Suku Wano: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Envapid (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Envapid (bicara | kontrib)
 
(10 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
|group = Wano
|native_name = ''Wano Ap''
|image =
|caption =
|population = 7.000<ref name="Burung 2007">{{cite web|last=Burung|first=Willem|year=2007|url=https://www.sil.org/system/files/reapdata/63/51/71/63517109753732479065845050889959197275/silewp2007_003.pdf|archive-date=2017-08-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170809124213/http://www-01.sil.org/silewp/2007/silewp2007-003.pdf |title=Phonology of Wano |publisher=SIL International |accessdate=2023-02-28}}</ref>
|popplace ={{flag|Indonesia}}<br/>
{{align|center|
Baris 17:
 
==Etimologi==
Kata ''Wano'' digunakan untuk menyebut nama bahasa dan suku tersebut yang berasal dari kata seru (interjeksi) 'waa' yang bisa berarti sapaan atau salam, seperti "selamat pagi", "sampai jumpa", "maaf!", "terima kasih", dan lain-lain. Ucapan tersebut akan dibalas pula dengan 'waa'.<ref name="Burung 2016"/> Sedangkan kata 'no' merupakan kata partikel (''referential marker'') yang digunakan pada kalimat untuk menjelaskan konteks secara umum, berbeda dengan 'ne' yang menjelaskan konteks lebih spesifik.<ref name="Burung 2016">{{cite thesis |type=PhD |last=Burung |first=Willem |date=2016 |title=A Grammar of Wano |publisher=Oxford University}}</ref> Kata 'ap' berarti orang sehingga 'Wano ap' berarti "orang Wano".<ref name="Burung 2016"/>
 
Sedangkan kata 'no' merupakan kata pertikel (''referential marker'') yang digunakan pada kalimat untuk menjelaskan konteks secara umum, berbeda dengan 'ne' yang menjelaskan konteks lebih spesifik.<ref name="Burung 2016">{{cite thesis |type=PhD |last=Burung |first=Willem |date=2016 |title=A Grammar of Wano |publisher=Oxford University}}</ref>
 
Sedangkan kata 'ap' berarti orang sehingga 'Wano ap' berarti "orang Wano".<ref name="Burung 2016"/>
 
==Sejarah==
Baris 99 ⟶ 95:
 
Kampung Biricare yang terletak di [[Fawi, Puncak Jaya|Distrik Fawi]], bisa dibilang merupakan titik tengah wilayah suku Wano. Batas timur terletak diantara Kampung Kiagai dan Kampung Lumo, yang menjadi batas tenggara. Batas selatan merupakan Kampung Weiga hingga Kampung Puduk. Sedangkan batas barat daya adalah sebelah timur Sungai Jamo ([[Sungai Tariku]]). Batas paling barat adalah Kampung Wodegoduk, sedangkan batas barat laut adalah sebelah timur Sungai Jamo didekat kaki gunung dekat sungai Kendo-kendo hingga Kampung Dukibeci. Batas utara berlanjut dari Kampung Dukibeci hingga Sungai Mui dan Kampung Fawi. Batas timur laut adalah Kampung Nggweri, hingga Kampung Dagai dan Kampung Acodi.
 
==Adat (''Adom Wone'')==
Adom Wone adalah nama hukum adat suku Wano yang meliputi perkawinan, bertani, perang suku/saudara, peliharaan ternak, pembuatan honai, dan lain-lain.
 
