Kerajaan Selaparang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
|||
(84 revisi perantara oleh 39 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Refimprove|date=November 2019}}
:''Selaparang dialihkan ke halaman ini, untuk nama bandara kunjungi [[Bandar Udara Selaparang]]''.
Sejujurnya, minim sekali yang dapat diketahui tentang sejarah Kerajaan Selaparang, terutama sekali tentang awal mula berdirinya. Namun, tentu saja terdapat beberapa sumber objektif yang cukup dapat dipercaya. Salah satunya adalah kisah yang tercatat di dalam daun == Sejarah ==
=== Berdirinya Selaparang ===
Disebutkan di dalam daun
Betara Nala
Kembali ke soal Kerajaan Selaparang dan
Kemudian Ghaus 'Abdurrazzāq menikah lagi dengan seorang putri dari [[Kerajaan Sasak]] yang melahirkan dua orang anak, ya'ni seorang putra bernama ''Sayyid Zulqarnain'' (dikenal juga dengan sebutan ''Syaikh 'Abdurrahman'') atau disebut pula dengan ''Ghaos 'Abdurrahman'', dan seorang putri bernama ''Syarifah Lathifah'' yang dijuluki dengan ''Denda Rabi'ah''. Sayyid Zulqarnain inilah yang kemudian mendirikan Kerajaan Selaparang sekaligus pula sebagai [[Datu]] (raja) pertama dengan gelar Datu Selaparang atau Sulthan Rinjani.<ref>{{fr}} Galih Widjil Pangarsa. ''Les mosquees de Lombok: Evolution architecturale et diffusion de l'islam''. Archipel No 44, EHESS. Paris, 1992.</ref>
Nah, sampai disini sudah terdapat dua versi, yakni antara Betara Tunggul Nala dan Ghaos Abdul Rozak yang sama-sama dipercaya sebagai penyebar agama Islam, menjadi cikal bakal sultan-sultan Lombok dan pendiri Kerajaan Selaparang (Kayangan). Pertanyaan yang agak menggelitik kemudian adalah: Tidakkah keduanya memang orang yang sama,? Tidakkah yang dimaksud sebagai Betara Tunggul Nala itu sebagai Ghaos Abdul Rozak, dan Wali Nyatok adalah Ghaos Abdurrahman. Hal itu masih dimungkinkan mengingat pada masa dahulu seorang tokoh menggunakan nama-nama berbeda ditempat yang berbeda.▼
▲
=== Kejayaan Selaparang ===
Kerajaan Selaparang tergolong kerajaan yang tangguh, baik di darat maupun di laut. Laskar lautnya telah berhasil mengusir Belanda yang hendak memasuki wilayah tersebut sekitar tahun 1667-1668 Masehi. Namun demikian, Kerajaan Selaparang harus rnerelakan salah satu wilayahnya dikuasai Belanda, yakni Pulau Sumbawa, karena lebih dahulu direbut sebelum terjadinya peperangan laut. Di samping itu, laskar lautnya pernah pula mematahkan serangan yang dilancarkan oleh Kerajaan Gelgel (Bali) dari barat. Selaparang pernah dua kali terlibat dalam pertempuran sengit melawan Kerajaan Gelgel, yakni sekitar tahun 1616 dan 1624 Masehi, akan tetapi kedua-duanya dapat ditumpas habis, dan tentara Gelgel dapat ditawan dalam jumlah yang cukup besar pula.<ref name="lsj">Mohammad Noor, Visi Kebangsaan Religius (Jakarta: Logos, 2004), hlm. 85. </ref>▼
▲Kerajaan Selaparang tergolong kerajaan yang tangguh, baik di darat maupun di laut. Laskar lautnya telah berhasil mengusir Belanda yang hendak memasuki wilayah tersebut sekitar tahun 1667-1668 [[Masehi]]. Namun
Setelah pertempuran sengit tersebut, Kerajaan Selaparang mulai menerapkan kebijaksanaan baru untuk membangun kerajaannya dengan memperkuat sektor agraris. Maka, pusat pemerintahan kerajaan kemudian dipindahkan agak ke pedalaman, di sebuah dataran perbukitan, tepat di desa Selaparang sekarang ini. Dari wilayah kota yang baru ini, panorama Selat Alas yang indah membiru dapat dinikmati dengan latar belakang daratan Pulau Sumbawa dari ujung utara ke selatan dengan sekali sapuan pandangan. Dengan demikian, semua gerakan yang mencurigakan di tengah lautan akan segera dapat diketahui. Wilayah ibukota Kerajaan Selaparang inipun memiliki daerah bagian belakang berupa bukit-bukit persawahan yang dibangun dan ditata rapi, bertingkat-tingkat hingga ke hutan Lemor yang memiliki sumber mata air yang melimpah.<ref name="lsj">Ibid... </ref>▼
▲Setelah pertempuran sengit tersebut, Kerajaan Selaparang mulai menerapkan kebijaksanaan baru untuk membangun kerajaannya dengan memperkuat sektor agraris. Maka, pusat pemerintahan kerajaan kemudian dipindahkan agak ke pedalaman, di sebuah dataran perbukitan, tepat di
Berbagai sumber menyebutkan, bahwa setelah dipindahkan, Kerajaan Selaparang mengalami kemajuan pesat. Sebuah sumber mengungkapkan, Kerajaan Selaparang dapat mengembangkan kekuasaannya hingga ke Sumbawa Barat. Disebutkan pula bahwa seorang raja muda bernama Sri Dadelanatha, dilantik dengan gelar Dewa Meraja di Sumbawa Barat karena saat itu (1630 Masehi) daerah ini juga masih termasuk ke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Selaparang. Kemudian dilanjutkan oleh generasi berikutnya, yaitu sekitar tanggal 30 November 1648 Masehi, putera mahkota Selaparang bernama Pangeran Pemayaman dengan gelar Pemban Aji Komala, dilantik di Sumbawa menjadi Sultan Selaparang yang memerintah seluruh wilayah [[Pulau Lombok]] dan Sumbawa.<ref name="lsj">Fathurrahman Zakaria, Mozaik Budaya Orang Mataram (Mataram: Yayasan Sumurmas al-Hamidy, 1998), hlm. 46. </ref> ▼
