Bahasa Jawa Tegal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Syf.Ed77 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(88 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{risetUnder asliconstruction}}
{{More citations needed}}
{{bahasa
| name= Jawa Tegal
| nativename= {{javalang|jv|ꦧꦱꦗꦮꦠꦼꦒꦭ꧀}}<br/>''Basa Jawa Tegal''
| familycolor=Austronesian
| states= [[Indonesia]]
| region= {{tree list}}
| region= [[Bregas (kawasan metropolitan)|Bregas]] dan sebagian barat [[Kabupaten Pemalang]] ([[Jawa Tengah]])
* [[Jawa Tengah]]
| speakers= 2.5 juta|rank =
** {{Kab singkat|Brebes}}
** {{Kab singkat|Pemalang}} ({{small|bagian barat}})
** {{Kab singkat|Tegal}}
** [[Kota Tegal]]
* [[Jawa Barat]]
** {{Kab singkat|Indramayu}}<ref name=":0">{{cite journal|url=http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=3064488&val=27932&title=Implementasi%20Aplikasi%20Mengenal%20Budaya%20Lokal%20Berbasis%20Android%20Menggunakan%20Metoda%20Sequential%20Searching|title=Implementasi Aplikasi Mengenal Budaya Lokal Berbasis Android Menggunakan Metoda Sequential Searching|journal=Information System For Educators and Professionals|volume=5|number=2|language=id|date=2021|pp=161–170|issn=2548-3587|first1=Tio|last1=Prasetya|first2=Raja Al-Fath|last2=Hidayat|first3=Akhmad|last3=Roziq|first4=Irfan|last4=Ali|first5=Edi|last5=Wahyudin|publisher=Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer IKMI|location=[[Kota Cirebon|Cirebon]], Indonesia}}</ref>
*** [[Anjatan, Indramayu|Kec. Anjatan]]
*** [[Bongas, Indramayu|Kec. Bongas]]
*** [[Haurgeulis, Indramayu|Kec. Haurgeulis]]
*** [[Patrol, Indramayu|Kec. Patrol]]
*** [[Sukra, Indramayu|Kec. Sukra]]
{{tree list/end}}
| speakers= 2.5 juta
| rank =
| agency= Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah
| fam2=[[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
| fam3=[[Bahasa Jawa kuno|Jawa Kuno]]
| fam4=[[Bahasa Jawa Banyumasan|Jawa PertengahanBagian Barat]]
| fam5ancestor=[[Bahasa Jawa Banyumasankuno|Jawa KulonanKuno]]
| ancestor2=[[Bahasa Jawa|Jawa Pertengahan]]
| fampos = Jawa
| linglist = jav-teg
| glotto = tega1246
| qid = Q10705
| zoom = 9
| map = Tegal Javanese.png
| mapcaption = Peta persebaran penutur bahasa Jawa Tegal. Peta yang lebih besar menggambarkan wilayah utama penutur bahasa Jawa Tegal di [[Jawa Tengah]], sedangkan peta yang lebih kecil menggambarkan daerah kantong penutur bahasa Jawa Tegal di bagian barat [[Kabupaten Indramayu]].
}}
<!--{{bahasa
'''Bahasa Jawa Tegal''' atau '''Dialek Tegalan''' ({{lang-jv|ꦧꦱꦗꦮꦠꦼꦒꦭ꧀|Basa Jawa Tegal}}) adalah sub dialek [[Bahasa Jawa Banyumasan]] yang dituturkan di pesisir utara [[Jawa Tengah]] yang meliputi wilayah [[Kota Tegal]], [[Kabupaten Tegal]], [[Kabupaten Brebes]], dan bagian barat [[Kabupaten Pemalang]].
| name= Jawa Tegal
| map = Tegal Javanese.png
| mapcaption =
}}-->
'''Bahasa Jawa Tegal''' ({{lang-jv|ꦧꦱꦗꦮꦠꦼꦒꦭ꧀|Basa Jawa Tegal}}) adalah dialek [[bahasa Jawa]] yang dituturkan di pesisir utara [[Jawa Tengah]] yang meliputi wilayah [[Kota Tegal]], [[Kabupaten Tegal]], [[Kabupaten Brebes]], dan bagian barat [[Kabupaten Pemalang]]. Dialek ini juga dituturkan di daerah kantong di bagian barat [[Kabupaten Indramayu]].<ref name=":0"/>
 
Bahasa Jawa Tegal secara umum dituturkan di pesisir utara eks-[[Keresidenan Pekalongan]] (tidak termasuk [[Kabupaten Pekalongan]] dan [[Kota Pekalongan]]). Selain itu, dialek ini juga dituturkan di daerah dekat perbatasan [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Barat]], di mana [[Losari, Brebes|Kecamatan Losari]] di Kabupaten Brebes menjadi batas tradisional daerah penggunaan bahasa Jawa Tegal dengan [[bahasa Jawa Cirebon]].
 
