Suku Jawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 23602935 oleh Nyilvoskt (bicara) TIDAK Merepresentasikan suku Jawa,lagian itu baju adat jawa mana Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Suku Osing, Samin, dan Suku Tengger merupakan bagian dari masyarakat Jawa Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(53 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{Infobox ethnic group
|group=Suku Jawa
|native_name={{small|
|image=<table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<tr>
<td>
<td>
<td>
<td>[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van Diponegoro TMnr 157432.jpg|60x80px]]</td>
</tr>
Baris 33:
<td>[[Berkas:Ki Hajar Dewantara.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Presiden Sukarno.jpg|60x80px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Kartini]]</small></td>
Baris 77:
</tr>
</table>
|population = ± '''
|region1 = '''[[Indonesia]]''' ([[Sensus Penduduk Indonesia 2010|2010]])
|pop1 = '''95.217.022'''
Baris 89:
|region5 = {{nbsp|7}}[[Lampung]]
|pop5 = 4.856.924
|region6 = {{nbsp|7}}[[
|pop6 = 4.319.719
|region7 = {{nbsp|7}}[[DKI Jakarta]]
Baris 95:
|region8 = {{nbsp|7}}[[Yogyakarta]]
|pop8 = 3.331.355
|region9 = {{nbsp|7}}[[
|pop9 = 2.037.715
|region10 = {{nbsp|7}}[[Banten]]
Baris 125:
|region23 = {{nbsp|7}}[[Sulawesi Tengah]]
|pop23 = 221.001
|region24 = {{nbsp|7}}[[
|pop24 = 217.096
|region25 = {{nbsp|7}}[[Sulawesi Tenggara]]
Baris 159:
|pop38 = '''4.000'''
|langs=[[bahasa Jawa|Jawa]], [[bahasa Indonesia|Indonesia]], [[bahasa Melayu|Melayu]] <small>(dituturkan oleh komunitas yang berdomisili di [[Malaysia]] dan [[Singapura]])</small>, [[bahasa Belanda|Belanda]] <small>(hanya digunakan oleh yang tinggal di [[Belanda]] dan [[Suriname]])</small>
|rels=Mayoritas <br>[[Berkas:Allah-green.svg|15px]] [[Islam Sunni]]<br>Minoritas<br>[[Berkas:Christian cross.svg|12px]] [[Kristen]] ([[Protestan]], [[Katolik]])<br>[[File:Kejawen png.png|17px|]] [[Kejawen]]<br>[[Berkas:Om.svg|15px]] [[Hindu]]<br>[[Berkas:Dharma Wheel (2).svg|18px]] [[Buddha]]<br>[[File:Yin yang.svg|18px|]] [[Konghucu]]
|related= [[suku
}}
'''Suku Jawa''' ([[Bahasa Jawa]] [[Ngoko]]: ꦮꦺꦴꦁꦗꦮ, ''Wong Jawa''; [[Bahasa Jawa]] [[Krama]]:
'''Suku Jawa''' ({{lang-jv|ꦠꦶꦪꦁꦗꦮꦶ|Tiyang Jawi}} ([[krama]]); {{lang-jv|ꦮꦺꦴꦁꦗꦮ|Wong Jawa}} ([[ngoko]]))<ref>{{Cite book|last=Harjawiyana|first=Haryana|author2=Theodorus Supriya|title=Kamus unggah-ungguh basa Jawa|publisher=Kanisius|year=2001|pages=185|url=https://books.google.com/books?id=-NOupFY-YTAC&pg=PA185|isbn=978-979-672-991-3}}</ref> merupakan suku bangsa terbesar di [[Indonesia]] yang berasal dari [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]], dan [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]. Pada tahun 2010, setidaknya 40,22% penduduk Indonesia merupakan etnis [[Jawa]].<ref>{{cite book|last=|first=|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|title=Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape|date=|year=2003|url=|access-date=}}</ref> Selain itu, suku Jawa ada pula yang berada di negara [[Kaledonia Baru]] dan [[Suriname]], karena pada masa [[kolonial Belanda]] suku ini dibawa ke sana sebagai pekerja. Saat ini suku Jawa di Suriname menjadi salah satu suku terbesar di sana dan dikenal sebagai [[Jawa Suriname]]. Ada juga sejumlah besar suku Jawa di sebagian besar [[provinsi di Indonesia]], [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Arab Saudi]], dan [[Belanda]].▼
ꦠꦶꦪꦁꦗꦮꦶ, ''Tiyang Jawi'') adalah suku bangsa [[Bangsa Austronesia|Austronesia]] terbesar di [[Indonesia]] yang berasal dari [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]], dan [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]. Dengan lebih dari 100 juta orang, Suku Jawa merupakan kelompok etnis terbesar di Indonesia dan di [[Asia Tenggara]] secara keseluruhan. Bahasa asli mereka adalah [[bahasa Jawa]], yang merupakan [[Rumpun bahasa Austronesia|bahasa Austronesia]] terbesar dalam hal jumlah penutur asli dan juga [[bahasa daerah]] terbesar di Asia Tenggara.<ref>{{cite web |url=https://www.britannica.com/topic/Javanese-language |title= Javanese language |author=<!--Not stated--> |date= 2010 |website= britannica.com |publisher= Encyclopedia Britannica|access-date= 17 March 2021}}</ref>
