]] di [[Kalimantan]] yang menolak membayar pajak dan melawan pemerintah kolonial pada tahun 1850–1854.<ref name="terwogt" />
Persaingan antara kubu Ternate–[[Imperium Portugal|Portugal]] melawan kubu Tidore–[[Imperium Spanyol|Spanyol]] di Kepulauan Maluku yang semakin memanas akhirnya membuat [[perang]] meletus. Selama peperangan yang terjadi cukup lama di antara kedua kubu tersebut, kekuatan kubu Ternate–Portugal menjadi semakin unggul. Peperangan tersebut berakhir dengan kekalahan kubu Tidore–Spanyol dan penandatanganan [[Perjanjian Zaragoza]] pada tanggal [[22 April]] [[1529]], yang menyebabkan armada Spanyol harus angkat kaki dari Maluku dan kembali ke Kepulauan Filipina.<ref name=":0">{{Cite web|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|title=Keruwetan Perang Ternate-Portugis vs Tidore-Spanyol|url=https://tirto.id/keruwetan-perang-ternate-portugis-vs-tidore-spanyol-czsX|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-03-03}}</ref>
 
Pada tahun 1824, Bone membatalkan kerja sama dengan Belanda, sehingga pasukan KNIL dikerahkan untuk menduduki Sulawesi, tetapi kemudian kalah karena kekurangan pasukan, meskipun pemerintah kolonial lalu mengirim pasukan besar beserta artileri pada tahun 1925 untuk melakukan [[Perang Bone II|serangan balasan]] kepada keluarga sultan Bone,{{sfn|Ricklefs|1981|p=129}} hingga akhirnya berhasil menundukkan Bone pada tahun 1838.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-06-29|title=Perang Bone: Latar Belakang dan Kronologi Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/29/130000979/perang-bone-latar-belakang-dan-kronologi|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-08|archive-date=2023-05-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230509135004/https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/29/130000979/perang-bone-latar-belakang-dan-kronologi|dead-url=no}}</ref> Pasukan KNIL kembali dikerahkan pada tahun 1859 [[Perang Bone (1859-1860)|untuk menumpas pemberontakan Bone]].<ref name="terwogt" />[[Berkas:Raden Saleh - Diponegoro arrest.jpg|300px|jmpl|Lukisan ''[[Penangkapan Pangeran Diponegoro]]'', oleh [[Raden Saleh]].|kiri]]Akibat pembangunan jalan yang melintasi makam leluhur [[Diponegoro]] di [[Tegalrejo, Magelang|Tegalrejo]] dan juga penindasan terhadap rakyat, [[Diponegoro]] besera beberapa bangsawan memimpin rakyat Jawa untuk memberontak melawan Belanda dan Yogyakarta sejak tahun 1825,<ref name="carey">Peter Carey. 2014. ''Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855)''. Penerjemah: Bambang Murtianto. Editor: Mulyawan Karim. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-799-8.</ref> meskipun akhirnya pasukan KNIL berhasil menumpas pasukan Jawa dan membuat Diponegoro menyerah pada tanggal 28 Maret 1830 dan diasingkan ke [[Kota Manado|Manado]], lalu ke [[Kota Makassar|Makassar]].<ref name="carey" />
Setelah kepergian Spanyol, hubungan antara Portugal dan Ternate mulai meregang. Bangsa Portugis mulai mencoba untuk memperbesar pengaruh mereka, sementara pemerintah Ternate mulai menyadari bahwa orang-orang Portugis sudah terlalu banyak ikut campur dengan urusan internal negara, terutama mengenai suksesi takhta. Perseteruan yang memuncak pada terbunuhnya Sultan [[Khairun Jamil dari Ternate|Khairun Jamil]] dari Ternate di tangan pasukan Portugis akhirnya memantik kemarahan rakyat Ternate, sehingga pasukan Ternate dan sekutunya yang dipimpin oleh Sultan [[Baabullah]] dari Ternate menyerang pasukan-pasukan Portugis dan memicu [[Perang Ternate–Portugal]]. Diperparah dengan pasukan tambahan dari pihak bangsa Portugis yang tidak dapat dikirim karena penyerangan [[Kesultanan Aceh|Aceh]] untuk merebut [[Melaka Portugis]] yang terjadi di saat yang bersamaan, Ternate dan sekutunya akhirnya berhasil mengusir sebagian besar pasukan Portugis yang tercerai-berai. Pengaruh bangsa Portugis di Kepulauan Maluku benar-benar tamat setelah bangsa Belanda masuk dan menduduki Maluku.<ref name=":0" />
 
Pertempuran antara KNIL dan para [[Suku Bali|penduduk Bali]] telah berlangsung beberapa kali melalui [[Perang Bali I|perang tahun 1846 di Buleleng]], [[Perang Bali II|perang tahun 1848 di Buleleng]], [[Perang Bali III|perang tahun 1849 di Bali utara]],<ref name="Pringle">[https://books.google.com/books?id=5TOBKsLvjjkC&pg=PA97 ''A short history of Bali: Indonesia's Hindu realm'' by Robert Pringle]</ref> [[Intervensi Belanda di Bali (1858)|pemberontakan tahun 1858 di Buleleng]],<ref name="Hanna2">{{cite book|last=Hanna|first=Willard A.|year=2004|title=Bali Chronicles: Fascinating People and Events in Balinese History|location=Singapore|publisher=Periplus}}</ref> serta [[Intervensi Belanda di Lombok dan Karangasem|perang dengan orang-orang Sasak]] pada tahun 1894 di [[Bali]] dan [[Pulau Lombok|Lombok]].<ref name="Ooi">{{Cite book|year=2004|url=http://www.ebook3000.com/dictionary/Southeast-Asia--A-Historical-Encyclopedia--From-Angkor-Wat-to-East-Timor--3-Volume-Set-_132751.html|title=Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor (3 vols)|location=Santa Barbara|publisher=[[ABC-CLIO]]|isbn=978-1576077702|editor1-last=Ooi|editor1-first=Keat Gin|pages=790 ff|oclc=646857823|access-date=2023-05-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20160808051416/http://www.ebook3000.com/dictionary/Southeast-Asia--A-Historical-Encyclopedia--From-Angkor-Wat-to-East-Timor--3-Volume-Set-_132751.html|archive-date=2016-08-08|dead-url=yes}}</ref>[[Berkas:Teuku Umar.jpg|jmpl|245x245px|Potret foto Teuku Umar, salah satu [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|pahlawan nasional Indonesia]].]]
==== Awal kolonisasi Belanda dan monopoli VOC ====
{{utama|Perusahaan Hindia Timur Belanda di Nusantara}}
[[Berkas:Cornelis de Houtman.jpg|jmpl|ki|175px|[[Cornelis de Houtman]], pelopor [[bangsa Belanda]] masuk ke Kepulauan Nusantara.]]
Didorong oleh fakta bahwa Portugal mendominasi perdagangan [[rempah-rempah]] di [[Eropa|Benua Eropa]], dan ditambah dengan kesepakatan antara Portugal dan [[Spanyol]], yang saat itu sedang melawan Belanda dalam [[Perang Delapan Puluh Tahun]], untuk bersatu dan dan membentuk [[Uni Iberia]], [[bangsa Belanda]] mulai berusaha untuk mencari dan memperoleh sendiri rempah-rempah untuk diperdagangkan.<ref>{{cite book|last=Masselman|first=George|year=1963|url=https://archive.org/details/cradleofcolonial0000mass|title=The Cradle of Colonialism|location=New Haven & London|publisher=Yale University Press}}</ref> Berbekal rute pelayaran armada Portugis sebelumnya, armada kapal dari [[Republik Belanda]] di bawah kepemimpinan [[Cornelis de Houtman]] memulai [[Ekspedisi Pertama Belanda ke Hindia Timur|ekspedisi pertama Belanda]] ke [[Dunia Timur]] pada tahun 1595, hingga akhirnya sampai di perairan [[Banten]] pada tanggal 27 Juni 1596. Armada tersebut kemudian menyusuri sepanjang pantai utara [[Jawa|Pulau Jawa]] hingga Bali, tetapi persinggahan-persinggahan mereka di sepanjang penyusuran sering kali menimbulkan penolakan dan bahkan perseteruan dari penduduk setempat karena tabiat Houtman dan anak buahnya yang buruk. Setelah setahun kemudian, pertempuran dengan penduduk-penduduk lokal telah membuat mereka kehilangan separuh dari awak armada mereka, sehingga Houtman memutuskan untuk kembali ke Belanda. Namun dari ekspedisi tersebut, mereka berhasil membawa serta peti-peti berisi rempah-rempah dalam jumlah yang banyak, sehingga ekspedisi tersebut dianggap sukses.<ref name=":0">{{Cite web|last=Yahya|first=Rizal Amril|title=Sejarah Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia & Latar Belakang|url=https://tirto.id/sejarah-kedatangan-bangsa-belanda-ke-indonesia-latar-belakang-gjtz|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-03-05}}</ref>
 
Belanda melakukan [[Invasi Belanda ke Pantai Barat Sumatra (1831)|penyerangan ke Aceh]] pada tahun 1831,<ref>Terwogt WA. [[1900]]. ''Het land van Jan Pieterszoon Coen: Geschiedenis van de Nederlanders in oost-Indië''. [[Hoorn]]: P. Geerts.</ref><ref>{{cite book|last=Warriner|first=Francis|year=1835|url=http://books.google.com/books?id=1ckCAAAAYAAJ&pg=PA111&lpg=PA111&dq=quallah+battoo&source=web&ots=1rS4K4l2SS&sig=T5cVh6oqOwNiHnWHy7G72CVwuWU&hl=en|title=Cruise of the United States frigate Potomac round the world: during the years 1831-34|location=New York|publisher=Leavitt, Lord & Co.|isbn=|pages=|doi=|id=|authorlink=Francis Warriner|coauthors=}}</ref> kemudian melakukan serangkaian penyerangan panjang demi perluasan wilayah selama tahun 1873–1914 di tanah [[Aceh]] melawan berbagai pasukan rakyat Aceh yang dipimpin oleh beberapa tokoh pejuang, seperti [[Sultan Mahmud Syah|Mahmud Syah]], [[Muhammad Daud Syah dari Aceh|Muhammad Daud Syah]], [[Teuku Umar]], [[Cut Nyak Dhien]], dan [[Teungku Chik di Tiro]].<ref name="Ibrahim1332">Ibrahim, Alfian. "Aceh and the Perang Sabil." ''Indonesian Heritage: Early Modern History''. Vol. 3, ed. [[Anthony Reid (academic)|Anthony Reid]], Sian Jay and T. Durairajoo. Singapore: Editions Didier Millet, 2001. p. 132–133</ref><ref name="acehprov">{{citeweb|title=T. Umar.pdf|url=http://acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Umar.pdf|work=[[Pemerintahan Aceh|Pemerintah Provinsi Aceh]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20131008051522/http://www.acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Umar.pdf|archive-date=2013-10-08|dead-url=yes|access-date=2011-11-30}}</ref>
Melihat keberhasilan rombongan Houtman, mulai tahun 1598 hingga beberapa tahun setelahnya, berbagai kapal yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan berbeda berbondong-bondong menuju Nusantara demi mencari rempah-rempah. Salah satu di antaranya yang paling terkenal adalah [[Ekspedisi Kedua Belanda ke Nusantara|rombongan ekspedisi]] yang dipimpin [[Jacob Corneliszoon van Neck]]. Belajar dari kesalahan yang dilakukan oleh armada-armada Portugis dan rombongan Houtman, mereka umumnya berhati-hati dalam bersikap kepada penduduk lokal dan bahkan mencoba untuk merangkul penguasa-penguasa lokal. Oleh karena itu, pedagang-pedagang Belanda berhasil dalam memonopoli perdagangan rempah saat itu.<ref name=":0" />
 
Penduduk [[Suku Banjar|Banjar]] juga secara terpisah melakukan perlawanan terhadap pasukan KNIL pada tahun 1859–1862 di bawah pimpinan [[Hidayatullah II dari Banjar|Hidayatullah II]], lalu digantikan oleh [[Pangeran Antasari|Antasari]].<ref>{{cite book|last=Kielstra|first=Egbert Broer|date=1917|url=https://www.dbnl.org/tekst/_onz001191701_01/_onz001191701_01_0061.php|title=Onze Eeuw|location=Haarlem|publisher=Erven F. Bohn|volume=17|pages=12-30|language=nl|trans-title=Our Century|chapter=Het sultanaat van Bandjermasin|trans-chapter=The Sultanate of Bandjermasin|author-link=Egbert Broer Kielstra|access-date=2023-05-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230509111134/https://www.dbnl.org/tekst/_onz001191701_01/_onz001191701_01_0061.php|archive-date=2023-05-09|dead-url=no}}</ref> Lalu pada tahun 1855–1864, Belanda [[Ekspedisi Nias|melancarkan beberapa penyerbuan]] ke [[Pulau Nias]] untuk menaklukkan daerah tersebut.<ref name="terwogt" /> Tentara KNIL juga dikerahkan untuk menaklukkan tanah [[Suku Batak|Batak]] dan mendapat [[Perang Batak|perlawanan dari rakyat Batak]] di bawah komando [[Sisingamangaraja XII]] pada tahun 1878–1907.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-06-02|title=Sisingamangaraja XII: Kehidupan, Perjuangan, dan Perlawanan Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/02/142206479/sisingamangaraja-xii-kehidupan-perjuangan-dan-perlawanan|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230513101116/https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/02/142206479/sisingamangaraja-xii-kehidupan-perjuangan-dan-perlawanan|archive-date=2023-05-13|dead-url=no|access-date=2023-05-12}}</ref>
[[Berkas:VOC.svg|jmpl|Lambang VOC, suatu [[serikat dagang]] Belanda yang memonopoli perdagangan rempah di Nusantara.]]
Karena besarnya persaingan perdagangan [[rempah-rempah]] di antara pedagang-pedagang Belanda dan di seluruh [[Eropa]], [[perusahaan]] dagang tunggal yang mengayomi pedagang-pedagang Belanda tersebut dibentuk oleh [[Dewan Negara Belanda]] pada tanggal [[20 Maret]] [[1602]], dan diberi nama [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC). Dengan pendirian badan usaha tersebut, diharapkan bahwa persaingan antara sesama pedagang Belanda menjadi berkurang, dan pada saat yang sama dapat menyaingi perusahaan-perusahaan dan [[Serikat dagang|serikat-serikat dagang]] di luar Belanda. Oleh Dewan Negara Belanda, VOC diberikan hak khusus dalam piagam yang disebut "oktroi" (''octrooi''), yang pada dasarnya memperbolehkan VOC untuk memiliki angkatan perang sendiri, mencetak mata uang sendiri, serta memonopoli perdagangan dan menekan penguasa-penguasa lokal di kawasan Nusantara.<ref name=":1">{{Cite web|last=Prinada|first=Yuda|title=Apa itu Pengertian VOC, Sejarah Kapan Didirikan, dan Tujuannya?|url=https://tirto.id/apa-itu-pengertian-voc-sejarah-kapan-didirikan-dan-tujuannya-gaaG|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-03-11}}</ref>
 
Pada tahun 1883, dimulai dengan [[Gunung Perbuwatan|Puncak Perbuwatan]] yang mulai mengeluarkan asap pada tanggal 20 Mei, [[Krakatau|Gunung Krakatau]] meletus dengan dahsyat selama berbulan-bulan hingga mencapai puncaknya pada tanggal 27 Agustus dan baru dinyatakan selesai pada bulan Oktober.<ref name="thornton">{{cite book|last1=Thornton|first1=Ian W. B.|date=1997|url=https://books.google.com/books?id=IhvoZAQnc1UC&pg=PA10|title=Krakatau: The Destruction and Reassembly of an Island Ecosystem|publisher=Harvard University Press|isbn=978-0-674-50572-8|pages=9–11|language=en}}</ref> Letusan ini menyebabkan bencana hujan abu vulkanik, [[gempa bumi]], [[tsunami]], dan suara bising yang dahsyat, serta mengakibatkan rusaknya [[vegetasi]] di sekitar [[Selat Sunda]] dan jatuhnya korban jiwa akibat bencana yang berjumlah sekitar 36 ribu jiwa, serta diperkirakan menjadi penyebab [[Musim dingin vulkanik|musim dingin vulkanis]] global dalam kurun waktu empat tahun.<ref name="tsunamis">{{Cite news|last=Pararas-Carayannis|first=George|year=2003|title=Near and far-field effects of tsunamis generated by the paroxysmal eruptions, explosions, caldera collapses and massive slope failures of the Krakatau volcano in Indonesia on August 26–27, 1883|url=http://library.lanl.gov/tsunami/ts214.pdf|dead-url=no|publisher=The Tsunami Society|volume=21|issue=4|pages=191–201|issn=8755-6839|archive-url=https://web.archive.org/web/20230713011617/http://library.lanl.gov/tsunami/ts214.pdf|archive-date=2023-07-13|access-date=29 December 2007|periodical=Science of Tsunami Hazards}}</ref><ref>{{Cite web|author=University of Minnesota|title=With a Bang: Not a Whimper|url=http://climate.umn.edu/pdf/mn_winter_1887-1888.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20100622105435/http://climate.umn.edu/pdf/mn_winter_1887-1888.pdf|archive-date=22 June 2010|url-status=dead}}</ref>
Mulai pada tahun 1603, VOC membangun pos-pos perdagangan di [[Banten]], [[Ambon]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jayakarta]], dan lain-lain. Namun pada tahun 1604, VOC bersikukuh dengan armada [[Perusahaan Hindia Timur Britania]] (EIC) yang sampai di Maluku demi tujuan yang sama dengan VOC. Hal ini memicu persaingan ketat antara VOC dan EIC untuk memperoleh rempah-rempah sebanyak-banyaknya di Nusantara.<ref name="RICKLEFSp29">{{cite book |last=Ricklefs |first=M.C. |title=A History of Modern Indonesia Since c.1300, 2nd Edition |publisher=MacMillan |year=1991 |location=London |page=29 |isbn=0-333-57689-6 }}</ref>
 
Pada tahun 1885, penduduk [[Jambi]] melakukan pemberontakan terhadap Belanda, tetapi berhasil diredam tidak lama kemudian oleh armada kapal KNIL.<ref>{{cite book|last=Coenen|first=F.|year=1886|title=Iets over Djambi in 1885|location=Eigen Haard|pages=306–311|language=Dutch}}</ref> Lalu pada tahun 1888, para petani Banten yang sengsara akibat bencana dan wabah penyakit memberontak dengan melakukan [[kerusuhan]], tetapi dengan cepat diredam oleh pasukan KNIL dalam waktu beberapa hari.
Pada tahun 1610, posisi [[gubernur jenderal]] dipersiapkan untuk mempermudah administrasi dan kendali atas pos-pos perdagangan di Nusantara. [[Pieter Both]] ditunjuk sebagai [[Daftar Gubernur-Jenderal Hindia Belanda|gubernur jenderal pertama]] pada tanggal 19 Desember 1610. Dalam salah satu kebijakannya, Both menetapkan [[Kota Ambon|Ambon]] sebagai pusat pemerintahan.<ref name=":1" /> Pada tanggal 30 Mei 1619, gubernur jenderal yang baru menjabat saat itu, [[Jan Pieterszoon Coen]], memerintahkan armada kapal VOC untuk menyerang Jayapura, mengusir pasukan kerajaan dari [[Kesultanan Banten|Banten]], dan mendirikan [[Batavia]].
 
[[Berkas:Dutch East Indies Expansion.gif|jmpl|400x400px|Peta ekspansi wilayah kolonial [[Hindia Belanda]].|kiri]]Memasuki abad ke-20, Belanda berhasil melakukan ekspedisi untuk [[Ekspedisi Kerinci|menguasai wilayah di daerah Kerinci]] (September 1903) serta [[Ekspedisi Sulawesi Selatan|menduduki dan membubarkan]] negara [[Kesultanan Gowa|Gowa]] dan [[Kesultanan Bone|Bone]] (1905).<ref>Michielsen, A. W. A. ''De expeditie naar Zuid-Celebes in 1905–1906''. Indisch militair tijdschrift, vols. 35, 36, 37. Batavia [Jakarta]: Kolff, 1915–16.</ref>
Sementara itu, EIC berhasil membuka banyak pos perdagangan selama tahun 1611–1617, yang di antaranya ialah di [[Sukadana, Kayong Utara|Sukadana]], [[Kota Makassar|Makassar]], Jayakarta, [[Kabupaten Jepara|Jepara]], [[Aceh]], [[Kota Pariaman|Pariaman]], dan [[Jambi]]. Hal ini sangat mengancam keberadaan VOC dan akhirnya memperburuk perseteruan antara EIC dan VOC. Pada tahun 1620, [[Republik Belanda|Belanda]] dan [[Inggris]] membuat perjanjian diplomatik untuk melakukan kerja sama dalam perdagangan rempah-rempah, tetapi berakhir tiga tahun kemudian dengan terjadinya [[Pembantaian Amboina]] terhadap beberapa [[Bangsa Inggris|orang Inggris]] yang membuat hubungan diplomatik Belanda–Inggris terputus dan armada Inggris berangsur-angsur meninggalkan wilayah Nusantara.<ref name="MILLER_XVI">{{cite book |editor-last=Miller |editor-first=George |title=To The Spice Islands and Beyond: Travels in Eastern Indonesia |publisher=Oxford University Press |year=1996 |location=New York|pages=xvi |isbn=967-65-3099-9 |no-pp=true }}</ref> Setelah kepastian itu, nama [[Hindia Belanda]] ({{lang-nl|Nederlandsch-Indië}} <small>(''ejaan lama'')</small>, ''Nederlands-Indië'' <small>(ejaan baru)</small>) mulai digunakan secara resmi di dalam dokumen-dokumen VOC sejak awal tahun 1620-an.<ref>{{cite book|volume=VOC|title=Dagh-register gehouden int Casteel Batavia vant passerende daer ter plaetse als over geheel Nederlandts-India anno 1624–1629. |trans-title=The official register at Castle Batavia, of the census of the Dutch East Indies |year=1624}}</ref>
 
Pada bulan September 1906, Belanda [[Intervensi Belanda di Bali (1906)|mengirimkan armada KNIL]] untuk menduduki [[Kerajaan Bali|kerajaan-kerajaan Bali]] yang masih bertahan dari pengaruh Belanda.<ref name="bali">{{cite book|author=Willard A. Hanna|year=2004|url=https://archive.org/details/balichroniclesli0000hann|title=Bali Chronicles|publisher=Periplus, Singapore|isbn=0-7946-0272-X|author-link=Willard A. Hanna}}</ref> Raja dan para pemangku kerajaan Badung dan Tabanan yang kalah perang melakukan ''[[puputan]]'',<ref>{{cite book|author=Andy Barski, Albert Beaucort and Bruce Carpenter, Barski|year=2007|url=https://archive.org/details/balilombok0000unse_r8y2|title=Bali and Lombok|publisher=Dorling Kindersley, London|isbn=978-0-7566-2878-9}}</ref> sementara [[Dewa Agung]] Jambe II dari Klungkung awalnya menyerahkan diri dan bersedia menyetujui perjanjian dengan Belanda, tetapi kemudian melakukan [[Intervensi Belanda di Bali (1908)|pemberontakan bersama pasukannya]] pada bulan April 1908 yang lalu berhasil ditundukkan oleh armada KNIL.<ref name="bali" /><ref>''Insight Guide: Bali'' 2002 Brian Bell, Apa Publications GmbH&Co {{ISBN|1-58573-288-5}}.</ref>
Selama satu abad setelahnya, VOC berkembang sangat pesat dan menjadi [[badan usaha]] yang sangat sukses pada masanya, serta berhasil menguasai sebagian besar [[Jawa|Pulau Jawa]], [[Painan, IV Jurai, Pesisir Selatan|Painan]] di [[Sumatra]], [[Kota Makassar|Makassar]], [[Kota Manado|Manado]], serta [[Pulau Seram]], [[Pulau Buru]], dan pulau-pulau sekitarnya. VOC yang lihai dalam memainkan politik di beberapa negara kecil di Nusantara memaksa penguasa-penguasa lokal dari wilayah tersebut menandatangani beberapa [[Traktat|perjanjian]] damai yang terkenal. Beberapa di antaranya adalah [[Perjanjian Bungaya]] dan [[Perjanjian Painan]].<ref>{{Cite web |date=31 July 1982 |title=170 tahun kepahlawanan minangkabau |url=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1982/07/31/BK/mbm.19820731.BK47129.id.html |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20120314193208/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1982/07/31/BK/mbm.19820731.BK47129.id.html |archive-date=14 March 2012 |access-date=11 March 2012 |website=Majalah Tempo Online |language=indonesian}}</ref> Pada tahun 1669, VOC menjadi perusahaan swasta terkaya yang ada di dunia pada saat itu, dengan [[aset|aset-aset]] yang terdiri atas sekitar 150 kapal dagang, 40 kapal perang, 50.000 karyawan, 10.000 tentara swasta, dan pembayaran [[dividen]] sebesar 40% dari investasi awal.
 
Pada tanggal 15 Juni 1908, [[Perang Belasting|pemberontakan di Pesisir Barat Sumatra]] dimulai oleh penduduk [[Kamang Magek, Agam|Kamang]] dan kemudian meluas ke daerah-daerah sekitar akibat penerapan ''belasting'' (pajak) yang menyengsarakan, tetapi akhirnya berhasil diredam dalam waktu sehari oleh [[Korps Marechaussee te Voet|korps marsose]] [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|KNIL]].<ref>Amran, R., (1988), ''Pemberontakan pajak 1908, Sumatera Barat. Bag. ke. 1: Perang Kamang'', Gita Karya</ref>
Meskipun demikian, perebutan wilayah oleh VOC tetap mendapat perlawanan dari penduduk setempat. Setelah [[Diplomasi|hubungan diplomatik]] dengan VOC putus, pasukan [[Kesultanan Mataram|Mataram]] merencanakan [[penyerbuan ke Batavia]] sebanyak dua kali, yakni pada tahun 1628 dan 1629, meskipun kedua penyerbuan tersebut akhirnya gagal karena kekurangan perbekalan.<ref>Romain Bertrand, ''L‘Histoire à parts égales. Récits d'une rencontre Orient-Occident (XVIe-XVIIe siècles)'', Paris, Seuil, 2011, bab 15, hlm. 420-436.</ref> Beberapa dekade setelahnya di [[Sulawesi|Pulau Sulawesi]], VOC melancarkan penyerangan terhadap [[Kesultanan Gowa|Gowa]] pada tahun 1666–1669. Dalam peperangan inilah, [[Sultan Hasanuddin|Hasanuddin]], Sultan Gowa pada saat itu, dipaksa untuk menandatangani [[Perjanjian Bungaya]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-06-18|title=Perang Makassar, Pertempuran Sultan Hasanuddin Melawan VOC Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/18/130000379/perang-makassar-pertempuran-sultan-hasanuddin-melawan-voc|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-05}}</ref>
 
Pada tahun 1920-an, wilayah barat [[Pulau Papua]] dimasukkan ke dalam koloni Belanda dan sejak saat itu [[Hindia Belanda]] mencakup seluruh wilayah yang saat ini menjadi [[negara berdaulat|negara]] Republik Indonesia.{{sfn|Vickers|2005|pp=10–13}}
[[Berkas:Jawa Setelah Perjanjian Giyanti.png|jmpl|350px|ki|Pembagian Mataram setelah [[Perjanjian Giyanti]] (1755) dan [[Perjanjian Salatiga|Salatiga]] (1757).]]
Pada tahun 1704–1708, VOC mencampuri urusan rumah tangga kerajaan di Mataram dengan [[Perang Takhta Jawa Pertama|memerangi]] pasukan [[Amangkurat III]], yang berakhir dengan kemenangan VOC dan diangkatnya [[Pakubuwana I]] sebagai raja Mataram. Kemudian pada tahun 1719–1723, VOC diminta oleh [[Amangkurat IV]] untuk membantu dalam [[Perang Takhta Jawa Kedua|perang melawan keluarga kerajaan yang memberontak]].<ref>[[M. C. Ricklefs|Ricklefs, M. C.]], ''A History of Modern Indonesia since c. 1200'', Palgrave MacMillan, New York, 2008 (terbitan ke-4), ISBN 978-0-230-54686-8</ref> Pada tahun 1940, terjadi peristiwa [[Geger Pacinan]], yaitu pembantaian orang-orang [[Tionghoa]] yang tinggal di Batavia pada saat itu. Pembantaian tersebut memicu pecahnya [[Perang Jawa (1741–1743)|Perang Jawa]] (1741–1743) dan Perang Kuning (1750) antara pasukan gabungan [[Suku Jawa|orang Jawa]] dan [[Tionghoa|orang Tionghoa]] melawan pasukan Belanda.<ref>{{cite thesis|last=Dharmowijono|first=W.W.|url=http://dare.uva.nl/document/147345|year=2009|ref=harv|language=Belanda|accessdate=1 December 2011|publisher=Universiteit van Amsterdaam|title=Van koelies, klontongs en kapiteins: het beeld van de Chinezen in Indisch-Nederlands literair proza 1880–1950|degree=Doctorate in Humanities|trans_title=Of Coolies, Klontong, and Captains: The Image of the Chinese in Indonesian-Dutch Literary Prose 1880–1950}}</ref> Pada saat yang relatif bersamaan, rangkaian [[Perang Takhta Jawa Ketiga|konflik antaranggota keluarga kerajaan Mataram]] yang berlangsung dari tahun 1749–1757 juga beberapa kali diintervensi oleh VOC. Pada konflik inilah negara Mataram bubar dan terpecah menjadi beberapa negara baru, yaitu [[Kadipatèn Mangkunagaran|Mangkunagaran]], [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]], dan [[Kesunanan Surakarta Hadiningrat|Surakarta]], berdasarkan [[Perjanjian Giyanti]] (13 Februari 1755) dan [[Perjanjian Salatiga]] (17 Maret 1757).<ref>{{harvnb|Frederick|Worden|1993|loc=''[http://countrystudies.us/indonesia/8.htm The Dutch on Java, 1619–1755]'': "Perang berlangsung hingga tahun 1755, ketika Perjanjian Giyanti disahkan, mengakui Pakubuwana III (memerintah 1749–55) sebagai penguasa Surakarta dan Mangkubumi (yang mengambil gelar sultan dan nama Hamengkubuwana) sebagai penguasa Yogyakarta."}}</ref> Pada tahun 1771–1772, [[Perang Bayu|Perang Puputan Bayu]], yang pecah akibat masyarakat [[Semenanjung Blambangan|Blambangan]] yang tidak terima wilayahnya diserahkan ke dalam kekuasaan Belanda, berhasil diredam oleh pasukan Belanda, tetapi dengan bayaran korban jiwa yang sangat besar dari kedua kubu.<ref name="baydejonge">J.K.J. de Jonge, De Opkomst Van Het Nederlansch Gesag Over Java-XI, ML van Deventer, 1883</ref>
 
