Stasiun Babadan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Vecga75 (bicara | kontrib)
Penambahan DJKA
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k (via JWB)
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 13:
| coordinates = {{coord|7.586824|S|111.589622|E|region:ID_type:railwaystation|format=dms|display=inline,title}}
| tinggi = +63 m
| letak = km 157+818832 lintas [[Stasiun Surabaya Kota|Surabaya Kota]]–[[Stasiun Kertosono|Kertosono]]–[[Stasiun Madiun|Madiun]]–[[Stasiun Solo Balapan|Solo Balapan]]
| ref_letak = <ref>{{Gapeka2023|Jawa|page=41|tanggalakses=3 September 2024}}</ref>
| nomor = 4021
| line = ''Hanya melayani penyusulan antarkereta api.''
| operator = [[Daerah Operasi VII Madiun]]daop7
| class = III/kecil
| track = 4 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
Baris 28 ⟶ 29:
| map_type = Kabupaten Madiun#Indonesia
}}
'''Stasiun Babadan (BBD)''' adalah [[stasiun kereta api]] kelas III/kecil yang terletak di [[Dimong, Madiun, Madiun]]; termasuk dalam [[Daerah Operasi VII Madiun]] pada ketinggian +63 m. Stasiun ini merupakan stasiun aktif paling barat di [[Kabupaten Madiun]]. Nama Babadan diambil dari nama dusun yang menjadi lokasi stasiun ini, yakni [[Dimong, Madiun, Madiun|Dusun Babadan]].
 
Pada awalnya, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 yang lama merupakan sepur lurus. Setelah [[jalur ganda]] menuju [[Stasiun Nganjuk]] dioperasikan per 30 April 2019<ref>{{Cite news|url=https://jatim.antaranews.com/berita/292629/jalur-ganda-kereta-api-nganjuk-babadan-resmi-beroperasi|title=Jalur ganda kereta api Nganjuk-Babadan resmi beroperasi|last=Stevani|first=Louis Rika|date=2019-04-30|work=AntaraJatim|access-date=2020-05-13}}</ref> dan kemudian menuju [[Stasiun Geneng]] per 16 Oktober 2019,<ref>{{Cite web|url=https://www.antaranews.com/berita/1116192/ditjen-perkeretaapian-operasikan-jalur-ganda-babadan-geneng-madiun|title=Ditjen Perkeretaapian operasikan jalur ganda Babadan-Geneng Madiun|last=Stevani|first=Louis Eka|date=2019-10-16|website=AntaraNews|access-date=2020-05-14}}</ref> jumlah jalur bertambah menjadi empat. Jalur 1 yang lama diubah menjadi jalur 3 sebagai sepur lurus arah [[Stasiun Madiun|Madiun]], jalur 2 dijadikan sepur lurus arah [[Stasiun Kertosono|Kertosono]], jalur 3 yang lama diubah menjadi jalur 1, dan jalur 4 ditambahkan tepat di sebelah timur laut bangunan lama stasiun sebagai sepur belok baru.
 
Stasiun ini dibangun ulang seluruhnya oleh Balai Teknik Perkeretaapian Surabaya (duludahulu BTP Jatim) [[Direktorat Jenderal Perkeretaapian]] sebagai paket dalam proyek Jalur Ganda Madiun-Jombang yang beroperasi pada 2019. Tepat di sisi barat daya bangunan lama stasiun terdapat [[perlintasan sebidang]] yang sebelumnya terletak di tengah emplasemen stasiun, seperti [[Stasiun Gedangan]], [[Stasiun Cilame|Cilame]], dan [[Stasiun Lemahabang|Lemahabang]]. Supaya rangkaian kereta yang berhenti di stasiun ini tidak menutupi perlintasan tersebut, maka emplasemen stasiun diperpanjang sekaligus digeser ke arah timur laut saat pembangunan jalur ganda. Pengoperasian stasiun dipindahkan ke bangunan baru berukuran lebih besar yang terletak di sisi tenggara jalur rel. Bangunan lama peninggalan [[Staatsspoorwegen]] masih tetap dipertahankan meskipun sudah tidak digunakan. Selain itu, sistem persinyalan diubah dari sistem mekanik menjadi sistem elektrik.
 
Berdasarkan ''Buku Djarak Singkat'' yang dikeluarkan oleh DKA pada tahun 1950, perhentian ini pernah ditetapkan sebagai "perhentian tidak dilayani". Namun, perhentian ini kemudian digolongkan sebagai "stasiun" berdasarkan ''Buku Jarak untuk Angkutan Barang Jawa dan Madura'' tahun 1982 oleh PJKA.<ref>{{cite book|author=Subdit Jalan Rel dan Jembatan|year=1982|title=Buku Jarak untuk Angkutan Barang Jawa dan Madura|place=Bandung|publisher=Perusahaan Jawatan Kereta Api}}</ref><ref>{{Citebook|year=1950|title=Buku Djarak Singkat|institution=Djawatan Kereta Api}}</ref>