Aji Muhammad Parikesit: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(19 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 25:
| reign-type4 = Berkuasa
| reign4 = 1950 - 1960
| regnal name =
| house = Kutai Kartanegara
| burial_place = Pemakaman Raja-Raja Kutai Kartanegara Beserta Keluarga, [[Museum Mulawarman]]
| father = Sultan Aji Muhammad Alimuddin
| mother = Aji Hasanah atau Aji Ratu Limah Gelar Aji Ratu Rebaya Agung II Binti Aji Pangeran Mangkunegara Bin Sultan Aji Muhammad Sulaiman
}}
'''Aji Muhammad Parikesit'''
== Biografi ==
Lahir dengan nama
Dari kecil beliau dididik oleh nendanya [[Aji Muhammad Sulaiman]]. Kemudian beliau masuk sekolah Belanda di [[Samarinda]] tahun [[1905]] dan pada tahun [[1909]] beliau mendapat gelar ''Adji Endje Renik''. Pada tahun itu, beliau masuk sekolah ''Instituut Bos'' di [[Batavia]] (sekarang [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]). Pada tahun 1910 ayahandanya wafat, tetapi karena umur beliau masih belia, maka Pemerintahan Kutai dipegang oleh Dewan Perwalian yang dipimpin oleh [[Aji Pangeran Mangkunegoro]]
Tahun [[1911]] ia menempuh ujian P.H.S. Dua Tahun sesudah itu ia pindah ke [[sekolah Osvia]] di [[Serang]]. Pada tahun [[1917]] ia kembali ke Kutai, sebab Pangeran Mangkunegoro ingin mendidik ia untuk memegang pemerintahan dan untuk mengenali adat lembaga negeri.▼
▲
Tanggal [[14 November]] [[1920]] ia dinobatkan menjadi sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Parikesit. Untuk melanjutkan sekolah dan menambah luas pengetahuannya, pada tahun 1928 beliau dengan permaisuri pergi ke negeri [[Belanda]]. Dan ketika itulah Aji Muhammad Parikesit dihadiahi gelar ''[[Officier der Orde van Oranje Nassau]]'' dari [[Belanda|Kerajaan Belanda]].▼
▲
== Keluarga ==
Baris 108 ⟶ 110:
### Adji Hasan Gamal
### Adji Farhat Abbas
# YM Selir Sang Nata
## YM Adji Pangeran Anuar Gelar Adji Pangeran Hario Kusumo Puger I (Meninggal Dunia Tahun 1994, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) menikah dengan isteri pertama yaitu Adji Malikatul Jauharah Gelar Adji Raden Ratnawati (Meninggal Dunia Tahun 2017, Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kelambu Kuning) Binti Adji Abdul Hamid Gelar Adji Pangeran Ratu IV Bin Adji Pangeran Ainuddin Bin Sultan Adji Muhammad Sulaiman berputra-putri :
### Hj. Adji Siti Syachrah Bagindundari Poeger▼
### H. Adji Azuar Poeger Gelar Adji Pangeran Hario Kusumo Puger▼
### Hj. Adji Haniah Kusumo Wardani Poeger
### Hj. Adji Ani Thiorda Poeger
▲### H. Adji Azuar Poeger Gelar Adji Pangeran Hario Kusumo Puger
▲### Hj. Adji Siti Syachrah Bagindundari Poeger
### H. Adji Zuliar Gunanti Poeger
### H. Adji Moh
### Hj. Adji Mina Kumari Poeger
### H. Adji Agus Hasan Poeger
### Hj. Adji Citra Dewi Poeger
### H. Adji
### Hj. Adji Hendrete Nadia Noraini Poeger
## YM Adji Pangeran Anuar Gelar Adji Pangeran Hario Kusumo Puger I (Meninggal Dunia Tahun 1994), Dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara) menikah dengan isteri kedua yaitu Dayang Hatiah Binti Kasmun berputra-putri :
### Adji Hartati Poeger
Baris 125 ⟶ 128:
### Adji Karmila Poeger
### Adji Nazaruddin Poeger
# YM Selir Sang Nata Joeleha Gelar Raden Suwito (Meninggal Dunia Tahun 1958) : Tidak Ada Keturunan
# YM Selir Sang Nata Aji Nursari Binti Aji Liangt atau Dayang Djahari (Turunan Sultan Aji Muhammad Salehuddin I) dari Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Meninggal Dunia Tahun 1963 dan Dimakamkan Di Pemakaman Kerajaan Kutai Kartanegara). Mengangkat seorang anak yakni :
## YM Adji Magdalena (Meninggal Dunia Pada Tahun 2005, Dimakamkan Di TPU Kuburan Muslimin Kampung Jawa, Samarinda) Gelar YM Adji Raden Puspaningdya Ningrum (Putri dari Adji Putri Ainun Zariah) Menikah dengan Adji Ziat Tajoeddin, BA (Meninggal Dunia Pada Tahun 2008, Dimakamkan Di TPU Kuburan Muslimin Kampung Jawa, Samarinda) Bin H. Adji Bambang Tajoeddin Bin Adji Raden Dungkang Bin Adji Pangeran Mangkunegara Bin Sultan Adji Muhammad Sulaiman berputra-putri :
Baris 149 ⟶ 152:
### Adji Iskandar Syailan Hamid
### Adji Selvi Yunaida Hamid
# YM Selir Sang Nata Gusti Masdjah Gelar Raden
## YM Adji Achmad Gelar Adji Pangeran Hario Adiningrat menikah dengan Raden Ida Binti Raden Soepeno (Meninggal dunia tahun 2012, dimakamkan di Pemakaman Kerajaan Kelambu Kuning Tenggarong) berputri :
### Adji Maya Soraya Hanum Gelar Adji Raden Maya Hanum
Baris 159 ⟶ 162:
###Satrio Digdoyo
###Ayu Wulandari
# YM Selir Sang Nata Raden Marry Gelar Raden Seri
## YM Adji Yohanna
## YM Adji Nelly
Baris 175 ⟶ 178:
Sultan Aji Muhammad Parikesit sering melakukan kunjungan ke daerah-daerah di wilayah Kesultanan saat itu untuk mengetahui keluhan masyarakat terutama permasalahan yang dihadapi masyarakat utamanya.