==== Pergerakan nasional ====
[[Berkas:Indonesia by Ibrahim Muteferrika (1674-1745).png|jmpl|300px|ka|Peta [[Asia Tenggara]] yang dibuat sekitar tahun 1674–1745 oleh [[Kâtip Çelebi]], seorang [[ahli geografi]] [[Turki Utsmani]].]]
{{utama|Kebangkitan Nasional Indonesia}}
Setelah tahun [[1730]], kejayaan VOC mulai merosot. Hal ini diakibatkan oleh kektidaksiapan VOC dalam menghadapi persaingan perdagangan [[komoditas]] yang berubah-ubah dan semakin ketat, serta ditambah dengan [[korupsi]] di kalangan internal dan kurangnya jaminan keselamatan atas pegawai-pegawai VOC.<ref>{{cite book | title=The First Modern Economy: Success, Failure, and Perseverance of the Dutch Economy, 1500-1815 | url=https://archive.org/details/firstmodernecono0000devr | publisher=Cambridge University Press |author1=de Vries, Jan |author2=van der Woude, Ad | year=1997 | isbn=0-521-57061-1|pages=[https://archive.org/details/firstmodernecono0000devr/page/449 449]–455}}</ref> Setelah [[Perang Inggris-Belanda Keempat]], VOC mengalami krisis finansial yang sangat buruk yang membuatnya hampir tidak dapat beroperasi. VOC sempat diambil alih oleh [[Republik Batavia]], negara penerus [[Republik Belanda]], mulai pada tanggal [[1 Maret]] [[1796]] dan hendak untuk diselamatkan dari krisis, tetapi akhirnya tidak berhasil. Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC resmi berhenti beroperasi, sementara aset-asetnya dinasionalisasi menjadi milik Pemerintah Republik Batavia dan wilayah yang diduduki sebelumnya secara praktis menjadi [[koloni]] Belanda.<ref name="tanap">TANAP, The end of the VOC</ref> Bangsa Belanda masih menguasai secara penuh pos-pos perdagangan tersebut secara penuh selama kira-kira enam tahun, hingga [[Republik Prancis Pertama|Prancis]] membubarkan negara [[Republik Batavia|Batavia]] dan mendirikan [[negara boneka]] bernama [[Kerajaan Hollandia]].
[[Berkas:1916_Dutch_East_Indies_-_Art.jpg|jmpl|301x301px|Lukisan yang menggambarkan [[Hindia Belanda]] sebagai "permata Belanda yang paling berharga". (1916)]]
Pada tanggal 17 September 1901, [[Wilhelmina dari Belanda|Wilhelmina]], [[Daftar penguasa Belanda|Ratu Belanda]] pada saat itu, mengemukakan [[Politik Etis]], yang menyebutkan bahwa [[Kerajaan Belanda]] memiliki utang budi (''eerschuld'') terhadap [[Pribumi|kaum pribumi]] [[Hindia Belanda]], dan oleh karenanya mengumumkan program kebijakan ''Trias van Deventer'' demi membalas budi kaum pribumi, salah satunya adalah meningkatkan taraf [[pendidikan]] pribumi dengan membuka sekolah-sekolah. Kebijakan tersebut memberi sumbangsih terhadap kemunculan gerakan-gerakan kebangsa di tanah Hindia Belanda.<ref name="etis">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-07-24|title=Politik Etis: Tokoh, Pengertian, Latar Belakang, dan Dampak Halaman all|url=https://regional.kompas.com/read/2022/07/24/120555078/politik-etis-tokoh-pengertian-latar-belakang-dan-dampak|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230526052337/https://regional.kompas.com/read/2022/07/24/120555078/politik-etis-tokoh-pengertian-latar-belakang-dan-dampak|archive-date=2023-05-26|dead-url=no|access-date=2023-05-26}}</ref>
 
Pada tanggal 20 Mei 1908, beberapa pelajar dari [[School tot Opleiding van Inlandsche Artsen]] (STOVIA) mendirikan [[Budi Utomo|Boedi Oetomo]], yang menjadi pelopor [[Kebangkitan Nasional Indonesia|gerakan kebangkitan nasional Indonesia]] di Hindia Belanda.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-09-13|title=Latar Belakang Berdirinya Budi Utomo beserta Tujuannya Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/13/100000569/latar-belakang-berdirinya-budi-utomo-beserta-tujuannya|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230604040413/https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/13/100000569/latar-belakang-berdirinya-budi-utomo-beserta-tujuannya|archive-date=2023-06-04|dead-url=no|access-date=2023-05-26}}</ref><ref>{{Cite news|last=Parinduri|first=Alhidayath|date=23 Februari 2021|title=Sejarah Boedi Oetomo: Didirikan Oleh Siapa Saja dan Latar Belakang|url=https://tirto.id/kapan-boedi-oetomo-didirikan-latar-belakang-sejarah-tujuannya-gap1|dead-url=no|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20220422091932/https://tirto.id/kapan-boedi-oetomo-didirikan-latar-belakang-sejarah-tujuannya-gap1|archive-date=2022-04-22|access-date=24 November 2021}}</ref> Pada akhirnya, Boedi Oetomo bergabung dengan beberapa kelompok kedaerahan lain dan membentuk [[Partai Indonesia Raya|Partij Indonesia Raja]].<ref>{{Cite news|last=Parinduri|first=Alhidayath|date=23 Februari 2021|title=Sejarah Boedi Oetomo: Didirikan Oleh Siapa Saja dan Latar Belakang|url=https://tirto.id/kapan-boedi-oetomo-didirikan-latar-belakang-sejarah-tujuannya-gap1|dead-url=no|work=[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20220422091932/https://tirto.id/kapan-boedi-oetomo-didirikan-latar-belakang-sejarah-tujuannya-gap1|archive-date=2022-04-22|access-date=24 November 2021}}</ref>
==== Kolonisasi Belanda di bawah kendali Prancis ====
{{utama|Jeda kekuasaan Prancis dan Britania di Hindia Belanda#Kekuasaan Prancis (1806–1811)}}
[[Berkas:Portrait Governor-General Herman Willem Daendels.jpg|200px|ki|jmpl|Potret [[Herman Willem Daendels]].]]
Wilayah [[bangsa Belanda]] yang telah berada di bawah kendali [[bangsa Prancis]] secara praktis sejak kejatuhan negara [[Republik Belanda]] menjadi semakin kehilangan kedaulatannya semenjak [[Napoleon Bonaparte]] naik sebagai pemimpin [[Republik Prancis Pertama|Republik Prancis]] sejak tanggal 12 Desember 1799. Pada bulan Maret 1806, Napoleon yang telah mengubah [[Kekaisaran Prancis Pertama|bentuk negara Prancis menjadi kekaisaran]] sebelumnya membubarkan [[Republik Batavia|Persemakmuran Batavia]] dari bangsa Belanda dan membentuk [[negara boneka]] bernama [[Kerajaan Hollandia]], lalu menunjuk [[Louis Bonaparte]], adik Napoleon, sebagai [[Daftar penguasa Belanda|raja]] atasnya. Hal ini secara tidak langsung membuat koloni di bawah Belanda menjadi milik Prancis.<ref>Jonathan Israel, ''The Dutch Republic: Its Rise, Greatness, and Fall 1477-1806''. Oxford: Oxford University Press 1995, 1128.</ref>
 
Pada tanggal 5 April 1909, [[serikat dagang]] bernama [[Sarekat Dagang Islam]] mulai beroperasi dengan membuka cabang di [[Batavia]] (sekarang [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]) dan [[Kota Bogor|Buitenzorg]] (sekarang [[Kota Bogor|Bogor]]).<ref name="si-tirto">{{Cite web|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|date=8 Desember 2018|title=Peran Besar Tirto Adhi Soerjo dalam Sejarah Pergerakan Nasional|url=https://tirto.id/peran-besar-tirto-adhi-soerjo-dalam-sejarah-pergerakan-nasional-dbnq|website=tirto.id|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230529181544/https://tirto.id/peran-besar-tirto-adhi-soerjo-dalam-sejarah-pergerakan-nasional-dbnq|archive-date=2023-05-29|dead-url=no|access-date=26 November 2021}}</ref> Namanya diubah pada tahun 1912 oleh [[Oemar Said Tjokroaminoto]] menjadi [[Sarekat Islam]] (SI).<ref>{{Cite web|date=2021-10-13|title=Mengenal Tujuan Sarekat Islam, Lengkap beserta Sejarahnya|url=https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-tujuan-sarekat-islam-lengkap-beserta-sejarahnya-kln.html|website=merdeka.com|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230529181547/https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-tujuan-sarekat-islam-lengkap-beserta-sejarahnya-kln.html|archive-date=2023-05-29|dead-url=no|access-date=2023-05-29}}</ref> Pada bulan Oktober 1921, SI menyatakan bahwa anggotanya tidak boleh merangkap keanggotaan pada organisasi lain, menyebabkan anggota-anggota yang menolak melepaskan keanggotaan lainnya terpaksa keluar dari organisasi.<ref>Jarvis, Helen (1991). Notes and appendices for Tan Malaka, From Jail to Jail. Athens, Ohio: Ohio University Center for International Studies.</ref> Pada tahun 1929, namanya diubah lagi menjadi [[Partai Syarikat Islam Indonesia|Partai Sarekat Islam Indonesia]].<ref>[[Nugroho Notosusanto]], ''Sejarah Nasional Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas'', 1992.</ref>[[Berkas:Douwes_Dekker,_Tjipto_Mangunkusumo,_and_Suryadi_Suryaningrat_(Ki_Hadjar_Dewantoro),_20_Mei_Pelopor_17_Agustus,_p11.jpg|kiri|jmpl|293x293px|Potret [[Tiga Serangkai]] ketika di pengasingan (1914).]]
Pada tahun yang sama setelah penunjukannya, Louis mengirimkan salah satu jenderalnya yang berkebangsaan [[Belanda]], yaitu [[Herman Willem Daendels]], untuk menjadi [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]]. Daendels tiba pada tanggal 5 Januari 1808 di [[Batavia]] dan langsung melakukan tugas-tugasnya seperti membentuk pasukan baru, membangun jalan-jalan baru di [[Jawa]], dan memperbaiki administrasi internal di Jawa.<ref name="Britannica">{{cite web | title=The French and the British in Java, 1806–15| publisher=Britannica | author = Asvi Warman Adam | url = http://www.britannica.com/EBchecked/topic/286480/Indonesia/22812/The-French-and-the-British-in-Java-1806-15}}</ref><ref>{{cite book |author1=H. L. Wesseling |title=The European Colonial Empires 1815-1919 |date=23 October 2015 |publisher=Taylor & Francis |isbn=9781317895077 |pages=104 |url=https://www.google.co.id/books/edition/The_European_Colonial_Empires/PdHMCgAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=herman+willem+daendels+appointed&pg=PA104&printsec=frontcover |access-date=2 September 2022 |language=English}}</ref>
 
Pada tanggal 25 Desember 1912, "[[Tiga Serangkai]]" yang terdiri dari [[Ernest Douwes Dekker]], [[Tjipto Mangoenkoesoemo]], dan [[Ki Hadjar Dewantara|Soewardi Soerjaningrat]] (yang mengganti namanya menjadi [[Ki Hadjar Dewantara]] di kemudian hari)<ref>{{Cite web|last=Wulandari|first=Trisna|title=Hari Pendidikan Nasional: Nama Asli Ki Hajar Dewantara dan Alasan Perubahannya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6699540/hari-pendidikan-nasional-nama-asli-ki-hajar-dewantara-dan-alasan-perubahannya|website=detikedu|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616050859/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6699540/hari-pendidikan-nasional-nama-asli-ki-hajar-dewantara-dan-alasan-perubahannya|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref> mendirikan [[Indische Partij]] dengan tujuan memperjuangkan hak-hak kaum [[Orang Indo|Indo]] dan [[pribumi]] melalui jalur politik, meskipun akhirnya dibubarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.<ref name="dekker">{{cite web|title=PERJUANGAN ERNEST FRANCOIS EUGENE DOUWES DEKKER DARI POLITIK MENUJU PENDIDIKAN 1913-1941|url=https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/1102/31613&ved=2ahUKEwj---rwjKn2AhUt8HMBHZcYD1AQFnoECCwQAQ&usg=AOvVaw3cgIVD0hFhALEfZdMKH8t2|publisher=''AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah''|format=Pdf|accessdate=3 Maret 2022}}{{Pranala mati|date=November 2022|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref><ref>{{Cite web|last=developer|first=mediaindonesia com|title=Mengenal Tokoh Tiga Serangkai, Peranannya dalam Indische Partij|url=https://mediaindonesia.com/humaniora/515196/mengenal-tokoh-tiga-serangkai-peranannya-dalam-indische-partij|website=mediaindonesia.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230605164012/https://mediaindonesia.com/humaniora/515196/mengenal-tokoh-tiga-serangkai-peranannya-dalam-indische-partij|archive-date=2023-06-05|dead-url=no|access-date=2023-06-05}}</ref> Setelahnya, Tiga Serangkai masih tetap memperjuangkan pandangan mereka dengan menulis kritik-kritik kepada pemerintah kolonial melalui [[Koran|koran-koran]], tetapi akibatnya mereka ditangkap dan diasingkan ke [[Belanda]] oleh pemerintah.<ref name="Kenji">{{Cite book|last=Tsuchiya|first=Kenji|date=1992|url=https://www.worldcat.org/oclc/221655803|title=Demokrasi dan kepemimpinan : kebangkitan gerakan Taman Siswa|location=Jakarta|publisher=Balai Pustaka|isbn=979-407-419-5|edition=Cet. 1|others=H. B. Yassin|oclc=221655803}}</ref><ref>{{Cite web|title=Als Ik Eens Nederlander Was|url=https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/cerita/als-ik-eens-nederlander-was/|website=GURU BERBAGI|language=en|archive-url=https://web.archive.org/web/20230605164013/https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/cerita/als-ik-eens-nederlander-was/|archive-date=2023-06-05|dead-url=no|access-date=2023-06-05}}</ref> Sekembalinya dari pengasingan, [[Ki Hadjar Dewantara]] mendirikan lembaga pendidikan [[Sekolah Taman Siswa|Taman Siswa]], yang dimulai pada tanggal 3 Juli 1922 di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] dan lalu menyebar ke seluruh [[Jawa]] dan bahkan ke luar pulau.<ref>{{Cite web|last=Zulfikar|first=Fahri|title=Sekolah Taman Siswa Ki Hajar: Konsep Pendidikan Tanpa 'Perintah dan Sanksi'|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6712276/sekolah-taman-siswa-ki-hajar-konsep-pendidikan-tanpa-perintah-dan-sanksi|website=detikedu|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616103507/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6712276/sekolah-taman-siswa-ki-hajar-konsep-pendidikan-tanpa-perintah-dan-sanksi|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref><ref>{{Cite web|last=SMP|first=Admin|date=2022-05-06|title=Yuk Mengenal Sekolah Taman Siswa Milik Ki Hajar Dewantara|url=https://ditsmp.kemdikbud.go.id/yuk-mengenal-sekolah-taman-siswa-milik-ki-hajar-dewantara/|website=Direktorat SMP|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616103736/https://ditsmp.kemdikbud.go.id/yuk-mengenal-sekolah-taman-siswa-milik-ki-hajar-dewantara/|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref>
[[Berkas:Java Great Post Road.svg|jmpl|ka|350px|Peta jalur [[Jalan Raya Pos]] [[Anyar, Serang|Anyar]]–[[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] yang dibuat oleh [[Herman Willem Daendels|Daendels]].]]
Daendels dikenal dengan aturannya yang sangat keras dan kebijakannya yang bertangan besi, meskipin hal tersebut dimaksudkan sebagai persiapan dalam menghadapi ancaman [[Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia|Britania Raya]]. Daendels membangun banyak fasilitas-fasilitas dan benteng-benteng pertahanan, salah satu contohnya yang terkenal adalah [[Jalan Raya Pos]] [[Anyar, Serang|Anyar]]–[[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] yang memakan banyak korban [[Kerja paksa|pekerja paksa]] ''[[Heerendiensten]]'',<ref>Pramoedya sheds light on dark side of Daendels' highway. ''The Jakarta Post'' 8 January 2006.</ref> [[Benteng Lodewijk]] di [[Kota Surabaya|Surabaya]], dan ''Paleis van Daendels'' (sekarang [[Gedung AA Maramis]]) di Batavia. Daendels juga terkenal keras terhadap penguasa-penguasa lokal dan keluarganya, serta menjadi penyebab jatuhnya negara [[Kesultanan Banten|Banten]].<ref>{{cite book |title = Ekspedisi Anjer-Panaroekan, Laporan Jurnalistik Kompas |publisher= Penerbit Buku Kompas, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta Indonesia | date= November 2008|pages= 1–2|isbn= 978-979-709-391-4}}</ref>
 
Pada tanggal 23 Mei 1914, [[Henk Sneevliet]] membentuk [[serikat pekerja]] bernama [[Indische Sociaal-Democratische Vereeniging|Indische Sociaal Democratische Vereeniging]] dengan tujuan menyebarkan paham [[komunisme]] dan menentang pemerintah kolonial.<ref>{{Cite web|title=marxist.com|url=http://www.marxist.com/Asia/earlyPKI.html|archive-url=https://web.archive.org/web/20090317064751/http://www.marxist.com/Asia/earlyPKI.html|archive-date=2009-03-17|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref> Pada bulan Mei 1920, ISDV berganti nama menjadi [[Partai Komunis Indonesia|Persarekatan Kommunist India]], kemudian mengganti namanya lagi menjadi [[Partai Komunis Indonesia|Partij Kommunist Indonesia]] (PKI) pada tahun 1924.<ref name="sinaga">{{Cite thesis|last=Sinaga|first=Edward Djanner|title=Communism and the Communist Party in Indonesia|type=MA Thesis|chapter=|url=|author=|year=1960|publisher=George Washington University School of Government|accessdate=|docket=|oclc=}}</ref> Paham komunisme kemudian menyebar ke organisasi-organisasi lain, termasuk Sarekat Islam.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-04-06|title=Sarekat Islam: Latar Belakang, Perkembangan, dan Perpecahan Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/06/151727679/sarekat-islam-latar-belakang-perkembangan-dan-perpecahan|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230531073937/https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/06/151727679/sarekat-islam-latar-belakang-perkembangan-dan-perpecahan|archive-date=2023-05-31|dead-url=no|access-date=2023-05-31}}</ref> PKI mengadakan pemberontakan terhadap pemerintah kolonial, yang dimulai di [[Labuan, Pandeglang|Labuan]] pada tanggal 12 November 1926 dengan menyerang para pegawai pemerintah di kediaman masing-masing. Pemberontakan meluas di wilayah Jawa dan Sumatra, hingga akhirnya berhasil diredam seluruhnya oleh pasukan militer [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|KNIL]] pada tanggal 28 Februari 1927.<ref name="pki-1926">{{Cite web|title=Sejarah Pemberontakan Berdarah Pertama PKI pada 1926-1927|url=https://nasional.sindonews.com/read/881243/15/sejarah-pemberontakan-berdarah-pertama-pki-pada-1926-1927-1662761384|website=SINDOnews.com|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230608122120/https://nasional.sindonews.com/read/881243/15/sejarah-pemberontakan-berdarah-pertama-pki-pada-1926-1927-1662761384|archive-date=2023-06-08|dead-url=no|access-date=2023-06-07}}</ref><ref>{{Cite web|last=Prinada|first=Yuda|title=Sejarah Pemberontakan PKI 1926-1927 di Sumatera Terhadap Belanda|url=https://tirto.id/sejarah-pemberontakan-pki-1926-1927-di-sumatera-terhadap-belanda-gbx4|website=tirto.id|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230607132029/https://tirto.id/sejarah-pemberontakan-pki-1926-1927-di-sumatera-terhadap-belanda-gbx4|archive-date=2023-06-07|dead-url=no|access-date=2023-06-07}}</ref> Sejak itu, PKI ditetapkan sebagai organisasi terlarang di [[Hindia Belanda]].
Gaya kepemimpinan Daendels yang bertangan besi tersebut tentu saja menimbulkan rasa tidak suka dari penduduk setempat. Pemberontakan di [[Jawa|Pulau Jawa]] yang dipimpin oleh [[Ronggo Prawirodirjo III]] pecah dari tanggal 20 November hingga 17 Desember 1810. Pemberontakan ini cepat diredam oleh pasukan dari pemerintah Hindia Belanda dan keraton [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]], sementara pemimpinnya gugur dalam peperangan.<ref name="anon">{{cite web|last=|authors=anonim|first=|date=16 Januari 2012|year=2012|title=Mengenal Sejarah Tanah Perdikan Madiun|url=http://informasimadiun.blogspot.co.id/2012/01/mengenal-sejarah-tanah-perdikan-madiun.html|publisher=Madiun Info|location=|isbn=|issn=|accessdate=19 September 2015}}</ref>
 
[[Berkas:VP_Hatta.jpg|jmpl|225x225px|[[Mohammad Hatta]], tokoh pemimpin [[Perhimpunan Indonesia]] yang kelak menjadi [[Wakil Presiden Indonesia]] pertama.]]Pada tahun 1908, [[Perhimpunan Indonesia|Indische Vereeniging]] dibentuk oleh [[Soetan Kasajangan Soripada]] dan [[Noto Soeroto]] sebagai wadah pemersatu para pelajar Hindia di perantauan [[Belanda]], yang kemudian menjadi wadah pelajar tersebut untuk menyuarakan pandangan politik.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2020-02-12|title=Perhimpunan Indonesia: Organisasi Pertama yang Pakai Istilah Indonesia Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/200000869/perhimpunan-indonesia-organisasi-pertama-yang-pakai-istilah-indonesia|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614092143/https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/200000869/perhimpunan-indonesia-organisasi-pertama-yang-pakai-istilah-indonesia|archive-date=2023-06-14|dead-url=no|access-date=2023-06-08}}</ref> Pada bulan September 1922, perkumpulan ini mengganti namanya menjadi [[Indonesische Vereeniging]], menjadikannya sebagai organisasi pertama yang menggunakan nama "[[Sejarah nama Indonesia|Indonesia]]". Organisasi ini kemudian berganti nama lagi menjadi [[Perhimpunan Indonesia|Perhimpoenan Indonesia]] (PI) dengan menggunakan versi [[bahasa Melayu]] sebagai nama resmi.<ref>[http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0510/28/opini/2156298.htm Revitalisasi Keindonesiaan], Kompas 28 Oktober 2005</ref> Selama [[Mohammad Hatta]] menjabat sebagai Ketua PI, beliau beserta beberapa tokoh lainnya pernah ditangkap oleh Pemerintah Belanda karena dituduh berkomplot dengan PKI, meskipun akhirnya dibebaskan karena kurangnya bukti.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-12-03|title=“Indonesia Merdeka,” Pidato Pembelaan Hatta Saat Ditahan di Belanda Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/03/070000379/-indonesia-merdeka-pidato-pembelaan-hatta-saat-ditahan-di-belanda|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614064155/https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/03/070000379/-indonesia-merdeka-pidato-pembelaan-hatta-saat-ditahan-di-belanda|archive-date=2023-06-14|dead-url=no|access-date=2023-06-14}}</ref><ref name="hardjosoediro2">{{cite book|last=Soejitno|first=Hardjosoediro|year=1984|title=Kronologi Pergerakan Kemerdekaan Indonesia|location=[[Jakarta]]|publisher=Pradnya Parmita|ref={{sfnRef|Hardjosoediro|1984}}}}</ref>
Pada tahun 1810, [[Jan Willem Janssens]] ditunjuk untuk menggantikan Daendels. Janssens tiba di Jawa pada tanggal 15 Mei 1811 dan langsung melaksanakan tugasnya, tetapi akhirnya terhenti ketika [[Penyerbuan Jawa (1811)|Britania Raya menyerbu dan mengambil alih Jawa]] pada bulan Agustus 1811.<ref>{{cite web|last=Van Uythoven|first=Geert|year=2013|title=Lieutenant General Jan Willem Janssens|url=http://www.napoleon-series.org/research/biographies/Holland/Generals/c_Janssens.html|publisher=The Napoleon Series|access-date=30 July 2016}}</ref>
 
Pada tanggal 4 Juli 1927, [[Soekarno]], [[Tjipto Mangoenkoesoemo]], [[Sartono (politikus)|Sartono]], dan [[Iskak Tjokroadisurjo|Iskaq Tjokrohadisoerjo]], mendirikan [[Partai Nasional Indonesia|Persarekatan National Indonesia]], yang kemudian berganti nama menjadi [[Partai Nasional Indonesia|Partij National Indonesia]] (PNI) pada bulan Mei 1928, dengan tujuan memperjuangkan kebebasan ekonomi dan kemerdekaan politik atas wilayah [[Hindia Belanda]] tanpa kerja sama dengan rezim kolonial Belanda.<ref>{{Cite web|date=2016-07-15|title=Riwayat Berdirinya PNI|url=https://historia.id/politik/articles/riwayat-berdirinya-pni-PGj0V|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230614025110/https://historia.id/politik/articles/riwayat-berdirinya-pni-PGj0V|archive-date=2023-06-14|dead-url=no|access-date=2021-07-27}}</ref> Kepopuleran Soekarno dan PNI membuat pemerintah kolonial merasa terancam, sehingga Soekarno dan beberapa petinggi partai ditangkap pada bulan Desember 1929 dan diadili dengan dalih mengganggu ketertiban umum dan bersekongkol untuk [[Kudeta|menggulingkan pemerintah kolonial]].<ref name="academia">{{cite web|author=Yance Arizona|title=Indonesia Menggugat|url=http://www.academia.edu/4648293/Indonesia_Menggugat_|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613164027/https://www.academia.edu/4648293/Indonesia_Menggugat_|archive-date=2023-06-13|dead-url=no|accessdate=29 Mei 2014}}</ref><ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-08-08|title=Isi Pidato Indonesia Menggugat Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/08/193919879/isi-pidato-indonesia-menggugat|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613164031/https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/08/193919879/isi-pidato-indonesia-menggugat|archive-date=2023-06-13|dead-url=no|access-date=2023-06-13}}</ref> Mereka dijatuhi pidana penjara pada sidang vonis tanggal 22 Desember 1930.<ref>{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2020-12-22|title=22 Desember 1930: Indonesia Menggugat dan Vonis 4 Tahun Penjara Bung Karno|url=https://www.liputan6.com/news/read/4438675/22-desember-1930-indonesia-menggugat-dan-vonis-4-tahun-penjara-bung-karno|website=liputan6.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230613164027/https://www.liputan6.com/news/read/4438675/22-desember-1930-indonesia-menggugat-dan-vonis-4-tahun-penjara-bung-karno|archive-date=2023-06-13|dead-url=no|access-date=2023-06-13}}</ref> PNI lalu terpecah menjadi organisasi Pendidikan National Indonesia (PNI "Baru") dan [[Partai Indonesia|Partij Indonesia]] (Partindo). Soekarno yang dibebaskan lebih awal pada tanggal 31 Desember 1931 kemudian memilih masuk ke Partindo dan kemudian menjadi ketua organisasi tersebut pada tanggal 28 Juli 1932.<ref name="Adams 1965">{{cite book|last1=Sukarno|last2=Adams|first2=Cindy|year=1965|title=Sukarno, An Autobiography|publisher=The Bobbs-Merrill Company Inc|pages=79–80}}</ref> Hatta yang pulang ke Hindia Belanda pada bulan Juli menjadi anggota PNI Baru dan akhirnya diangkat sebagai ketua pada bulan Agustus 1932.<ref name="Noer 2012">{{cite book|last=Noer|first=Deliar|year=2012|title=Mohammad Hatta:Hati Nurani Bangsa|location=[[Jakarta]]|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-709-633-5|editor=Jaap Erkelens|ref={{sfnRef|Noer|2012}}|authorlink=Deliar Noer}}</ref> Oleh karena tulisan-tulisan mereka yang mendukung dan mendorong kemerdekaan, Soekarno kembali ditangkap dan ditahan pada bulan Agustus 1933, diikuti oleh Hatta dan Sjahrir pada awal tahun 1934, lalu masing-masing diasingkan ke beberapa tempat yang berbeda.<ref>{{Cite web|title=SUKARNO; Dibawah Bendera Revolusi Jilid I. Mentjapai Indonesia Merdeka: hlm. 257-324.|url=https://perpusbungkarno.perpusnas.go.id/index.php/koleksi-pbk/26-koleksi-langka/190-sukarno-dibawah-bendera-revolusi-jilid-i-mentjapai-indonesia-merdeka-hlm-257-324|website=perpusbungkarno.perpusnas.go.id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230618124754/https://perpusbungkarno.perpusnas.go.id/index.php/koleksi-pbk/26-koleksi-langka/190-sukarno-dibawah-bendera-revolusi-jilid-i-mentjapai-indonesia-merdeka-hlm-257-324|archive-date=2023-06-18|dead-url=no|access-date=2023-06-14}}</ref>
==== Kolonisasi singkat Britania Raya ====
{{utama|Jeda kekuasaan Prancis dan Britania di Hindia Belanda#Kekuasaan Britania (1811–1816)}}
Sebagai akibat dari [[peperangan era Napoleon]], [[bangsa Inggris]] yang membentuk [[Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia]] berusaha untuk merebut koloni-koloni milik bangsa Prancis di seluruh dunia, termasuk koloni [[Hindia Belanda]] yang dikuasai oleh [[Kekaisaran Prancis Pertama|Kekaisaran Prancis]] setelah kedaulatan Belanda jatuh ke tangan [[bangsa Prancis]]. Pada tahun 1809, armada [[Orang Britania|Britania]] di [[anak benua India]], yang berafiliasi dengan [[Perusahaan Hindia Timur Britania]] (EIC), berangkat menuju Hindia Belanda dengan maksud untuk merebut wilayah tersebut dari tangan Prancis dan Belanda. Setahun setelahnya, armada Britania telah menguasai wilayah [[Kepulauan Maluku]] dengan kerugian yang minimal.<ref>{{cite book|last=Fregosi|first=Paul|year=1989|title=Dreams of Empire: Napoleon and the First World War 1792-1815|publisher=Hutchinson|isbn=0-09-173926-8|author-link=Paul Fregosi}}</ref> Kemudian pada bulan Agustus 1811, [[Penyerbuan Jawa (1811)|armada Britania mulai menyerbu Pulau Jawa]] dan menduduki satu per satu pos milik pasukan Prancis dan Belanda di Jawa. Setelah perlawanan dari pasukan Belanda dan Prancis tidak membuahkan hasil, akhirnya pada tanggal 16 September, [[Jan Willem Janssens]], [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] yang lari dari Batavia karena penyerbuan tersebut, akhirnya menyerahkan diri di [[Kota Salatiga|Salatiga]]. Lalu pada tanggal 18 September, pasukan Belanda melakukan [[Kapitulasi Tuntang|penyerahan kekuasaan secara resmi atas Pulau Jawa]] kepada armada Britania di [[Tuntang, Semarang|Tuntang]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-08-16|title=Kapitulasi Tuntang: Latar Belakang, Isi Perjanjian, dan Dampaknya Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/16/140000379/kapitulasi-tuntang-latar-belakang-isi-perjanjian-dan-dampaknya|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-02}}</ref><ref>{{Cite web|title=Menyimak Kisah Sejarah Penjajahan Inggris di Indonesia|url=https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/menyimak-kisah-sejarah-penjajahan-inggris-di-indonesia-20H8JQI0aCC|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2023-05-02}}</ref> Setelah itu, [[Gilbert Elliot-Murray-Kynynmound, 1st Earl of Minto|Gilbert Elliot-Murray-Kynynmound dari Minto]], yang menjabat sebagai [[Gubernur Jenderal India]] pada saat itu, menunjuk [[Thomas Stamford Raffles]] sebagai [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda|Letnan Gubernur Jawa]].<ref>{{cite book |author1=Sir [[Thomas Stamford Raffles]] |title=The History of Java |date=1830 |publisher=J. Murray |pages=xxiii |url=https://books.google.com/books?id=oA8PAAAAYAAJ&q=history+of+java |access-date=12 August 2022}}</ref>
 
