| image_caption = Wisma Nusantara bersebelahan dengan [[Hotel Pullman]].
| map_type =
Baris 113:
== Sejarah ==
Pembangunan Wisma Nusantara diawali dari gagasan Presiden [[Soekarno]] untuk membangun gedung pencakar langit pertama di Jakarta. Kontrak pertama dibuatlalu diteken pada tahun 1963 dengan nilai sebesar $5,7 juta{{sfn|Miyake|2006|p=6}} menggunakan biaya[[pampasan perbaikanperang]] dari Jepang setelahdan peranggedung danini pun mulai dibangun pada tahun yang sama. Namun, penurunan nilai [[rupiah]] serta [[Gerakan 30 September|usahaupaya kudeta]] kemudian menunda pembangunan Wisma Nusantara. Akibat dari kehabisan dana, gedung tersebutini tidak terselesaikandapat diselesaikan dan hanya menyisakanberupa kerangka baja selama kurang lebihsekitar lima tahun.{{sfn|Miyake|2006|p=6}}{{sfn|Merrillees|2015|p=105}}
Pembangunan lalu dilanjutkan oleh [[Sumitomo Mitsui Construction|Mitsui Construction Co.]] pada tahun 1972 setelah pembaharuan kontrak diperbarui. Wiratman Wangsadinata, pendiri dari PT. [[Wiratman & Associates]], kemudian dipilih sebagai pengawas proyek ini pada tahun 1970. Gedung tersebut padaini akhirnya selesai dibangun pada tahun 1972 dan diresmikan oleh Presiden [[Soeharto]] pada tanggal 2 Desember pada tahun yang sama, bersama dengan peresmian President Hotel (sekarangkini Pullman Hotel).<ref name="wisma nusantara"/> Sebagai bagian dari persetujuankesepakatan, sebanyak 55% saham pengelola gedung ini dipegang oleh Mitsui sebesar 55%, sementara pemerintah Indonesia memegang saham sebesar 45%sisanya.<ref name="wisma nusantara"/> DikarenakanKarena biaya menyewa ruang perkantoransewa yang tinggi, gedung ini dahulupun hanya digunakandisewa oleh perusahaan-perusahaan asal Jepang selama beberapa tahun. Akibatnya, gedung ini memicu antipati dari masyarakat Indonesia.{{sfn|Miyake|2006|p=6}} Pada suatu waktu, papan nama [[Suzuki]] berukuran besar juga pernah terpasang di puncak gedung ini. Sebuah film Indonesia yang disutradarai oleh [[Sjumandjaja]], ''[[Budak Nafsu]]'' (1984), menampilkan adegan wanita muda yang diperkosa dan dijadikan selir bagi Jepang pada masa perang serta kehilangan gairah hidup, berjalan di Jakarta serta dikelilingi oleh papan-papan neon perusahaan-perusahaan Jepang di [[Jalan M.H. Thamrin]], yang dengan jelas menunjukkan sikap sentimen terhadap Jepang di Indonesia pada saat itu.{{sfn|Miyake|2006|p=6}}
Renovasi besar pertama dilakukan pada tahun 1990 oleh [[Badan Kerja Sama Internasional Jepang|JICA]]. Jembatan penghubung antara gedung perkantoran Wisma Nusantara dengan hotel (saat itu bernama Nikko Hotel) dibangun pada tahun 2002. Pada tahun 2003, Nikko Hotel diperluas dengan penambahan berupa menara berlantai sebelas yang menyediakan kamar-kamar mewah di sebelah utara kompleks Wisma Nusantara. Menara hotel ini dibangun oleh [[Kenzō Tange|Kenzo Tange International]]. Pada tahun 2005, Gedung Annex selesai dibangun untuk mengakomodasi parkir.
== Rancangan ==
Wisma Nusantara dianggap sebagai gedung pencakar langit pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang mencapai ketinggian di atas seratus100 meter. Gedung ini juga merupakan prototipepurwarupa gedung tahan- gempa generasi kedua bagi pencakar langit di Jepang. Baja berkualitas tinggi yang diimpor dari Jepang digunakan sebagai penyangga utama dari gedung ini. Wisma Nusantara menggunakan fondasipondasi sumuran untuk menjaga gedung tetap stabil saat terjadinya gempa bumi.<ref name="wisma nusantara"/>