Suku Atoni: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Etnik |
||
(15 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{ethnic group|
|group=
|image=COLLECTIE TROPENMUSEUM De meo voorvechter en priester van Oekabiti in oorlogskostuum met andere atoni's TMnr 10005969.jpg
|image_caption=Pendeta dan prajurit Atoni.
|poptime=
|
|langs=[[bahasa Uab Meto|Uab Meto]] dan [[bahasa Indonesia|Indonesia]]
|rels=Mayoritas [[
|related={{hlist|[[Suku
}}
'''Suku Atoni''' (
==Filosofis==
Salah satu nilai fundamental dalam kehidupan Atoni Meto terdapat dalam paham ''feto-mone''. ''Feto-mone'' bisa dikatakan sebagai norma atau sikap hidup masyarakat Atoni yang menjadi panduan untuk menjaga dan melestarikan kehidupan masyarakat Atoni. Konsep ini bisa disejajarkan dengan konsep ''manunggaling kawulo gusti'' pada masyarakat Jawa atau ''[[
Kata ''feto'' berarti perempuan. Dalam hubungan dengan baris keturunan, seorang yang dihitung melalui garis keturunan ibu dikategorikan sebagai feto. Sedangkan ''Mone'' berarti laki-laki. Dalam hubungan dengan baris keturunan seseorang yang dihitung melalui garis keturunan ayah dikategorikan sebagai ''mone''. Dalam istilah ini, ''feto-mone'' diterjemahkan sebagai feminis-maskulin untuk menjelaskan konsepsi masyarakat Atoni Meto tentang perempuan dan laki-laki. Konsepsi ini dapat dibangingkan dengan konsepsi Yin-yang dalam masyarakat Tionghoa.
Pandangan relasi-relasi komis dan sosial juga ikut diekspresikan dalam nilai ini. Relasi-relasi itu meliputi relasi manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam misalnya: ''Uis Pah-Uis Neno'' (
Terminologi ''feto-mone'' mengindikasikan satu kesatuan yang tidak bisa hadir tanpa yang lain, seperti hidup yang tidak bisa ada tanpa kesatuan antara laki-laki dan perempuan. Dilihat pada penerapannya, konsep ''feto-mone'' memiliki dampak kehidupan perempuan dan laki-laki seperti pembagian kerja. Masyarakat Atoni membedakan peranan perempuan dan laki-laki. Laki-laki bertugas dalam ranah publik, seperti berperang, membangun hubungan dengan masyarakat luas, dan bekerja di kebun sedangkan perempuan lebih mengurus persoalan privat seperti memasak, mencuci, menjamu tamu dan lain-lain. Alasan perempuan ditempatkan pada ranah privat dikarenakan juga dikarenakan perempuan pada masyarakat Atoni dilihat sebagai "ibu kehidupan".
==
Kata "Atoni" dalam [[
==
{{portal|Indonesia}}▼
*[[Suku Timor]]
*[[Suku Tetun]]
== Daftar pustaka ==
* [[:de:Atoin Meto|Atoin Meto]] {{de}}
* Clarke E. Cunningham, ''Atoni Borrowing Of Children: An Aspect Of Mediation'', in: Spiro, M.E. (ed.), American Ethnological Society Proceedings, Annual Spring Meeting, Seattle, 1965.
Baris 40 ⟶ 46:
{{reflist|2 Andreas Yewangoe (1983) "Pendamaian"|Sosial=}}
▲{{portal|Indonesia}}
▲[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Atoni]]
[[Kategori:Suku bangsa di Nusa Tenggara Timur]]
|