Beberapa organisasi para pemuda menurut [[kelompok etnik]] atau identitas tertentu juga terbentuk, seperti [[Jong Batak]]sbond, [[Jong Sumatranen Bond|Jong Sumatranenbond]], [[Jong Java]], [[Sekar Rukun|Sekar Roekoen]], [[Jong Islamieten Bond|Jong Islamietenbond]], [[Jong Ambon]], [[Jong Minahasa]], Jong Celebes, [[Pemoeda Kaoem Betawi]], dan [[Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia]].<ref>{{Cite web|last=JP|first=Slamet|date=2020-10-29|title=Perkumpulan Pemuda Pencetus Sumpah Pemuda|url=https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/peta-tematik/perkumpulan-pemuda-pencetus-sumpah-pemuda/|website=Kompaspedia|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230612173130/https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/peta-tematik/perkumpulan-pemuda-pencetus-sumpah-pemuda|archive-date=2023-06-12|dead-url=no|access-date=2023-06-12}}</ref> Selain itu, organisasi-organisasi [[kepanduan]] ([[Gerakan Pramuka Indonesia|pramuka]]) juga berdiri sebagai sarana menyalurkan semangat meraih kebebasan dan kemerdekaan, seperti Nederlandsch Indische Padvinders Vereeniging (NIPV), Nationale Padvinderij, Persaoedaraan Antar Pandoe Indonesia, dan Kepandoean Bangsa Indonesia.<ref>{{Cite web|last=Kwartir Nasional Gerakan Pramuka|date=2022-01-07|title=Kepanduan Indonesia|url=https://pramuka.or.id/kepanduan-indonesia|website=Gerakan Pramuka Indonesia|language=|archive-url=https://web.archive.org/web/20230806072216/https://pramuka.or.id/kepanduan-indonesia/|archive-date=2023-08-06|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref>
[[Berkas:George Francis Joseph - Sir Thomas Stamford Bingley Raffles.jpg|ki|jmpl|[[Thomas Stamford Raffles|Sir Thomas Stamford Bingley Raffles]], tokoh sentral dalam kolonialisme di Nusantara oleh Britania Raya.]]
Selama menjabat, Raffles merombak beberapa aturan Belanda yang memberatkan rakyat setempat, seperti ''[[Heerendiensten]]'', kebijakan penyerahan hasil bumi paksa dan tanam paksa, sistem perbudakan, serta kebijakan penanaman paksa atas komoditas tertentu. Namun sebagai gantinya, Raffles menerapkan sistem ''land tenure'' (sewa tanah), yaitu penduduk membayar pajak sewa tanah kepada Pemerintah yang dipandang sebagai "pemilik sah" atas seluruh tanah jajahan, menaikkan pajak perorangan, dan memperluas kegiatan perdagangan. Di bidang pemerintahan, Raffles membentuk pemerintahan yang lebih terpusat, dengan mengurangi hak-hak penguasa setempat, tetapi juga membentuk [[Keresidenan|keresidenan-keresidenan]] yang menjadi perpanjangan tangan Pemerintah Pusat. Dia tinggal dan menjalankan tugas pemerintahan di [[Istana Bogor|''Buitenzorg'']] (sekarang Istana Bogor), dengan menunjuk beberapa [[orang Britania]] sebagai petinggi, sembari tetap mempertahankan [[Pegawai negeri sipil|pegawai-pegawai negeri]] asal Belanda di tubuh pemerintahan. Sementara di bidang politik, Raffles berusaha untuk bernegosiasi dengan penguasa lokal demi mencapai [[perdamaian]], tetapi tetap melancarkan [[operasi militer]] kepada penguasa-penguasa lokal yang membangkang, seperti pada peristiwa [[Geger Sepehi]] di [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-02-09|title=Masa Penjajahan Inggris di Indonesia Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/11/140000669/masa-penjajahan-inggris-di-indonesia|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-02}}</ref><ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=Inggris Pernah Menjajah Indonesia, Bagaimana Sejarahnya? - Halaman 2|url=https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220915132302-106-848230/inggris-pernah-menjajah-indonesia-bagaimana-sejarahnya|website=internasional|language=id-ID|access-date=2023-05-02}}</ref> Selain karena kebijakannya tersebut, Raffles juga dikenal sebagai seorang peminat [[Sejarah Jawa|sejarah]], [[Budaya Jawa|budaya]], dan [[Suku Jawa|masyarakat Jawa]]. Di bawah pengawasannya, banyak situs-situs [[Monumen|monumen kuno]] yang ditemukan dan digali setelah sekian lama terkubur dan dilupakan penduduk setempat saat itu. Contohnya ialah [[Candi Prambanan]] di [[Kabupaten Sleman|Sleman]] dan [[Kabupaten Klaten|Klaten]], [[Borobudur|Candi Borobudur]] di [[Kabupaten Magelang|Magelang]], dan [[Situs Trowulan|struktur-struktur kota kuno di Trowulan]].<ref>{{Cite book|last=Miksic|first=John|date=1990|title=Borobudur: Golden Tales of the Buddhas|author1-link=John N. Miksic}}</ref><ref>Carey, Peter, The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785-1855, 2008</ref> Ia juga menuliskan buku tentang sejarah dan keadaan sosiokultural di Pulau Jawa, yang berjudul ''[[The History of Java]]'' dan diterbitkan pada tahun 1817.
 
[[Berkas:MuseumSumpahPemuda.jpg|jmpl|250x250px|[[Museum Sumpah Pemuda]] (dahulu ''Indonesische Clubhuis'') merupakan lokasi rapat terakhir [[Kongres Pemuda Kedua|Kongres Pemuda II]] sekaligus menjadi tempat lahirnya [[Sumpah Pemuda]].|kiri]]Beberapa gerakan kepemudaan mengadakan [[Kongres Pemuda|Kongres Pemuda I]] yang dipimpin oleh [[M. Tabrani|Mohammad Tabrani]] dan terdiri dari tiga pertemuan pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926 di Vrijmetselaarsloge (sekarang Gedung [[Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia|Badan Perencanaan Pembangunan Nasional]]). Dalam rapat terakhir, [[Mohammad Yamin|Mohammad Jamin]] dari [[Jong Sumatranen Bond|Jong Sumatranenbond]] mengusulkan [[bahasa Melayu]] menjadi bahasa persatuan, kemudian [[Mohammad Tabrani Soerjowitjirto]] dari [[Jong Java]] mengusulkan penggunaan istilah "[[bahasa Indonesia]]" alih-alih bahasa Melayu.<ref>{{Cite web|date=2019-11-23|title=Mohamad Tabrani: Pelopor Bahasa Indonesia|url=https://republika.co.id/share/q1e9ac257|website=Republika Online|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230618124757/https://republika.co.id/share/q1e9ac257|archive-date=2023-06-18|dead-url=no|access-date=2023-06-09}}</ref> Dua tahun kemudian, [[Kongres Pemuda Kedua|Kongres Pemuda II]] yang terdiri dari tiga rapat dan diketuai oleh [[Sugondo Djojopuspito|Soegondo Djojopoespito]] diadakan pada tanggal 27–28 Oktober dan diikuti oleh beberapa perhimpunan kepemudaan, gerakan [[nasionalisme]] dan [[agama]], serta kelompok belajar dari sekolah-sekolah tertentu.<ref name="kongres-ii">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-04-09|title=Kongres Pemuda II, Lahirnya Sumpah Pemuda Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/29/110000979/kongres-pemuda-ii-lahirnya-sumpah-pemuda|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230609122934/https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/29/110000979/kongres-pemuda-ii-lahirnya-sumpah-pemuda|archive-date=2023-06-09|dead-url=no|access-date=2023-06-09}}</ref> Di sela-sela rapat terakhir, lagu "[[Indonesia Raya|Indonesia Raja]]" diperdengarkan di hadapan hadirin, awalnya berupa [[instrumental]] [[biola]] oleh sang [[Komponis|penggubah]] [[Wage Rudolf Soepratman]] dan diulang dengan iringan nyanyian [[Dolly Salim]], putri sulung [[Agus Salim|Agoes Salim]].<ref>{{Cite web|last=Haryanto|first=Alexander|title=Sejarah Lirik Lagu Indonesia Raya dalam Hari Sumpah Pemuda|url=https://tirto.id/sejarah-lirik-lagu-indonesia-raya-dalam-hari-sumpah-pemuda-ekvL|website=tirto.id|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230612170125/https://tirto.id/sejarah-lirik-lagu-indonesia-raya-dalam-hari-sumpah-pemuda-ekvL|archive-date=2023-06-12|dead-url=no|access-date=2023-06-12}}</ref> Pada akhir kongres, suatu naskah resolusi yang dibuat oleh Jamin dibacakan oleh Soegondo di depan hadirin dan menjadi ikrar bagi seluruh peserta kongres. Ikrar tersebut kini dikenal sebagai [[Sumpah Pemuda]].<ref>{{Cite web|title=Museum Sumpah Pemuda|url=http://www.museumsumpahpemuda.go.id/index_files/Page525.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20090625190339/http://www.museumsumpahpemuda.go.id/index_files/Page525.htm|archive-date=2009-06-25|dead-url=yes|access-date=2009-09-27}}</ref>
Setelah Belanda terbebas dari kekuasaan Prancis pada tahun 1813, [[Bangsa Belanda|pihak Belanda]] dan [[Bangsa Inggris|pihak Inggris]] merundingkan dan menandatangani [[Perjanjian Inggris-Belanda 1814|perjanjian pada tahun 1814]], yang secara garis besar menyebutkan bahwa Britania Raya mengembalikan koloni Belanda seperti pada tanggal 1 Januari 1803. Setelah peperangan era Napoleon berakhir pada tahun 1815, Britania Raya menyerahkan kembali Pulau Jawa ke Belanda, yang berhasil memegang kendali penuh atas Pulau Jawa dan bagian-bagian koloni lain di Hindia Belanda setahun setelahnya. Pada tahun-tahun berikutnya, Belanda mengirimkan armada militernya untuk menaklukkan negara-negara lainnya di [[Nusantara]].<ref>{{cite web|author1=Campbell, Donald Maclaine, 1869-1913; Wheeler, G. C|title=Java: past & present, a description of the most beautiful country in the world, its ancient history, people, antiquities, and products|url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=711740|publisher=London : W. Heinemann|page=404|archive-url=https://archive.org/details/javapastpresentd01camp/page/404/mode/2up|archive-date=19 December 2008|access-date=24 August 2021}}</ref>
 
Selain perjuangan politik, beberapa tokoh wanita menginspirasi berdirinya sekolah khusus perempuan demi memperjuangkan [[emansipasi]] kaum wanita. [[Sekolah Kartini|Kartinischool]] yang dibuka sejak tahun 1912 oleh [[Conrad Theodor van Deventer|Conrad van Deventer]] dan Elisabeth Maas terinspirasi dari surat-surat yang ditulis oleh [[Kartini]], seorang wanita [[priayi]] [[Suku Jawa|Jawa]] yang kritis akan masalah-masalah sosial di sekitarnya, termasuk masalah ketimpangan gender.<ref>{{Cite web|last=Anjani|first=Anatasia|title=Mengenal Sekolah yang Didirikan Kartini, Berawal dari Surat-suratnya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6043754/mengenal-sekolah-yang-didirikan-kartini-berawal-dari-surat-suratnya|website=detikedu|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20230616160900/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6043754/mengenal-sekolah-yang-didirikan-kartini-berawal-dari-surat-suratnya|archive-date=2023-06-16|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref> Sakola Istri, yang lalu berganti menjadi Sakola Kaoetamaan Isteri, didirikan oleh seorang wanita priayi [[Suku Sunda|Sunda]] bernama [[Dewi Sartika]] demi mencerdaskan kehidupan wanita di [[Tatar Sunda|Tanah Sunda]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-05-20|title=Raden Dewi Sartika: Kehidupan, Gagasan, dan Kiprahnya Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/20/173614179/raden-dewi-sartika-kehidupan-gagasan-dan-kiprahnya|website=KOMPAS.com|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230202190320/https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/20/173614179/raden-dewi-sartika-kehidupan-gagasan-dan-kiprahnya|archive-date=2023-02-02|dead-url=no|access-date=2023-06-16}}</ref>
Oleh karena wilayah yang dikembalikan merupakan koloni Belanda sebelum tahun 1803, wilayah kolonial di Nusantara yang diklaim oleh Britania Raya dan bukan milik Belanda pada tahun itu secara otomatis masih menjadi milik Britania Raya, termasuk wilayah [[Bengkulu|Bencoolen]] (sekarang Bengkulu). Raffles dikirim kembali ke Nusantara, tetapi kali ini sebagai Letnan Gubernur Bengkulu, kemudian melakukan ekspedisi ke berbagai tempat, seperti Padang, Achin (Aceh), Rhio (Riau), Melaka, dan Singapura, meskipun ia dan pasukannya beberapa kali berseteru dengan pasukan Belanda yang juga menginginkan wilayah yang sama.<ref>{{Cite journal|last=Borschberg|first=Peter|date=2019|title=Dutch objections to British Singapore, 1819–1824: law, politics, commerce and a diplomatic misstep|journal=[[Journal of Southeast Asian Studies]]|volume=50|issue=4|pages=540–561|doi=10.1017/S0022463420000053|s2cid=226792993}}</ref>
 
Menyadari maraknya gerakan-gerakan [[nasionalisme]] yang menuntut kemerdekaan dari [[kolonialisme]] [[Belanda]], pemerintah kolonial mulai melarang dan menutup beberapa organisasi serta menangkap sejumlah tokoh pergerakan.{{sfn|Ricklefs|1991|pp=14–15}}
{{Kembangkan bagian|referensi lebih banyak}}
{{utama|Hindia Belanda|Kebangkitan Nasional Indonesia}}
[[Berkas:1916 Dutch East Indies - Art.jpg|jmpl|Lukisan [[Imperium Belanda]] yang menggambarkan [[Hindia Belanda]] sebagai "permata Belanda yang paling berharga". (1916)|344x344px]]
Indonesia juga merupakan negara yang dijajah oleh banyak negara [[Eropa]] dan juga [[Asia]] karena sejak zaman dahulu Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alamnya yang berlimpah, hingga membuat negara-negara [[Eropa]] tergiur untuk menjajah dan bermaksud menguasai sumber daya alam untuk pemasukan bagi negaranya. Negara-negara yang pernah menjajah Indonesia antara lain:
* [[Belanda]] pada tahun 1602, sebagian besar wilayah Indonesia.{{fact}}
* [[Prancis]] (1795–1811). Prancis menaklukkan [[Republik Belanda]] pada 1795 dalam [[Perang Revolusi Prancis]], dan Prancis mendirikan [[Republik Batavia]] (1795–1806) dan [[Kerajaan Hollandia]] (1806–1810) yang berstatus sebagai negara bawahan Prancis. Dengan demikian, secara tidak langsung Prancis adalah penguasa tertinggi Hindia Belanda. Pada 1810 Kerajaan Hollandia dileburkan dalam [[Kekaisaran Pertama Prancis]], sehingga wilayah Hindia Belanda menjadi jajahan Prancis secara langsung. Meskipun demikian pemerintahan dan pertahanan tetap dipegang oleh warga Belanda (termasuk [[Herman Willem Daendels]] yang berkuasa 1808–1811 dan dikenal pro-Prancis) Kekuasaan Prancis berakhir pada tahun 1811 ketika Britania [[Penyerbuan Jawa 1811|mengalahkan]] kekuatan Belanda-Prancis di pulau Jawa.{{fact}}
* [[Britania Raya]] pada tahun 1811, sejak ditandatanganinya [[Kapitulasi Tuntang]] yang salah satunya berisi penyerahan Pulau Jawa dari Belanda kepada Britania, Pada tahun 1814 dilakukanlah [[Perjanjian Inggris-Belanda 1814|Konvensi London]] yang isinya pemerintah [[Belanda]] berkuasa kembali atas wilayah jajahan Britania di Indonesia. Lalu baru pada tahun 1816, pemerintahan Britania di Indonesia secara resmi berakhir.{{fact}}
 
=== Periode pendudukan ===
[[Berkas:Graaf Johannes van den Bosch (1780-1844). Gouverneur-generaal van Nederlands-Indië, minister van koloniën Rijksmuseum SK-A-2166.jpeg|left|jmpl|[[Johannes van den Bosch]], pencetus ''Cultuurstelsel'' (Sistem Tanam Paksa).]]
==== Pendudukan Jepang ====
Ketika orang-orang [[Eropa]] datang pada awal abad ke-16, mereka menemukan beberapa kerajaan yang dengan mudah dapat mereka kuasai demi mendominasi perdagangan rempah-rempah. Portugis pertama kali mendarat di dua pelabuhan [[Kerajaan Sunda]] yaitu [[Banten]] dan [[Sunda Kelapa]], tetapi dapat diusir dan bergerak ke arah timur dan menguasai [[Maluku]].
{{utama|Sejarah Nusantara (1942–1945)}}
[[Berkas:Exeter sinking.jpg|jmpl|275x275px|Kapal HMS ''Exeter'' yang tenggelam pada saat [[Pertempuran Laut Jawa II]].|kiri]]
Pecahnya [[Perang Dunia II]] benar-benar melemahkan kekuatan [[Pertahanan militer|pertahanan]] Belanda, terutama ketika [[Pertempuran Belanda|Belanda jatuh]] ke tangan [[Jerman Nazi]] pada tanggal 14 Mei 1940.<ref>{{citation|editor1-first=Herman|editor1-last=Amersfoort|editor2-first=Piet|editor2-last=Kamphuis|year=2005|title=Mei 1940 — De Strijd op Nederlands grondgebied|language=nl|location=Den Haag|publisher=Sdu Uitgevers|isbn=90-12-08959-X}}</ref> Pada bulan Januari 1942, [[Jepang]] menggunakan kesempatan tersebut dengan mulai memasuki teritori [[Hindia Belanda]] dan melancarkan operasi militer melawan pasukan gabungan [[ABDACOM]] (Komando [[Amerika Serikat]]–[[Britania Raya]]–[[Belanda]]–[[Australia]]) yang menjaga kawasan tersebut, terutama di area [[Pertempuran Kalimantan (1941–1942)|Kalimantan bagian barat]], [[Pertempuran Tarakan (1942)|Tarakan]], [[Pertempuran Manado|Manado]], [[Pertempuran Balikpapan (1942)|Balikpapan]], [[Pertempuran Kendari|Kendari]], [[Pertempuran Samarinda|Samarinda]], [[Pertempuran Banjarmasin|Banjarmasin]], [[Pertempuran Ambon|Ambon]], [[Pertempuran Selat Makassar|Selat Makassar]], [[Invasi Sumatra (1942)|Pulau Sumatra]] (terutama [[Pertempuran Palembang|Palembang]]), [[Pertempuran Selat Badung|Selat Badung]], [[Pertempuran Timor|Pulau Timor]], [[Pertempuran Laut Jawa|Laut Jawa]], [[Pertempuran Selat Sunda|Selat Sunda]], serta beberapa titik di [[Pertempuran Jawa (1942)|Pulau Jawa]], seperti di [[Pertempuran Kalijati|Kalijati]], [[Pertempuran Leuwiliang|Leuwiliang]], dan [[Pertempuran Perlintasan Ciater|Ciater]].<ref>{{Cite journal|last=Benda|first=Harry S.|date=1956|title=The Beginnings of the Japanese Occupation of Java|journal=The Far Eastern Quarterly|volume=14|issue=4|pages=541–560|doi=10.2307/2941923|jstor=2941923|s2cid=155352132}}</ref> Strategi militer Jepang berhasil memojokkan lawannya, hingga seluruh pasukan ABDACOM berhasil dilumpuhkan pada [[Pertempuran Laut Jawa II|Pertempuran Laut Jawa terakhir]] tanggal 1 Maret.<ref>Eric Groves: Sea Battles in Close-Up WWII Vol 2 (1993) {{ISBN|0-7110-2118-X}}</ref> Setelah memegang kendali, Jepang memecah [[Hindia Belanda]] menjadi daerah [[Sumatra]] (dan awalnya [[Malaya Britania Raya|Malaya]]) di bawah komando [[Angkatan Darat ke-25 (Jepang)|Angkatan Darat XXV]] yang berpusat di [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]] (sebelumnya di [[Singapura]]), daerah [[Jawa]] dan [[Pulau Madura|Madura]] di bawah komando [[Angkatan Darat ke-16 (Jepang)|Angkatan Darat XVI]] yang berpusat di [[Batavia]] (kemudian menjadi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]), serta wilayah Hindia lainnya di bawah [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]] yang berpusat di [[Kota Makassar|Makassar]].{{sfn|Ricklefs|2008|p=325}}
 
[[Berkas:Gerakan 3a.jpeg|jmpl|228x228px|Poster propaganda [[Gerakan propaganda Jepang 3A|Gerakan 3A]].]]
Pada abad ke-17, Belanda muncul sebagai yang terkuat di antara negara-negara Eropa lainnya, mengalahkan [[Britania Raya]] dan [[Portugal]] (kecuali untuk koloni mereka, [[Timor Portugis]]). Belanda menguasai Indonesia sebagai koloni hingga [[Perang Dunia II]], awalnya melalui ''[[Vereenigde Oostindische Compagnie]]'' (VOC), dan kemudian langsung oleh pemerintah Belanda, di bawah nama [[Hindia Belanda]], sejak awal abad ke-19.
Berbekal propaganda [[Gerakan propaganda Jepang 3A|Gerakan 3A]], Jepang awalnya diterima sangat baik oleh sebagian besar penduduk lokal [[Hindia Belanda]] yang mengalami kekerasan oleh pemerintah kolonial.<ref>{{Cite web|last=Harbani|first=Rahma Indina|date=30 Agustus 2021|title=Semboyan 3A, Jurus Jepang dalam Menarik Simpati Rakyat Indonesia|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5701876/semboyan-3a-jurus-jepang-dalam-menarik-simpati-rakyat-indonesia|website=detikEdu|archive-url=https://web.archive.org/web/20220322200511/https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5701876/semboyan-3a-jurus-jepang-dalam-menarik-simpati-rakyat-indonesia|archive-date=2022-03-22|dead-url=no|access-date=2021-12-27}}</ref> Namun kenyataannya, Jepang merekrut paksa banyak penduduk lokal untuk dijadikan [[Kerja paksa|pekerja paksa]] ([[Rōmusha|''rōmusha'']]) dan [[Pelacuran|wanita penghibur]] (''[[ianfu]]'') untuk menyokong pasukan mereka yang sedang berperang melawan [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Blok Sekutu]], menyebabkan banyaknya penderitaan dan kematian akibat [[kekerasan]], [[kecelakaan kerja]], [[bencana kelaparan]], dan [[penyakit kelamin]].<ref>{{cite book|last=Dower|first=John. SW|year=1986|url=https://books.google.com/books?id=rlBaxUX7QhYC|title=War Without Mercy: Race and Power in the Pacific War|publisher=Pantheon|isbn=0-394-75172-8}}</ref><ref>{{cite journal|last1=Narayanan|first1=Arujunan|date=2002|title=Japanese war crimes and Allied crimes trials in Borneo during World War II|url=http://journalarticle.ukm.my/404/1/1.pdf|journal=JEBAT|volume=29|issue=|pages=10, 11|doi=|archive-url=https://web.archive.org/web/20230404043656/http://journalarticle.ukm.my/404/1/1.pdf|archive-date=4 April 2023|access-date=23 August 2023|url-status=dead}}</ref> Beberapa pemberontakan melawan pendudukan Jepang dilancarkan oleh penduduk setempat, tetapi dapat diredam dengan cepat oleh pasukan Jepang,<ref>{{cite book|last=Friend|first=Theodore|date=2014|url=https://books.google.com/books?id=UQMABAAAQBAJ&dq=kenpeitai+executed&pg=RA1-PA176|title=The Blue-Eyed Enemy: Japan against the West in Java and Luzon, 1942-1945|location=|publisher=Princeton University Press|isbn=978-1400859467|page=175,176}}</ref> misalnya dua pemberontakan [[Kota Cirebon|Tjirebon]] (Cirebon) dan satu pemberontakan [[Sukamanah, Cigalontang, Tasikmalaya|Sukamanah]] yang dapat diredam oleh pasukan Jepang, insiden [[Peristiwa Mandor]] dan rangkaian [[Perang Dayak Desa]],<ref>{{cite book|last=Heidhues|first=Mary F. Somers|year=2003|url=https://books.google.com/books?id=4WK2s2ogHEAC|title=Golddiggers, Farmers, and Traders in the "Chinese Districts" of West Kalimantan, Indonesia|publisher=SEAP Publications|isbn=978-0-87727-733-0|edition=illustrated|volume=34 of Southeast Asia publications series|access-date=10 March 2014|issue=Issue 34 of Studies on Southeast Asia}}</ref><ref>{{cite journal|last=Davidson|first=Jamie S.|date=August 2003|title="Primitive" Politics: The Rise and Fall of the Dayak Unity Party in West Kalimantan, Indonesia"|url=https://ari.nus.edu.sg/wp-content/uploads/2018/10/wps03_009.pdf|journal=Asia Research Institute Working Paper Series (ARI Working Paper)|publisher=Asia Research Institute of the National University of Singapore|access-date=13 July 2021|number=9}}</ref> serta pemberontakan rakyat [[Aceh]] melawan pasukan Jepang dan Sekutu sekaligus.<ref>{{Cite journal|last=Reid|first=Anthony|date=October 1971|title=The Birth of the Republic of Sumatra|url=https://ecommons.cornell.edu/bitstream/handle/1813/53522/INDO_12_0_1107125075_21_46.pdf?sequence=1&isAllowed=y|journal=Indonesia|volume=12|issue=12|pages=21–4|doi=10.2307/3350656|jstor=3350656}}</ref>
 
Sejak tahun 1944, gempuran yang tiada habisnya dari Blok Sekutu makin melemahkan pertahanan pasukan Jepang. Pasukan gabungan [[Belanda]] dan [[Britania Raya]], yang dibantu oleh [[Amerika Serikat]] dan [[Australia]], mulai melancarkan serangkaian operasi militer untuk merebut kembali wilayah koloni mereka dari Jepang di [[Kampanye Nugini Barat|Pulau Papua bagian barat]] sejak tanggal 22 April 1944 dan [[Kampanye Kalimantan (1945)|Pulau Kalimantan]] (terutama di [[Pertempuran Tarakan (1945)|Tarakan]] dan [[Pertempuran Balikpapan (1945)|Balikpapan]]) sejak tanggal 1 Mei 1945.<ref>{{cite book|last=Keogh|first=Eustace|year=1965|title=South West Pacific 1941–45|location=Melbourne, Victoria|publisher=Grayflower Publications|oclc=7185705|authorlink=Eustace Graham Keogh}}</ref><ref>{{cite book|last=Pfennigwerth|first=Ian|year=2009|title=Royal Australian Navy & MacArthur|publisher=Rosenberg Publishing|isbn=978-1-922013-21-7}}</ref> Rangkaian operasi tersebut berakhir ketika [[Menyerahnya Jepang|Jepang menyerah]] dan [[Perang Pasifik]] berakhir.
Di bawah aturan ''[[Cultuurstelsel]]'' (Sistem Tanam Paksa) pada abad ke-19, perkebunan besar dan penanaman paksa dilaksanakan di Jawa, akhirnya menghasilkan keuntungan bagi Belanda yang tidak dapat dihasilkan VOC. Pada masa pemerintahan kolonial yang lebih bebas setelah 1870, sistem tersebut dihapuskan. Setelah 1901 pihak Belanda memperkenalkan [[Politik Etis]], yang mencakup reformasi politik yang terbatas dan investasi yang lebih besar di Hindia Belanda.{{sfn|Ricklefs|2001|p=}}
 
==== PeriodePersiapan pendudukankemerdekaan ====
{{Utama|Proklamasi Kemerdekaan Indonesia}}
{{Kembangkan bagian|referensi dan artikel lebih banyak}}
[[Berkas:Sidang BPUPKI - 1.jpg|jmpl|275x275px|Suasana sidang BPUPK yang kedua pada tanggal 10–17 Juli 1945.|kiri]]
{{utama|Sejarah Nusantara (1942–1945)|Proklamasi Kemerdekaan Indonesia}}
Demi menggalang dukungan dari penduduk lokal, Jepang mulai menjanjikan kemerdekaan kepada tokoh-tokoh pergerakan. Pemerintah militer [[Angkatan Darat ke-16 (Jepang)|AD XVI]] mengumumkan pembentukan [[Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan]] (BPUPK) pada tanggal 1 Maret 1945 dan diresmikan pada tanggal 29 April dengan anggota berjumlah 67 orang dan ketua [[Radjiman Wedyodiningrat]].<ref>{{Cite web|last=Khairally|first=Elmy Tasya|title=Berapa Jumlah Anggota BPUPKI? Ini Jawabannya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7447257/berapa-jumlah-anggota-bpupki-ini-jawabannya|website=detikedu|language=id-ID|access-date=2024-08-28}}</ref> Sidang pertama pada tanggal 28 Mei hingga 1 Juni di Gedung [[Chuo Sangi-In|Tyuuoo Sangi-in]] (sekarang [[Gedung Pancasila]]) mendiskusikan tentang ideologi negara. Pada hari terakhir, [[Soekarno]] berpidato mengenai lima dasar negara merdeka yang dinamakan "[[Pancasila]]".<ref>{{Citation|last=Nasution|first=Adnan Buyung|author-link=Adnan Buyung Nasution|title=''Aspirasi Pemerintahan Konstitutional di Indonesia: Studi Sosio-Legal atas Konstituante 1956-1956'' (''The Aspiration for Constitutional Government in Indonesia: A Socio-Legal Study of the Indonesian Konstituante 1956-1959'')|language=id|publisher=Pustaka Utama Grafiti|location=Jakarta|year=1995|isbn=978-979-444-384-2}}</ref> Oleh karena sidang ini belum memberikan kata [[Musyawarah|mufakat]], [[Panitia Sembilan|Panitia Kecil]] dibentuk untuk merumuskan dasar negara, tetapi dirombak menjadi [[Panitia Sembilan]] pada tanggal 18 Juni,<ref>{{cite journal|last1=Elson|first1=R. E.|date=2009|title=Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945|url=https://ecommons.cornell.edu/bitstream/handle/1813/54483/INDO_88_0_1255982649_105_130.pdf?sequence=1&isAllowed=y|journal=Indonesia|volume=88|issue=88|pages=105–130|access-date=21 December 2018}}</ref> dan akhirnya menghasilkan rumusan yang bernama [[Piagam Jakarta]] pada tanggal 22 Juni.<ref>{{citation|last=Boland|first=B.J.|title=The Struggle of Islam in Modern Indonesia|publisher=Martinus Nijhoff|location=Den Haag|year=1971}}</ref> Sidang kedua pada tanggal 10–17 Juli membahas segala permasalahan mendasar suatu negara, hingga mencapai kata [[Musyawarah|mufakat]] akan bentuk [[negara kesatuan]] [[republik]], wilayah [[Indonesia Raya (politik)|Indonesia Raya]], dan [[Undang-Undang Dasar 1945]] (UUD 1945) sebagai [[Konstitusi|konstitusi negara]].<ref>{{cite book|last=Kusuma|first=A.B|year=2004|title=Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945 : memuat salinan dokumen otentik badan oentoek menyelidiki oesaha2 persiapan kemerdekaan|location=Depok, Indonesia|publisher=Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia|isbn=979-8972-28-7|language=Indonesian|trans-title=The Birth of the 1945 Constitution: including copies of the authentic documents of the Investigating Committee for Preparatory Work for Independence}}</ref> Di [[Sumatra]], BPUPK serupa juga dibentuk oleh pemerintah AD XXV pada tanggal 25 Juli, tetapi tidak pernah sempat mengadakan sidang.{{sfn|Kahin|1952|p=121-122}}
[[Berkas:Indonesia declaration of independence 17 August 1945.jpg|jmpl|Foto Presiden Soekarno dan ketika memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, yang disaksikan oleh hadirin.|250x250px]]
Pada masa [[Perang Dunia II]], sewaktu Belanda sedang diduduki oleh [[Jerman Nazi]], [[Jepang|Kekaisaran Jepang]] berhasil menguasai Indonesia. Setelah mendapatkan Indonesia pada tahun 1942, Jepang melihat bahwa para pejuang Indonesia merupakan rekan perdagangan yang kooperatif dan bersedia mengerahkan prajurit bila diperlukan. [[Soekarno]], [[Hatta|Mohammad Hatta]], [[Mas Mansur, Kiai Haji|KH. Mas Mansur]], dan [[Ki Hajar Dewantara]] diberikan penghargaan oleh [[Hirohito|Kaisar Jepang]] pada tahun 1943.{{fact}}
 