▲Berbagai sumber menyebutkan, bahwa setelah dipindahkan, Kerajaan Selaparang mengalami kemajuan pesat. Sebuah sumber mengungkapkan, Kerajaan Selaparang dapat mengembangkan kekuasaannya hingga ke [[Sumbawa]] Barat. Disebutkan pula bahwa seorang raja muda bernama Sri Dadelanatha, dilantik dengan gelar Dewa Meraja di [[Sumbawa]] Barat karena saat itu (1630 [[Masehi]]) daerah ini juga masih termasuk ke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Selaparang. Kemudian dilanjutkan oleh generasi berikutnya, yaitu sekitar tanggal 30 November 1648 [[Masehi]], putera mahkota Selaparang bernama Pangeran Pemayaman dengan gelar Pemban Aji Komala, dilantik di [[Sumbawa]] menjadi
=== Keruntuhan Selaparang ===
Sekalipun Selaparang unggul melawan kekuatan tetangga, yaitu Kerajaan Gelgel,
Namun, bahaya yang dinilai menjadi ancaman utama dan akan tetap muncul secara tiba-tiba adalah kekuatan asing, yakni Belanda, yang tentunya sewaktu-waktu dapat melakukan ekspansi militer. Kekuatan dan tetangga dekat diabaikan, karena Gelgel yang demikian kuat mampu dipatahkan. Oleh sebab itu, sebelum kerajaan yang berdiri di wilayah kekuasaannya di bagian barat ini berdiri, hanya diantisipasi dengan menempatkan laskar kecil di bawah pimpinan Patinglaga Deneq Wirabangsa.<ref>{{id}}
Dalam upaya menghadapi masalah yang baru tumbuh
| first=Djoko
| last=Dwinanto
| authorlink= Djoko Dwinanto
| url= https://books.google.co.id/books?id=gqx3DQAAQBAJ&pg=PA31&dq=banjarmasin+raja+kertabumi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjH2efwrtXZAhWMxrwKHTq2BzQQuwUIKjAA#v=onepage&q=banjarmasin%20raja%20kertabumi&f=false
| title = Bara Api di Tanah Lombok
| location = Indonesia
| publisher = PT [[Balai Pustaka]]
| year = 2001
| language = id
| isbn =9796666715
}} ISBN 9789796666713</ref><ref name="Babad Selaparang">{{cite book
| translator=Sulistiati
| contribution= Proyek Pembinaan Buku Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta (Indonesia)
| url= https://books.google.co.id/books?id=R7lkAAAAMAAJ&q=pating-laga&dq=pating-laga&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj24umfsZiAAxXEzTgGHVwQAukQ6AF6BAgFEAI
| title = Babad Selaparang
| location = Indonesia
| publisher = Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
| year = 1993
| language = id
| isbn =
}} ISBN 9794593273, 9789794593271</ref><ref name="Lalu Gde Suparman">{{cite book
| author = Lalu Gde Suparman
| vol =1
|contribution=Kencana S. Pelawi, Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Indonesia)
| url=https://books.google.co.id/books?id=1LlkAAAAMAAJ&q=pating-laga-banjarmasin&dq=pating-laga-banjarmasin&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi63rvHsZiAAxWz9jgGHc7hBlwQ6AF6BAgNEAI
| title=Pengungkapan nilai budaya naskah kuno NTB, Babad Selaparang
| location=Indonesia
| publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara
| year= 1993
| editor=
| language = id
}}</ref>
== Catatan Kaki ==
{{Reflist}}
== Lihat pula ==
* <ref>{{Cite web|url=http://www.ruangsejarah.web.id/2019/04/Sejarah-Penyebaran-Agama-Islam-di-lombok.html|title=Ruang Sejarah: Sejarah Lombok dan Penyebaran Agama Islam Di Beberapa Tempat di Gumi Sasak|website=Ruang Sejarah|access-date=2019-04-21|archive-date=2019-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20190419052120/http://www.ruangsejarah.web.id/2019/04/Sejarah-Penyebaran-Agama-Islam-di-lombok.html|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.ruangsejarah.web.id/2019/04/Seperti-Apa-Zaman-Kuno-di-Gumi-Sasak-Lombok.html|title=Ruang Sejarah: Seperti Apa Zaman Sejarah Suku Sasak di Gumi Sasak Lombok?|website=Ruang Sejarah|access-date=2019-04-19|archive-date=2019-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20190419050630/http://www.ruangsejarah.web.id/2019/04/Seperti-Apa-Zaman-Kuno-di-Gumi-Sasak-Lombok.html|dead-url=yes}}</ref>[[Suku Sasak]]
* [[Bandar Udara Selaparang]]
* [[Pulau Lombok]]
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://en.rodovid.org/wk/Person:293461 Silsilah Selaparang - Banjarmasin]
* {{id}} [http://salsalany.multiply.com/journal/item/1 Mengenal Budaya Sumbawa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160123140714/http://salsalany.multiply.com/journal/item/1 |date=2016-01-23 }}
{{Kerajaan di Sunda Kecil}}
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara]]
|