Sebagai kelompok etnis terbesar di wilayah tersebut, orang Jawa secara historis mendominasi lanskap sosial, politik, dan budaya Indonesia dan di Asia Tenggara.<ref>{{cite thesis
|url =https://circle.ubc.ca/handle/2429/33606
|title =Javanization of Indonesian politics
|last =Thornton
|first =David Leonard
|year =1972
|publisher =The University of British Columbia
|doi =10.14288/1.0101705
|access-date =7 November 2013
}}
</ref>
▲
Mayoritas orang Jawa adalah umat Islam, dengan beberapa minoritas yaitu Kristen, Kejawen, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Meskipun demikian, peradaban orang Jawa telah dipengaruhi oleh lebih dari seribu tahun interaksi antara budaya [[Kejawen]] dan [[Hindu]]-[[Buddha]], dan pengaruh ini masih terlihat dalam sejarah, budaya, tradisi, dan bentuk kesenian Jawa. Dengan populasi global yang cukup besar, suku Jawa menjadi kelompok etnis terbesar keempat di antara umat Islam di seluruh dunia, setelah [[bangsa Arab]],<ref>Margaret Kleffner Nydell [https://books.google.com/books?id=ZNoiieefqAcC&printsec Understanding Arabs: A Guide For Modern Times], Intercultural Press, 2005, {{ISBN|1931930252}}, hlm. xxiii, 14</ref> [[suku Bengali]],<ref>sekitar 152 juta umat Muslim Bengali di [[Bangladesh]] dan 36,4 juta umat Muslim Bengali di [[Republik India]] (perkiraan [[CIA World Factbook|CIA Factbook]] 2014, angka pada pertumbuhan populasi yang pesat); sekitar 10 juta orang Bangladesh di Timur Tengah, 1 juta orang Bengali di Pakistan, 5 juta orang Bangladesh-Inggris.</ref> dan [[suku Punjab]].<ref>{{cite book|last=Gandhi|first=Rajmohan|title=Punjab: A History from Aurangzeb to Mountbatten|year=2013|page=1|publisher=Aleph Book Company|location=New Delhi, India, Urbana, Illinois|isbn=978-93-83064-41-0}}</ref> Suku Jawa juga memiliki cabang-cabang suku lain atau Sub suku antara lain [[suku Osing]], [[suku Tengger]], [[suku Samin]].<ref>4 Suku Bangsa di Pulau Jawa dan Bahasanya.[https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/suku-bangsa-di-pulau-jawa]</ref>▼
▲Mayoritas orang Jawa adalah umat Islam, dengan beberapa minoritas yaitu Kristen, Kejawen, Hindu
== Sejarah ==
{{See also|Babad Tanah Jawi}}
Seperti kebanyakan kelompok etnis Indonesia yang lain, termasuk [[Suku Sunda|masyarakat Sunda]], masyarakat Jawa merupakan [[Suku bangsa Austronesia|bangsa Austronesia]] yang leluhurnya diperkirakan berasal dari [[Taiwan]] dan bermigrasi melalui [[Filipina]]<ref name="spiller">{{Cite book|last=Spiller|first=Henry|title=Gamelan music of Indonesia|publisher=Taylor & Francis|year=2008|url=https://books.google.com/books?id=2L2Z2nYd_QsC|isbn=978-0-415-96067-0}}</ref> untuk mencapai [[pulau Jawa]] antara tahun 1500 SM hingga 1000 SM.<ref>Taylor (2003), hlm. 7.</ref> Namun, menurut studi genetik yang terbaru, masyarakat Jawa bersama dengan masyarakat Sunda dan [[Suku Bali|Bali]] memiliki rasio [[penanda genetik]] yang hampir sama antara genetik [[Suku bangsa Austronesia|bangsa Austronesia]] dan [[Suku bangsa Austroasiatik|Austroasiatik]].<ref>{{Cite news|title=Pemetaan Genetika Manusia Indonesia|work=[[Kompas.com]]|url=http://assets.kompas.com/data/photo/2015/10/12/1113035menyusuri-jejak-leluhur780x390.JPG|language=Indonesian|access-date=5 September 2017|archive-url=https://web.archive.org/web/20160223131403/http://assets.kompas.com/data/photo/2015/10/12/1113035menyusuri-jejak-leluhur780x390.JPG|archive-date=23 Februari 2016|url-status=dead}}</ref>
Masyarakat Jawa adalah perpaduan antara orang Austroasiatik berbaur / interbreeding dengan orang Austronesia yang datang kemudian. Setelah interaksi yang cukup lama dengan orang Austronesia masyarakat awal yang mendiami Pulau Jawa mulai mengadopsi bahasa Austronesia sebagai bahasa utama, sehingga mereka memiliki sekitar 20–30% gen Austronesia dan 50-60% gen Austroasiatik.