[[Berkas:Indonesia declaration of independence 17 August 1945.jpg|jmpl|Pembacaan deklarasi kemerdekaan oleh [[Soekarno]].|275x275px]]
Pada Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite untuk kemerdekaan Indonesia. Setelah [[Perang Pasifik]] berakhir pada tahun 1945, di bawah tekanan organisasi pemuda, Soekarno-Hatta [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|memproklamasikan]] kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
{{Dengar|filename=Indonesia declaration of independence 1945.ogg|title=Deklarasi kemerdekaan Indonesia|format=[[Ogg]]|type=speech|description=Reka ulang oleh [[Soekarno]] pada tahun 1950 atau 1951.}}
Jepang mengumumkan pembentukan [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (PPKI) pada tanggal 7 Agustus.<ref name="anderson">{{cite book|last=Anderson|first=Benedict|year=1972|url=https://archive.org/details/javaintimeofrevo0000ande|title=Java in a Time of Revolution: Occupation and Resistance, 1944–1946|location=Ithaca, N.Y.|publisher=Cornell University Press|isbn=0-8014-0687-0|author-link=Benedict Anderson|url-access=registration}}</ref> [[Menyerahnya Jepang|Jepang menyerah kepada Blok Sekutu]] pada tanggal 15 Agustus, tetapi berita itu tidak diumumkan secara resmi di [[Hindia Belanda]], meskipun akhirnya diketahui oleh para pemuda [[Menteng 31]] melalui siaran [[BBC Radio]], yang kemudian berpendapat bahwa kemerdekaan harus dideklarasikan sesegera mungkin dan tanpa melibatkan PPKI yang dianggap sebagai "boneka" Jepang.<ref>{{Cite web|last=Novianti|first=Devi|title=Radio yang menyiarkan kekalahan Jepang pada sekutu hingga sampai di Indonesia, ternyata.. - Bicara Berita|url=https://www.bicaraberita.com/nasional/pr-424038177/radio-yang-menyiarkan-kekalahan-jepang-pada-sekutu-hingga-sampai-di-indonesia-ternyata|website=Radio yang menyiarkan kekalahan Jepang pada sekutu hingga sampai di Indonesia, ternyata.. - Bicara Berita|language=id|access-date=2024-08-29}}</ref> Pada tanggal 16 Agustus dini hari, Soekarno dan Hatta yang tidak setuju akan pendapat itu [[Peristiwa Rengasdengklok|diculik dan dibawa]] ke [[Rengasdengklok, Karawang|Rengasdengklok]].<ref name="BBC Rengasdengklok">{{Cite web|date=16 Agustus 2015|year=2015|editor-last=Lestari|editor-first=Sri|title=Singgah ke rumah 'penculikan' Sukarno-Hatta di Rengasdengklok|url=http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/08/150812_majalah_rengasdengklok|website=bbc.com|access-date=1 december 2016}}Singgah ke rumah 'penculikan' Sukarno-Hatta di Rengasdengklok</ref> Setelah perundingan yang alot, Soekarno dan Hatta yang akhirnya setuju lalu kembali ke Jakarta, kemudian berkumpul bersama beberapa tokoh lain pada besok dini hari di kediaman [[Tadashi Maeda]] (sekarang [[Museum Perumusan Naskah Proklamasi]]) untuk merumuskan deklarasi kemerdekaan. Naskah deklarasi ditik oleh [[Sayuti Melik|Sajuti Melik]] sesuai rancangan yang telah disepakati, serta ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta.<ref>{{cite news|last=Pamungkas|first=M. Fazil|date=2019-08-17|title=Lima Hal Menarik Seputar Malam Perumusan Naskah Proklamasi|url=https://historia.id/politik/articles/lima-hal-menarik-seputar-malam-perumusan-naskah-proklamasi-P1Rx2/page/1|work=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id|access-date=2024-07-04}}</ref> [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] dilaksanakan di kediaman Soekarno (sekarang menjadi [[Tugu Proklamasi|Taman Proklamasi]]) pada tanggal 17 Agustus 2605 [[tahun Jepang]], sekitar pukul 10.00 [[Waktu Standar Jepang|waktu Jepang]].<ref group="lower-alpha">Format waktu tersebut digunakan pada masa [[Pendudukan Jepang di Hindia-Belanda|pendudukan Jepang]]. Waktu ini setara dengan tanggal 17 Agustus 1945 [[Masehi]], sekitar pukul 8.00 waktu [[UTC+07:00|UTC+7:00]] (patokan [[Waktu Indonesia Barat]] yang digunakan saat ini).</ref><ref>{{Cite book|last=Anderson|first=Benedict|year=1961|url=https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=coo.31924006545622&view=1up&seq=3|title=Some Aspects of Indonesian Politics under the Japanese occupation, 1944–1945|location=Ithaca, N.Y.|publisher=Cornell University|isbn=|series=Cornell University. Dept. of Far Eastern Studies. Modern Indonesia Project. Interim reports series|pages=|author-link=Benedict Anderson}}</ref> Setelah pidato proklamasi Soekarno, upacara pengibaran [[Sang Merah Putih]] pertama (kelak menjadi [[Bendera Pusaka]]) dilaksanakan di halaman rumah dan diiringi nyanyian [[Indonesia Raya]] oleh hadirin.<ref>{{Cite web|last=Wulandari|first=Trisna|title=Peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 Kemerdekaan RI|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6865523/peristiwa-proklamasi-17-agustus-1945-kemerdekaan-ri|website=detikedu|language=id-ID|access-date=2024-08-29}}</ref>
 
=== Periode republik ===
{{Kembangkan bagian|referensi lebih banyak}}
{{utama|Sejarah Indonesia (1945–1949)|Revolusi Nasional Indonesia|Republik Indonesia Serikat|Sejarah Indonesia (1950–1959)|Sejarah Indonesia (1959–1965)|Sejarah Indonesia (1965–1966)|Orde Baru|Sejarah Indonesia (1998–sekarang)}}{{Dengar|filename=Indonesia declaration of independence 1945.ogg|title=Deklarasi kemerdekaan Indonesia 1945|format=[[Ogg]]|type=speech|description=Suara Presiden Soekarno yang sedang membacakan teks proklamasi. Rekaman ini dibuat sekitar tahun 1950 atau 1951.}}[[Berkas:Presiden Sukarno.jpg|jmpl|[[Soekarno]], presiden pertama Indonesia.|251x251px]]
Setelah kemerdekaan, tiga pendiri bangsa yakni [[Soekarno]], [[Mohammad Hatta]], dan [[Sutan Sjahrir]] masing-masing menjabat sebagai presiden, wakil presiden, dan [[perdana menteri]]. Dalam usaha untuk menguasai kembali Indonesia, Belanda mengirimkan pasukan mereka.
 
==== Revolusi nasional ====
Usaha-usaha berdarah untuk meredam pergerakan kemerdekaan ini kemudian dikenal oleh orang Belanda sebagai 'aksi kepolisian' (politionele actie), atau dikenal oleh orang Indonesia sebagai [[Agresi Militer Belanda|Agresi Militer]].<ref>{{cite book
{{utama|Sejarah Indonesia (1945–1949)|Revolusi Nasional Indonesia}}
|last = ZWEERS
[[Berkas:PPKI.jpg|kiri|jmpl|275x275px|Suasana sidang pertama [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] pada tanggal 18 Agustus 1945.]]
|first = L.
Sehari setelah proklamasi, [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|PPKI]] mengadakan sidang pertama di gedung bekas [[Dewan Hindia]] (sekarang [[Gedung BP7]]) dan memutuskan pengesahan UUD 1945 serta pengangkatan [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta|Hatta]] sebagai pasangan [[Presiden Indonesia|Presiden]] dan [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]].<ref>{{Cite web|title=3 Hasil Sidang Pertama PPKI pada 18 Agustus 1945|url=https://kumparan.com/berita-terkini/3-hasil-sidang-pertama-ppki-pada-18-agustus-1945-22712U9yv4C|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2024-08-30}}</ref> Sidang kedua keesokan harinya menghasilkan pembentukan [[Provinsi di Indonesia#Era revolusi nasional|provinsi]] dan pengangkatan [[menteri]].<ref>{{Cite web|title=3 Hasil Sidang Kedua PPKI 19 Agustus 1945|url=https://kumparan.com/berita-terkini/3-hasil-sidang-kedua-ppki-19-agustus-1945-1znOaZOnc3r|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2024-08-30}}</ref> Pada tanggal 22 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang terakhir dan memutuskan pembentukan [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (KNIP), [[Partai Nasional Indonesia]] (PNI) dan [[Badan Keamanan Rakyat]] (BKR).<ref>{{Cite web|last=Fandy|title=Hasil Sidang PPKI Pertama, Kedua dan Ketiga - Gramedia Literasi|url=https://www.gramedia.com/literasi/hasil-sidang-ppki-2/|language=id-ID|access-date=2024-08-30}}</ref> PPKI dibubarkan pada tanggal 29 Agustus.{{sfn|Kahin|1961|p=139}}
|authorlink =
 
|coauthors =
Selama sebulan, berita mengenai deklarasi kemerdekaan Indonesia tersebar luas hingga ke luar [[Jawa|Pulau Jawa]], sehingga banyak penduduk "pro Republik" yang mulai menyerang orang-orang asing dan orang-orang "pro Belanda" demi merebut segala aset mereka.<ref>{{Cite book|last=Reid|first=Anthony|year=1974|title=The Indonesian National Revolution 1945–1950|location=Melbourne|publisher=Longman|isbn=0-582-71046-4}}</ref> Pada bulan September 1945, militer [[Britania Raya]] datang terlebih dahulu ke Indonesia, terutama ke [[Jawa]], untuk mengamankan wilayah dengan dibantu oleh beberapa pasukan [[Jepang]]. Perang antara militer Britania melawan pasukan pro Republik pun pecah di berbagai tempat, seperti dalam peristiwa [[Penyerbuan Kotabaru Yogyakarta|Penyerbuan Kotabaru]], [[Pertempuran Bojong Kokosan|Pertempuran Bojongkokosan]], [[Pertempuran Lima Hari|Pertempuran Lima Hari di Semarang]], dan [[Palagan Ambarawa]].{{sfn|Ricklefs|1991|p=216}} Sementara itu, militer [[Belanda]] di bawah [[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda]] (NICA) secara bertahap masuk untuk menempati kembali pos-pos Belanda di Indonesia. Pada tanggal 10 November (sekarang menjadi [[Hari Pahlawan (Indonesia)|Hari Pahlawan]]), tentara Britania Raya memulai [[Pertempuran Surabaya]] yang berlangsung selama bebeberapa hari dan menyebabkan belasan ribu korban jiwa berjatuhan.{{sfn|Vickers|2005|p=98}} Pertempuran tersebut menyadarkan pihak Britania Raya dan Belanda bahwa pemerintahan Republik didukung secara luas oleh rakyat setempat.{{sfn|Ricklefs|1991|p=217}} Britania Raya mulai mengambil sikap netral setelahnya, tetapi NICA dan para pendukung Belanda tetap melancarkan serangan terhadap pasukan pro republik pada akhir tahun 1945, seperti pada [[Pertempuran Medan Area]], [[Peristiwa 19 November|Peristiwa 19 November di Kolaka]], [[Perang Cumbok|Perang Cumbok di Pidie]], [[Perang Dayak Desa]], dan [[Pertempuran Kumai]].
|title = Agressi II: Operatie Kraai. De vergeten beelden van de tweede politionele actie
[[Berkas:LinggadjatiPlan.jpg|jmpl|300x300px|Pembagian wilayah yang disepakati dalam [[Perundingan Linggarjati|Perjanjian Linggarjati]].]]
|publisher = SDU uitgevers
Akibat situasi [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] yang semakin tidak kondusif, Soekarno dan Hatta beserta beberapa [[Kementerian Indonesia|menteri]] dan staf, dengan keluarga masing-masing, pindah ke [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] pada tanggal 3–4 Januari 1946 untuk mendirikan [[ibu kota]] di sana,{{sfn|Friend|2003|p=420}} tetapi [[Sutan Sjahrir]] ([[Daftar Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri]] pada saat itu) dan beberapa petinggi tetap tinggal di Jakarta untuk mengadakan negosiasi dengan pihak Belanda.<ref>{{Cite web|title=War for Independence: 1945 to 1950|url=http://www.gimonca.com/sejarah/sejarah08.shtml|website=www.gimonca.com|access-date=2024-09-23}}</ref> Sepanjang tahun 1946, para pendukung Republik tetap melakukan berbagai penyerangan dan pertahanan melawan militer Belanda dan pasukan pendukungnya, terutama di luar [[Jawa|Pulau Jawa]] yang memiliki sentimen dukungan yang lebih rendah, seperti dalam peristiwa [[Pertempuran Lengkong]], [[Bandung Lautan Api]], [[Revolusi Sosial Sumatera Timur|Revolusi Sosial di Sumatera Timur]], dan [[Pertempuran Selat Bali]].{{sfn|Kahin|1952|pp=355, 357}} Pada tanggal 15 November 1946 di kediaman [[Keluarga Kwee dari Ciledug|keluarga Kwee]] (sekarang [[Gedung Perundingan Linggarjati]]), pihak Republik (dipimpin oleh [[Sutan Sjahrir|Sjahrir]]) dan pihak Belanda (dipimpin oleh [[Willem Schermerhorn]]) menyepakati [[Perundingan Linggarjati|Perjanjian Linggarjati]] yang mengakui kekuasaan ''de facto'' [[Republik Indonesia (1949–1950)|Republik Indonesia]] atas [[Sumatra]], [[Jawa]], dan [[Pulau Madura|Madura]] sebagai [[negara konstituen]] di dalam [[federasi|negara federasi]] yang akan dibentuk, yang kemudian [[Ratifikasi|diratifikasi]] oleh Belanda pada tanggal 19 Desember dan oleh Indonesia pada tanggal 25 Maret 1947.{{sfn|Ricklefs|2008|p=361}}<ref>{{Cite web|last=Rosa|first=Nikita|title=Perjanjian Linggarjati: Kronologi, Tokoh, Isi, dan Dampaknya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6606235/perjanjian-linggarjati-kronologi-tokoh-isi-dan-dampaknya|website=detikedu|language=id-ID|access-date=2024-09-23}}</ref> Ketidakpuasan yang muncul akibat perjanjian ini menyebabkan beberapa insiden pun terjadi, seperti dalam peristiwa [[Puputan Margarana]], [[Kampanye Sulawesi Selatan|Pembantaian Westerling di Sulawesi Selatan]], [[Peristiwa Tiga Maret|Peristiwa Tiga Maret di Sumatera Barat]], [[Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang]], [[Pertempuran Laut Cirebon]], dan [[Pertempuran Laut Sibolga]].
|date = 1995
 
|location = [[Den Haag]]
[[Berkas:Van Mook.png|kiri|jmpl|325x325px|Peta kekuasaan Republik Indonesia (merah) dan Belanda (krem) di Pulau Jawa menurut Perjanjian Renville. ]]
|pages =
Pada tanggal 21 Juli hingga 5 Agustus 1947, Belanda melanggar Perjanjian Linggarjati dengan melancarkan ''Operatie Product'' (Operasi Produk) atau [[Agresi Militer Belanda I]] demi merebut area-area produktif yang dikuasai oleh Republik, tetapi berdalih sedang melakukan ''politionele actie'' ("[[Aksi Polisionil|aksi polisionil]]") demi memulihkan keamanan dan ketertiban yang kacau, seperti pada [[Tragedi Mergosono]].{{Sfn|Ricklefs|1991|p=225}} Belanda nyatanya berhasil merebut sebagian besar daerah tersebut, tetapi operasi tersebut mendapat kecaman dari [[Dunia|dunia internasional]].<ref>{{Cite web|last=Raditya|first=Iswara N.|date=2018-07-21|title=Agresi Militer I: Saat Belanda Mengingkari Perjanjian Linggarjati|url=https://tirto.id/agresi-militer-i-saat-belanda-mengingkari-perjanjian-linggarjati-cs8T|website=tirto.id|language=id|access-date=2024-09-23}}</ref> [[Resolusi 27 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa|Resolusi 27]] [[Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (DK PBB) yang [[s:Resolusi_Dewan_Keamanan_PBB_27|menyerukan gencatan senjata bagi pihak Belanda dan pihak Indonesia]] menyebabkan Belanda terpaksa menyanggupinya.<ref>{{Cite web|last=Sitoresmi|first=Ayu Rifka|date=2023-08-23|title=Tugas Pokok Komisi Tiga Negara Adalah Menyelesaikan Konflik Indonesia dan Belanda|url=https://www.liputan6.com/hot/read/5377860/tugas-pokok-komisi-tiga-negara-adalah-menyelesaikan-konflik-indonesia-dan-belanda|website=liputan6.com|language=id|access-date=2024-09-24}}</ref> Mulai pada tanggal 8 Desember di geladak kapal [[USS Renville|USS ''Renville'']], pihak Indonesia (dipimpin oleh [[Amir Sjarifoeddin]]) dan pihak Belanda (dipimpin oleh [[Abdulkadir Widjojoatmodjo]]) melakukan perundingan ulang. Meskipun beberapa insiden terjadi selama perundingan (seperti pada [[Pembantaian Rawagede]]), kedua pihak berhasil menyepakati dan meratifikasi [[Perjanjian Renville]] pada tanggal 17 Januari 1948, yang berisi pengakuan atas garis demarkasi yang dijuluki ''Status Quo Lijn'' (Garis ''Status Quo'') atau "[[Garis Van Mook|Garis van Mook]]", yang membagi sepertiga wilayah [[Jawa]] dan sebagian besar [[Sumatra]] yang dikuasai oleh Republik Indonesia dengan wilayah lain yang dikuasai oleh Belanda.{{Sfn|Kahin|1952|p=226–228}}<ref>{{Cite web|title=Mengenal Batas Van Mook|url=https://kumparan.com/taufiq-sudjana/mengenal-batas-van-mook-1uztt1IE4pJ|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2024-09-24}}</ref>
|url =
 
|doi =
[[Berkas:Lukisan Sudirman Ditandu.jpg|jmpl|275x275px|Lukisan [[Soedirman]] yang sedang ditandu sembari memimpin pasukan gerilya. Dilukis oleh Hardjanto.]]
|id =
Para tokoh [[Oposisi (politik)|oposisi]] [[Front Demokrasi Rakyat]] (FDR) mulai melakukan [[Peristiwa Madiun|pemberontakan di Madiun]] pada tanggal 18 September 1948 dan sebagian besar dari mereka berhasil ditangkap dan dieksekusi dalam waktu tiga bulan oleh [[Tentara Nasional Indonesia]] (TNI).<ref>{{cite journal|last=Sugiyama|first=Akiko|year=2011|title=Remembering and forgetting Indonesia's Madiun Affair: personal narratives, political transitions, and historiography, 1948–2008|url=http://cip.cornell.edu/seap.indo/1319755160|journal=Indonesia|volume=92|pages=19–42|ref=harv}}</ref> Namun, kejadian tersebut menjadi peluang bagi Belanda untuk melancarkan ''Operatie Kraai'' (Operasi Gagak) atau [[Agresi Militer Belanda II]] pada tanggal 19 Desember demi membubarkan Republik.{{Sfn|Ricklefs|1993|p=223}} Dalam waktu singkat, pasukan Belanda berhasil menguasai [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] serta membuang Soekarno, Hatta, dan beberapa petinggi lain ke [[Pulau Bangka|Bangka]], sementara pasukan TNI yang tersisa melancarkan pertempuran [[gerilya]] di bawah komando [[Soedirman]] selama beberapa bulan. [[Syafruddin Prawiranegara]] yang mendengar berita tersebut ketika di [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]] segera membentuk [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] (PDRI),{{sfn|Kahin|Kahin|2003|p=94}} sementara dunia internasional sekali lagi mengecam tindakan Belanda, hingga DK PBB mengeluarkan [[Resolusi 63 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa|Resolusi 63]] yang menyerukan penghentian pertikaian dan menuntut pembebasan [[tawanan perang]].<ref>{{Cite thesis|title=The United Nations and national independence: the Indonesian question: A peaceful settlement; the Algerian problem: A case study in evolution study in evolution|date=1961|publisher=Graduate Student Theses, Dissertations, & Professional Papers|last=Agha|first=Issam Abdul|degree=Thesis|url=https://scholarworks.umt.edu/etd/8652}}</ref> Demi menampik tuduhan bahwa Indonesia telah bubar, pasukan TNI melancarkan [[Serangan Umum 1 Maret 1949|serangan umum terhadap pasukan Belanda]] di Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949 dan nyatanya berhasil menguasai kota tersebut selama enam jam.<ref>{{Cite web|title=Serangan Umum 1 Maret 1949 - Ensiklopedia|url=https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Serangan_Umum_1_Maret_1949|website=esi.kemdikbud.go.id|access-date=2024-09-24}}</ref> Pada tanggal 7 Mei, pihak Indonesia (dipimpin oleh [[Mohamad Roem]]) dan pihak Belanda (dipimpin oleh [[Jan Herman van Roijen]]) menyepakati [[Perjanjian Roem-Roijen|Perjanjian Roem–van Roijen]], yang pada intinya menyetujui pengembalian [[Status quo|''status quo'']] sebelum Agresi II dan kesediaan Indonesia untuk ikut dalam konferensi pembentukan [[federasi]].<ref>{{Cite web|last=Isnanto|first=Bayu Ardi|title=Sejarah Perjanjian Roem-Royen: Latar Belakang, Isi, dan Tokohnya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7164441/sejarah-perjanjian-roem-royen-latar-belakang-isi-dan-tokohnya|website=detikedu|language=id-ID|access-date=2024-09-24}}</ref> Pasukan TNI kembali melakukan [[Serangan Umum Surakarta|serangan umum terhadap tentara Belanda]] di [[Kota Surakarta|Surakarta]] pada tanggal 7 Agustus dan berhasil menduduki kota tersebut hingga tanggal 10 Agustus.<ref name="pertempuran">{{cite journal|authors=Sri Bulan Rahmawati, Abdul Muntholib, Romadi|year=2016|title=Pertempuran Empat Hari di Kota Surakarta Tahun 1949|url=https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jih/article/view/19726|journal=Journal of Indonesian History|volume=5|page=66-67|issn=2252-6633|number=1}}</ref>
}}</ref> Belanda akhirnya menerima hak Indonesia untuk merdeka pada 27 Desember 1949 sebagai negara [[Republik federal|federal]] yang disebut [[Republik Indonesia Serikat]] setelah mendapat tekanan yang kuat dari kalangan internasional, terutama [[Amerika Serikat]]. Mosi Integral [[Mohammad Natsir|Natsir]] pada tanggal 17 Agustus 1950, menyerukan kembalinya negara kesatuan Republik Indonesia dan membubarkan Republik Indonesia Serikat. Soekarno kembali menjadi presiden dengan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden dan Mohammad Natsir sebagai perdana menteri.
 
[[Berkas:Ronde Tafel Conferentie , slotzitting in Ridderzaal, duplikaat overzicht, Bestanddeelnr 903-6872.jpg|kiri|jmpl|275x275px|Sesi terakhir [[Konferensi Meja Bundar]] (KMB) di [[Ridderzaal]], [[Den Haag]] pada tanggal 2 November 1949.]]
Para petinggi yang telah dilepaskan dari pengasingan tiba di Yogyakarta pada tanggal 6 Juli, kemudian menyetujui Perjanjian Roem–van Roijen dan sekaligus mengambil kembali mandat pemerintahan dari PDRI pada tanggal 13 Juli. [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]] yang sejak awal menolak Republik Indonesia akhirnya mendirikan [[Negara Islam Indonesia]] (NII) dan membentuk [[milisi]] [[Darul Islam]] (DI) pada tanggal 7 Agustus.<ref name="DI">{{cite web|author=Andrea HP|title=The History of Darul Islam (DI) and Kartosuwiryo|url=https://www.academia.edu/8303411|work=academia.edu|accessdate=16 May 2015}}</ref> Pada tanggal 23 Agustus, pihak Belanda, pihak Republik, dan utusan [[Majelis Permusyawaratan Federal]] (BFO, beranggotakan [[Negara boneka|negara-negara boneka]] bentukan Belanda) memulai [[Konferensi Meja Bundar]] (KMB) di [[Den Haag]], [[Belanda]]. Pada tanggal 2 November, semua pihak menandatangani [[Konferensi Meja Bundar|Perjanjian Meja Bundar]], yang menyetujui pembentukan [[negara]] [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) dan [[Konstitusi Republik Indonesia Serikat|konstitusinya]] serta menjanjikan penyerahan kedaulatan tanpa syarat dari Belanda kepada RIS.{{sfn|Agung|1973|p=70}} Perjanjian tersebut diratifikasi oleh [[Komite Nasional Indonesia Pusat|KNIP]] pada tanggal 14 Desember dan [[Dewan Negara Belanda]] pada tanggal 21 Desember.{{sfn|Kahin|1961|p=443-444}} Akhirnya pada tanggal 27 Desember, [[Juliana dari Belanda|Juliana]] ([[Daftar penguasa Belanda|Ratu Belanda]]) dari pihak Belanda bersama Mohammad Hatta dari pihak Indonesia menandatangani Akta Penyerahan Kedaulatan (''Akte van Soevereiniteitsoverdracht'') di [[Istana Raja Amsterdam|Istana Kerajaan Amsterdam]], [[Belanda]].<ref>{{Cite web|title=Soevereiniteitsoverdracht aan Indonesië in 1949|url=https://www.parlement.com/id/vhm0l02igvut/soevereiniteitsoverdracht_aan_indonesie|website=www.parlement.com|language=nl|access-date=2024-09-25}}</ref> Upacara serupa diadakan pada hari yang sama di Istana Rijswijk (sekarang [[Istana Negara]]), dengan [[Antonius Hermanus Johannes Lovink|Antonius Lovink]] ([[Daftar Gubernur-Jenderal Hindia Belanda|Komisaris Tinggi Hindia Belanda]]) dari pihak Belanda dan [[Hamengkubuwana IX]] dari pihak Indonesia.<ref>{{Cite web|last=Basmatulhana|first=Hanindita|title=Pengakuan Belanda atas Kedaulatan Indonesia di Forum KMB|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6235991/pengakuan-belanda-atas-kedaulatan-indonesia-di-forum-kmb#:~:text=Belanda%20Mengakui%20Kedaulatan%20Indonesia&text=Penyerahan%20dilakukan%20oleh%20Ratu%20Belanda,kepada%20Sri%20Sultan%20Hamengkubuwono%20IX.|website=detikedu|language=id-ID|access-date=2024-09-25}}</ref>
 
==== Demokrasi federal ====
{{utama|Republik Indonesia Serikat}}
[[Berkas:Map of the United States of Indonesia-id.svg|jmpl|400x400px|Pembagian administratif di [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS).]]
Sebagai akibat dari [[Konferensi Meja Bundar|Perjanjian Meja Bundar]], [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) terbentuk secara resmi pada tanggal 27 Desember 1949, dengan [[Republik Indonesia (1949–1950)|Republik Indonesia]] (RI) sebagai salah satu [[Republik Indonesia Serikat#Negara bagian|negara bagian RIS]]. Namun akibat anggapan bahwa konsep [[Federasi|negara federal]] merupakan bentuk lain dari [[kolonialisme]] dan kurang mumpuni dalam menyatukan rakyat Indonesia yang sangat majemuk, negara RIS tidak dapat bertahan lama.{{sfn|Kahin|1970|p=450}} Pada tanggal 22–23 Januari 1950, [[Angkatan Perang Ratu Adil]] (APRA) yang dipimpin oleh [[Raymond Westerling]] (yang juga berperan dalam [[Kampanye Sulawesi Selatan|Pembantaian Westerling]]) menyerang pasukan [[Tentara Nasional Indonesia]] (TNI) di [[Kota Bandung|Bandung]] dan [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] demi [[Kudeta APRA|menggulingkan Pemerintahan RIS]], meskipun akhirnya gagal.<ref>{{cite book|last=Westerling|first=Raymond Paul Pierre|year=1952|title=Mes aventures en Indonesie|language=fr|url-status=live}}</ref> [[Negara Islam Indonesia|Darul Islam]] (DI) juga bekerja sama dengan APRA dalam pemberontakan itu.<ref name="DI" /> Pada bulan Maret–April 1950, hampir seluruh entitas konstituen dalam RIS membubarkan diri secara sukarela, hingga tersisa RI, [[Negara Sumatera Timur|Sumatera Timur]], dan [[Negara Indonesia Timur|Indonesia Timur]].{{sfn|Simanjuntak|2003|pp=99–100}} Pada tanggal 19 Mei, Pemerintah RIS mengumumkan piagam persetujuan yang berisi kesepakatan bersama ketiga negara bagian untuk "membentuk negara kesatuan sebagai penjelmaan dari negara Republik Indonesia yang berdasarkan pada Proklamasi 17 Agustus 1945".{{sfn|Agung|1995|p=786}}<ref>{{Cite news|last=Arum Sutrisni|first=Putri|date=2020-03-12|title=Kembali ke Negara Kesatuan|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/12/173000869/kembali-ke-negara-kesatuan|work=Kompas.com|access-date=2024-09-26}}</ref> Setelah dilakukan sejumlah persiapan, [[Soekarno]] secara resmi membubarkan RIS dan melanjutkan entitas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).{{sfn|Ricklefs|2008|pp=373–374}}
 
==== Demokrasi liberal ====
{{utama|Sejarah Indonesia (1950–1959)}}
[[Berkas:Presiden Sukarno.jpg|jmpl|[[Soekarno]], presiden pertama Indonesia.|251x251px]][[Berkas:Soevereiniteitsoverdracht Indonesie-2000px Foto Jan Zweerts.jpg|thumb|Piagam Penyerahan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda]]
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pemerintahan Soekarno mulai mengikuti sekaligus merintis [[Gerakan Non-Blok|gerakan non-blok]] pada awalnya, kemudian menjadi lebih dekat dengan blok [[sosialisme|sosialis]], misalnya [[Tiongkok|Republik Rakyat Tiongkok]] dan [[Yugoslavia]].
 