Sultan Aji Muhammad Parikesit memberikan perhatian lebih mengenai pelestarian alam dan lingkungan hal ini ditunjukkan dengan diterbitkan Surat Keputusan Kerajaan Kutai tanggal 1 Oktober No. 70/22.ZB.1934 tentang Penunjukan Cagar Alam (Natuurmonument) Padang Loewai dengan luas 1.080 hektare. Keinginan Sultan Aji Muhammad Parikesit agar pelestarian alam lebih terjaga, satwa endemik maupun flora khas kalimantan dapat tetap lestari dan dapat dirasakan oleh semua kalangan hingga lintas generasi maka diterbitkan Surat Keputusan Sultan Kutai Tanggal 10 Juli 1936 No. 80-22. ZB.1936 tentang penunjukan Suaka Marga Satwa Kutai Timur dengan luas luas 306.000 hektare yang ditandatangani di Tenggarong. Peninggalan Sultan Aji Muhammad Parikesit yang dapat dirasakan oleh masyarakat Kalimantan Timur khususnya Rakyat Kutai yang sekarang menjadi Taman Nasional yakni Taman Nasional Kutai.
Pemerintahan Jepang saat itu sedang gencar-gencarnya menghadapi perang Asia Timur Raya melawan negara Sekutu. Untuk memudahkan mengamankan wilayah Jepang dibagian selatan Kalimantan saat itu maka pemerintah Jepang diwakili oleh Laksamana Madya Sueto Hirose (Komandan Pangkalan Angkatan Laut Khusus Jepang Ke 22) dan rombongan tiba di Istana Kutai pada 19 April 1942 untuk meminta izin kepada Sultan Aji Muhammad Parikesit agar kendaraan militer mereka dapat melewati wilayah Jembayan. Maka Sultan Aji Muhammad Parikesit mengizinkan tentara Jepang untuk melewati Jembayan dan pada saat itu kendaraan militer Jepang tidak dapat melewati Jembayan maka dari itu Sultan bersama rakyat serta Panglima Djaya yaitu Panglima Kesultanan Kutai saat itu membangun jembatan agar kendaraan militer Jepang dapat melewati Jembayan. Untuk mengenang jasa Sultan Aji Muhammad Parikesit maka Kaisar Jepang saat itu memberikan hadiah bendera kekaisaran Jepang dan gelar Koo Kutai kepada Sultan sebagai pengingat persahabatan antara Kesultanan Kutai Kartanegara dan Kekaisaran Jepang.
Baris 186 ⟶ 191:
== Jabatan ==
# 1915-1920 : Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Dengan Gelar "Aji Pangeran Adipati Praboe Anum Surya Adiningrat"
# 1920-1960 : Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Ke 19
# 1945 : Koo Kutai (Gelar Kehormatan Dari Kekaisaran Jepang)
Baris 200 ⟶ 205:
== Wafat ==
Sultan Aji Muhammad Parikesit wafat dalam kesederhanaan dalam usia 91 tahun pada hari Minggu, 22 November 1981 atau
== Penghargaan ==
# ''[[Officier der Orde van Oranje Nassau]]''
== Leluhur ==
{{Ahnentafel-compact5|Sultan Aji Muhammad Parikesit|Sultan Aji Muhammad Alimuddin|Aji Ratu Limah|Sultan Aji Muhammad Sulaiman|Aji Ratu Rubia|Aji Pangeran Mangkunegara|Dayang Kamsah|Sultan Aji Muhammad Salehuddin I|Aji Ratu Zuziah|Datu Muhammad dari Sulu|Puteri Aji Tallo|Sultan Aji Muhammad Sulaiman|Aji Soja gelar Aji Raden Rebaya Agung I|16=Sultan Aji Muhammad Muslihuddin|17=Aji Ratu Tatin|18=Aji Pangeran Berajanata|19=Isteri Aji Pangeran Berajanata|24=Sultan Aji Muhammad Salehuddin I|25=Aji Ratu Tatin|26=Aji Raga Gelar Aji Pangeran Seri Bangun II|27=
== Referensi ==
Baris 210 ⟶ 219:
== Pranala luar ==
{{Bupati Kutai Kartanegara}}
{{lifetime|1895|1981|}}
Baris 239 ⟶ 248:
{{kotak mulai}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Sultan Kutai|Sultan Kutai Kartanegara]]|tahun=
{{kotak selesai}}
[[Kategori:Sultan Kutai]]
{{bangsawan-stub}}
|