Perpaduan genetik masyarakat di Jawa juga sangat kompleks, baik itu masyarakat pesisir maupun di daerah pegunungan. Bentuk wajah masyarakat Jawa juga dominan dipengaruhi oleh Orang Austroasiatik (Seperti Orang Kamboja dan Vietnam bagian selatan).
Kemungkinan mengapa masyarakat yang mendiami pulau Jawa awal mula mulai mengadopsi Bahasa Austronesia adalah menyesuaikan diri di dalam globalisasi, perdagangan maupun pertukaran budaya dan teknologi di masanya, yang kemungkinan para penutur Bahasa Austronesia mempunyai pengaruh yang sangat besar pada masa itu.
{{multiple image
| align = center
| direction = horizontal
| total_width = 480
| header = Perahu-perahu Jawa
| image1 = Samudra Raksa dari depan, dengan layar terkembang seperti sayap angsa.jpg
| image2 = Prahu pulled on land, Central Java RV-A440-bb-30.jpg
| image3 = Aparejos de un barco Material gráfico bdh0000185513 BN 5643.jpg
| caption1 = [[Samudra Raksa]], rekonstruksi tahun 2003 dari kapal [[Borobudur]] abad ke-9.
| caption2 = Sebuah perahu cadik dari Jawa Tengah, antara tahun 1924 dan 1932.
| caption3 = Gambaran penampang sebuah perahu cadik, antara 1863 dan 1900.
}}
=== Kerajaan Jawa Kuno ===
Baris 190 ⟶ 222:
=== Kesultanan Jawa ===
{{Artikel|Daftar kerajaan Jawa}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Schildering voorstellende de moord op kapitein Tack in Kartasura TMnr H-796.jpg|jmpl|ka|[[Amangkurat II|Susuhunan Amangkurat II dari Mataram]] (kanan atas) menyaksikan [[Untung Surapati]] bertarung melawan [[François Tack|Kapten François Tack]] dari ''[[Vereenigde Oostindische Compagnie]]'' (VOC). {{circa}} tahun 1684.]]
Baris 215 ⟶ 248:
{{artikel|Budaya Jawa}}
[[Berkas:Pertunjukan Wayang Kulit.jpg|jmpl|Pertunjukan [[wayang kulit]].]]
Budaya Jawa adalah budaya yang berasal dari Jawa dan dianut oleh masyarakat Jawa khususnya di [[Jawa Tengah]], [[DIY]], dan [[Jawa Timur]]. Budaya Jawa mengutamakan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian dalam kehidupan sehari-hari. Budaya Jawa menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan. Budaya Jawa selain terdapat di Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur terdapat juga di daerah perantauan orang Jawa yaitu di [[Jakarta]], [[Sumatra]], dan [[Suriname]].
=== Bahasa ===
Baris 222 ⟶ 255:
Bahasa Jawa merupakan [[rumpun bahasa Austronesia|bahasa Austronesia]] yang utamanya dituturkan oleh masyarakat Jawa di wilayah bagian tengah dan timur pulau Jawa. Bahasa ini dikenal mempunyai jumlah besar kata serapan dari [[bahasa Sanskerta]], terutama ditemukan dalam [[sastra Jawa]].<ref>{{Cite book|last=Marr|first=David G.|authorlink=|author2=Anthony Crothers Milner|title=Southeast Asia in the 9th to 14th centuries|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|year=1986|location=|pages=|url=https://books.google.com/books?id=Lon7gmj040MC|doi=|isbn=978-9971-988-39-5}}</ref> Ini karena sejarah panjang pengaruh Hindu dan Buddha di Jawa.
Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan [[bahasa Jawa]] dalam bertutur sehari-hari. Dalam sebuah survei yang diadakan [[majalah Tempo]] pada awal [[dasawarsa]] 1990-an, kurang lebih hanya
Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosakata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan ''unggah-ungguh''.<ref>{{Cite book|url=https://archive.org/details/ngoko-krama|title=Ngoko Krama|last=Suwadji|first=|publisher=Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta|year=2013|isbn=9786027777620|edition=|location=Yogyakarta|ref=harv|oclc=890814963}}</ref> Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat.