==== Demokrasi terpimpin ====
{{utama|Sejarah Indonesia (1950–1959)}}
Tahun 1960-an menjadi saksi terjadinya konfrontasi militer terhadap negara tetangga, [[Malaysia]] ("''[[Konfrontasi Indonesia–Malaysia|Konfrontasi]]''"),<ref>van der Bijl, Nick. ''Confrontation, The War with Indonesia 1962–1966'', (London, 2007) ISBN 978-1-84415-595-8</ref> dan ketidakpuasan terhadap kesulitan ekonomi yang semakin besar. Selanjutnya pada tahun 1965 meletus peristiwa [[G30S]] yang menyebabkan kematian 6 orang [[jenderal]] dan sejumlah [[perwira]] menengah lainnya. Muncul kekuatan baru yang menyebut dirinya [[Orde Baru]] yang segera menuduh [[Partai Komunis Indonesia]] sebagai otak di belakang kejadian ini dan bermaksud menggulingkan pemerintahan yang sah serta mengganti ideologi nasional menjadi berdasarkan paham [[sosialisme|sosialis]]-[[komunisme|komunis]]. Tuduhan ini sekaligus dijadikan alasan untuk menggantikan pemerintahan lama di bawah Presiden Soekarno.
 
==== Transisi ====
{{Utama|Sejarah Indonesia (1965–1966)}}
 
==== Orde baru ====
[[Berkas:Soevereiniteitsoverdracht Indonesie-2000px Foto Jan Zweerts.jpg|thumb|Piagam Penyerahan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda]]
{{utama|Orde Baru}}
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pemerintahan Soekarno mulai mengikuti sekaligus merintis [[gerakan non-blok]] pada awalnya, kemudian menjadi lebih dekat dengan blok [[sosialisme|sosialis]], misalnya [[Tiongkok|Republik Rakyat Tiongkok]] dan [[Yugoslavia]]. Tahun 1960-an menjadi saksi terjadinya konfrontasi militer terhadap negara tetangga, [[Malaysia]] ("''[[Konfrontasi Indonesia–Malaysia|Konfrontasi]]''"),<ref>van der Bijl, Nick. ''Confrontation, The War with Indonesia 1962–1966'', (London, 2007) ISBN 978-1-84415-595-8</ref> dan ketidakpuasan terhadap kesulitan ekonomi yang semakin besar. Selanjutnya pada tahun 1965 meletus kejadian [[G30S]] yang menyebabkan kematian 6 orang [[jenderal]] dan sejumlah [[perwira]] menengah lainnya. Muncul kekuatan baru yang menyebut dirinya [[Orde Baru]] yang segera menuduh [[Partai Komunis Indonesia]] sebagai otak di belakang kejadian ini dan bermaksud menggulingkan pemerintahan yang sah serta mengganti ideologi nasional menjadi berdasarkan paham [[sosialisme|sosialis]]-[[komunisme|komunis]]. Tuduhan ini sekaligus dijadikan alasan untuk menggantikan pemerintahan lama di bawah Presiden [[Soekarno]].
[[Berkas:President Suharto, 1993.jpg|jmpl|Potret resmi [[Soeharto]], [[Presiden Indonesia]] ke-2, pada tahun 1993.|kiri|224x224px]]
Jenderal [[Soeharto]] menjadi Pejabat Presiden pada tahun 1967 dengan alasan untuk mengamankan negara dari ancaman [[komunisme]]. Sementara itu kondisi fisik Soekarno sendiri semakin melemah. Setelah Soeharto berkuasa, ratusan ribu warga Indonesia yang dicurigai terlibat pihak komunis dibunuh, sementara masih banyak lagi warga Indonesia yang sedang berada di luar negeri, tidak berani kembali ke tanah air, dan akhirnya dicabut [[kewarganegaraan]]nya. Tiga puluh dua tahun masa kekuasaan Soeharto dinamakan [[Orde Baru]], sementara masa pemerintahan Soekarno disebut [[Orde Lama]].
 
Soeharto menerapkan ekonomi [[neoliberalisme|neoliberal]] dan berhasil mendatangkan [[investasi]] luar negeri yang besar untuk masuk ke Indonesia dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar, meski tidak merata. Pada awal [[rezim]] Orde Baru kebijakan ekonomi Indonesia disusun oleh sekelompok ekonom lulusan Departemen Ekonomi [[Universitas California, Berkeley]], yang dipanggil "[[Mafia Berkeley]]".<ref>Wibowo, Sigit, Sjarifuddin. ''[http://www.sinarharapan.co.id/berita/0606/05/sh02.html Ekonomi Indonesia Gagal karena Mafia Berkeley] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080616191928/http://www.sinarharapan.co.id/berita/0606/05/sh02.html |date=2008-06-16Ekonomi Indonesia Gagal }}karena Mafia Berkeley]'', Harian Umum Sore Sinar Harapan. Copyright © Sinar Harapan 2003. Diakses: Selasa, 6 Agustus 2008.</ref> Namun, Soeharto menambah kekayaannya dan keluarganya melalui praktik [[korupsi]], [[kolusi]], dan [[nepotisme]] yang meluas dan dia akhirnya dipaksa turun dari jabatannya setelah aksi [[demonstrasi]] besar-besaran dan kondisi ekonomi negara yang memburuk pada tahun 1998.
 
==== Reformasi ====
Masa Peralihan ''Orde Reformasi'' atau [[Sejarah Indonesia (1998–sekarang)|Era Reformasi]] berlangsung dari tahun 1998 hingga 2001, ketika terdapat tiga masa [[Daftar presiden Indonesia|presiden]]: [[B. J. Habibie|Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie]], [[Abdurrahman Wahid]] dan [[Megawati Soekarnoputri|Megawati Sukarnoputri]]. Pada tahun 2004, diselenggarakan [[pemilu 2004|Pemilihan]] Umum satu hari terbesar di dunia<ref>{{cite press release
{{utama|Sejarah Indonesia (1998–sekarang)}}
Masa Peralihan ''Orde Reformasi'' atau [[Sejarah Indonesia (1998–sekarang)|Era Reformasi]] berlangsung dari tahun 1998 hingga 2001, ketika terdapat tiga masa [[Daftar presiden Indonesia|presiden]]: [[B. J. Habibie|Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie]], [[Abdurrahman Wahid]] dan [[Megawati Soekarnoputri]]. Pada tahun 2004, diselenggarakan [[Pemilihan umum Indonesia 2004|Pemilihan]] Umum satu hari terbesar di dunia<ref>{{cite press release
|publisher = Laporan dari [[:en:Carter Center|Carter Center]]
|pages = 30
Baris 306 ⟶ 238:
|accessdate = [[29 Juli]] [[2008]]
| = http://www.cartercenter.org/documents/2161.pdf
}} {{WebarchiveCite web |url=http://www.cartercenter.org/documents/2161.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2008-07-29 |archive-date=2007-06-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070614025148/http://www.cartercenter.org/documents/2161.pdf |date=2007dead-06-14url=unfit }}</ref> yang dimenangkan oleh [[Susilo Bambang Yudhoyono]], sebagai presiden terpilih secara langsung oleh rakyat, yang menjabat selama dua periode. Pada tahun 2014, [[Joko Widodo]], yang lebih akrab disapa Jokowi, terpilih sebagai presiden ke-7.
 
Indonesia kini sedang mengalami masalah-masalah ekonomi, politik dan [[konflik|pertikaian]] bernuansa agama di dalam negeri, dan beberapa daerah berusaha untuk melepaskan diri dari naungan NKRI, terutama [[Papua]].{{fact}} [[Timor Timur]] secara resmi memisahkan diri pada tahun 1999 setelah 24 tahun bersatu dengan Indonesia dan 3 tahun di bawah administrasi [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]] menjadi negara [[Timor Leste]].
Baris 317 ⟶ 249:
 
[[Berkas:Gunung Palung Jungle.jpg|jmpl|Hutan hujan di [[Taman Nasional Gunung Palung]], [[Kalimantan Barat]].|250x250px]]
Indonesia merupakan [[negara kepulauan]] terbesar di dunia yang berada di [[Asia Tenggara]],<ref>{{Cite book|last=Morgan|first=Sally|date=2007|url=https://www.google.co.id/books/edition/Indonesia/EReyAAAACAAJ|title=Indonesia|location=London|publisher=Wayland|isbn=978-0-7502-4747-4|oclc=123798216|url-status=live}}</ref> dan terletak di antara benua [[Asia]] dan benua [[Australia]]/[[Oseania]], serta di antara [[Samudra Hindia]] dan [[Samudra Pasifik]]. Negara ini memiliki 17.504 pulau yang menyebar di sekitar [[khatulistiwa]]; sebanyak 16.056 [[pulau]] telah dibakukan namanya,<ref>{{Cite web|last=|first=|date=19 Agustus 2017|title=PBB Verifikasi 16.056 Nama Pulau Indonesia|url=https://maritim.go.id/pbb-verifikasi-16-056-nama-pulau-indonesia/|website=Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi|language=|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810110125/https://maritim.go.id/pbb-verifikasi-16-056-nama-pulau-indonesia/|archive-date=10 Agustus 2021|access-date=10 Agustus 2021}}</ref> dan sekitar 6.000 pulau tidak berpenghuni.<ref name="Indonesia Regions">{{cite press release|publisher=International Monetary Fund|url=http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2006/01/data/dbcoutm.cfm?SD=2005&ED=2005&R1=1&R2=1&CS=3&SS=2&OS=C&DD=0&OUT=1&C=536&S=PPPWGT-PPPPC&RequestTimeout=120&CMP=0&x=45&y=5 Estimate|accessdate=5 Oktober 2006|title=World Economic Outlook Database|date=April 2006|archive-url=https://web.archive.org/web/20180501013111/http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2006/01/data/dbcoutm.cfm?SD=2005|archive-date=1 Mei 2018}} {{WebarchiveCite web |url=http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2006/01/data/dbcoutm.cfm?SD=2005 |title=Salinan arsip |access-date=2008-07-29 |archive-date=2018-05-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180501013111/http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2006/01/data/dbcoutm.cfm?SD=2005 |datedead-url=2018-05-01unfit }}</ref><ref>{{cite web|first=Hendriawan|title=Indonesia Regions|publisher= Indonesia Business Directory|url= http://www.indonext.com/Regions/|accessdate= 24 April 2007|archive-date= 28 Desember 2005|archive-url= https://web.archive.org/web/20051228011848/http://www.indonext.com/Regions/|dead-url= no}}</ref> Pulau-pulau besar di Indonesia yaitu [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Kalimantan]] (berbagi dengan Malaysia dan Brunei Darussalam), [[Sulawesi]], dan [[Pulau Papua|Papua]] (berbagi dengan [[Papua Nugini]]).
 
Indonesia berada pada koordinat antara antara 6° 04' 30" LU dan 11° 00' 36" LS serta antar 94° 58' 21" dan 141° 01' 10" BT,{{sfn|BPS|2021|p=5}} yang membentang sepanjang 5.120 kilometer (3.181 mil) dari timur ke barat serta 1.760 kilometer (1.094 mil) dari utara ke selatan.<ref>{{Cite book|last1=Frederick|first1=William H.|last2=Worden|first2=Robert L.|date=1993|url=https://books.google.com/books?id=6dgmXWMgWcwC&pg=PA98|title=Indonesia: A Country Study|location=Washington, D.C.|publisher=Federal Research Division, Library of Congress|isbn=9780844407906|series=Area Handbook Series|volume=550|page=98|language=en|access-date=2021-08-10|archive-date=2023-01-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230120071717/https://books.google.com/books?id=6dgmXWMgWcwC&pg=PA98|dead-url=no}}</ref> Luas daratan Indonesia adalah 1.916.906,77&nbsp;km²,{{sfn|BPS|2020|p=3}} sementara luas perairannya sekitar 3.110.000&nbsp;km² dengan garis pantai sepanjang 108 ribu km.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=10 Agustus 2018|title=Menko Maritim Luncurkan Data Rujukan Wilayah Kelautan Indonesia|url=https://maritim.go.id/menko-maritim-luncurkan-data-rujukan-wilayah-kelautan-indonesia/|website=Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.|access-date=10 Agustus 2021|archive-date=2021-08-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20210813170824/https://maritim.go.id/menko-maritim-luncurkan-data-rujukan-wilayah-kelautan-indonesia/|dead-url=no}}</ref> Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan teritorial laut 12 [[mil laut]] serta zona ekonomi eksklusif 200 [[mil laut]],<ref>[http://www.un.org/Depts/los/convention_agreements/texts/unclos/part5.htm Article 55] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080316143137/http://www.un.org/Depts/los/convention_agreements/texts/unclos/part5.htm |date=2008-03-16Article }}55], 1982 UN Convention on the Law of The Sea.</ref> searah penjuru mata angin, yaitu:
 
{{batas_USBT
Baris 327 ⟶ 259:
|barat=[[Samudra Hindia]]
}}
Titik tertinggi di Indonesia yaitu [[Puncak Jaya]] (4.884 [[Meter di atas permukaan laut|mdpl]]) di Provinsi [[Papua Tengah]].<ref>{{Cite book|date=1976|url=http://www.papuaweb.org/dlib/bk/hope1976/index.html|title=The Equatorial Glaciers of New Guinea|location=Rotterdam|publisher=A.A. Balkema|editor-last=Hope|editor-first=G.S.|editor-last2=Peterson|editor-first2=J.A.|url-status=live|access-date=2021-08-11|archive-date=2016-03-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20160303180107/http://papuaweb.org/dlib/bk/hope1976/index.html|dead-url=yes}}</ref> [[Danau Toba]] di [[SumatraSumatera Utara]] adalah danau terluas di Indonesia sekaligus danau [[kaldera]] terbesar di dunia,<ref>{{Cite book|last=Foster|first=Nigel|date=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Heart_of_Toba/1lcnzgEACAAJ|title=Heart of Toba: Batak Life Beside the World's Largest Caldera Lake|publisher=Amazon Digital Services|url-status=live|access-date=2021-08-11|archive-date=2023-01-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230120071717/https://www.google.co.id/books/edition/Heart_of_Toba/1lcnzgEACAAJ|dead-url=no}}</ref> sedangkan sungai terpanjang di Indonesia yaitu [[Sungai Kapuas]] yang berada di [[Kalimantan Barat]].<ref>{{Cite web|title=Geografis|url=https://kalbarprov.go.id/page/geografis|website=Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat|access-date=11 Agustus 2021|archive-date=2021-08-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210811005747/https://kalbarprov.go.id/page/geografis|dead-url=no}}</ref>
 
=== Iklim ===
{{main|Iklim Indonesia|Perubahan iklim di Indonesia}}
[[Berkas:Koppen-Geiger_Map_IDN_present.svg|jmpl|kiri|Peta [[Klasifikasi iklim Köppen|klasifikasi Iklim Köppen]] Indonesia.|500x500px]]
Secara umum, Indonesia beriklim [[Tropika|tropis]] (kelompok A dalam [[klasifikasi iklim Köppen]]; meskipun ada wilayah dengan tipe iklim yang berbeda).<ref>{{Cite journal|last=Beck|first=Hylke E.|last2=Zimmermann|first2=Niklaus E.|last3=McVicar|first3=Tim R.|last4=Vergopolan|first4=Noemi|last5=Berg|first5=Alexis|last6=Wood|first6=Eric F.|date=2018|title=Present and future Köppen-Geiger climate classification maps at 1-km resolution|url=http://www.nature.com/articles/sdata2018214|journal=Scientific Data|volume=5|issue=1|pages=180214|doi=10.1038/sdata.2018.214|issn=2052-4463|pmc=PMC6207062|pmid=30375988|access-date=2021-08-10|archive-date=2021-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810234153/https://www.nature.com/articles/sdata2018214|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Beck|first=Hylke E.|last2=Zimmermann|first2=Niklaus E.|last3=McVicar|first3=Tim R.|last4=Vergopolan|first4=Noemi|last5=Berg|first5=Alexis|last6=Wood|first6=Eric F.|date=2020|title=Publisher Correction: Present and future Köppen-Geiger climate classification maps at 1-km resolution|url=http://www.nature.com/articles/s41597-020-00616-w|journal=Scientific Data|volume=7|issue=1|pages=274|doi=10.1038/s41597-020-00616-w|issn=2052-4463|pmc=PMC7431407|pmid=32807783|access-date=2021-08-10|archive-date=2021-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810234152/https://www.nature.com/articles/s41597-020-00616-w|dead-url=no}}</ref> Perairan yang hangat di wilayah Indonesia sangat berperan dalam menjaga suhu di darat tetap konstan, dengan rerata suhu di wilayah pesisir sebesar 28&nbsp;°C, di wilayah pedalaman dan dataran tinggi sebesar 26&nbsp;°C , serta di wilayah pegunungan sebesar 23&nbsp;°C. Kelembapan berkisar antara 70 hingga 90%.<ref name=":3weather-online">{{Cite web|title=Climate of the World: Indonesia|url=https://www.weatheronline.co.uk/reports/climate/Indonesia.htm|website=Weather Online|language=|access-date=10 Agustus 2021|archive-date=2021-08-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20210812211900/https://www.weatheronline.co.uk/reports/climate/Indonesia.htm|dead-url=no}}</ref>
 
Faktor utama yang memengaruhi iklim Indonesia bukanlah suhu udara ataupun tekanan udara, melainkan [[Presipitasi (meteorologi)|curah hujan]]. Variasi musim di Indonesia, yaitu [[musim hujan]] dan [[musim kemarau]], berkaitan dengan pergerakan angin [[muson]]. Angin muson barat yang bertiup dari Asia ke Australia melalui Indonesia pada bulan Oktober hingga Februari mengakibatkan curah hujan yang tinggi, terutama di Indonesia bagian barat. Sementara itu, angin muson timur yang bergerak ke arah sebaliknya pada bulan April hingga Agustus tidak banyak membawa uap air dan menurunkan hujan. Selain itu, ada pula musim peralihan ketika matahari melintasi khatulistiwa yang mengakibatkan angin bertiup lemah dan bergerak tak menentu.<ref>{{Cite journal|last=Yananto|first=Ardila|last2=Sibarani|first2=Rini Mariana|date=2016|title=Analisis Kejadian El Nino dan Pengaruhnya terhadap Intensitas Curah Hujan di Wilayah Jabodetabek (Studi Kasus: Periode Puncak Musim Hujan Tahun 2015/2016)|url=http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JSTMC/article/view/541|journal=Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca|volume=17|issue=2|pages=65|doi=10.29122/jstmc.v17i2.541|issn=2549-1121|access-date=2021-08-10|archive-date=2021-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810143509/https://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JSTMC/article/view/541|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite book|last=Wyrtki|first=Klaus|date=1961|url=https://escholarship.org/content/qt49n9x3t4/qt49n9x3t4.pdf|title=Physical oceanography of the Southeast Asian waters|location=La Jolla, Calif.|publisher=Scripps Institution of Oceanography|oclc=5116526|url-status=live|access-date=2021-08-10|archive-date=2021-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810145548/https://escholarship.org/content/qt49n9x3t4/qt49n9x3t4.pdf|dead-url=no}}</ref> Meskipun demikian, tidak semua wilayah Indonesia memiliki pola curah hujan yang sama. Selain daerah musonal, ada pula daerah ekuatorial yang dipengaruhi [[Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis|daerah pertemuan angin antartropis]], serta daerah lokal yang polanya berkebalikan dengan pola musonal.<ref>{{Cite book|last=Aldrian|first=E.|last2=Karmini|first2=M.|last3=Budiman|date=2011|url=https://www.researchgate.net/profile/Edvin-Aldrian/publication/309721670_Adaptasi_dan_Mitigasi_Perubahan_Iklim_di_Indonesia/links/581ec39c08aea429b295db6b/Adaptasi-dan-Mitigasi-Perubahan-Iklim-di-Indonesia.pdf|title=Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia|location=Jakarta|publisher=Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika|pages=19-21|url-status=live|access-date=2021-08-11|archive-date=2021-08-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210811000710/https://www.researchgate.net/profile/Edvin-Aldrian/publication/309721670_Adaptasi_dan_Mitigasi_Perubahan_Iklim_di_Indonesia/links/581ec39c08aea429b295db6b/Adaptasi-dan-Mitigasi-Perubahan-Iklim-di-Indonesia.pdf|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Aldrian|first=Edvin|last2=Dwi Susanto|first2=R.|date=2003|title=Identification of three dominant rainfall regions within Indonesia and their relationship to sea surface temperature|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/joc.950|journal=International Journal of Climatology|volume=23|issue=12|pages=1435–1452|doi=10.1002/joc.950|issn=0899-8418}}</ref>
 
Beberapa penelitian memproyeksikan Indonesia [[Perubahan iklim di Indonesia|terdampak perubahan iklim]].<ref>{{Cite book|last=Overland|first=Indra|date=2017|url=https://www.researchgate.net/publication/320622312_Impact_of_Climate_Change_on_ASEAN_International_Affairs_Risk_and_Opportunity_Multiplier|title=Impact of Climate Change on ASEAN International Affairs: Risk and Opportunity Multiplier|publisher=Norwegian Institute of International Affairs (NUPI) dan Myanmar Institute of International and Strategic Studies (MISIS)|url-status=live|access-date=2021-08-10|archive-date=2020-07-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20200728065717/https://www.researchgate.net/publication/320622312_Impact_of_Climate_Change_on_ASEAN_International_Affairs_Risk_and_Opportunity_Multiplier|dead-url=no}}</ref> Dampak buruk yang ditimbulkan di antaranya kenaikan suhu rata-rata sekitar 1&nbsp;°C pada pertengahan abad ini akibat emisi yang tidak berkurang,<ref>{{Cite web|title=Climate Impact Map|url=https://www.impactlab.org/map/#usmeas=absolute&usyear=1981-2010&gmeas=change-from-hist&gyear=2080-2099&tab=global&gvar=tasmax-over-95F&gprob=0.5&grcp=rcp85|publisher=Climate Impact Lab|access-date=18 November 2018|archive-date=2021-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810205627/https://impactlab.org/map/#usmeas=absolute&usyear=1981-2010&gmeas=change-from-hist&gyear=2080-2099&tab=global&gvar=tasmax-over-95F&gprob=0.5&grcp=rcp85|dead-url=no}}</ref><ref name=":4climate-id">{{cite web|last=Case|first=M.|last2=Ardiansyah|first2=F.|date=14 November 2007|title=Climate Change in Indonesia: Implications for Humans and Nature|url=http://awsassets.panda.org/downloads/inodesian_climate_change_impacts_report_14nov07.pdf|publisher=World Wide Fund for Nature|archive-url=https://web.archive.org/web/20180219103237/http://awsassets.panda.org/downloads/inodesian_climate_change_impacts_report_14nov07.pdf|archive-date=19 Februari 2018|access-date=18 November 2018|last3=Spector|first3=E.|url-status=live}}</ref> peningkatan frekuensi kekeringan dan kekurangan pangan (akibat perubahan curah hujan dan pola musim yang memengaruhi pertanian), serta berbagai penyakit dan kebakaran hutan.<ref name=":4climate-id" /> [[Kenaikan permukaan laut|Naiknya permukaan air laut]] juga mengancam sebagian besar penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir.<ref name=":4climate-id" /><ref>{{Cite web|date=29 Oktober 2019|title=Report: Flooded Future: Global vulnerability to sea level rise worse than previously understood|url=https://climatecentral.org/news/report-flooded-future-global-vulnerability-to-sea-level-rise-worse-than-previously-understood|publisher=Climate Central|archive-url=https://web.archive.org/web/20191102025006/https://climatecentral.org/news/report-flooded-future-global-vulnerability-to-sea-level-rise-worse-than-previously-understood|archive-date=2 November 2019|access-date=5 November 2019|url-status=live}}</ref><ref>{{cite web|last1=Lin|first1=Mayuri Mei|last2=Hidayat|first2=Rafki|date=13 Agustus 2018|title=Jakarta, the fastest-sinking city in the world|url=https://www.bbc.com/news/world-asia-44636934|publisher=BBC|archive-url=https://web.archive.org/web/20181018234203/https://www.bbc.com/news/world-asia-44636934|archive-date=18 Oktober 2018|access-date=19 November 2018|url-status=live}}</ref> Penduduk prasejahtera mungkin merupakan kelompok yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim.<ref>{{cite web|date=April 2011|title=Indonesia: Climate Risk and Adaptation Country Profile|url=http://sdwebx.worldbank.org/climateportal/countryprofile/doc/GFDRRCountryProfiles/wb_gfdrr_climate_change_country_profile_for_IDN.pdf|publisher=World Bank|archive-url=https://web.archive.org/web/20171206014747/http://sdwebx.worldbank.org/climateportal/countryprofile/doc/GFDRRCountryProfiles/wb_gfdrr_climate_change_country_profile_for_IDN.pdf|archive-date=6 Desember 2017|access-date=18 November 2018|url-status=live}}</ref>
 
=== Geologi ===
{{main|Geologi Indonesia}}
{{main|Daftar gempa bumi di Indonesia|Daftar gunung berapi di Indonesia}}
[[Berkas:Map indonesia volcanoes.gif|jmpl|Gunung-gunung berapi utama di Indonesia, yang merupakan bagian dari [[Cincin Api Pasifik]].|400x400px]]
[[Berkas:Map indonesia volcanoes.gif|thumb|270px|Gunung-gunung berapi utama di Indonesia, yang berada di antara [[Cincin Api Pasifik]] dan [[Sabuk alpida]]]]
Secara [[Tektonika lempeng|tektonik]], sebagian besar wilayah Indonesia sangat tidak stabil karena lokasinya menjadi pertemuan dari beberapa lempeng tektonik, seperti [[lempeng Indo-Australia]], [[Lempeng Pasifik]], dan [[Lempeng Eurasia]]. Negara ini terletak di [[Cincin Api Pasifik]] sehingga memiliki banyak [[Daftar gunung berapi di Indonesia|gunung berapi]] dan sering mengalami [[Daftar gempa bumi di Indonesia|gempa bumi]].<ref name=":5">{{cite web|date=5 November 2015|title=Indonesia: Volcano nation|url=https://www.bbc.com/news/world-asia-26167897|publisher=BBC|archive-url=https://web.archive.org/web/20171128105714/http://www.bbc.com/news/world-asia-26167897|archive-date=28 November 2017|access-date=28 November 2017|url-status=live}}</ref> [[Busur vulkanik]] berjajar mulai dari Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, dan kemudian ke [[Kepulauan Banda]] di Maluku hingga ke timur laut Sulawesi.{{sfn|Witton|2003|p=38}} Dari sekitar 400 gunung berapi, kurang lebih 130 di antaranya masih aktif.<ref name=":5" />
[[File:Merapi mountain.jpg|thumb|270px|[[Gunung Merapi]] gunung berapi paling aktif di Indonesia]]
[[File:JogjaEarthquake27Mei2006-3.jpg|thumb|270px|Kehancuran pada [[Gempa bumi Yogyakarta 2006]]]]
 
Secara [[Tektonika lempeng|tektonik]], sebagian besar wilayah Indonesia sangat tidak stabil karena lokasinya menjadi pertemuan dari beberapa lempeng tektonik, seperti [[lempeng Indo-Australia]], [[Lempeng Pasifik]], dan [[Lempeng Eurasia]]. Negara ini terletak di antara [[Cincin Api Pasifik]] dan [[Sabuk alpida]] sehingga memiliki banyak [[Daftar gunung berapi di Indonesia|gunung berapi]] dan sering mengalami [[Daftar gempa bumi di Indonesia|gempa bumi]].<ref name="bbc-volcanoid">{{cite web|date=5 November 2015|title=Indonesia: Volcano nation|url=https://www.bbc.com/news/world-asia-26167897|publisher=BBC|archive-url=https://web.archive.org/web/20171128105714/http://www.bbc.com/news/world-asia-26167897|archive-date=28 November 2017|access-date=28 November 2017|url-status=live}}</ref> [[Busur vulkanik]] berjajar mulai dari Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, dan kemudian ke [[Kepulauan Banda]] di Maluku hingga ke timur laut Sulawesi.{{sfn|Witton|2003|p=38}} Dari sekitar 400 gunung berapi, kurang lebih 130 di antaranya masih aktif.<ref name="bbc-volcanoid" />
Sebuah letusan [[supervulkan]] pada sekitar 77.000 SM yang [[Teori bencana Toba|membentuk Danau Toba]] dipercaya mengakibatkan musim dingin vulkanik dan penurunan suhu dunia selama bertahun-tahun.<ref>{{cite magazine|url=https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2017/08/11/early-humans-may-have-lived-through-a-supervolcano-eruption/|title=Early Humans May Have Lived Through A Supervolcano Eruption|last=Bressan|first=David|magazine=Forbes|date=11 Agustus 2017|access-date=11 Oktober 2017|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20170811205248/https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2017/08/11/early-humans-may-have-lived-through-a-supervolcano-eruption/|archive-date=11 Agustus 2017}}</ref> [[Letusan Tambora 1815|Letusan Tambora]] pada tahun 1815 dan [[Letusan Krakatau 1883|letusan Krakatau]] pada 1883 juga termasuk letusan gunung terbesar yang tercatat sepanjang sejarah.<ref>{{cite web|date=29 Mei 2016|title=Tambora|url=https://www.volcanodiscovery.com/tambora.html|publisher=Volcano Discovery|archive-url=https://web.archive.org/web/20161220181832/https://www.volcanodiscovery.com/tambora.html|archive-date=20 Desember 2016|access-date=20 December 2016|url-status=live}}</ref><ref>{{cite magazine|url=https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2016/08/31/the-eruption-of-krakatoa-was-the-first-global-catastrophe/|title=The Eruption of Krakatoa Was the First Global Catastrophe|last=Bressan|first=David|magazine=Forbes|date=31 Agustus 2016|access-date=2 September 2017|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20160902143003/https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2016/08/31/the-eruption-of-krakatoa-was-the-first-global-catastrophe/|archive-date=2 September 2016}}</ref> [[Gempa bumi berdorongan besar]] yang berdampak ke Indonesia dan terjadi belum lama ini adalah [[gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004]].<ref>{{cite web|date=19 Mei 2005|title=Analysis of the Sumatra-Andaman Earthquake Reveals Longest Fault Rupture Ever|url=https://www.nsf.gov/news/news_summ.jsp?cntn_id=104179|publisher=National Science Foundation|access-date=15 Desember 2016|archive-date=2021-08-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20210812205404/https://www.nsf.gov/news/news_summ.jsp?cntn_id=104179|dead-url=no}}</ref>
 
Sebuah letusan [[supervulkan]] pada sekitar 77.000 SM yang [[Teori bencana Toba|membentuk Danau Toba]] dipercaya mengakibatkan musim dingin vulkanik dan penurunan suhu dunia selama bertahun-tahun.<ref>{{cite magazine|url=https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2017/08/11/early-humans-may-have-lived-through-a-supervolcano-eruption/|title=Early Humans May Have Lived Through A Supervolcano Eruption|last=Bressan|first=David|magazine=Forbes|date=11 Agustus 2017|access-date=11 Oktober 2017|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20170811205248/https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2017/08/11/early-humans-may-have-lived-through-a-supervolcano-eruption/|archive-date=11 Agustus 2017}}</ref> [[Letusan Tambora 1815|Letusan Tambora]] pada tahun 1815 dan [[Letusan Krakatau 1883|letusan Krakatau]] pada 1883 juga termasuk letusan gunung terbesar yang tercatat sepanjang sejarah.<ref>{{cite web|date=29 Mei 2016|title=Tambora|url=https://www.volcanodiscovery.com/tambora.html|publisher=Volcano Discovery|archive-url=https://web.archive.org/web/20161220181832/https://www.volcanodiscovery.com/tambora.html|archive-date=20 Desember 2016|access-date=20 December 2016|url-status=live}}</ref><ref>{{cite magazine|url=https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2016/08/31/the-eruption-of-krakatoa-was-the-first-global-catastrophe/|title=The Eruption of Krakatoa Was the First Global Catastrophe|last=Bressan|first=David|magazine=Forbes|date=31 Agustus 2016|access-date=2 September 2017|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20160902143003/https://www.forbes.com/sites/davidbressan/2016/08/31/the-eruption-of-krakatoa-was-the-first-global-catastrophe/|archive-date=2 September 2016}}</ref>
 
Gempa bumi terjadi hampir setiap hari di Indonesia dimana sebagian besar tidak dirasakan manusia. Peristiwa gempa bumi besar di Indonesia baru-baru ini adalah [[Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018]] menewaskan setidaknya 4.300 jiwa. Guncangan mematikan juga terjadi [[Gempa bumi Yogyakarta 2006|gempa bumi Yogyakarta pada 27 Mei 2006]], menewaskan setidaknya 5.700 jiwa, dan menghancurkan ratusan ribu rumah.
 