===Perkawinan (''Aptawe-Kwarawe dambubigwa'')===
Masyarakat Wano mengenal beberapa bentuk perkawinan:
*perkawinan ideal dengan proses meminang (''he hounto'')
*perkawinan dimana seorang lelaki dijodohkan dengan perempuan lebih muda, yang kemudian dibesarkan oleh sang tunangan pria (''piara'')
*perkawinan lari dimana calon tidak disetujui kerabat (''komi wogicenok wingkwa'')
Untuk memilih pasangan diharuskan bukan merupakan kerabat ''inombavi'' yaitu anak-anak dari ibunya ibu, tempat keluarga ayah atau ibu, endogami klan atau paroh masyarakat. Perkawinan dengan kerabat (''paby'' atau [[inses]]) ini dilarang karena dianggap mendatangkan kutukan kepada dirinya dan keturunannya.<ref name="Weya 2013">{{cite journal | first1=Pisai|last1=Weya|first2=John Hein|last2=Goni|first3=I Nengah|last3=Punia|first4=H.D.|last4=Pangemanan| title=Sistem Kebudayaan Adom Wone dalam Perkawinan Adat Masyarakat Suku Wano di Distrik Mewoluk Kabupaten Puncak Jaya Propinsi Papua | publisher=Universitas Sam Ratulangi |journal=Society|edition=ll |year=2013| url=https://repo.unsrat.ac.id/535/ | access-date=2024-09-15}}</ref>
 
===Organisasi sosial===
Struktur paling kecil adalah klan yang diberikan wilayah tergantung status sosialnya untuk membangun pemukiman dan tinggal berdekatan. Satu kampung biasanya terdiri dari beberapa klan. Suku Wano secara tradisional hidup semi-nomaden, sebidang tanah yang baru dibuka disebut ''yavuk'', sebidang tanah yang sedang ditanam disebut ''yarak'', sebidang tanah yang sedang dipanen disebut ''akut'', sedangkan tanah yang sudah kosong disebut ''wadik''. Klan dengan darah bangsawan, seperti klan dari ''Nagwan'', boleh memilih wilayah yang terbaik. Walaupun sekarang tradisi ini sudah tidak dilakukan dan siapa saja boleh memilihnya. Klan dari ''kugwi'' (dukun, [[suanggi]]) yang mempraktekkan ilmu sihir (''irudik'') harus tinggal berjauhan dari pemukiman utama biasa di bukit berbeda di seberang sungai.<ref name="Burung 2016"/>
 
==Budaya==
===Busana tradisional===
Busana tradisional suku Wano adalah ''[[koteka|kevewok]]'' penutup yang terbuat dari sejenis [[Labu air]] yang dipakai pria dan rok rumput dari alang-alang disebut ''mbuk''. Biasa untuk berperang pria juga akan melukis wajahnya dan disebut ''mangga'', berasal dari pohon dimana buahnya digunakan untuk memberi warna coklat/merah. Taring babi ''tid'' pada hidung yang dilubangi dan besarnya 'tid' menandakan keberanian seseorang. Selain itu mereka juga membawa senjata berupa busur ''egin'', panah ''wim'', kapak batu ''ye'', dan pisau ''yedowi''. Pemimpin perang juga akan menggunakan hiasan bulu [[burung cendrawasih]] ''yawid'' di kepala.<ref name="Burung 2016"/>
 
===Rumah adat===
Rumah dalam bahasa Wano adalah ''awi'', satu perkampungan wano disebut ''anavawi''. ''Kunyawi'' adalah rumah/asrama bagi pemuda laki-laki untuk dipersiapkan menjadi dewasa. Di tengah terletak tiang utama (''tiruk'') diantara perapian (''wunawi'') mensimbolkan kaki (betis)/telapak kaki dari kakek (''ninyombo ovok/acok)'' dan diperlakukan dengan hormat. Didalam kunyawi selalu ada kayu bakar (''kani'') untuk terus menyalakan api (''indu'') sebagai simbol kehidupan. Sedangkan untuk asrama perempuan disebut ''Kwenyawi'' walaupun secara adat tidak sepenting ''kunyawi''.<ref name="Burung 2007"/> Babi (''wom'') dan ayam (''towewom'') sekarang dipelihara di luar perkarangan rumah karena alasan kebersihan, akan tetapi secara tradisional kandang babi (''davo'') terletak dibawah rumah ''awi''.<ref name="Burung 2016"/>
 
==Referensi==
Baris 104 ⟶ 120:
 
[[Kategori:Suku bangsa di Papua Tengah|Wano]]
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia|Wano]]