Baris 229 ⟶ 262:
=== Sastra dan filsafat ===
{{artikel|Sastra Jawa}}{{artikel|Filsafat Jawa}}
Para cendekiawan, penulis, penyair, dan sastrawan Jawa terkenal karena kemampuan mereka merumuskan gagasan dan menciptakan [[idiom]] untuk tujuan budaya yang tinggi, melalui rangkaian kata-kata untuk mengekspresikan makna filosofis yang lebih dalam. Beberapa idiom filosofis muncul dari sastra klasik Jawa, [[babad]] dan tradisi lisan, dan telah menyebar ke beberapa media dan diangkat sebagai [[moto]] yang populer. Contohnya seperti "''[[Bhinneka Tunggal Ika]]''", digunakan sebagai semboyan atau moto nasional [[Republik Indonesia]], "''Gemah Ripah Loh Jinawi, Toto Tentrem Kerto Raharjo''", "''Jer Basuki Mawa Béya''", "''Rawé-Rawé rantas, Malang-Malang putung''" dan "''Tut Wuri Handayani''".<ref>{{Cite book|last=Soeseno|first=Ki Nardjoko|authorlink=|title=Falsafah Jawa Soeharto & Jokowi|publisher=Araska|year=2014|location=|pages=|url=|doi=|isbn=978-602-7733-82-4}}</ref>
=== Stratifikasi sosial ===
{{artikel|Priyayi}}
Masyarakat Jawa juga terkenal akan pembagian golongan-golongan sosialnya. Pakar [[antropologi]] [[Amerika Serikat|Amerika]] yang ternama, [[Clifford Geertz]], pada tahun 1960-an membagi masyarakat Jawa menjadi tiga kelompok: kaum [[santri]], [[abangan]], dan [[priyayi]]. Menurutnya kaum santri adalah penganut agama [[Islam]] yang taat, kaum abangan adalah penganut Islam secara nominal atau penganut Kejawen, sedangkan kaum priyayi adalah kaum bangsawan.<ref>{{cite book|last=McDonald|first=Hamish|title=Suharto's Indonesia|url=https://archive.org/details/suhartoindonesia0000mcdo|publisher=Fontana|year=1980|location=Melbourne|pages=[https://archive.org/details/suhartoindonesia0000mcdo/page/9 9]–10|isbn=0-00-635721-0}}</ref> Tetapi pendapat Geertz banyak ditentang karena ia mencampur golongan sosial dengan golongan kepercayaan. Kategorisasi sosial ini juga sulit diterapkan dalam menggolongkan orang-orang luar, misalkan orang Indonesia lainnya dan suku bangsa non-[[pribumi]] seperti orang keturunan [[Bangsa Arab|Arab]], [[Tionghoa]], dan [[India]].
Baris 261 ⟶ 295:
=== Seni ===
{{Main|Seni Tradisional Jawa}}
Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, yaitu pementasan [[wayang]]. Repertoar cerita wayang atau [[lakon]] sebagian besar berdasarkan [[wiracarita]] [[Ramayana]] dan [[Mahabharata]]. Selain pengaruh India, pengaruh [[Islam]] dan [[Dunia Barat]] ada pula. Seni [[batik]] dan [[keris]] adalah dua bentuk ekspresi masyarakat Jawa. Musik [[gamelan]] yang juga dijumpai di [[Suku Bali|Bali]] memegang peranan penting dalam kehidupan budaya dan tradisi Jawa.
== Profesi ==
Mayoritas masyarakat Jawa berprofesi sebagai petani. Sedangkan di perkotaan mereka berprofesi sebagai pegawai negeri sipil, karyawan, pedagang, usahawan, dokter, guru dan lain-lain. Di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]], jumlah orang Jawa mencapai 40% pada tahun 2015 dari penduduk Jakarta. Orang Jawa perantauan di Jakarta bekerja di berbagai bidang. Hal ini terlihat dari jumlah mudik [[lebaran]] yang terbesar dari Jakarta adalah menuju [[Jawa Tengah]]. Secara rinci prediksi jumlah pemudik tahun 2014 ke Jawa Tengah mencapai 7.893.681 orang. Dari jumlah itu didasarkan beberapa kategori, yakni 2.023.451 orang pemudik sepeda motor, 2.136.138 orang naik mobil, 3.426.702 orang naik bus, 192.219 orang naik kereta api, 26.836 orang naik kapal laut, dan 88.335 orang naik pesawat.<ref>{{Cite news|url=https://www.viva.co.id/berita/nasional/515679-kenaikan-jumlah-pemudik-asal-jateng-tahun-ini-paling-tinggi|title=Kenaikan Jumlah Pemudik Asal Jateng Tahun Ini Paling Tinggi|date=24 Juni 2014|author=Dwi Royanto|work=[[VIVA.co.id]]|access-date=1 Juli 2020}}</ref> Bahkan menurut data [[Kementerian Perhubungan Indonesia]] menunjukkan tujuan pemudik dari Jakarta adalah 61% Jateng dan 39% Jatim. Ditinjau dari profesinya, 28% pemudik adalah karyawan swasta, 27% wiraswasta, 17% PNS/TNI/POLRI, 10% pelajar/mahasiswa, 9% ibu rumah tangga, dan 9% profesi lainnya. Diperinci menurut pendapatan pemudik, 44% berpendapatan Rp3–5 juta, 42% berpendapatan Rp1–3 juta, 10% berpendapatan Rp5–10 juta, 3% berpendapatan di bawah Rp1 juta, dan 1% berpendapatan di atas Rp10 juta.<ref>{{Cite web|url=http://hubdat.dephub.go.id/berita/1348-279-juta-penduduk-akan-melakukan-mudik-lebaran-2014/|title=27,9 juta penduduk akan melakukan mudik lebaran 2014|date=14 Mei 2014|author=|website=Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia|access-date=1 Juli 2020|archive-date=2015-01-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20150105131914/http://hubdat.dephub.go.id/berita/1348-279-juta-penduduk-akan-melakukan-mudik-lebaran-2014/|dead-url=yes}}</ref> Pekerjaan orang Jawa secara historis adalah sebagai berikut.