Peristiwa [[Gempa bumi berdorongan besar]] yang berdampak ke Indonesia dan terjadi belum lama ini adalah [[gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004]], dan menyebabkan tsunami besar yang juga berdampak pada negara lain.<ref>{{cite web|date=19 Mei 2005|title=Analysis of the Sumatra-Andaman Earthquake Reveals Longest Fault Rupture Ever|url=https://www.nsf.gov/news/news_summ.jsp?cntn_id=104179|publisher=National Science Foundation|access-date=15 Desember 2016|archive-date=2021-08-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20210812205404/https://www.nsf.gov/news/news_summ.jsp?cntn_id=104179|dead-url=no}}</ref> Indeks resiko dunia menempatkan Indonesia, sebagai negara paling rentan terhadap [[Bencana alam#Negara dengan resiko bencana alam tertinggi|bencana alam]] ke-tiga di dunia dengan skor 43 persen.
 
=== Lingkungan hidup ===
Baris 359 ⟶ 299:
 
Indonesia memiliki sekitar 10% dari seluruh spesies [[tumbuhan berbunga]] di Bumi (sebanyak 25.000 spesies, 55% di antaranya endemik di Indonesia). Negara ini juga memiliki sekitar 12% spesies [[mamalia]] di Bumi (515 spesies) sehingga menempati peringkat kedua pada keanekaragaman mamalia setelah Brasil. Indonesia menempati peringkat keempat pada keanekaragaman spesies [[reptil]] (781 spesies) dan [[primata]] (35 spesies), peringkat kelima pada keanekaragaman spesies [[burung]] (1.592 spesies), serta peringkat keenam pada keanekaragaman spesies [[amfibi]] (270 spesies).<ref>{{Cite web|last=|first=|title=Indonesia: Main Details|url=https://www.cbd.int/countries/profile/?country=id|website=Convention on Biological Diversity|access-date=19 Agustus 2021|archive-date=2012-05-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20120512012753/http://www.cbd.int/countries/profile.shtml?country=id|dead-url=no}}</ref>
[[Berkas:Kabut_Jam_Gadang_2019.jpg|jmpl|Visibilitas yang rendah di langit [[Kota Bukittinggi]], [[SumatraSumatera Barat]], yang disebabkan oleh [[Asbut|kabut asap]].|kiri]]
Meskipun demikian, populasi penduduk Indonesia yang besar dan terus meningkat serta industrialisasi yang pesat memunculkan [[masalah lingkungan hidup di Indonesia|masalah lingkungan hidup]] yang serius, di antaranya perusakan lahan [[gambut]], [[Deforestasi di Indonesia|deforestasi ilegal]] berskala besar (yang mengakibatkan [[Polusi asap Asia Tenggara|kabut asap di beberapa bagian Asia Tenggara]]), eksploitasi sumber daya laut yang berlebihan, polusi udara, pengelolaan sampah, hingga [[Penyediaan air dan sanitasi di Indonesia|penyediaan air dan sanitasi]] yang memadai.<ref>{{cite web |last=Miller|first=Jason R. |date=14 Agustus 2007 |url=http://www.american.edu/TED/ORANG.HTM|title=Deforestation in Indonesia and the Orangutan Population |publisher=TED Case Studies |access-date=11 Agustus 2007|url-status=live |archive-url= https://web.archive.org/web/20070811041439/http://www.american.edu/TED/ORANG.HTM |archive-date=11 Agustus 2007}}</ref> Isu-isu tersebut berkontribusi pada rendahnya peringkat Indonesia (nomor 116 dari 180 negara) dalam [[Indeks Kinerja Lingkungan]] 2020. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa kinerja Indonesia secara umum di bawah rata-rata, baik dalam konteks regional maupun global.<ref>{{cite web|date=2020|title=2020 Environmental Performance Index|url=https://epi.yale.edu/sites/default/files/files/IDN_EPI2020_CP.pdf|publisher=Yale University|archive-url=https://web.archive.org/web/20200609071235/https://epi.yale.edu/sites/default/files/files/IDN_EPI2020_CP.pdf|archive-date=9 Juni 2020|access-date=9 Juni 2020|url-status=live}}</ref>
 
Pada tahun 2018, sekitar 49,7% dari luas daratan Indonesia ditutupi oleh hutan,<ref>{{cite web|url=https://data.worldbank.org/indicator/AG.LND.FRST.ZS?locations=ID|title=Forest area (% of land area)–Indoneisa|publisher=World Bank|access-date=14 Juni 2021|archive-date=2021-08-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20210813152001/https://data.worldbank.org/indicator/AG.LND.FRST.ZS?locations=ID|dead-url=no}}</ref> turun dari angka 87% yang dihitung pada tahun 1950.<ref name=":6deforest-id">{{Cite journal|last=Tsujino|first=Riyou|last2=Yumoto|first2=Takakazu|last3=Kitamura|first3=Shumpei|last4=Djamaluddin|first4=Ibrahim|last5=Darnaedi|first5=Dedy|date=2016|title=History of forest loss and degradation in Indonesia|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0264837716305348|journal=Land Use Policy|volume=57|pages=335–347|doi=10.1016/j.landusepol.2016.05.034|access-date=2021-08-19|archive-date=2022-01-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20220112124440/https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0264837716305348|dead-url=no}}</ref> Sejak dasawarsa 1970-an hingga saat ini, produksi kayu bulat serta berbagai tanaman perkebunan dan pertanian bertanggung jawab atas sebagian besar deforestasi di Indonesia.<ref name=":6deforest-id" /> Belakangan ini, deforestasi didorong oleh industri [[kelapa sawit]]. Meskipun dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, industri ini dapat merusak ekosistem dan menimbulkan masalah sosial.<ref>{{cite web|last1=Colchester|first1=Marcus|last2=Jiwan|first2=Normal|date=26 Maret 2012|title=Palm Oil and Land Acquisition in Indonesia: Implications for Local Communities and Indigenous People|url=http://mekongdmp.net/data/Resourcespapers/filepdf/PromisedLand.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20120531005507/http://mekongdmp.net/data/Resourcespapers/filepdf/PromisedLand.pdf|archive-date=31 Mei 2012|access-date=31 Mei 2012|last3=Andiko|first3=Martua Sirait|last4=Firdaus|first4=Asup Y.|last5=Surambo|first5=A.|last6=Pane|first6=Herbert|url-status=dead}}</ref> Situasi ini menjadikan Indonesia sebagai penghasil emisi [[gas rumah kaca]] berbasis hutan terbesar di dunia,<ref>{{cite web|last1=Chrysolite|first1=Hanny|last2=Juliane|first2=Reidinar|date=4 Oktober 2017|title=Evaluating Indonesia's Progress on its Climate Commitments|url=http://www.wri.org/blog/2017/10/evaluating-indonesias-progress-its-climate-commitments|publisher=World Resources Institute|archive-url=https://web.archive.org/web/20171005000659/http://www.wri.org/blog/2017/10/evaluating-indonesias-progress-its-climate-commitments|archive-date=5 Oktober 2017|access-date=26 Agustus 2018|last3=Chitra|first3=Josefhine|last4=Ge|first4=Mengpin|url-status=live}}</ref> serta mengancam kelangsungan hidup spesies asli dan endemik. [[Uni Internasional untuk Konservasi Alam]] (IUCN) mengidentifikasi sejumlah spesies yang [[terancam kritis]], termasuk [[jalak bali]],<ref>{{Cite journal|last=BirdLife International|date=2018|title=Leucopsar rothschildi|url=https://www.iucnredlist.org/species/22710912/129874226|journal=The IUCN Red List of Threatened Species 2018|volume=e.T22710912A129874226|doi=10.2305/iucn.uk.2018-2.rlts.t22710912a129874226.en|access-date=2021-08-19|archive-date=2021-09-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20210921194306/https://www.iucnredlist.org/species/22710912/129874226|dead-url=no}}</ref> [[orang utan sumatra]],<ref>{{Cite journal|last=Singleton|first=I|last2=Wich|first2=S.A.|last3=Nowak|first3=M.|last4=Usher|first4=G.|last5=Utami-Atmoko|first5=S.S.|date=2017|title=Pongo abelii|url=http://www.iucnredlist.org/details/121097935/0|journal=The IUCN Red List of Threatened Species 2017|volume=e.T121097935A123797627|doi=10.2305/iucn.uk.2017-3.rlts.t121097935a115575085.en|access-date=2021-08-19|archive-date=2018-09-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20180919115420/http://www.iucnredlist.org/details/121097935/0|dead-url=no}}</ref> dan [[badak jawa]].<ref>{{Cite journal|last=Elis|first=S.|last2=Talukdar|first2=B.|date=2020|title=Rhinoceros sondaicus|url=https://www.iucnredlist.org/species/19495/18493900|journal=The IUCN Red List of Threatened Species 2020|language=|volume=e.T19495A18493900|doi=10.2305/iucn.uk.2020-2.rlts.t19495a18493900.en|access-date=2021-08-19|archive-date=2018-07-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20180722160807/http://www.iucnredlist.org/details/19495/0|dead-url=no}}</ref>
 
== Politik dan pemerintahan ==
Baris 450 ⟶ 390:
|deadurl = yes
| = http://www.usembassyjakarta.org/news/trv_warning02.html
}} {{WebarchiveCite web |url=http://www.usembassyjakarta.org/news/trv_warning02.html |title=Salinan arsip |access-date=2015-02-14 |archive-date=2006-11-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20061111230327/http://www.usembassyjakarta.org/news/trv_warning02.html |date=2006dead-11-11url=unfit }}</ref> Tetapi beruntung ekonomi Indonesia secara keseluruhan tidak terlalu dipengaruhi oleh hal-hal tersebut di atas, karena Indonesia adalah negara yang ekonomi domestiknya cukup kuat dan dominan.{{butuh rujukan}}
 
=== Militer ===
{{utama|Tentara Nasional Indonesia}}
[[Berkas:Indonesia army soldiers.jpg|jmpl|300x300px|Parade para prajurit [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]].]]
[[Tentara Nasional Indonesia]] terdiri dari [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI–AD]], [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|TNI-AL]] (termasuk Marinir) dan [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara|TNI-AU]].<ref>{{cite news
|last = Chew
|first = Amy
Baris 466 ⟶ 406:
|archive-url = https://web.archive.org/web/20171114104010/http://edition.cnn.com/2002/WORLD/asiapcf/southeast/07/05/indonesia.sutarto/index.html
|dead-url = no
}}</ref> Berkekuatan 400.000 prajurit aktif, memiliki anggaran 4% dari [[Produk domestik bruto|GDP]] pada tahun 2006, tetapi terdapat kontroversi bahwa ada sumber-sumber dana dari kepentingan-kepentingan komersial dan yayasan-yayasan yang dilindungi oleh militer.<ref>{{cite news
|last = Witular
|first = Rendi A.
Baris 477 ⟶ 417:
|archive-url = https://web.archive.org/web/20171114103917/http://www.etan.org/et2005/may/22/19susilo.htm
|dead-url = no
}}</ref> Satu hal baik dari reformasi sejalan dengan mundurnya Suharto adalah mundurnya TNI dari parlemen setelah bubarnya [[Dwifungsi ABRI|Dwi Fungsi ABRI]], walaupun pengaruh militer dalam bernegara masih tetap kuat.<ref>[[#{{sfn|Friend|Friend (2003)]], |pp. =473–475, 484</ref>}} Gerakan separatis di sebagian daerah Aceh dan Papua telah menimbulkan konflik bersenjata, dan terjadi pelanggaran HAM serta kebrutalan yang dilakukan oleh kedua belah pihak.<ref>[[#{{sfn|Friend|Friend (2003)]], |pp. =270–273, 477–480</ref>}}<ref>{{cite news
|title = Indonesia flashpoints: Aceh
|work = BBC News
Baris 519 ⟶ 459:
|archivedate = 18 September 2006
|deadurl = yes
}}; {{cite journal
|last = International Crisis Group
|title = Papua: Answer to Frequently Asked Questions
|journal = Update Briefing
|issue = 53
|page = 1
|publisher = International Crisis Group
|date = 5 September 2006
|url = http://www.crisisgroup.org/library/documents/asia/indonesia/b53_papua_answers_to_frequently_asked_questions.pdf
|format = PDF
|accessdate = 17 September 2006
|archiveurl = https://web.archive.org/web/20060918233640/http://www.crisisgroup.org/library/documents/asia/indonesia/b53_papua_answers_to_frequently_asked_questions.pdf
|archivedate = 18 September 2006
|deadurl = yes
}}</ref>
 
=== Pembagian administratif ===
Baris 541 ⟶ 481:
Di antara provinsi-provinsi tersebut, sembilan di antaranya memiliki status [[Daerah khusus dan daerah istimewa|kekhususan dan/atau keistimewaan]]. Daerah-daerah tersebut ialah [[Aceh]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Papua Barat]], [[Papua Barat Daya]], [[Papua]], [[Papua Tengah]], [[Papua Pegunungan]], dan [[Papua Selatan]].
 
Tiap provinsi memiliki [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi|DPRD Provinsi]] dan [[gubernur]], tiap [[kabupaten]] memiliki [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten|DPRD Kabupaten]] dan [[bupati]], sementara tiap [[kota]] memiliki [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota|DPRD Kota]] dan [[wali kota]]; semuanya dipilih langsung oleh rakyat melalui [[pemilihan umum]]. Hal tersebut tidak berlaku pada [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] yang terbagi atas [[kabupaten administrasi]] atau [[kota administrasi]] yang bukanlah [[daerah otonom]], sehingga DPR Kabupaten atau Kota tidak ada di dalam daerah-daerah tersebut, serta bupati dan wali kotanya adalah [[Pegawai negeri sipil|pegawai negeri]] yang ditunjuk oleh [[Daftar Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]].
 
Indonesia memperbolehkan penamaan lokal/khusus untuk digunakan pada daerah-daerah administratif di bawah tingkat kabupaten/kota, sesuai dengan Undang-Undang tentang [[Pemerintahan daerah di Indonesia|Pemerintahan Daerah]]. Beberapa contoh di antaranya ialah [[kalurahan]], [[Kapanewon dan kemantren|kapanewon]], [[Kapanewon dan kemantren|kemantren]], [[gampong]], [[kampung]], [[nagari]], [[pekon]], dan [[Distrik (Indonesia)|distrik]].
Baris 549 ⟶ 489:
;[[Sumatra]]
* {{flagdeco|Aceh}} [[Aceh]] — [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]]
* {{flagdeco|SumatraSumatera Utara}} [[SumatraSumatera Utara]] (Sumut) — [[Kota Medan|Medan]]
* {{flagdeco|SumatraSumatera Barat}} [[SumatraSumatera Barat]] (Sumbar) — [[Kota Padang|Padang]]
* {{flagdeco|Riau}} [[Riau]] — [[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]]
* {{flagdeco|Jambi}} [[Jambi]] — [[Kota Jambi|Jambi]]
* {{flagdeco|SumatraSumatera Selatan}} [[SumatraSumatera Selatan]] (Sumsel) — [[Kota Palembang|Palembang]]
* {{flagdeco|Bengkulu}} [[Bengkulu]] — [[Kota Bengkulu|Bengkulu]]
* {{flagdeco|Lampung}} [[Lampung]] — [[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]]
Baris 589 ⟶ 529:
* {{flagdeco|Papua}} [[Papua]] — [[Kota Jayapura|Jayapura]]
* {{flagdeco|Papua Barat}} [[Papua Barat]] (Pabar) — [[Kabupaten Manokwari|Manokwari]]
* <!--{{flagdeco|Papua Selatan}} -->[[Papua Selatan]] (Pasel) — [[Kabupaten Merauke|Merauke]]
* <!--{{flagdeco|Papua Tengah}} -->[[Papua Tengah]] (Papteng) — [[Kabupaten Nabire|Nabire]]
* <!--{{flagdeco|Papua Pegunungan}} -->[[Papua Pegunungan]] (Papeg) — [[KabupatenKota JayawijayaWamena|JayawijayaWamena]]
* <!--{{flagdeco|Papua Barat Daya}} -->[[Papua Barat Daya]] (PBD) — [[Sorong (kota)|Sorong]]
{{col-end}}
 
Baris 603 ⟶ 543:
{{Location map~|Indonesia|lat_deg=0.8500|lon_deg =116.7000| lat_dir =S| lon_dir = E|label=[[Ibu Kota Nusantara|Nusantara]]}}
}}
Hingga saat ini, [[Ibu kota Indonesia|ibu kota negara]] Republik Indonesia berkedudukan di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]].<ref>{{Cite act|title=Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39922/uu-no-29-tahun-2007|type=Undang-Undang|index=29|year=2007}} {{WebarchiveCite web |url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39922/uu-no-29-tahun-2007 |title=Salinan arsip |access-date=2022-08-21 |archive-date=2022-09-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220910094246/https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39922/uu-no-29-tahun-2007 |datedead-url=2022-09-10unfit }}</ref> Namun sejak tahun 2019, [[Pemerintah Indonesia]] melaksanakan proses [[Pemindahan Ibu kota Indonesia|pemindahan ibu kota Indonesia]] ke [[Nusantara (ibu kota terencana)|Ibu Kota Nusantara]], yang direncanakan akan diresmikan pada tahun 2024.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=2022-01-18|title=Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara|url=http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/PANSUS-RJ-20211214-125732-5084.pdf|website=www.dpr.go.id|work=[[Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia]]|publisher=[[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]|language=id|access-date=2022-01-18|archive-date=2022-01-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20220118053636/https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/PANSUS-RJ-20211214-125732-5084.pdf|dead-url=no}}</ref>
 
Semenjak [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Indonesia]] pada tanggal 17 Agustus 1945, ibu kota negara Indonesia secara ''de facto'' berkedudukan di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Ibu kota negara sempat dipindahkan ke [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] pada tanggal 4 Januari 1946 ketika pasukan [[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda]] (NICA) menduduki Jakarta,<ref>Wiharyanto, A.K. 2009. Sejarah Indonesia Baru II. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma</ref> kemudian ke [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]] pada tanggal 19 Desember 1948 ketika pemerintah pusat lumpuh karena ditawannya [[Soekarno|Presiden Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta|Wakil Presiden Hatta]] oleh pasukan militer [[Belanda]] dan tampuk pemerintahan dipegang sementara oleh [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]] (PDRI),<ref>[https://www.infounix.my.id/2023/01/mengenal-presiden-pemerintahan-darurat.html''Presiden Pemerintah Darurat Republik Indonesia''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150703050605/http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/295-pahlawan/3799-presiden-pemerintah-darurat-republik-indonesia|date=2015-07-03}}''Presiden Pemerintah Darurat Republik Indonesia''] Tokohindonesia.com. Diakses 8 September 2013.</ref> lalu kembali lagi ke Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1949 setelah kembalinya Soekarno-Hatta dari penawanan. Pada masa [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS), ibu kota [[Republik Indonesia (1949–1950)|Negara Bagian Republik Indonesia]] berkedudukan di Yogyakarta sementara ibu kota federal RIS berada di Jakarta. Setelah kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950, ibu kota negara kembali berkedudukan di Jakarta. Pada tanggal 28 Agustus 1961, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 1961 yang mengukuhkan status Jakarta sebagai ibu kota negara.<ref>{{Cite act|title=Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya|url=https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt530c1132af33e/node/656/penetapan-presiden-nomor-2-tahun-1961|type=Penetapan Presiden|index=2|year=1961}} {{WebarchiveCite web |url=https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt530c1132af33e/node/656/penetapan-presiden-nomor-2-tahun-1961 |title=Salinan arsip |access-date=2022-08-21 |archive-date=2022-07-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220706025303/https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt530c1132af33e/node/656/penetapan-presiden-nomor-2-tahun-1961 |datedead-url=2022-07-06unfit }}</ref>
 
Pada tahun 2019, [[Joko Widodo|Presiden Joko Widodo]] melalui Pemerintah Pusat membuat kajian rancangan,<ref>{{Cite web|last=Post|first=The Jakarta|title=Indonesia studies new sites for capital city|url=https://www.thejakartapost.com/news/2017/04/10/indonesia-studies-new-sites-for-capital-city.html|website=The Jakarta Post|access-date=2022-08-21|archive-date=2022-05-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20220531013835/https://www.thejakartapost.com/news/2017/04/10/indonesia-studies-new-sites-for-capital-city.html|dead-url=no}}</ref> melakukan pencanangan,<ref>{{Cite news|date=16 Agustus 2019|editor-last=Persada|editor-first=Syailendra|title=Pidato Kenegaraan, Jokowi Sebut Pindahkan Ibu Kota ke Kalimantan|url=https://nasional.tempo.co/read/1236663/pidato-kenegaraan-jokowi-sebut-pindahkan-ibu-kota-ke-kalimantan|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=19 Januari 2022|last=Nurita|first=Dewi|archive-date=2022-09-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20220912141453/https://nasional.tempo.co/read/1236663/pidato-kenegaraan-jokowi-sebut-pindahkan-ibu-kota-ke-kalimantan|dead-url=no}}</ref> dan menentukan letak wilayah dari ibu kota baru, yaitu sebagian dari wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan [[Kabupaten Kutai Kartanegara|Kutai Kartanegara]].<ref>{{Cite news|author=Ihsanuddin|date=26 Agustus 2019|editor-last=Galih|editor-first=Bayu|title=Jokowi: Ibu Kota Baru di Sebagian Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kaltim|url=https://www.kompas.com/nasional/read/2019/08/26/13351161/jokowi-ibu-kota-baru-di-sebagian-penajam-paser-utara-dan-kutai-kartanegara|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=19 Januari 2022|last=Ihsanuddin|archive-date=2022-12-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20221210041248/https://www.kompas.com/nasional/read/2019/08/26/13351161/jokowi-ibu-kota-baru-di-sebagian-penajam-paser-utara-dan-kutai-kartanegara|dead-url=no}}</ref> Pemerintah bahkan sempat membentuk tim-tim pelaksana pemindahan ibu kota pada bulan Januari 2020,<ref>{{Cite news|author=Andhika Prasetyo|date=13 Januari 2020|title=Putra Mahkota Abu Dhabi Jadi Dewan Pengarah Ibu Kota Baru|url=https://m.mediaindonesia.com/ekonomi/283012/putra-mahkota-abu-dhabi-jadi-dewan-pengarah-ibu-kota-baru|work=[[Media Indonesia]]|language=id|archive-url=https://web.archive.org/web/20230107143503/https://m.mediaindonesia.com/ekonomi/283012/putra-mahkota-abu-dhabi-jadi-dewan-pengarah-ibu-kota-baru|archive-date=7 Januari 2023|access-date=19 Januari 2022}}</ref><ref>{{Cite news|last=Hamdani|first=Trio|date=7 Februari 2020|title=Pemerintah Bentuk Tim Khusus Kebut Pemindahan Ibu Kota|url=https://finance.detik.com/properti/d-4890112/pemerintah-bentuk-tim-khusus-kebut-pemindahan-ibu-kota|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id|publisher=Detik Finance|archive-url=https://web.archive.org/web/20230107143048/https://finance.detik.com/properti/d-4890112/pemerintah-bentuk-tim-khusus-kebut-pemindahan-ibu-kota|archive-date=7 Januari 2023|access-date=20 Januari 2022}}</ref> yang akan melaksanakan pembangunan pada pertengahan tahun 2020, tetapi harus ditunda akibat [[pandemi Covid-19]].<ref>{{Cite news|date=9 September 2020|title=Covid-19, Pemerintah Tunda Pembangunan Ibu Kota Baru|url=https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200909061259-532-544254/covid-19-pemerintah-tunda-pembangunan-ibu-kota-baru|work=[[CNN Indonesia]]|language=id|access-date=19 Januari 2022|archive-date=2022-09-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20220912140643/https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200909061259-532-544254/covid-19-pemerintah-tunda-pembangunan-ibu-kota-baru|dead-url=no}}</ref> Pada tanggal 18 Januari 2022, [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]] mengesahkan Undang-Undang Ibu Kota Negara, yang berisi pembentukan dan garis besar rencana pembangunan ibu kota baru, yang diberi nama [[Nusantara (ibu kota terencana)|Ibu Kota Nusantara]], yang kemudian diundangkan pada tanggal 15 Februari 2022.<ref>{{Cite act|title=Ibu Kota Negara|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/198400/uu-no-3-tahun-2022|type=Undang-Undang|index=3|year=2022}} {{WebarchiveCite web |url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/198400/uu-no-3-tahun-2022 |title=Salinan arsip |access-date=2022-08-21 |archive-date=2022-08-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220828145129/https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/198400/uu-no-3-tahun-2022 |datedead-url=2022-08-28unfit }}</ref> Upacara simbolis penyatuan tanah [[Provinsi di Indonesia|ketiga puluh empat provinsi di Indonesia]] saat itu dilakukan oleh Presiden Jokowi bersama [[Daftar gubernur dan wakil gubernur petahana di Indonesia|para gubernur dan wakil gubernur se-Indonesia]] pada tanggal 14 Maret 2022 di [[Titik Nol Ibu Kota Nusantara]].<ref>{{cite news|date=14 Maret 2022|title=Tiba di Titik Nol Kilometer IKN, Presiden Satukan Tanah dan Air Nusantara|url=https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/tiba-di-titik-nol-kilometer-ikn-presiden-satukan-tanah-dan-air-nusantara/|language=id|publisher=[[Presiden Republik Indonesia]]|access-date=15 Maret 2022|archive-date=2022-09-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20220912140121/https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/tiba-di-titik-nol-kilometer-ikn-presiden-satukan-tanah-dan-air-nusantara/|dead-url=no}}</ref>
 
== Ekonomi ==
Baris 630 ⟶ 570:
Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang belum berpengalaman, masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut politik, mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan pada ekonomi negara.<ref name="SCHWARZ">Schwarz, A. (1994). ''A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s''. Westview Press. ISBN 1-86373-635-2, pp. 52–57.</ref>
 
Pemerintahan Orde Baru segera menerapkan disiplin ekonomi yang bertujuan menekan angka [[inflasi]], menstabilkan mata uang, penjadwalan ulang [[utang luar negeri]], dan berusaha menarik bantuan dan investasi asing.<ref name="SCHWARZ" /> Pada era tahun 1970-an harga [[minyak bumi]] yang meningkat menyebabkan melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata yang tinggi sebesar 7% antara tahun 1968 sampai 1981.<ref name="SCHWARZ" /> Reformasi ekonomi lebih lanjut menjelang akhir tahun 1980-an, antara lain berupa deregulasi sektor keuangan dan pelemahan nilai rupiah yang terkendali,<ref name="SCHWARZ" /> selanjutnya mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya pada industri-industri berorientasi ekspor pada antara tahun 1989 sampai 1997<ref>{{cite web
|title = Indonesia: Country Brief
|work = Indonesia:Key Development Data & Statistics
Baris 673 ⟶ 613:
|accessdate = 2008-03-18
| = http://www.bps.go.id/leaflet/leaflet-desember-07-ind.pdf
}} {{WebarchiveCite web |url=http://www.bps.go.id/leaflet/leaflet-desember-07-ind.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2008-08-07 |archive-date=2008-04-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080401200753/http://www.bps.go.id/leaflet/leaflet-desember-07-ind.pdf |datedead-url=2008-04-01unfit }}</ref><ref>{{cite news
|author = Ridwan Max Sijabat
|title = Unemployment still blighting the Indonesian landscape
Baris 691 ⟶ 631:
|format = PDF
| = http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-1152870963030/2753486-1165385030085/Overview_standalone_en.pdf
}} {{WebarchiveCite web |url=http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-1152870963030/2753486-1165385030085/Overview_standalone_en.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2008-08-07 |archive-date=2008-08-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080817013648/http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-1152870963030/2753486-1165385030085/Overview_standalone_en.pdf |datedead-url=2008-08-17unfit }}</ref>
[[Berkas:Bumbu dan Rempah - rempah.jpg|jmpl|[[Bumbu]] dan [[rempah-rempah]] yang umum dijumpai di Indonesia.]]
Indonesia mempunyai [[sumber daya alam]] yang besar di luar [[Jawa]], termasuk [[minyak mentah]], [[gas alam]], [[timah]], [[tembaga]], dan [[emas]]. Indonesia pengekspor gas alam terbesar kelima<ref>{{Cite web | url = http://www.iea.org/media/statistics/surveys/gas/natgas.pdf | title = Salinan arsip |access-date = 1 Maret 2016 | archive-date = 22 April 2016 | archive-url = https://web.archive.org/web/20160422094522/http://www.iea.org/media/statistics/surveys/gas/natgas.pdf | dead-url = no}}</ref> di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih [[minyak mentah]]. Hasil pertanian yang utama termasuk [[beras]], [[teh]], [[kopi]], [[rempah-rempah]], dan [[karet]].<ref>{{Cite web | title = Indonesia (IDN) Exports, Imports, and Trade Partners {{!}} OEC | url = https://oec.world/en/profile/country/idn | website = OEC - The Observatory of Economic Complexity | language = en | access-date = 19 Januari 2022 | archive-date = 2022-01-19 | archive-url = https://web.archive.org/web/20220119012002/https://oec.world/en/profile/country/idn | dead-url = no }}</ref> [[Zulkifli Hasan]], [[Menteri Perdagangan (Indonesia)|Menteri Perdagangan]], menyebutkan bahwa Peraturan Presiden №125/2022 berisi tentang cadangan pangan pemerintah yang menjadi prioritas dalam perekonomian negara.<ref name = "PR-31-OKT-">{{cite news | last1 = Astuti | first1 = Kismi Dwi | title = Kedelai Dunia Turun: Pemda Harus Bantu Subsidi | date = 31 Oktober 2022 | publisher = [[Pikiran Rakyat]] | pp = 5}}</ref>
Baris 828 ⟶ 768:
}}</ref>
|}
 
== Transportasi Di Indonesia ==
 
Transportasi di Indonesia
 
Transportasi di Indonesia mencakup berbagai moda yang menghubungkan pulau-pulau di seluruh kepulauan ini. Sistem transportasi di Indonesia berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan mobilitas penduduk yang terus meningkat. Artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai transportasi darat, laut, dan udara yang ada di Indonesia, mencakup berbagai moda seperti kereta api, bus, kapal feri, dan pesawat udara.
 