Bahasa Jawa Tegal memiliki banyak kesamaan dengan rumpun bahasa Jawa Bagian Barat lainnya, terutama dengan [[bahasa Jawa Banyumasan]]. Kesamaan ini umumnya meliputi kosakata yang digunakan. Meskipun memiliki kosakata yang relatif sama dengan bahasa Jawa Banyumasan, Penutur dialek Tegal tidak serta merta ingin disebut ''Ngapak'' karena beberapa alasan, diantaranya perbedaan intonasi, pengucapan, dan makna kata. Sebagai bentuk pelestarian bahasa Jawa dialek Tegal, saat ini [[Universitas Pancasakti Tegal|Universitas Pancasakti]] yang terletak di Kota Tegal mulai menjadikan puisi berbahasa Jawa Tegal sebagai salah satu bahan ajar di perkuliahan.<ref>{{Cite news|url=http://jateng.tribunnews.com/2018/12/29/puisi-berbahasa-tegalan-mulai-jadi-bahan-ajar-di-ups-kota-tegal|title=Puisi Berbahasa Tegalan Mulai Jadi Bahan Ajar di UPS Kota Tegal|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2019-02-20|last=Priyanto|first=Mamdukh Adi}}</ref>
 
== Kekhasan ==
Dialek bahasa Jawa Tegal yang berada di pesisir utara [[Jawa]], juga di daerah perbatasan [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Barat]], menjadikan dialek yang ada di [[Tegal]] beda dengan daerah lainnya. Pengucapan kata dan kalimat agak kental. [[Dialek]] [[Tegal]] adalah salah satu kekayaan [[bahasa Jawa]], selain [[Banyumas]]. Meskipun memiliki kosakata yang relatif sama dengan [[bahasa Jawa Banyumasan]], pengguna dialek [[Tegal]] tidak serta-merta mau disebut ''ngapak'' karena beberapa alasan antara lain: perbedaan intonasi, pengucapan, dan makna kata. Sebagai bentuk pelestarian bahasa Jawa dialek Tegal, saat ini salah satu perguruan tinggi yang ada di Kota Tegal pun mulai menggunakan puisi berbahasa Tegal sebagai salah satu bahan ajar di perkuliahan.<ref>{{Cite news|url=http://jateng.tribunnews.com/2018/12/29/puisi-berbahasa-tegalan-mulai-jadi-bahan-ajar-di-ups-kota-tegal|title=Puisi Berbahasa Tegalan Mulai Jadi Bahan Ajar di UPS Kota Tegal|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2019-02-20|last=priyanto|first=mamdukh adi}}</ref>
Selain pada intonasinya, bahasa Jawa dialek Tegal juga memiliki ciri khas tersendiri dalam pengucapan tiap frasa, yaitu apa yang diucapkan sama dengan apa yang ditulis. Sebagaimana dijelaskan oleh [[Enthus Susmono]] dalam [[Kongres Bahasa Tegal|Kongres Bahasa Tegal I]], hal ini dinilai mempengaruhi konsistensi perilaku masyarakat penggunanya.
===Perbedaan dengan bahasa Jawa ''Wetanan''===
Bahasa Jawa Tegal yang termasuk dalam rumpun bahasa Jawa Bagian Barat (''Kulonan''), diketahui memiliki banyak perbedaan dengan dialek bahasa Jawa yang termasuk dalam rumpun bahasa Jawa Bagian Timur (''Wetanan''), perbedaan-perbedaan ini biasanya mencakup perbedaan dalam pengucapan dan beberapa kosakata kuno yang masih banyak dipertahankan dalam rumpun bahasa Jawa Bagian Barat (termasuk dialek Tegal). Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada contoh berikut ini.
 