=== Petani ===
Baris 270 ⟶ 305:
=== Pedagang-pelaut ===
{{multiple image
| align = right
| total_width = 300
| image1 = Een Javaansch Matroos.jpg
| alt1 = Pelaut Jawa
| caption1 = Lukisan seorang pelaut Jawa, 1855
| image2 = A Merchant of Java from Voyages and travels into Brazil and the East-Indies, 1640-1649.jpg
| alt2 = Pedagang Jawa
| caption2 = Cetakan kayu dari seorang pedagang Jawa, 1640–1649
}}
Para pedagang dan pelaut Jawa sudah sering melakukan pelayaran di lautan antara India dan Tiongkok pada awal abad ke-1.<ref name=":0">{{Cite book|title=The Phantom Voyagers: Evidence of Indonesian Settlement in Africa in Ancient Times|last=Dick-Read|first=Robert|publisher=Thurlton|year=2005|isbn=|location=|pages=}}</ref>{{Rp|31-35}} [[Kapal Borobudur]] dari [[Dinasti Syailendra|dinasti Sailendra]] Jawa membawa pelaut dan pemukim Nusantara ke [[Madagaskar]] dan Afrika Barat pada abad ke-8,<ref>{{Cite journal|last=Beale|first=Philip|date=April 2006|title=From Indonesia to Africa: Borobudur Ship Expedition|url=|journal=Ziff Journal|volume=|pages=22|via=http://www.swahiliweb.net/ziff_journal_3_files/ziff2006-04.pdf}}</ref>{{Rp|31-35}}<ref name=":02">{{Cite journal|last=Dick-Read|first=Robert|date=Juli 2006|title=Indonesia and Africa: questioning the origins of some of Africa's most famous icons|journal=The Journal for Transdisciplinary Research in Southern Africa|volume=2|issue=1|pages=23–45|doi=10.4102/td.v2i1.307|doi-access=free}}</ref>{{rp|41}} tetapi ada kemungkinan bahwa mereka sudah berada di sana pada awal 500 SM.<ref>Blench, “The Ethnographic Evidence for Long-distance Contacts”, p. 432.</ref><ref>I. W. Ardika & P. Bellwood, “Sembiran: The Beginnings of Indian Contact with Bali”, ''Antiquity'' 65 (1991): 221–32. See also I. W. Ardika, P. Bellwood, I. M. Sutaba & K. C. Yuliati, “Sembiran and the First Indian Contacts with Bali: An Update”, ''Antiquity'' 71(1997): 193–95.</ref>
Baris 281 ⟶ 326:
Penelitian pada tahun 2016 menunjukkan bahwa orang Malagasi menunjukkan hubungan genetik dengan berbagai kelompok etnis Nusantara, terutama dari Kalimantan bagian selatan.<ref>{{Cite journal|last=Kusuma|first=Pradiptajati|last2=Brucato|first2=Nicolas|last3=Cox|first3=Murray P.|last4=Pierron|first4=Denis|last5=Razafindrazaka|first5=Harilanto|last6=Adelaar|first6=Alexander|last7=Sudoyo|first7=Herawati|last8=Letellier|first8=Thierry|last9=Ricaut|first9=François-Xavier|date=2016-05-18|title=Contrasting Linguistic and Genetic Origins of the Asian Source Populations of Malagasy|url=http://dx.doi.org/10.1038/srep26066|journal=Scientific Reports|volume=6|issue=1|doi=10.1038/srep26066|issn=2045-2322}}</ref> Bagian dari [[bahasa Malagasi]] bersumber dari [[Bahasa Maanyan|bahasa Ma'anyan]] dengan kata pinjaman dari bahasa [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]], dengan semua modifikasi linguistik lokal melalui bahasa Jawa atau Melayu.<ref name="A small cohort of Island Southeast Asian women founded Madagascar">{{cite journal|author=Murray P. Cox|author2=Michael G. Nelson|author3=Meryanne K. Tumonggor|author4=François-X. Ricaut|author5=Herawati Sudoyo|date=2012|title=A small cohort of Island Southeast Asian women founded Madagascar|journal=Proceedings of the Royal Society B|volume=279|issue=1739|pages=2761–8|doi=10.1098/rspb.2012.0012|pmc=3367776|pmid=22438500}}</ref> Orang Ma'anyan dan Dayak bukanlah seorang pelaut dan merupakan penggarap sawah kering sedangkan sebagian orang Malagasi adalah petani sawah basah, sehingga kemungkinan besar mereka dibawa oleh orang Jawa dan Melayu dalam armada dagangnya, sebagai buruh atau budak.