Sumanto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: mengubah tempat lahir Menghilangkan referensi VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Kategf1999 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(15 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox person
'''Muhammad Fikri''' adalah seseorang yang dikenal karena kasus [[kanibalisme]]. Pada awal tahun [[2003]], namanya dikenal secara luas di [[Indonesia]] karena terlibat kasus pencurian mayat dan memakannya karena masalah ekonomi. Ia mengaku telah memakan 3 orang di tempat yang berbeda, yakni di [[Lampung]], Aceh Besar dan [[Kabupaten Purbalingga|Purbalingga]]
| honorific_prefix =
| name = Sumanto
| suku = Jawa,China
| honorific_suffix =
| native_name =
| native_name_lang = id
| image =
| image_size = 300px
| alt =
| birth_date = {{Birth date and age|1972|3|3}}
| birth_place = [[Pelumutan, Kemangkon, Purbalingga|Pelumutan]], [[Kemangkon, Purbalingga|Kemangkon]], [[Purbalingga]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
| death_date =
| death_place =
| death_cause =
| known_for = Kasus [[kanibalisme]]
| ethnicity = [[Suku Jawa/cina|Jawa/cina]]
| spouse = Sutrimah{{br}}Tugiyem
| children = Titis Wahyu Widianti
}}
'''Muhammad FikriSumanto''' ({{lahirmati|[[Pelumutan, Kemangkon, Purbalingga|Pelumutan]], [[Purbalingga]], [[Jawa Tengah]]|3|3|1972}})<ref>{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/1228/warga-purbalingga-histeris-saksikan-rekonstruksi-pemakan-mayat|title=Warga Purbalingga Histeris Saksikan Rekonstruksi Pemakan Mayat|access-date=16 Juli 2002|work=[[Tempo.co]]}}</ref> adalah seseorang yang dikenal karena kasus [[kanibalisme]]. Pada awal tahun [[2003]], namanya dikenal secara luas di [[Indonesia]] karena terlibat kasus pencurian mayat dan memakannya karena masalah ekonomi. Ia mengaku telah memakan 3 orang di tempat yang berbeda, yakni di [[Lampung]], Aceh Besar dan [[Kabupaten Purbalingga|Purbalingga]].
 
== KehidupanRiwayat awalHidup ==
 
=== Kehidupan awal ===
Sumanto dilahirkan pada tanggal 3 Maret 1972. Ia merupakan anak sulung dari lima bersaudara—masing-masing bernama Mulyati, Karyono, Maryati, dan Mulyanto.{{sfn|Amin|2005|p=52}} Masa kecilnya termasuk berkecukupan karena warisan yang diperoleh ayahnya dari kakek dan neneknya.{{sfn|Amin|2005|p=52}} Sumanto menempuh [[pendidikan dasar]] di SD Negeri Pelumutan 1, dan ia dipanggil dengan nama Suman oleh teman-temannya.{{sfn|Amin|2005|p=52}} Sifatnya sebagai "anak badung" mulai terlihat pada periode ini, meski ia masih tetap mampu lulus sekolah dasar. Niatnya untuk masuk ke [[SMP Negeri 1 Kemangkon]] terhalang karena [[nilai ebtanas murni]] (NEM) yang diraihnya tidak mencukupi. Sumanto pada akhirnya mengulang kelas 6 di SD Negeri Pelumutan 2, dan ia lulus setahun berikutnya.
{{sfn|Amin|2005|p=53}}
Baris 7 ⟶ 29:
Ia kemudian diterima di SMP pilihannya. Sekolah barunya berjarak 3 kilometer dari rumah, memaksa Sumanto untuk berjalan kaki pulang-pergi setiap hari.{{sfn|Amin|2005|p=53}} Aktivitasnya sepulang sekolah adalah menggembala kambing dan mencari rumput, dan pada sore harinya ia belajar ilmu agama di masjid sekitar rumahnya.{{sfn|Amin|2005|p=53}} Malam hari dihabiskannya dengan menyaksikan [[bioskop|layar tancap]] atau pementasan [[wayang]]. Periode ini ditandai dengan kesulitan ekonomi yang melanda keluarganya. Masalah ini mau tidak mau mengakibatkan perabotan rumah tangga mereka satu per satu dijual demi memenuhi kebutuhan hidup.{{sfn|Amin|2005|p=53}} Saat duduk di bangku kelas 3 SMP, Sumanto [[putus sekolah]] karena beberapa alasan tertentu.{{sfn|Amin|2005|p=53}}
 