==== Transportasi Darat ====
 
* Kereta Api Indonesia
Kereta api adalah salah satu moda transportasi darat utama di Indonesia, yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). Sistem perkeretaapian di Indonesia terutama terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Sumatra, dengan jaringan yang menghubungkan kota-kota besar serta daerah-daerah di sekitarnya. Kereta api memainkan peran penting dalam pengangkutan penumpang dan barang di sepanjang jalur yang ada.
 
* KRL Commuter Line
KRL Commuter Line adalah sistem kereta rel listrik yang beroperasi di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dan di Solo-Jogja. KRL Commuter Line Jabodetabek adalah tulang punggung transportasi massal di kawasan megapolitan ini, mengangkut jutaan penumpang setiap harinya. Sistem ini terus diperluas untuk mencakup lebih banyak rute dan stasiun. Selain itu, KRL Solo-Jogja juga melayani rute commuter di wilayah tersebut, mempermudah akses antara dua kota budaya penting ini.
 
* MRT Jakarta
Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta adalah sistem angkutan cepat pertama di Indonesia, yang beroperasi di Jakarta sejak 2019. Tahap pertama rute MRT Jakarta menghubungkan Lebak Bulus di Jakarta Selatan dengan Bundaran HI di pusat kota. Proyek ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan di ibu kota dengan menyediakan alternatif transportasi yang cepat, aman, dan nyaman. Rencana pengembangan lebih lanjut akan memperluas jaringan MRT hingga mencakup area yang lebih luas di Jakarta dan sekitarnya.
 
* LRT Jakarta
Light Rail Transit (LRT) Jakarta adalah sistem angkutan ringan yang saat ini beroperasi di sebagian wilayah Jakarta. Rute LRT Jakarta melayani koridor Kelapa Gading-Velodrome, yang merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan layanan transportasi publik di ibu kota. LRT ini dirancang untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi dan mengurangi kemacetan lalu lintas di jalan-jalan utama Jakarta.
 
* LRT Jabodebek
LRT Jabodebek adalah proyek kereta ringan yang dirancang untuk melayani kawasan Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek). Proyek ini dimaksudkan untuk menyediakan alternatif transportasi massal yang efisien dan ramah lingkungan bagi masyarakat di wilayah metropolitan Jakarta yang lebih luas. LRT Jabodebek diharapkan dapat terintegrasi dengan moda transportasi lain, seperti KRL dan MRT, untuk membentuk jaringan transportasi yang terintegrasi.
 
* LRT Palembang
LRT Palembang adalah sistem LRT pertama di luar Jakarta, yang diresmikan pada tahun 2018 untuk mendukung Asian Games yang diselenggarakan di kota tersebut. LRT Palembang menghubungkan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dengan kawasan olahraga Jakabaring, menyediakan akses transportasi yang cepat dan nyaman bagi penumpang.
 
* Bus AKAP
Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) adalah moda transportasi darat yang menghubungkan berbagai kota dan provinsi di Indonesia. Bus AKAP sangat penting dalam menyediakan mobilitas bagi masyarakat yang melakukan perjalanan jarak jauh di berbagai pulau, terutama di Jawa, Sumatra, Bali , Kalimantan, dan Sulawesi. Sistem bus AKAP terus berkembang dengan penambahan rute dan modernisasi armada untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan penumpang. Sistem Bus AKAP Tersebut Dioperasikan Melalui Jaringan Jaringan Terminal Di Kota Kota Besar Seperti Terminal Pulo Gebang Di [[Jakarta]] , Terminal Tirtonadi Di [[Solo]] , Terminal Bungurasih Di [[Surabaya]] Dan Terakhir Terminal Amplas Di [[Medan]]
 
* Jalan Tol
Jalan tol merupakan bagian integral dari infrastruktur transportasi di Indonesia. Jalan tol yang menghubungkan berbagai kota besar di Pulau Jawa, Sumatra, dan beberapa pulau lainnya telah mempercepat waktu perjalanan dan meningkatkan efisiensi logistik. Proyek jalan tol trans-Jawa dan trans-Sumatra adalah dua proyek besar yang telah dan sedang dilakukan untuk menghubungkan seluruh bagian pulau tersebut dari ujung ke ujung.
 
* Jalan Nasional
Jalan nasional adalah jaringan jalan utama yang menghubungkan berbagai daerah di Indonesia. Jalan ini menjadi tulang punggung bagi transportasi darat, baik untuk pengangkutan barang maupun penumpang. Jalan nasional memainkan peran penting dalam mendukung perekonomian negara, terutama dalam hal distribusi barang dan jasa antar wilayah.
 
* Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung
Kereta Cepat Whoosh adalah proyek kereta cepat pertama di Indonesia yang menghubungkan [[Jakarta]] dan [[Bandung]] . Dengan kecepatan hingga 350 km/jam, kereta ini mampu mempersingkat waktu perjalanan antara kedua kota menjadi sekitar 40 menit. Proyek ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur transportasi di Indonesia, dengan rencana perpanjangan jalur hingga Surabaya di masa mendatang.
 
==== Transportasi Laut ====
 
* Kapal Feri dan Kapal Penumpang Lainnya
Indonesia, sebagai negara kepulauan, sangat bergantung pada transportasi laut untuk menghubungkan berbagai pulau. Kapal feri dan kapal penumpang lainnya memainkan peran penting dalam transportasi antar pulau di seluruh nusantara , baik untuk penumpang maupun barang. Selain itu, kapal-kapal ini juga melayani rute internasional yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, hingga ke negara-negara lain di dunia.
 
==== Transportasi Udara ====
 
* Pesawat
Pesawat terbang adalah moda transportasi yang sangat vital di Indonesia, terutama mengingat luasnya wilayah negara ini yang terdiri dari ribuan pulau. Transportasi udara memungkinkan perjalanan antar pulau yang cepat dan efisien. Sistem penerbangan domestik di Indonesia sangat luas, dengan banyak maskapai penerbangan yang melayani rute-rute di seluruh penjuru tanah air.
 
* Maskapai Garuda Indonesia
[[Garuda Indonesia]] adalah maskapai nasional Indonesia dan salah satu yang tertua di Asia. Garuda Indonesia melayani rute domestik dan internasional, dan telah menerima berbagai penghargaan atas layanan dan keselamatannya. Maskapai ini merupakan ikon transportasi udara Indonesia dan memainkan peran penting dalam menghubungkan Indonesia dengan dunia internasional.
 
* Bandara
Indonesia memiliki banyak bandara internasional dan domestik yang tersebar di seluruh kepulauan. Bandara-bandara ini merupakan gerbang utama bagi transportasi udara, melayani jutaan penumpang setiap tahunnya. Beberapa bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia termasuk [[Bandara Internasional Soekarno-Hatta]] di [[Jakarta]] , [[Bandara Internasional Ngurah Rai]] di [[Bali]] , dan [[Bandara Internasional Juanda]] di [[Surabaya]] . Infrastruktur bandara terus ditingkatkan untuk menangani peningkatan jumlah penumpang dan volume kargo yang terus berkembang.
 
Transportasi di Indonesia terus berkembang seiring dengan kebutuhan mobilitas penduduk yang meningkat dan upaya pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur transportasi nasional. Berbagai proyek besar seperti pembangunan jalan tol, pengembangan moda transportasi massal seperti MRT, LRT, dan kereta cepat, serta modernisasi pelabuhan dan bandara adalah bagian dari upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan konektivitas antar daerah di Indonesia.
 
== Demografi ==
Baris 857 ⟶ 853:
[[Bahasa resmi]] negara ini adalah [[bahasa Indonesia]], yang merupakan salah satu dari banyak [[Varietas bahasa|varietas]] [[bahasa Melayu]].<ref>{{cite book|last=Kridalaksana|first=H.|date=1991|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/2263/1/Masa%20Lampau%20Bahasa%20Indonesia.%20Sebuah%20bunga%20Rampai%20%281991%29.pdf|title=Masa Lampau bahasa Indonesia: Sebuah Bunga Rampai|location=Yogyakarta|publisher=Kanisius|isbn=979-413-476-7|editor-last=Kridalaksana|editor-first=H.|chapter=Pengantar tentang Pendekatan Historis dalam Kajian Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia|access-date=2021-08-08|archive-date=2021-08-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210808081200/http://repositori.kemdikbud.go.id/2263/1/Masa%20Lampau%20Bahasa%20Indonesia.%20Sebuah%20bunga%20Rampai%20(1991).pdf|dead-url=no}}</ref> Bahasa Indonesia diajukan sebagai bahasa persatuan sejak masa pergerakan kemerdekaan Indonesia melalui [[Sumpah Pemuda]] dan ditetapkan oleh [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|konstitusi]] pada 1945.{{sfn|UUD 1945|loc=Pasal 36}} Campur tangan negara terhadap bahasa nasional diselenggarakan melalui [[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]] di bawah [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Tugas dan Fungsi|url=http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/tugas_dan_fungsi|website=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|archive-url=https://web.archive.org/web/20200731200511/http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/tugas_dan_fungsi|archive-date=31 Juli 2020|dead-url=no|access-date=9 Agustus 2021}}</ref>
 
Beberapa [[bahasa asing]] diajarkan dalam pendidikan formal. [[Bahasa Inggris]] sebagai bahasa internasional telah diperkenalkan kepada para pelajar mulai jenjang pendidikan dasar.<ref>{{Cite journal|last=Jazuly|first=Ahmad|date=2016|title=Peran Bahasa Inggris pada Anak Usia Dini|url=http://jurnal.makmalpendidikan.net/index.php/JPD/article/view/89|journal=Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa|volume=6|issue=1|pages=33–40|access-date=2021-08-08|archive-date=2021-08-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210808205755/http://jurnal.makmalpendidikan.net/index.php/JPD/article/view/89|dead-url=no}}</ref> Bahasa asing lainnya, seperti [[bahasa Jerman]], [[Bahasa Prancis|Prancis]], dan [[Bahasa Jepang|Jepang]], diajarkan di sejumlah sekolah sebagai pelengkap pada jenjang sekolah menengah atas.<ref>{{Cite journal|last=Santoso|first=Iman|date=1 April 2014|title=Pembelajaran Bahasa Asing di Indonesia: Antara Globalisasi dan Hegemoni|url=http://ejournal.upi.edu/index.php/BS_JPBSP/article/view/696|journal=Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra|volume=14|issue=1|pages=1|doi=10.17509/bs_jpbsp.v14i1.696|issn=2527-8312|access-date=2021-08-08|archive-date=2021-08-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210808212928/https://ejournal.upi.edu/index.php/BS_JPBSP/article/view/696|dead-url=no}}</ref> Bagi penganut agama Islam yang menjadi kaum mayoritas di Indonesia,<ref name=":0data-agama-id">{{Cite web|date=2018|title=Data Umat Berdasar Jumlah Pemeluk Agama Menurut Agama|url=https://data.kemenag.go.id/agamadashboard/statistik/umat|website=Kementerian Agama|archive-url=https://web.archive.org/web/20200903221250/https://data.kemenag.go.id/agamadashboard/statistik/umat|archive-date=3 September 2020|access-date=9 Agustus 2021}}</ref> [[bahasa Arab]] adalah bahasa asing yang memiliki kedudukan khusus karena harus dipraktikkan dalam ibadah harian tertentu, misalnya [[salat]],<ref>{{Cite book|last=Eid|first=Haya Muhammad|date=2019|url=https://books.google.co.id/books?id=xu-ODwAAQBAJ|title=Learning My Salah: The Second Pillar|publisher=Ahlan Foundation|pages=66|url-status=live}}</ref> dan diajarkan di [[madrasah ibtidaiah]] dan jenjang selanjutnya.<ref>{{Cite journal|last=Muradi|first=Ahmad|date=2013|title=Tujuan Pembelajaran Bahasa Asing (Arab) di Indonesia|url=http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/maqoyis/article/view/182|journal=Al-Maqayis|volume=1|issue=1|pages=128-137|doi=|access-date=2021-08-08|archive-date=2021-08-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210808205755/http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/maqoyis/article/view/182|dead-url=no}}</ref> Meskipun demikian, bahasa Arab tidak menjadi bahasa pergaulan umum sejak periode awal keberadaannya di Indonesia.<ref>{{Cite web|last=Chaqoqo|first=S.G.N.|date=1 Juni 2012|title=Pembelajaran Bahasa Arab Sepanjang Sejarah|url=http://stainsalatiga.ac.id/pembelajaran-bahasa-arab-sepanjang-sejarah/|website=STAIN Salatiga|archive-url=https://web.archive.org/web/20130303000211/http://stainsalatiga.ac.id/pembelajaran-bahasa-arab-sepanjang-sejarah/|archive-date=3 Maret 2013|access-date=2 Januari 2013}}</ref>
 
=== Agama ===
{{utama|Agama di Indonesia}}
[[Berkas:Masjid Istiqlal - Panoramio.jpg|jmpl|300x300px|[[Masjid Istiqlal]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], yang merupakan masjid nasional terbesar di Indonesia.]]
Meskipun menjamin kebebasan beragama dalam konstitusi,{{sfn|UUD 1945|loc=Pasal 29 ayat (2)}} pemerintah hanya mengakui enam agama resmiyaitu: [[Islam]], [[Protestanisme|Protestan]], [[Katolik Roma|Katolik]], [[Agama Hindu|Hindu]], [[Agama Buddha|Buddha]], dan [[Agama Konghucu|Konghucu]]: sementara itu, penganut [[Agama asli Nusantara|agama tradisional ataupun agama-agama lainnya]] hanya mendapatkan pengakuan terbatas sebagai "penghayat kepercayaan".<ref>{{Cite journal|last=Marshall|first=Paul|date=2018|title=The Ambiguities of Religious Freedom in Indonesia|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/15570274.2018.1433588|journal=The Review of Faith & International Affairs|volume=16|issue=1|pages=85–96|doi=10.1080/15570274.2018.1433588|issn=1557-0274|access-date=2021-08-08|archive-date=2021-08-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210808221412/https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/15570274.2018.1433588|dead-url=no}}</ref><ref>{{cite conference|surname=Siregar|given=Rospita Adelina|editor1=Dr. Lamhot Naibaho|editor2=Demsy Jura|title=Kebijakan Publik bila Mencantumkan Aliran Kepercayaan dalam Admininistrasi Kependudukan sebagai Bentuk Revitalisasi Pancasila|book-title=Seminar Nasional "Revitalisasi Indonesia melalui Identitas Kemajemukan Berdasarkan Pancasila", diselenggarakan oleh Pusat Sudi Lintas Agama dan Budaya—Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Kristen Indonesia. Jakarta, 22 November 2018|place=Jakarta|publisher=[[Universitas Kristen Indonesia|UKI Press]]|date=2018|pages=173–177|url=http://repository.uki.ac.id/842/1/Rospita.pdf|isbn=978-979-8148-96-5|ref=harv|access-date=2021-08-08|archive-date=2021-08-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210808221414/http://repository.uki.ac.id/842/1/Rospita.pdf|dead-url=no}}</ref> . Dengan 231 juta penganut pada tahun 2018, Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar kedua di dunia. Sebanyak sekitar hampir 30 juta penduduk Indonesia atau lebih tepatnya 28,6 juta jiwa menganut agama [[Kristen]], di mana 20,2 juta penduduk merupakan penganut aliran Kristen Protestan sedangkan 8,3 juta penganut [[Gereja Katolik Roma|Kristen Katolik]], 4,7 juta penganut Hindu, 2 juta penganut Buddha, 81 ribu penganut Konghucu, dan 108 ribu penganut aliran kepercayaan lainnya (''terutama agama tradisional/lokal'').<ref name=":0data-agama-id" /> Agama Islam dipeluk oleh hampir seluruh warga Indonesia (sekitar 86,70%), Agama Kristen (Protestan & Katolik) kebanyakkan dipeluk oleh beberapa suku, yakni: [[Suku Batak|Batak]], [[Suku Toraja|Toraja]], [[Suku Dayak|Dayak]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Minahasa|Minahasa]], [[Suku Ambon|Ambon]], dan lainnya. Kebanyakan pemeluk Hindu adalah [[Suku Bali]] dan [[India-Indonesia|Orang keturunan India di Indonesia]]<ref>{{Cite book|last=Oey|first=Eric|date=1995|url=https://www.worldcat.org/oclc/60286689|title=Bali|publisher=Periplus|isbn=962-593-028-0|oclc=60286689|url-status=live}}</ref> serta kebanyakan pemeluk Buddha dan Konghucu adalah orang [[Tionghoa-Indonesia]].<ref>{{Cite book|last=|date=2008|url=https://www.worldcat.org/oclc/469069147|title=Ethnic Chinese in Contemporary Indonesia|location=Singapore|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=9789812308351|editor-last=Suryadinata|editor-first=Leo|oclc=469069147|url-status=live}}</ref>
[[Berkas:Besakih Bali Indonesia Pura-Besakih-02.jpg|kiri|jmpl|300x300px|[[Pura Besakih]] di [[Kabupaten Karangasem|Karangasem]], [[Bali]], yang merupakan [[pura]] terbesar di Indonesia.]]
Penduduk asli Indonesia pada awalnya mempraktikkan [[animisme]], [[paganisme]] dan [[dinamisme]] lokal, yang merupakan kepercayaan umum bangsa Austronesia. Mereka menyembah roh leluhur dan percaya bahwa roh gaib ([[hyang]]) mungkin menghuni tempat-tempat tertentu, seperti pohon besar, batu, hutan, gunung, atau tempat keramat.<ref name="Ooi">{{citeCite book|dateyear=2004|url=httpshttp://www.googleebook3000.co.id/books/editioncom/Southeast_Asiadictionary/QKgraWbb7yoCSoutheast-Asia--A-Historical-Encyclopedia--From-Angkor-Wat-to-East-Timor--3-Volume-Set-_132751.html|title=Southeast Asia: Aa historical encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor (3 volume setvols)|location=Santa Barbara, Calif.|publisher=[[ABC-CLIO]]|isbn=978-11576077702|editor1-57607-770-2|editorlast=GinOoi|editoreditor1-first=OoiKeat KeatGin|pagepages=177790 ff|oclc=54528945|url-status=live646857823|access-date=2021-08-09|archive-date=2023-0105-2024|archive-url=https://web.archive.org/web/2023012007171920160808051416/httpshttp://www.googleebook3000.co.idcom/booksdictionary/edition/Southeast_Asia/QKgraWbb7yoCSoutheast-Asia--A-Historical-Encyclopedia--From-Angkor-Wat-to-East-Timor--3-Volume-Set-_132751.html|archive-date=2016-08-08|dead-url=noyes}}</ref> Contoh kepercayaan asli Indonesia di antaranya [[Sunda Wiwitan]], [[Kaharingan]], dan [[Kejawen]]. Mereka memberikan dampak yang signifikan pada penerapan agama-agama lain, seperti [[abangan]] Jawa, [[Agama Hindu Bali|Hindu Bali]], dan Kristen Dayak, yang dipraktikkan sebagai bentuk agama yang kurang [[Ortodoksi|ortodoks]] dan [[Sinkretisme|sinkretis]].<ref>{{Cite book|last=Magnis-Suseno|first=Franz|date=1997|url=https://www.worldcat.org/oclc/38466385|title=Javanese Ethics and World-View: The Javanese Idea of the Good Life|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=979-605-406-X|oclc=38466385|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite web|date=2003|title=2003 International Religious Freedom Report: Indonesia|url=https://2009-2017.state.gov/j/drl/rls/irf/2003/23829.htm|website=U.S. Department of State|access-date=13 Januari 2012.|archive-date=2021-08-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210809081448/https://2009-2017.state.gov/j/drl/rls/irf/2003/23829.htm|dead-url=no}}</ref>
 
Pengaruh [[Hindu di Indonesia|agama Hindu]] mencapai Nusantara pada awal abad pertama Masehi.<ref>{{Cite book|last=Gonda|first=Jan|date=1975|url=https://books.google.co.id/books?id=X7YfAAAAIAAJ|title=Handbook of Oriental Studies. Section 3 Southeast Asia, Religions|publisher=Brill|chapter=The Indian Religions in Pre-Islamic Indonesia and their survival in Bali|url-status=live}}</ref> [[Kerajaan Salakanagara]] di Jawa Barat sekitar tahun 130 merupakan kerajaan terkait [[India Raya]] pertama yang tercatat dalam sejarah Nusantara.<ref>Darsa, Undang A. 2004. "Kropak 406; Carita Parahyangan dan Fragmen Carita Parahyangan", Makalah disampaikan dalam Kegiatan Bedah Naskah Kuna yang diselenggarakan oleh Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga. Bandung-Jatinangor: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran: hlm. 1–23.</ref> [[Buddhisme di Indonesia|Agama Buddha]] tiba sekitar abad ke-6,<ref>{{cite web|year=2005|title=Buddhism in Indonesia|url=http://www.buddhanet.net/e-learning/buddhistworld/indo-txt.htm|work=Buddha Dharma Education Association|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20190510074118/http://www.buddhanet.net/e-learning/buddhistworld/indo-txt.htm|archive-date=10 Mei 2019|access-date=3 Oktober 2006}}</ref> dan sejarahnya di Indonesia berhubungan erat dengan agama Hindu karena kedua agama ini dianut oleh beberapa kerajaan pada periode yang sama. Nusantara mengalami kebangkitan dan kejatuhan kerajaan Hindu dan Buddha yang kuat dan berpengaruh, seperti [[Majapahit]], [[Wangsa Sailendra|Sailendra]], [[Sriwijaya]], dan [[Medang]]. Meski tidak lagi menjadi mayoritas, agama Hindu dan Buddha tetap memiliki pengaruh besar pada budaya Indonesia.<ref>{{Cite journal|last=Rahman|first=Taufiq|date=2013|title='Indianization' of Indonesia in an Historical Sketch|url=http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ijni/article/view/26|journal=International Journal of Nusantara Islam|volume=1|issue=2|pages=56–64|doi=10.15575/ijni.v1i2.26|issn=2355-651X|access-date=2021-08-09|archive-date=2021-08-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210809133309/https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ijni/article/view/26|dead-url=no}}</ref><ref>{{cite web|author=Sedyawati|first=Edi|date=19 Desember 2014|title=Influence of Hinduism and Buddhism on Indonesian culture|url=https://www.sanskritimagazine.com/india/global-influence-of-hinduism/influence-hinduism-buddhism-indonesian-culture/|publisher=Sanskriti Magazine|archive-url=https://web.archive.org/web/20170415194440/https://www.sanskritimagazine.com/india/global-influence-of-hinduism/influence-hinduism-buddhism-indonesian-culture/|archive-date=15 April 2017|access-date=6 Desember 2020|url-status=live}}</ref>
 
[[Islam di Indonesia|Agama Islam]] diperkenalkan oleh para pedagang [[Suni]] dari [[mazhab Syafi'i]] serta para pedagang [[Sufisme|Sufi]] dari [[Asia Selatan|anak benua India]] dan [[Arab Selatan]] pada awal abad ke-8 M.<ref>{{Cite book|last=Martin|first=Richard C.|date=2004|url=https://www.worldcat.org/oclc/52178942|title=Encyclopedia of Islam and the Muslim World. Vol. 2: M–Z|location=New York|publisher=Macmillan Reference USA|isbn=0-02-865603-2|oclc=52178942|url-status=live|access-date=2021-08-09|archive-date=2010-01-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20100112034346/http://www.worldcat.org/oclc/52178942|dead-url=no}}</ref><ref name=":1princeton-islam">{{Cite book|last=Böwering|first=Gerhard|last2=Crone|first2=Patricia|last3=Mirza|first3=Mahan|date=2013|url=https://www.worldcat.org/oclc/820631887|title=The Princeton Encyclopedia of Islamic Political Thought|location=Princeton, N.J.|publisher=Princeton University Press|isbn=1-4008-3855-X|oclc=820631887|url-status=live}}</ref> Pada sebagian besar perkembangannya, Islam mengalami pencampuran dan saling memengaruhi budaya yang ada sehingga menghasilkan bentuk Islam dengan ciri tersendiri, seperti adanya [[pesantren]].{{sfn|Ricklefs|1991|pp=12–14}}<ref>{{cite web|title=Indonesia–Bhineka Tunggal Ika|url=http://cui.unige.ch/~luthi/download/indo.html|publisher=Centre Universitaire d'Informatique|archive-url=https://web.archive.org/web/20060914023845/http://cui.unige.ch/~luthi/download/indo.html|archive-date=14 September 2006|access-date=20 Oktober 2006}}</ref> Perdagangan dan aktivitas dakwah seperti yang dilakukan oleh [[Wali Songo]] dan penjelajah Tiongkok [[Cheng Ho]], serta kampanye militer oleh beberapa kesultanan membantu mempercepat penyebaran Islam.<ref name=":1princeton-islam" /><ref>{{Cite book|last=Tanasaldy|first=Taufiq|date=2012|url=https://www.worldcat.org/oclc/804847859|title=Regime Change and Ethnic Politics in Indonesia: Dayak Politics of West Kalimantan|location=Leiden|publisher=KITLV Press|isbn=978-90-04-25348-3|oclc=804847859|url-status=live|access-date=2021-08-09|archive-date=2023-01-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230120071725/https://www.worldcat.org/title/804847859|dead-url=no}}</ref>
[[Berkas:Jakarta Indonesia Jakarta-Cathedral-10.jpg|jmpl|[[Gereja Katedral Jakarta]], yang menjadi salah satu gereja tertua di Indonesia.]]
[[Gereja Katolik di Indonesia|Agama Katolik]] dibawa oleh para pedagang dan misionaris Portugis seperti [[Yesuit]] [[Fransiskus Xaverius]], yang mengunjungi dan membaptis beberapa ribu penduduk setempat.{{sfn|Ricklefs|1991|pp=25, 26, 28}}<ref>{{cite web|title=About St Francis Xavier|url=https://www.sydneycatholic.org/events/pilgrimageofgrace/about.shtml|publisher=Catholic Archdiocese of Sydney|archive-url=https://web.archive.org/web/20121116164225/https://www.sydneycatholic.org/events/pilgrimageofgrace/about.shtml|archive-date=16 November 2012|access-date=5 Juli 2018|url-status=live}}</ref> Penyebarannya menghadapi kesulitan karena kebijakan [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Perusahaan Hindia Timur Belanda]] yang melarang agama dan permusuhan oleh Belanda sebagai akibat dari [[Perang Delapan Puluh Tahun]] melawan pemerintahan Katolik Spanyol. [[Protestanisme di Indonesia|Protestantisme]], sebagian besar, merupakan hasil dari upaya misionaris [[Calvinisme|Calvinis]] dan [[Gereja Lutheran|Lutheran]] selama era kolonial Belanda.{{sfn|Ricklefs|1991|pp=28, 62}}{{sfn|Vickers|2005|p=22}}<ref>{{cite book|author=Goh|first=Robbie B.H.|year=2005|url=https://www.google.co.id/books/edition/Christianity_in_Southeast_Asia/Yh3cAAYsi2UC|title=Christianity in Southeast Asia|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=978-981-230-297-7|page=80|url-status=live}}</ref> Meskipun keduanya merupakan cabang [[Kekristenan]] yang paling umum, ada banyak denominasi lain di negara ini.<ref>{{cite web|title=Indonesia|url=http://reformiert-online.net/weltweit/64_eng.php|website=Reformed Online|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20061205042413/http://reformiert-online.net/weltweit/64_eng.php|archive-date=5 Desember 2006|access-date=5 Desember 2006|url-status=live}}</ref>
Baris 874 ⟶ 870:
Jumlah penganut [[Yahudi di Indonesia|agama Yahudi]] cukup besar di Nusantara setidaknya sampai tahun 1945, yang kebanyakan merupakan orang Belanda dan orang Yahudi Baghdadi. Sebagian besar di antara mereka meninggalkan Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan dan agama Yahudi tidak pernah mendapatkan status resmi. Saat ini hanya sejumlah kecil orang Yahudi di Indonesia, yang kebanyakan berada di Jakarta dan Surabaya.<ref>{{cite web|author=Klemperer-Markman|first=Ayala|title=The Jewish Community in Indonesia|url=https://www.bh.org.il/jewish-community-indonesia/|website=Beit Hatfutsot|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20190804011540/https://www.bh.org.il/jewish-community-indonesia/|archive-date=4 Agustus 2019|access-date=12 Maret 2020|translator=Julie Ann Levy|url-status=live}}</ref>
 
Pada tingkat nasional dan regional, kepemimpinan dalam politik dan kelompok masyarakat sipil di Indonesia telah memainkan peran penting dalam hubungan antaragama, baik secara positif maupun negatif. Sila pertama Pancasila yang merupakan landasan filosofis Indonesia, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, sering menjadi pengingat toleransi beragama,<ref>{{Cite journal|last=Madjid|first=Nurcholish|date=1994|title=Islamic Roots of Modern Pluralism: Indonesian Experience|url=http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/studia-islamika/article/view/866|journal=Studia Islamika|volume=1|issue=1|doi=10.15408/sdi.v1i1.866|issn=2355-6145|access-date=2021-08-09|archive-date=2021-08-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210809133302/http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/studia-islamika/article/view/866|dead-url=no}}</ref> meskipun kasus-kasus intoleransi juga telah terjadi.<ref name="RIP">{{cite book|author=Harsono|first=Andreas|date=Mei 2019|url=https://www.google.co.id/books/edition/Race_Islam_and_Power/WQ-tvgEACAAJ|title=Race, Islam and Power: Ethnic and Religious Violence in Post-Suharto Indonesia|publisher=Monash University Publishing|isbn=978-1-925835-09-0|url-status=live|access-date=2021-08-09|archive-date=2023-01-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230120071728/https://www.google.co.id/books/edition/Race_Islam_and_Power/WQ-tvgEACAAJ|dead-url=no}}</ref> Sebagian
Walaupun Indonesia merupakan [[negara sekuler]] (bukan negara yang berlandaskan hukum agama), tetapi sebagian besar orang Indonesia menganggap agama sebagai hal yang esensial dan bagian integral dari kehidupan mereka.<ref>{{cite web|date=13 Juni 2018|title=How religious commitment varies by country among people of all ages|url=http://www.pewforum.org/2018/06/13/how-religious-commitment-varies-by-country-among-people-of-all-ages/|website=Pew Research Center|archive-url=https://web.archive.org/web/20180827174002/http://www.pewforum.org/2018/06/13/how-religious-commitment-varies-by-country-among-people-of-all-ages/|archive-date=27 Agustus 2018|access-date=23 November 2018|url-status=live}}</ref><ref>{{cite web|author=Pearce|first=Jonathan M.S.|date=28 Oktober 2018|title=Religion in Indonesia: An Insight|url=https://www.patheos.com/blogs/tippling/2018/10/28/religion-in-indonesia-an-insight/|website=Patheos|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20181028170242/https://www.patheos.com/blogs/tippling/2018/10/28/religion-in-indonesia-an-insight/|archive-date=28 Oktober 2018|access-date=23 November 2018|url-status=live}}</ref>
 