<ref name=":122" />{{rp|114-115}} Budaya Jawa sepertinya juga mempengaruhi strata sosial di Madagaskar, gelar [[Malagasi]] "[[andriana]]" mungkin berasal dari gelar kebangsawanan Jawa kuno "Rahadyan" (''Ra-hady-an''), "hady" yang berarti "pejabat tinggi" atau "tuan".<ref name="Adelaar">{{cite book | last = Adelaar | first = K.A. | year = 2006 | title = The Indonesian migrations to Madagascar: Making sense of the multidisciplinary evidence | publisher = in Adelaar, Austronesian diaspora and the ethnogenesis of people in Indonesian Archipelago, LIPI PRESS | url = http://www.santafe.edu/events/workshops/images/6/6d/IndonesianMigrations.pdf | access-date = 2008-05-19 | archive-url = https://web.archive.org/web/20091122232505/http://www.santafe.edu/events/workshops/images/6/6d/IndonesianMigrations.pdf | archive-date = 2009-11-22 | url-status = dead }}</ref>
Selama era Majapahit, hampir semua komoditas dari Asia ditemukan di Jawa.<ref name=":1" />{{Rp|233–234, 239–240}} Ini dikarenakan perdagangan laut ekstensif yang dilakukan oleh kerajaan Majapahit yang menggunakan berbagai jenis kapal, terutamanya [[Djong (kapal)|jong]], untuk berdagang ke tempat-tempat yang jauh.<ref name=":1">{{Cite book|title=Majapahit Peradaban Maritim|last=Nugroho|first=Irawan Djoko|publisher=Suluh Nuswantara Bakti|year=2011|isbn=978-602-9346-00-8}}</ref>{{Rp|
— Surat Albuquerque untuk raja Manuel I dari Portugal, 1 April 1512.</blockquote>
Orang Jawa, seperti suku-suku [[Austronesia]] lainnya, menggunakan sistem navigasi yang mantap: Orientasi di laut dilakukan menggunakan berbagai tanda alam yang berbeda-beda, dan dengan memakai suatu teknik perbintangan sangat khas yang dinamakan ''star path navigation''. Pada dasarnya, para navigator menentukan haluan kapal ke pulau-pulau yang dikenali dengan menggunakan posisi terbitnya dan terbenamnya bintang-bintang tertentu di atas cakrawala.<ref name=":4">{{Citation|last=Liebner|first=Horst H.|title=Eksplorasi Sumberdaya Budaya Maritim|pages=53–124|year=2005|editor-last=Edi|editor-first=Sedyawati|contribution=Perahu-Perahu Tradisional Nusantara: Suatu Tinjauan Perkapalan dan Pelayaran|contribution-url=https://www.academia.edu/7780936/Perahu-Perahu_Tradisional_Nusantara_Suatu_Tinjauan_Perkapalan_dan_Pelayaran_-_-_Ini_sudah_agak_outdated_ada_tulisan_barunya_Beberapa_Catatan_akan_Sejarah_Pembuatan_Perahu_dan_Pelayaran_Nusantara_|place=Jakarta|publisher=Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumber Daya Nonhayati, Badan Riset Kelautan dan Perikanan; Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, Universitas Indonesia}}</ref>{{Refpage|10}} Pada zaman Majapahit, [[kompas]] dan [[magnet]] telah digunakan, selain itu [[kartografi]] (ilmu pemetaan) telah berkembang. Pada tahun 1293 Raden Wijaya memberikan sebuah peta dan catatan sensus penduduk pada pasukan Mongol dinasti Yuan, menunjukkan bahwa pembuatan peta telah menjadi bagian formal dari urusan pemerintahan di Jawa.<ref>Suarez, Thomas (2012). ''Early Mapping of Southeast Asia: The Epic Story of Seafarers, Adventurers, and Cartographers Who First Mapped the Regions Between China and India''. Tuttle Publishing.</ref>{{rp|53}} Penggunaan peta yang penuh garis-garis memanjang dan melintang, garis rhumb, dan garis rute langsung yang dilalui kapal dicatat oleh orang Eropa, sampai-sampai orang Portugis menilai peta Jawa merupakan peta terbaik pada awal tahun 1500-an.<ref name=":1" />{{rp|163–164, 166–168 }}<ref name=":2" />{{rp|249}}<ref name=":05" /><ref name=":34">{{Cite book|last=Cortesão|first=Armando|year=1944|url=https://archive.org/details/McGillLibrary-136385-182|title=The Suma oriental of Tomé Pires : an account of the East, from the Red Sea to Japan, written in Malacca and India in 1512-1515 ; and, the book of Francisco Rodrigues, rutter of a voyage in the Red Sea, nautical rules, almanack and maps, written and drawn in the East before 1515 volume I|location=London|publisher=The Hakluyt Society|isbn=9784000085052}} {{PD-notice}}</ref>{{rp|lxxix