* ''padha'', dalam bahasa Jawa Tegal tetap diucapkan ''pada'', seperti halnya pengucapan dalam [[bahasa Indonesia]], tidak seperti bahasa Jawa ''Wetanan'' (dituturkan dari [[Pekalongan]] di barat sampai ke timur hingga [[Banyuwangi]]) yang mengucapkannya menjadi ''pådhå''.
== Ciri khas ==
* ''saka'', dalam bahasa Jawa Tegal tetap diucapkan ''saka'', berbeda dengan bahasa Jawa ''Wetanan'' yang mengucapkannya menjadi ''såkå''.
Selain pada intonasinya, dialek [[Tegal]] memiliki ciri khas pada pengucapan setiap frasanya, yakni apa yang terucap sama dengan yang tertulis. Secara positif -seperti dipaparkan oleh Ki [[Enthus Susmono]] dalam Kongres Bahasa Tegal I- hal ini dinilai memengaruhi perilaku konsisten masyarakat penggunanya. Untuk lebih jelas, mari kita amati beberapa contoh dan tabel berikut ini:
 
Karena perbedaan pelafalan vokal /a/ dan /o/ tersebut, dialek utama dalam [[bahasa Jawa]] terbagi menjadi dua, yakni dialek Barat (''Kulonan'') yang melafalkan /a/ dan dialek Timur (''Wetanan'') yang melafalkan /o/. Berikut perbandingannya dalam tabel di bawah ini.
* ''padha'', dalam dialek Tegal tetap diucapkan 'pada', seperti pengucapan bahasa Indonesia, tidak seperti bahasa Jawa ''wéṭanan'' (Yogyakarta, Surakarta, dan sekitarnya) yang mengucapkan ''pådhå''.
* ''saka'', (dari) dalam dialek Tegal diucapkan 'saka', tidak seperti bahasa Jawa ''wéṭanan'' (Yogyakarta, Surakarta, dan sekitarnya) yang mengucapkan ''såkå''.
 
Tabel 1 (perbedaan pengucapan)
{| class="wikitable"
|+
!Jawa ''Kulonan''{{br}}{{small|(termasuk dialek Tegal)}}
!Dialek Tegal
!Bahasa Jawa Standar''Wetanan''
|-
|''padha''
Baris 47 ⟶ 77:
|}
 
Dalam kasushal tersebutini, Enthus menilai masyarakat penggunayang menggunakan bahasa Jawa ''wéṭananWetanan'' (Surakarta,kurang Yogyakarta,konsisten dandalam sekitarnya)mengucapkan kurangbeberapa konsistenkata, ketikamisalnya mengucapkankata ''gatutkaca'' ditambahiyang ditambahkan akhiran ''-ne''. KataOleh itupenutur bukanbahasa Jawa ''Wetanan'' kata tersebut tidak lagi diucapkan ''gatutkoconegatutkacane'', melainkan ''katutkacanegatutkåcåne'',. sepertiBerikut yangini dituturkanperbandingannya oleh masyarakat Tegal. Lihatpada tabel berikutdi ini:bawah.
 
Tabel 2 (kesamaan ucapan pada kata dasar ditambah akhiran ''ne'')
{| class="wikitable"
|+
!Kata Dasardasar
!Jawa ''Kulonan''{{br}}{{small|(termasuk dialek Tegal)}}
!Dialek Tegal
!Bahasa Jawa Standar''Wetanan''
|-
|''segane'' + ''-ne''
|''segane''
|''sĕgåné'', bukan ''segone''
|-
|''gatutkaca'' + ''-ne''
|''gatutkacane''
|''gatutkåcåné'', bukan ''gatutkocone''
|-
|''rupa'' + ''-ne''
|''rupane''
|''rupåné'', bukan ''rupone''
|}
 