=== Pendidikan dan kesehatan ===
{{utama|Pendidikan di Indonesia|Kesehatan di Indonesia}}
[[Berkas:Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada 2.jpg|jmpl|Gedung Pusat [[Universitas Gadjah Mada]] di [[Yogyakarta]].|250x250px]]
Sesuai dengan konstitusi yang berlaku,{{sfn|UUD 1945|loc=Pasal 31 ayat (4)}} serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pemerintah Indonesia baik pusat maupun daerah wajib mengalokasikan anggaran untuk pendidikan sebesar 20% dari [[Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia|APBN]] dan [[Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah|APBD]] di luar gaji pendidik dan biaya kedinasan. Semua penduduk wajib mengikuti program [[wajib belajar]] sembilan tahun, yang meliputi enam tahun di [[sekolah dasar]] dan tiga tahun di [[sekolah menengah pertama]].<ref>{{cite web|last1=Al-Samarrai|first1=Samer|last2=Cerdan-Infantes|first2=Pedro|date=9 Maret 2013|title=Awakening Indonesia's Golden Generation: Extending Compulsory Education from 9 to 12 Years|url=http://blogs.worldbank.org/education/awakening-indonesia-s-golden-generation-extending-compulsory-education-9-12-years|publisher=The World Bank Blog|archive-url=https://web.archive.org/web/20171010151231/http://blogs.worldbank.org/education/awakening-indonesia-s-golden-generation-extending-compulsory-education-9-12-years|archive-date=10 Oktober 2017|access-date=10 Oktober 2017|url-status=live}}</ref> Pada 2018, tingkat partisipasi penduduk sebesar 93% untuk pendidikan dasar, 79% untuk pendidikan menengah, dan 36% untuk pendidikan tinggi, sementara tingkat melek huruf adalah 96%.<ref name=":2unesco-id">{{cite web|date=27 November 2016|title=Indonesia|url=http://uis.unesco.org/en/country/id|publisher=UNESCO Institute for Statistics|access-date=5 September 2020}}</ref> Pemerintah menghabiskan sekitar 3,6% dari PDB atau 20,5% dari anggaran negara (2015) untuk pendidikan.<ref name=":2unesco-id" /> Pada tahun 2018, terdapat lebih dari 4.500 perguruan tinggi di Indonesia,<ref>{{cite web|date=29 Mei 2018|title=Is Indonesia Ready for International Branch Campuses?|url=https://www.insidehighered.com/blogs/world-view/indonesia-ready-international-branch-campuses|website=Inside Higher Ed|archive-url=https://web.archive.org/web/20180530035730/https://www.insidehighered.com/blogs/world-view/indonesia-ready-international-branch-campuses|archive-date=30 Mei 2018|access-date=18 November 2018|url-status=live}}</ref> dengan universitas terkemuka (seperti [[Universitas Indonesia]], [[Institut Teknologi Bandung]], [[Universitas Gadjah Mada]], dan lainnya) berlokasi di Pulau Jawa.<ref>{{cite web|date=4 Mei 2018|title=Indonesia's Unequal Higher Education|url=https://www.asiasentinel.com/p/indonesia-unequal-higher-education|website=Asia Sentinel|archive-url=https://web.archive.org/web/20200924060508/https://www.asiasentinel.com/p/indonesia-unequal-higher-education|archive-date=24 September 2020|access-date=3 Desember 2020|url-status=live}}</ref>
 
Anggaran pemerintah untuk sektor kesehatan adalah sekitar 3,3% dari PDB pada tahun 2016.<ref>{{cite web|date=Juli 2018|title=2018 Health SDG Profile: Indonesia|url=http://www.searo.who.int/entity/health_situation_trends/cp_ino.pdf?ua=1|publisher=Organisasi Kesehatan Dunia|archive-url=https://web.archive.org/web/20181206041612/http://www.searo.who.int/entity/health_situation_trends/cp_ino.pdf?ua=1|archive-date=6 Desember 2018|access-date=10 Desember 2018|url-status=live}}</ref> Sebagai bagian dari upaya mencapai [[cakupan kesehatan semesta]], pemerintah meluncurkan [[Badan Penyelenggara Jaminan Sosial|Jaminan Kesehatan Nasional]] (JKN) pada tahun 2014.<ref>{{cite news|last=Thabrany|first=Hasbullah|date=2 Januari 2014|title=Birth of Indonesia's 'Medicare': Fasten your seatbelts|url=http://www.thejakartapost.com/news/2014/01/02/birth-indonesia-s-medicare-fasten-your-seatbelts.html|newspaper=The Jakarta Post|archive-url=https://web.archive.org/web/20140110053307/http://www.thejakartapost.com/news/2014/01/02/birth-indonesia-s-medicare-fasten-your-seatbelts.html|archive-date=10 Januari 2014|access-date=26 Agustus 2018|url-status=live}}</ref> Meskipun ada peningkatan yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir seperti meningkatnya angka harapan hidup (dari 62,3 tahun pada tahun 1990 menjadi 71,7 tahun pada tahun 2019)<ref>{{Cite web|title=Life expectancy|url=https://ourworldindata.org/grapher/life-expectancy|website=Our World in Data|access-date=6 September 2020|archive-date=2020-08-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20200813180308/https://ourworldindata.org/grapher/life-expectancy|dead-url=no}}</ref> dan penurunan kematian anak (dari 84 kematian per 1.000 kelahiran pada tahun 1990 menjadi 25,4 kematian pada tahun 2017),<ref>{{Cite web|title=Child mortality rate|url=https://ourworldindata.org/grapher/child-mortality-igme|website=Our World in Data|access-date=5 September 2020|archive-date=2022-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20220127024732/https://ourworldindata.org/grapher/child-mortality-igme|dead-url=no}}</ref> Indonesia terus-menerus menghadapi berbagai tantangan, seperti kesehatan ibu dan anak, kualitas udara yang rendah, kurang gizi, tingginya tingkat merokok, dan penyakit menular.<ref>{{Cite journal|last=Mboi|first=Nafsiah|last2=Surbakti|first2=Indra Murty|last3=Trihandini|first3=Indang|last4=Elyazar|first4=Iqbal|last5=Smith|first5=Karen Houston|last6=Bahjuri Ali|first6=Pungkas|last7=Kosen|first7=Soewarta|last8=Flemons|first8=Kristin|last9=Ray|first9=Sarah E.|date=2018|title=On the road to universal health care in Indonesia, 1990–2016: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2016|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0140673618305956|journal=The Lancet|language=en|volume=392|issue=10147|pages=581–591|doi=10.1016/S0140-6736(18)30595-6|pmc=PMC6099123|pmid=29961639|access-date=2021-08-09|archive-date=2021-11-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20211110142255/https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0140673618305956|dead-url=no}}</ref>
Baris 886 ⟶ 883:
{{utama|Indeks Pembangunan Manusia Indonesia}}
 
Menurut [[Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa|UNDP]], [[Indeks Pembangunan Manusia]] (IPM) Indonesia mencapai angka 0,707<ref name="profil-hdr-id" /> pada [[Laporan Pembangunan Manusia 2019]] untuk perkiraan IPM tahun 2018 dan menempati status tinggi, sedangkan menurut [[Badan Pusat Statistik]] (BPS), IPM Indonesia tahun 20202022 telah mencapai angka 7172,9491 (0,719729)<ref name="IPM"/><ref name=bpsIPM2020>{{cite journal |author=[[Badan Pusat Statistik]] |date=15 Desember 2020 |title=Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2020 |journal=Berita Resmi Statistik |issue=No.97/12/Th.XXIII |url=https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/12/15/1758/indeks-pembangunan-manusia--ipm--indonesia-pada-tahun-2020-mencapai-71-94.html |access-date=2021-01-22 |archive-date=2021-01-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210129085353/https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/12/15/1758/indeks-pembangunan-manusia--ipm--indonesia-pada-tahun-2020-mencapai-71-94.html |dead-url=no }}</ref> dan menempati status tinggi pada tahun 2016.
 
Perbedaan IPM yang dilaporkan UNDP melalui [[Laporan Pembangunan Manusia|''Human Development Report'']] (HDR) dengan BPS terletak pada besarnya angka IPM dan perincian. Selama ini, memang perbedaan angka IPM sudah dianggap lazim. Namun, sejak sekitar tahun 2011, perbedaan angka IPM UNDP dan BPS meningkat secara signifikan. Dalam perihal perincian, karena UNDP melaporkan dalam tingkat internasional, laporan IPM Indonesia tidak dilaporkan hingga tingkat yang lebih rendah. Sebaliknya, karena BPS hanya melaporkan di tingkat nasional, BPS lebih memerinci, bahkan hingga IPM di tingkat kota/kabupaten dalam laporan beberapa tahun (laporan IPM hingga tingkat kota/kabupaten jarang). Namun, yang selalu dilaporkan di bawah tingkat nasional tentunya adalah laporan IPM di tingkat provinsi/daerah.
 
Berikut ini adalah daftar provinsi Indonesia menurut IPM tahun 20202022 dibandingkan tahun 20192021 menurut BPS.<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/494/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Indeks Pembangunan Manusia menurut Provinsi 2020-2022|website=www.bps.go.id|accessdate=10 November 2023}}</ref><ref name=bpsIPM2020 />
 
{|class=wikitable
!Peringkat
Baris 901 ⟶ 899:
|1 {{steady}}
|{{flag|Daerah Khusus Ibukota Jakarta}}
|8081,7765 (0,808816)
|{{increase}} 0,0154 (0,01%)
|-
! colspan=4 | {{fontcolor|green|Pembangunan Manusia Tinggi}}
|-
|2 {{steady}}
|{{flag|Daerah Istimewa Yogyakarta}}
|7980,9765 (0,800806)
|{{decreaseincrease}} -0,0242 (-0,03%)
|-
! colspan=4 | {{fontcolor|green|Pembangunan Manusia Tinggi}}
|-
|3 {{steady}}
|{{flag|Kalimantan Timur}}
|7677,2444 (0,762774)
|{{decreaseincrease}} -0,3756 (-0,48%)
|-
|4 {{steady}}
|{{flag|Kepulauan Riau}}
|7576,5946 (0,756766)
|{{increase}} 0,1167 (0,15%)
|-
|5 {{steady}}
|{{flag|Bali}}
|7576,544 (0,755764)
|{{increase}} 0,1275 (0,16%)
|-
|6 {{increasesteady}} (1)
|{{flag|Sulawesi Utara}}
|7273,9381 (0,729738)
|{{decreaseincrease}} -0,0651 (-0,08%)
|-
|7 {{decreasesteady}} (1)
|{{flag|Riau}}
|7273,7152 (0,727)
|{{decreaseincrease}} -0,2958 (-0,40%)
|-
|8 {{steady}}
|{{flag|Banten}}
|7273,4532 (0,725733)
|{{increase}} 0,0160 (0,01%)
|-
|9 {{steady}}
|{{flag|Sumatera Barat}}
|7273,3826 (0,724733)
|{{decreaseincrease}} -0,0161 (-0,01%)
|-
|10 {{steady}}
|{{flag|Jawa Barat}}
|7273,0912 (0,721)
|{{increase}} 0,0667 (0,08%)
|-
|11 {{steady}}
|{{flag|Aceh}}
|71,99 (0,720)
|{{increase}} 0,09 (0,13%)
|- style="background-color: #ccf;"
|
|'''{{flag|Indonesia}}'''
|7172,9491 (0,719729)
|{{increase}} 0,0262 (0,03%)
|-
|1211 {{increase}} (21)
|{{flag|Sulawesi Selatan}}
|7172,9381 (0,719728)
|{{increase}} 0,2758 (0,38%)
|-
|12 {{decrease}} (1)
|{{flag|Aceh}}
|72,80 (0,728)
|{{increase}} 0,62 (0,13%)
|-
|13 {{steady}}
|{{flag|Jawa Tengah}}
|7172,8779 (0,719728)
|{{increase}} 0,1463 (0,20%)
|-
|14 {{increase}} (1)
|{{flag|Jawa Timur}}
|72,75 (0,717)
|{{increase}} 0,61 (0,29%)
|-
|1415 {{decrease}} (21)
|{{flag|Sumatera Utara}}
|7172,7771 (0,718727)
|{{increase}} 0,0371 (0,04%)
|-
|15 {{steady}}
|{{flag|Jawa Timur}}
|71,71 (0,717)
|{{increase}} 0,21 (0,29%)
|-
|16 {{steady}}
|{{flag|Kepulauan Bangka Belitung}}
|7172,4724 (0,715722)
|{{increase}} 0,1755 (0,24%)
|-
|17 {{increasesteady}} (2)
|{{flag|Sulawesi Tenggara}}
|7172,4523 (0,715722)
|{{increase}} 0,2557 (0,35%)
|-
|18 {{steady}}
|{{flag|Bengkulu}}
|7172,416 (0,714722)
|{{increase}} 0,1952 (0,27%)
|-
|19 {{decreasesteady}} (2)
|{{flag|Jambi}}
|7172,2914 (0,713721)
|{{increase}} 0,0351 (0,04%)
|-
|20 {{increase}} (1)
|{{flag|Kalimantan Tengah}}
|71,05 (0,711)
|{{increase}} 0,14 (0,20%)
|-
|21 {{increase}} (1)
|{{flag|Kalimantan Selatan}}
|7071,9184 (0,709)
|{{increase}} 0,1956 (0,27%)
|-
|2221 {{decreaseincrease}} (2)
|{{flag|Kalimantan Utara}}
|7071,6383 (0,706718)
|{{decreaseincrease}} -0,5264 (-0,73%)
|-
|22 {{decrease}} (2)
|{{flag|Kalimantan Tengah}}
|71,63 (0,716)
|{{increase}} 0,38 (0,20%)
|-
|23 {{steady}}
|{{flag|Sumatera Selatan}}
|70,0190 (0,700709)
|{{decreaseincrease}} -0,0166 (-0,01%)
|-
! colspan=4 | {{fontcolor|#f90|Pembangunan Manusia Sedang}}
|-
|24 {{steady}}
|{{flag|Lampung}}
|6970,6945 (0,697704)
|{{increase}} 0,1255 (0,17%)
|-
|25 {{steady}}
|{{flag|Sulawesi Tengah}}
|6970,5525 (0,696702)
|{{increase}} 0,0549 (0,07%)
|-
|26 {{steady}}
|{{flag|Maluku}}
|6970,4922 (0,695702)
|{{increase}} 0,0451 (0,06%)
|-
! colspan=4 | {{fontcolor|#f90|Pembangunan Manusia Sedang}}
|-
|27 {{increasesteady}} (1)
|{{flag|Gorontalo}}
|6869,6881 (0,687698)
|{{increase}} 0,1981 (0,28%)
|-
|28 {{decreasesteady}} (1)
|{{flag|Maluku Utara}}
|6869,4947 (0,685)
|{{decreaseincrease}} -0,2171 (-0,31%)
|-
|29 {{steady}}
|{{flag|Nusa Tenggara Barat}}
|6869,2545 (0,683694)
|{{increase}} 0,1180 (0,16%)
|-
|30 {{steady}}
|{{flag|Kalimantan Barat}}
|6768,6663 (0,677686)
|{{increase}} 0,0173 (0,01%)
|-
|31 {{steady}}
|{{flag|Sulawesi Barat}}
|66,1192 (0,661669)
|{{increase}} 0,3856 (0,58%)
|-
|32 {{steady}}
|{{flag|Nusa Tenggara Timur}}
|65,1990 (0,652650)
|{{decreaseincrease}} -0,0462 (-0,06%)
|-
|33 {{steady}}
|{{flag|Papua Barat}}
|65,0989 (0,651659)
|{{increase}} 0,3963 (0,60%)
|-
|34 {{steady}}
|{{flag|Papua}}
|6061,4439 (0,604614)
|{{decreaseincrease}} -0,4077 (-0,66%)
|}
 
Baris 1.091 ⟶ 1.089:
{{utama|Daftar busana daerah Indonesia}}
[[Berkas:Aesan Gede Songket Palembang.jpg|jmpl|150px|Seorang gadis [[Palembang]] yang tengah mengenakan [[songket]], salah satu busana tradisional Indonesia.]]
Di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia adalah kerajinan [[Batik]]. Beberapa daerah yang terkenal akan industri Batik meliputi [[Yogyakarta]], [[Kota Surakarta|Surakarta]], [[Cirebon]], [[Pandeglang]], [[Garut]], [[Kabupaten Tasikmalaya|Tasikmalaya,]] [[Kota Probolinggo|Probolinggo,]] dan juga [[Kabupaten Pekalongan|Pekalongan]]. Kerajinan Batik ini pun diklaim oleh negara lain dengan industri Batiknya.<ref>{{cite news
|url = http://majalah.depkumham.go.id/node/125
|title = PENGERAJIN BATIK TAK PERLU RESAH
Baris 1.100 ⟶ 1.098:
|archive-url = https://web.archive.org/web/20080926071726/http://majalah.depkumham.go.id/node/125
|dead-url = no
}}</ref> Busana asli Indonesia dari [[Sabang]] sampai [[Merauke]] lainnya dapat dikenali dari ciri-cirinya yang dikenakan di setiap daerah antara lain [[baju Kurung]] dengan [[Songket]]nya dari [[SumatraSumatera Barat]] ([[Minangkabau]]), kain [[Ulos]] dari [[SumatraSumatera Utara]] ([[Batak]]), busana [[Kebaya]], busana khas [[Suku Dayak|Dayak]] di [[Kalimantan]], [[baju Bodo]] dari [[Sulawesi Selatan]], busana [[Koteka]] dari [[Papua]] dan sebagainya.
 
=== Arsitektur ===
Baris 1.231 ⟶ 1.229:
|work= [[Kompas.com]]
}}</ref> meskipun kepopulerannya berkurang pada awal tahun 1990-an. Antara tahun 2000 hingga 2005, jumlah film Indonesia yang dirilis setiap tahun meningkat.<ref name="kompasmovies" /> Film [[Laskar Pelangi]] (2008) yang diangkat dari novel karya [[Andrea Hirata]] menjadi film terlaris Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang sejarah perfilman Indonesia hingga tahun 2016.<ref>{{Cite news|date=30 Maret 2017|title=Menengok 10 Film Indonesia Terlaris Dalam 10 Tahun Terakhir|url=https://kumparan.com/kumparanhits/menengok-10-film-indonesia-terlaris-dalam-10-tahun-terakhir|work=[[Kumparan (situs web)|Kumparan]]|language=id-ID|access-date=2022-01-15|last=Pramantie|first=Caroline|archive-date=2022-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20220116012323/https://kumparan.com/kumparanhits/menengok-10-film-indonesia-terlaris-dalam-10-tahun-terakhir|dead-url=no}}</ref>
 
=== Kesusastraan ===
[[Berkas:Chairil Anwar.jpg|al=Sastrawan ternama di Indonesia|jmpl|[[Chairil Anwar]]]]
{{utama|Sastra Indonesia}}
Bukti tulisan tertua di Indonesia adalah berbagai prasasti berbahasa [[Sanskerta]] pada abad ke-5 [[Masehi]].<ref>{{Cite book|date=2000|url=https://books.google.com/books?id=w8NhAAAAMAAJ&newbks=0&hl=en|title=Literacy and Writing Systems in Asia|publisher=Department of Linguistics, University of Illinois at Urbana-Champaign|pages=137|language=en|url-status=live}}</ref> Figur penting dalam sastra modern Indonesia termasuk: pengarang Belanda [[Multatuli]] yang mengkritik perlakuan Belanda terhadap Indonesia selama zaman penjajahan Belanda; [[Muhammad Yamin]] dan [[Hamka]] yang merupakan penulis dan politikus pra-kemerdekaan;<ref>[[#{{sfn|Taylor|Taylor (2003)]], |pp. =299–301</ref>}} dan [[Pramoedya Ananta Toer]], pembuat novel Indonesia yang paling terkenal.<ref>[[#{{sfn|Vickers|Vickers (2005)]] |pp. =3-7; [[#}}{{sfn|Friend|Friend (2003)]], |pp. =74, 180</ref>}} Selain novel, sastra tulis Indonesia juga berupa puisi, pantun, dan sajak. [[Chairil Anwar]] adalah penulis puisi Indonesia yang paling ternama. Banyak orang Indonesia memiliki [[tradisi lisan]] yang kuat, yang membantu mendefinisikan dan memelihara identitas budaya mereka.<ref name="UNESCO Jakarta, Indonesia">{{cite web
|last = Czermak
|first = Karen
Baris 1.250:
=== Kebebasan pers dan media publik ===
{{main|Kebebasan pers di Indonesia}}
[[Berkas:TVRI 1982-2000.png|jmpl|[[Logo]] [[TVRI]] pada tahun [[19821983]]–[[20001999]].]]
Kebebasan pers di Indonesia meningkat setelah berakhirnya kekuasaan Presiden Soeharto. Jaringan televisi publik [[Televisi Republik Indonesia|TVRI]] bersaing dengan [[Daftar stasiun televisi di Indonesia|jaringan televisi swasta nasional]] dan stasiun daerah; begitu pula dengan jaringan radio publik [[Radio Republik Indonesia|RRI]] yang bersaing dengan [[Daftar stasiun radio di Indonesia|jaringan radio swasta]] yang menyiarkan berita dan hiburan.
 
Baris 1.280:
{{portal|Indonesia|Asia}}
 
* [[Hindia Belanda]]
* [[Nusantara]]
* [[Indonesia Raya (politik)]]
* [[Hubungan Indonesia dengan Palestina|Hubungan Indonesia–Palestina]]
* [[Nusantara]]
* [[Visi Indonesia 2045]]
* [[Hindia Belanda]]
* [[Mafilindo]]
* [[Daftar provinsi Indonesia menurut IPM]]
 
== Catatan ==
{{notelist}}
 
== Referensi ==
Baris 1.290 ⟶ 1.295:
 
== Kepustakaan ==
* {{Cite book | surname = Agung | given = Ide Anak Agung Gde| author-link = Ide Anak Agung Gde Agung | title = Twenty Years Indonesian Foreign Policy: 1945–1965 | publisher = Mouton & Co | year = 1973 | isbn = 979-8139-06-2 |ref=harv}}
* {{cite book |ref=harv | given = Ide Anak Agung Gde | surname = Agung |translator-last1= Owens|translator-first1= Linda|year= 1996|orig-year= 1995|title= From the Formation of the State of East Indonesia Towards the Establishment of the United States of Indonesia|publisher= Yayasan Obor |isbn= 979-461-216-2}}
* {{cite book|last=Badan Pusat Statistik|year=2020|title=Statistik Indonesia 2020|url=https://www.bps.go.id/publication/2020/04/29/e9011b3155d45d70823c141f/statistik-indonesia-2020.html|publisher=Badan Pusat Statistik|location=Jakarta|ref={{sfnref|BPS|2020}}}}
* {{cite book|last=Badan Pusat Statistik|year=2021|title=Statistik Indonesia 2021|url=https://www.bps.go.id/publication/2021/02/26/938316574c78772f27e9b477/statistik-indonesia-2021.html|publisher=Badan Pusat Statistik|location=Jakarta|archive-url=https://web.archive.org/web/20210810123515/https://www.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=OTM4MzE2NTc0Yzc4NzcyZjI3ZTliNDc3&xzmn=aHR0cHM6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMjEvMDIvMjYvOTM4MzE2NTc0Yzc4NzcyZjI3ZTliNDc3L3N0YXRpc3Rpay1pbmRvbmVzaWEtMjAyMS5odG1s&twoadfnoarfeauf=MjAyMS0wOC0xMCAxOToxMDo1Nw%3D%3D|archive-date=10 Agustus 2021|ref={{sfnref|BPS|2021}}}}
* {{cite book|editor-surname1=Frederick|editor-given1=William H.|editor-surname2=Worden|editor-given2=Robert L.|year=2011|chapter= |title=Indonesia: A Country Study|place=[[Washington, D.C.]]|publisher=[[Library of Congress]], Federal Research Division|edition=6|pages= |url=https://books.google.co.id/books?id=6dgmXWMgWcwC&lpg=PR1&dq=Indonesia%3A%20A%20Country%20Study&hl=ru&pg=PR1#v=onepage&q=Indonesia:%20A%20Country%20Study&f=false |isbn=978-0-8444-0790-6|language=en|ref=Frederick; Worden}}
* {{cite book|surname=Friend|given=T.|title=Indonesian Destinies|url=https://archive.org/details/indonesiandestin00theo|publisher=[[Harvard University Press]]|year=2003|isbn=0-674-01137-6|language=en|ref=harv}}
* {{Cite book|surname=Kahin|given=George McTurnan|year=1952|title=Nationalism and Revolution in Indonesia|url=https://archive.org/details/nationalismrevol0000kahi|location=Ithaca, New York|publisher=Cornell University Press|author-link=George McTurnan Kahin|ref=harv}}
* {{Cite book|surname=Kahin|first=George McTurnan|year=1961|title=Nationalism and Revolution in Indonesia|location=Ithaca, New York|publisher=Cornell University Press|author-link=George McTurnan Kahin|orig-year=1952|ref=harv}}
* {{Citation | surname = Kahin | given = George McTurnan|author-link = George McTurnan Kahin | title = Nationalism and Revolution in Indonesia | publisher = Cornell University Press | year = 1970 |orig-year=1952| isbn = 9780801491085 | ref=harv}}
* {{cite book |last1=Kahin |first1=George McTurnan |last2=Kahin |first2=Audrey |title=Southeast Asia: A Testament |publisher=Routledge Curzon |location=London |year=2003 |isbn=0-415-29975-6|ref=harv}}
* {{cite web|last1=Na'im|first1=Akhsan|last2=Syaputra|first2=Hendry|date=2010|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia|url=http://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/watermark%20_Kewarganegaraan%2C%20Suku%20Bangsa%2C%20Agama%20dan%20Bahasa_281211.pdf|publisher=[[Badan Pusat Statistik]] (BPS)|archive-url=https://web.archive.org/web/20150923194534/http://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/watermark%20_Kewarganegaraan%2C%20Suku%20Bangsa%2C%20Agama%20dan%20Bahasa_281211.pdf|archive-date=23 September 2015|dead-url=no|access-date=23 September 2015|ref=harv}}
* {{cite book |surname=Ricklefs |given=Merle Calvin |title=A History of Modern Indonesia: c.1300 to the Present |publisher=MacMillan |year=1981 |location=London |language=en |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Ricklefs |given=Merle Calvin |title=A History of Modern Indonesia Since c.1300 |edition=2 |publisher=MacMillan |year=1991 |location=London |language=en |isbn=0-333-57689-6 |ref=harv}}
* {{cite book |surname=Ricklefs |given=Merle Calvin |title=A History of Modern Indonesia Since c. 1300 |publisher=Stanford University Press |location=San Francisco, CA |year=1993 |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Ricklefs|given=Merle Calvin|authorlink=Merle Ricklefs|year=2001|title=A history of modern Indonesia since c. 1200|url=https://books.google.com/books?id=0GrWCmZoEBMC |edition=3|place=Basingstoke; Stanford, CA|publisher=Palgrave; [[Stanford University]] Press|isbn=978-0-8047-4480-5|language=en|ref=harv}}
*{{Cite book|lastsurname=[[M.C. Ricklefs|Ricklefs]]|firstgiven=[[M.C. Ricklefs|Merle Calvin]]|dateyear=2008|url=https://archive.org/details/m.-c.-ricklefs-a-history-of-modern-indonesia-since-c.-1200-red-globe-press-2008/page/4/mode/2up|title=A History of Modern Indonesia since c. 1200 (E-Book version)|location=New York|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=|pages=|url-status=live|edition=4|ref=harv}}
* {{citation|last=Pemerintah Indonesia|year=1945|title=Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|url=https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Dasar_Negara_Republik_Indonesia_Tahun_1945|ref={{sfnref|UUD 1945}}}}
* {{cite book|surname=Schwarz|given=A.|year=1994|title=A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s|url=https://archive.org/details/nationinwaitingi00schw|publisher=Westview Press|isbn=1-86373-635-2|language=en|ref=harv}}
* {{Cite book | given = P. N. H. | surname = Simanjuntak | title = Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi | publisher = Djambatan | place = Jakarta | year = 2003 | language = id | isbn = 979-428-499-8 |ref=harv}}
* {{cite book|surname=Taylor|given=Jean Gelman|title=Indonesia: Peoples and Histories|url=https://archive.org/details/indonesiapeoples0000tayl|publisher=Yale University Press|year=2003|place=New Haven and London|isbn=0-300-10518-5|language=en|ref=harv}}
* {{cite book|surname=Vickers|given=Adrian|title=A History of Modern Indonesia|url=https://archive.org/details/historyofmoderni00adri|publisher=[[Cambridge University Press]]|year=2005|isbn=0-521-54262-6|language=en|ref=harv}}
 
== Pranala luar ==
{{Portal|Indonesia}}
{{Sister project links}}
{{Sister project links}}
{{Commons|Indonesia}}
{{wikiatlas|Indonesia}}
* {{OSM relation|304751}}
{{Wikivoyage|Indonesia}}
* {{id}} [http://www.indonesia.go.id/ Situs web resmi pemerintah Republik Indonesia]{{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120203203120/http://indonesia.go.id/ |date=2012-02-03 }}
Baris 1.352 ⟶ 1.368:
[[Kategori:Negara di Asia Tenggara]]
[[Kategori:Negara mayoritas Muslim]]
[[Kategori:Negara di Melanesia]]
[[Kategori:Negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam]]
[[Kategori:Negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa]]
[[Kategori:Negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia TenggaraASEAN]]
[[Kategori:Negara mantan anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi]]
[[Kategori:Negara dan wilayah berpenuturdi mana bahasa Melayu merupakan bahasa resmi]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1945 di Indonesia]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1945 di Asia]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1945 di Asia Tenggara]]
[[Kategori:Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1945]]
[[Kategori:Negara anggota Kelompok D-8 Negara Berkembang]]
[[Kategori:Negara E7]]
[[Kategori:Negara G15]]