=== Kehidupan pribadiKasus ===
{{noref section}}
Sumanto memiliki 2 orang mantan istri. Ia bertemu istri pertamanya, Sutrimah, saat bekerja di Lampung. Pernikahan ini tergolong singkat karena faktor [[kekerasan dalam rumah tangga]].{{sfn|Amin|2005|p=60}} Setahun setelah bercerai dengan Sutrimah, ia menjalin hubungan dengan seorang janda bernama Tugiyem—warga Lampung yang juga bekerja di perusahaan tebu tempat kerja Sumanto.{{sfn|Amin|2005|p=61}} Mereka menikah pada tahun 1993 dan dikaruniai seorang putri bernama Titis Wahyu Widianti. Setelah menikah lagi, ia menjadi jarang pulang ke rumah dan hanya sesekali kembali. Kekerasan dalam rumah tangga sering kali terjadi, dan pernikahan ini berakhir dengan perceraian.{{sfn|Amin|2005|p=61}}
Pada 15 Januari 2003, Sumanto membuat heboh seluruh Indonesia, karena ia melakukan [[pencurian]] dan praktik kanibalisme terhadap [[mayat]] yang diketahui bernama Mbok Rinah. Setelah pihak [[kepolisian]] melakukan penyelidikan selama beberapa hari, akhirnya Sumanto berhasil ditangkap di rumahnya tanpa melakukan perlawanan. Ia juga mengakui sebelumnya pernah memakan 2 mayat lain saat ia masih bekerja di perkebunan [[tebu]] di [[Lampung]].
 
Akibat perbuatannya, ia dijatuhi [[hukum pidana|hukuman pidana]] selama 5 tahun, tetapi dibebaskan pada tanggal 24 Oktober 2006 yang bertepatan dengan [[Hari Idul Fitri]], setelah beberapa kali mendapatkan [[remisi]]. Ia kemudian ditampung di rumah rehabilitasi An-Nur, [[Bungkanel, Karanganyar, Purbalingga|Bungkanel]], [[Karanganyar, Purbalingga|Karanganyar]], [[Purbalingga]]. Sumanto ditempatkan di [[pesantren]] karena warga Purbalingga tidak mau menerima kembali Sumanto untuk pulang ke desanya.
== Kasus ==
Pada 15 Januari 2003, Sumanto membuat heboh seluruh Indonesia, karena ia melakukan [[pencurian]] dan praktik kanibalisme terhadap [[mayat]] yang diketahui bernama Mbok Rinah. Setelah pihak [[kepolisian]] melakukan penyelidikan selama beberapa hari, akhirnya Sumanto berhasil ditangkap di rumahnya tanpa melakukan perlawanan. Ia juga mengakui sebelumnya pernah memakan 2 mayat lain saat ia masih bekerja di perkebunan [[tebu]] di [[Lampung]].
 
Ia juga sempat membuat kontroversi ketika menjadi bintang tamu [[Empat Mata]] yang dibawakan oleh [[Tukul Arwana]]. Akibat episode tersebut, acara Empat Mata kemudian dicekal penayangannya.
Akibat perbuatannya, ia dijatuhi [[hukum pidana|hukuman pidana]] selama 5 tahun, tetapi dibebaskan pada tanggal 24 Oktober 2006 yang bertepatan dengan [[Hari Idul Fitri]], setelah beberapa kali mendapatkan [[remisi]]. Ia kemudian ditampung di rumah rehabilitasi An-Nur, [[Bungkanel, Karanganyar, Purbalingga|Bungkanel]], [[Karanganyar, Purbalingga|Karanganyar]], [[Purbalingga]]. Sumanto ditempatkan di [[pesantren]] karena warga Purbalingga tidak mau menerima kembali Sumanto untuk pulang ke desanya.
 
== Kehidupan pribadi ==
Sumanto memiliki 2 orang mantan istri. Ia bertemu istri pertamanya, Sutrimah, saat bekerja di Lampung. Pernikahan ini tergolong singkat karena faktor [[kekerasan dalam rumah tangga]].{{sfn|Amin|2005|p=60}} Setahun setelah bercerai dengan Sutrimah, ia menjalin hubungan dengan seorang janda bernama Tugiyem—warga Lampung yang juga bekerja di perusahaan tebu tempat kerja Sumanto.{{sfn|Amin|2005|p=61}} Mereka menikah pada tahun 1993 dan dikaruniai seorang putri bernama Titis Wahyu Widianti. Setelah menikah lagi, ia menjadi jarang pulang ke rumah dan hanya sesekali kembali. Kekerasan dalam rumah tangga sering kali terjadi, dan pernikahan ini berakhir dengan perceraian.{{sfn|Amin|2005|p=61}}
 
== Lihat pula ==
Baris 46 ⟶ 71:
{{lifetime|1972||Sumanto}}
 
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
 
[[Kategori:Tokoh dari Purbalingga]]
[[Kategori:Kanibal Indonesia]]
 
{{Indo-bio-stub}}