=== WilayahContoh penggunapercakapan ===
Berikut ini adalah pemetaancontoh masyarakatpercakapan penggunadalam dialekbahasa Jawa Tegal: berdasarkan sub-dialek dan variasi geografisnya.
==== Tegal–Brebes ====
* [[Kabupaten Brebes]]: Brebes, Songgom, Jatibarang, Wanasari, Bulakamba, Tanjung, Kersana (bagian utara), Larangan (bagian utara), Ketanggungan (bagian utara).untuk daerah Bumiayu, Tonjong, Sirampog dan Paguyangan menggunakan dialek Bumiayu yang merupakan peralihan Tegal dan Banyumasan
A: "''pan maring ngendi?''"<br>B: "''nyong pan deleng bal, melu beleh?''"<br>A: "''ya wis nyong melu.''"<br>B: "''yuh gian bokat pragat tandinge.''"
* Seluruh wilayah [[Kota Tegal]]
==== Tegal Kota dan Pesisir ====
* Bagian Utara & Tengah [[Kabupaten Tegal]] (daerah Tegal selatan menggunakan Dialek Bumiayu)
A: "''ente walade sapa, tong?''"<br>B: "''nyong walade ami Husin, pak.''"
* [[Kabupaten Pemalang]]: Kota Pemalang, Taman
==== Pemalang Barat ====
A: "''kabare pime, wis ndue bojo durung?''"<br>B: "''kabare nyong apik reh yak, nyong nang umah tah wis suwe. saiki biasa reh paling ye nganggur nang umah. nyong urung mbojo, lah kowen primen? wis mbojo ye? masa urung mbojo seh?''"
=== Bahasa gaul Tegal ===
Sama seperti beberapa daerah lain di [[Jawa]], Tegal yang juga merupakan daerah berkembang juga memiliki [[bahasa gaul]] yang berbasis pada bahasa Jawa Tegal. Bahasa ini pada awalnya digunakan oleh para gerilyawan pada [[Hindia Belanda|masa penjajahan Belanda]]. Namun, perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa bahasa sandi ini telah berubah fungsinya menjadi bahasa gaul. Pola pembentukan bahasa gaul Tegal menggunakan distribusi fonem. Salah satu contohnya, ''jasak'' berasal dari kata ''bapak''. Pada kata ini, huruf /b/ digeser (diganti) dengan huruf /j/, dan huruf /p/ diganti dengan huruf /s/. Sementara huruf [[vokal]] tidak berubah. Berikut ini contoh kosakata bahasa gaul Tegal dalam tabel di bawah.
 
== Tokoh dialek Tegal ==
* Ki [[Enthus Susmono]], yang selalu setia memasukkan unsur dialek Tegal dalam setiap pementasan wayangnya
* Lanang Setiawan, yang telaten mengumpulkan kosakata dialek Tegal kemudian disusun dalam ''Kamus Bahasa Tegal''. Lanang juga produktif menciptakan lagu-lagu Tegalan yang disebarkan melalui jalur ''indie'' label.
* Ki [[Slamet Gundono]]
* Hadi Utomo
* [[Yono Daryono]], yang menggagas Kongres Bahasa Tegal I
 
== Contoh Dialek Tegal ==
=== Sub-dialek Tegal-Brebes ===
A: "koen kas maring ngendi?"
 
B: "Kas maring warung."
 
A: "Bar kue koen pan maring ngendi maning."
 
B: "Nyong pan maring warnet. Pan melu?"
 
A: "Neng kana pan apa jang?"
 
B: "Pan nggarap PR kliping. Sida melu beleh?"
 
A: "Ya wis, tapi sing mbayari sapa bol?"
 
B: "Urunan wis. Gelem ora?"
 
A: "Oke wis. Suwun."
 
=== Sub-dialek Pemalang ===
A: "Apa Kabar? Sekarang apa kegiatannya? Sudah beristri?"
 
B: ”Kabare nyong apik reh yak, nyong nang umah tah wis suwe. saiki biasa reh paling ye nganggur nang umah. nyong urung mbojo, lah kowen primen? wis mbojo ye? masa urung mbojo seh?”
 
== Kongres bahasa Tegal ==
{{main|Kongres Bahasa Tegal}}
Kongres bahasa Tegal I digelar oleh pemerintah [[Kota Tegal]] pada tanggal [[4 April]] [[2006]], di [[Hotel]] Bahari Inn kota Tegal. Acara yang digagas oleh [[Yono Daryono]], tersebut menghadirkan beberapa tokoh antara lain SN Ratmana (cerpenis), Ki [[Enthus Susmono]] (dalang Tegal), [[Eko Tunas]] (penyair Tegal). Tujuan digelarnya kongres itu adalah mengangkat status dialek Tegalan menjadi bahasa Tegal.
 