Kehadiran kolonial Eropa mengurangi jangkauan para pedagang-pelaut Jawa. Namun, pada tahun 1645, Diogo do Couto mengkonfirmasi bahwa orang Jawa pernah berkomunikasi dengan pantai timur Madagaskar.<ref>Couto, Diogo do (1645). ''Da Ásia: Década Quarta''. Lisbon: Regia Officina Typografica, 1778-1788. Reprint, Lisbon, 1974. ''Década IV, part iii'', p. 169.</ref><ref name=":132">{{Cite book|last=Reid|first=Anthony|year=2000|title=Charting the Shape of Early Modern Southeast Asia|location=|publisher=Silkworm Books|isbn=9747551063|pages=}}</ref>{{rp|57}} Keputusan [[Amangkurat i|Amangkurat I]] dari Kesultanan Mataram untuk menghancurkan kapal di kota-kota pesisir dan menutup pelabuhan untuk mencegah mereka memberontak pada pertengahan abad ke-17 semakin mengurangi kemampuan orang Jawa dalam berlayar jarak jauh. Ini diperkuat dengan [[perjanjian Mataram-VOC tahun 1705]] yang melarang orang Jawa berlayar ke sebelah timur [[Pulau Lombok|Lombok]], sebelah utara Kalimantan, dan sebelah barat [[Lampung]].<ref>{{Cite book|last=Ricklefs|first=Merle Calvin|date=|year=2008|url=https://archive.org/details/m.-c.-ricklefs-a-history-of-modern-indonesia-since-c.-1200-red-globe-press-2008/page/100/mode/2up?q=Amangkurat|title=A History of Modern Indonesia Since c. 1200 Fourth Edition (E-Book version)|location=New York|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=9780230546851|pages=100—101 dan 117|url-status=live}}</ref> Pada paruh kedua abad ke-18, sebagian besar pedagang-pelaut Jawa dibatasi hanya untuk perjalanan jarak pendek.<ref name=":4" />{{rp|20-21}}
Baris 299 ⟶ 344:
Orang Jawa dikenal memproduksi kapal besar yang disebut [[K'un-lun po]] (kapal ''po'' orang K'un-lun). Kapal-kapal ini telah melintasi lautan antara India dan Tiongkok pada abad ke-2, membawa hingga 1000 orang bersama 250–1000 ton kargo. Ciri-ciri kapal ini adalah berukuran besar (panjang lebih dari 50–60 m), memiliki papan berlapis, tidak bercadik, dipasang dengan banyak tiang dan layar, layar berupa layar tanja, dan memiliki teknik pengikat papan berupa ikatan dengan serat tumbuh-tumbuhan.<ref name=":0" />{{rp|41}}<ref name=":02" />{{rp|27-28}}<ref name=":6">{{Cite journal|last=Manguin|first=Pierre-Yves|date=September 1980|year=|title=The Southeast Asian Ship: An Historical Approach|url=https://archive.org/details/the-southeast-asian-ship-an-historical-approach|journal=Journal of Southeast Asian Studies|volume=11|issue=|pages=266-276|doi=|via=}}</ref>{{Rp|275}}<ref name=":24">Manguin, Pierre-Yves (1993). [[iarchive:manguin-1993-trading-ships-of-south-china-sea|Trading Ships of the South China Sea]]. ''Journal of the Economic and Social History of the Orient''. '''36''' (3): 253-280.</ref>{{rp|262}}<ref name=":11">{{Cite journal|last=Christie|first=Anthony|date=1957|title=An Obscure Passage from the "Periplus: ΚΟΛΑΝΔΙΟϕΩΝΤΑ ΤΑ ΜΕΓΙΣΤΑ"|url=https://archive.org/details/Kolandiaphonta-ta-Megista|journal=Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London|volume=19|issue=|pages=345-353|doi=|via=}}</ref>{{rp|347}}