Pelopor dan penggita bahasa Tegal adalah Lanang Setiawan. Selain menciptakan lagu-lagu tegalan, ia juga menerbitkan tabloid tegalan, ''TEGAL TEGAL'', menulis novel berjudul ''Oreg Tegal'', dan secara rutin menulis kolom tetap Anehdot Tegalan di harian Pagi [[Nirmala Post]]. Karena kesetiaannya, pada [[19 Oktober]] [[2008]] ia menerima anugerah Penghargaan Penggiat Bahasa Tegal dari Wali kota Tegal, Adi Winarso.
 
== Bahasa gaul ==
Tak kalah dengan daerah lain, Tegal juga memiliki bahasa gaul yang asal muasalnya dari bahasa prokem. Bahasa ini pertama digunakan oleh para gerilyawan saat perang kemerdekaan. Namun perkembangan selanjutnya menunjukkan, bahasa prokem beralih fungsi menjadi bahasa gaul. Pola pembentukan bahasa gaul Tegal menggunakan distribusi fonem. Contoh kata ''jasak'' berasal dari kata ''bapak'' (''bapa''). Di sini huruf B digeser (diganti) dengan huruf J, dan huruf P diganti dengan huruf S. Sementara huruf hidup (vokal) tidak mengalami perubahan.
 
=== Kosakata bahasa gaul Tegal ===
{| class="wikitable"
|+
!Asal kata
!Bahasa Gaulgaul Tegal
|-
|''aku''
|''nyong''
|-
|''bapak''
|bapa (k)
|''jasak''
|-
|''mbok (ibu)''
|''jok''
|-
|''batir (teman)''
|''jakwir''
|-
|''kakang (kakak)''
|''sahang''
|-
|''minum''
|''nginung''
|-
|''adik''
|''yarik''
|-
|''balik (pulang)''
|''jagin''
|-
|''wadon (cewek)''
|''tarok''
|}
 
== Pelajaran bahasa daerahDistribusi ==
Bahasa Jawa Tegal terutama dituturkan di [[Kabupaten Brebes]] (kecuali bagian barat dan selatan), [[Kota Tegal]], [[Kabupaten Tegal]] (bagian tengah dan utara), dan [[Kabupaten Pemalang]] (bagian barat). Selain itu, bahasa Jawa Tegal juga dituturkan di daerah kantong di bagian barat [[Kabupaten Indramayu]], wilayah penuturannya meliputi [[Anjatan, Indramayu|Kecamatan Anjatan]], [[Bongas, Indramayu|Bongas]], [[Haurgeulis, Indramayu|Haurgeulis]], [[Patrol, Indramayu|Patrol]], dan [[Sukra, Indramayu|Sukra]]. Awal mula bahasa Jawa Tegal juga dituturkan di Kabupaten Indramayu berawal dari tahun 1920an. Saat itu, terdapat migrasi penduduk dari Tegal dan Brebes ke beberapa
Sejak masa kepemimpinan H Mardiyanto, Pemerintah [[Provinsi]] [[Jawa Tengah]] menerapkan aturan agar setiap siswa (dari SD sampai SMA) mendapatkan pelajaran [[Bahasa Jawa]]. Namun kebijakan ini menemui kendala yakni permasalahan dialek bahasa. Sebagai contoh, anak yang lahir di [[Tegal]] otomatis bahasa ibu-nya berdialek Tegal, bukan dialek [[Yogyakarta]] atau [[Solo]]. Jika Pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah hanya mengacu pada bahasa standar saja, tentu para siswa akan susah menyesuaikan dengan kultur yang telah mereka terima sejak lahir. Akhirnya muncul anggapan, pelajaran Bahasa Jawa di sekolah merupakan 'paksaan' agar menggunakan bahasa-nya orang ''wetanan''.
desa maupun blok di bagian barat Kabupaten Indramayu.<ref name=":0"/>
 
Di bagian barat daya Kabupaten Tegal, tepatnya di [[Prupuk Selatan, Margasari, Tegal|Desa Prupuk Selatan]] yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Brebes, bahasa Jawa Tegal yang digunakan sebagai [[bahasa ibu]] oleh masyarakatnya juga digunakan bersama dengan [[bahasa Sunda Brebes]] (lihat [[bahasa Sunda di Kabupaten Tegal]]). Kedua bahasa tersebut dituturkan secara bersamaan oleh sekitar 1.000 masyarakat Prupuk Selatan di sepanjang [[Sungai Pemali]] bagian selatan.<ref>{{cite web|url=https://kelananusantara.com/berkelana-ke-wilayah-penutur-bahasa-sunda-di-jawa-tengah/|title=Berkelana ke Wilayah Penutur Bahasa Sunda di Jawa Tengah|website=kelananusantara.com|language=id|access-date=25 Februari 2023}}</ref><ref>{{cite journal|url=https://www.studocu.com/id/document/universitas-padjadjaran/antropologi-budaya/penggunaan-bahasa-sunda-dimasyarakat-cianjur/43993502|title=Penggunaan Bahasa Sunda Dimasyarakat Cianjur|language=id|journal=Antropologi Budaya (G10E.060201)|publisher=[[Universitas Padjadjaran]]|location=[[Kabupaten Sumedang|Sumedang]], Indonesia|date=2014|first=Hanafi|last=F.|access-date=9 Oktober 2024}}</ref>
 
== Upaya pelestarian ==
=== Kongres Bahasa Tegal ===
{{Main|Kongres Bahasa Tegal}}
Kongres Bahasa Tegal I diselenggarakan oleh [[Daftar Wali Kota Tegal|Pemerintah Kota Tegal]] pada tanggal 4 April 2006 di Hotel Bahari Inn, [[Kota Tegal]]. Acara ini digagas oleh [[Yono Daryono]], serta juga dihadiri oleh beberapa tokoh penutur bahasa Jawa Tegal, diantaranya S.N. Ratmana ([[Penulis|penulis cerpen]]), Ki Enthus Susmono ([[dalang]]), dan Eko Tunas ([[penyair]]). Tujuan diselenggarakannya kongres ini adalah untuk mengangkat status bahasa Jawa Tegal menjadi bahasa daerah.
 
Salah satu pelopor dan pegiat bahasa Jawa Tegal adalah Lanang Setiawan. Selain menciptakan [[Musik tegalan|lagu-lagu Tegalan]], ia juga menerbitkan tabloid berbahasa Jawa Tegalan, ''Tegal Tegal'', menulis novel berjudul ''Oreg Tegal'', dan secara rutin menulis kolom anekdot berbahasa Jawa Tegal di harian pagi [[Nirmala Post]]. Karena hal tersebut, pada tanggal 19 Oktober 2008, ia menerima anugerah Penghargaan Penggiat Bahasa Jawa Tegal dari Wali Kota Tegal, [[Adi Winarso]].
 
=== Pendidikan bahasa daerah ===
{{Utama|Pendidikan bahasa daerah di Jawa Tengah}}
Sejak masa kepemimpinan H. Mardiyanto, Pemerintah Provinsi [[Jawa Tengah]] telah menerapkan aturan agar setiap siswa (mulai dari SD hingga SMA) mendapatkan pelajaran [[bahasa Jawa]]. Namun kebijakan ini menemui kendala, yaitu masalah perbedaan dialek.<ref>"Bahasa Tegal Bakal Masuk Kurikulum" (2011) [http://www.mediaindonesia.com/read/2011/07/14/241779/289/101/Bahasa-Tegal-Bakal-Masuk-Kurikulum#docu Media Indonesia]</ref> Misalnya, anak yang lahir di Tegal secara otomatis akan menggunakan dialek Tegal sebagai bahasa ibunya, bukan dialek baku seperti [[Bahasa Jawa Yogyakarta|Yogyakarta]] dan [[Bahasa Jawa Surakarta|Surakarta]]. Jika pendidikan bahasa daerah di sekolah hanya mengacu pada bahasa baku, tentu saja siswa akan kesulitan beradaptasi dengan budaya dan bahasa yang telah diterimanya sejak lahir. Akhirnya muncul anggapan bahwa pelajaran bahasa Jawa di sekolah merupakan 'paksaan' untuk menggunakan bahasa masyarakat ''Wetanan''.
 
== Lihat juga ==
{{Portal|Indonesia|Bahasa|Jawa}}
* [[Bahasa Jawa Banyumasan]]
* [[Bahasa Jawa Indramayu]]
* [[Bahasa Sunda di Kabupaten Tegal]]
== Referensi ==
{{Reflist}}
Baris 160 ⟶ 170:
{{Bahasa Jawa/Pranala luar}}
 
{{bahasaBahasa Jawa}}
 
{{DEFAULTSORT:Tegal, Bahasa Jawa}}