Kegiatan perdagangan dan perbudakan Jawa di Afrika menyebabkan pengaruh yang kuat pada pembuatan perahu di Madagaskar dan pantai Afrika Timur. Hal ini ditunjukkan dengan adanya cadik dan ''oculi'' (hiasan mata) pada perahu-perahu Afrika.<ref>{{Cite book|last=Hornell|first=James|date=|year=1946|url=https://archive.org/details/watertransportor0000horn/page/n5/mode/2up?q=|title=Water Transport: Origins & Early Evolution|location=Newton Abbot|publisher=David & Charles|oclc=250356881}}</ref>{{rp|253-288}}<ref name=":16">{{Cite book|last=Dick-Read|first=Robert|year=2005|title=The Phantom Voyagers: Evidence of Indonesian Settlement in Africa in Ancient Times|location=|publisher=Thurlton|isbn=|pages=}}</ref>{{rp|94}}<ref name=":31">{{Cite book|last=Dick-Read|first=Robert|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?id=Ud19pmI1DzoC|title=Penjelajah Bahari: Pengaruh Peradaban Nusantara di Afrika|publisher=PT Mizan Publika|isbn=9789794335062|url-status=live}}</ref>{{rp|156}}
Jenis kapal besar lain yang dibangun orang Jawa adalah jong, yang baru dicatat pada prasasti berbahasa [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa kuno]] dari abad ke-9 M.<ref name=":133">{{Cite book|last=Reid|first=Anthony|date=|year=2000|url=https://archive.org/details/charting-the-shape-of-early-modern-southeast-asia|title=Charting the Shape of Early Modern Southeast Asia|location=|publisher=Silkworm Books|isbn=9747551063|pages=|url-status=live}}</ref>{{rp|60}} Meskipun karakteristiknya mungkin serupa, ia memiliki beberapa perbedaan dari po yaitu menggunakan pasak kayu untuk menyambung papan dan memiliki rasio penumpang terhadap bobot mati sebesar dua kalinya. Pada zaman Majapahit, sebuah jong biasanya membawa 600–700 orang dengan bobot mati 1200–1400 ton, dan memiliki LOD (panjang dek) sekitar 69,26–72,55 m dan LOA (panjang keseluruhan) sekitar 76,18–79,81 m. Yang terbesar, membawa 1000 orang dengan bobot mati 2000 ton, adalah sekitar 80,51 m LOD-nya dan 88,56 m LOA-nya.<ref>{{Cite journal|last=Averoes|first=Muhammad|date=2022|title=Re-Estimating the Size of Javanese Jong Ship|journal=HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah|volume=5|issue=1|pages=57-64|url=https://archive.org/details/size-of-javanese-jong}}</ref> Jong dibangun terutama di dua pusat pembuatan kapal utama di sekitar Jawa: Di pantai utara Jawa, di sekitar Cirebon dan Rembang-Demak (di [[selat Muria]] yang memisahkan [[gunung Muria]] dengan pulau Jawa), dan juga di pesisir Selatan Kalimantan, terutama di Banjarmasin dan pulau-pulau sekitarnya.<ref name=":10" />{{rp|377}} Tempat ini sama-sama memiliki hutan jati, tetapi galangan kapal di [[Kalimantan]] tetap mendatangkan kayu jati dari Jawa, sedangkan Kalimantan sendiri menjadi pemasok kayu ulin.<ref name=":202">{{Cite book|last=Rouffaer|first=G.P.|date=|year=1915|url=|title=De eerste schipvaart der Nederlanders naar Oost-Indië onder Cornelis de Houtman Vol. I|location=Den Haag|publisher='S-Gravenhage M. Nijhoff|isbn=|page=|pages=|url-status=live}}</ref>{{rp|132}} [[Pegu]] (sekarang Bago), yang merupakan pelabuhan besar pada abad ke-16, juga memproduksi jong, oleh orang Jawa yang menetap di sana.<ref name=":04">{{Cite book|last=Cortesão|first=Armando|year=1944|url=https://archive.org/details/McGillLibrary-136388-15666|title=The Suma oriental of Tomé Pires : an account of the East, from the Red Sea to Japan, written in Malacca and India in 1512-1515 ; and, the book of Francisco Rodrigues, rutter of a voyage in the Red Sea, nautical rules, almanack and maps, written and drawn in the East before 1515 volume II|location=London|publisher=The Hakluyt Society|isbn=|pages=|url-status=live}} {{PD-notice}}</ref>{{Rp|250}}
Baris 316 ⟶ 361:
Berkas:Archipel Asiatique Malaisie - Armes Offensives et Étendard.jpg|Berbagai keris dan senjata galah Jawa.
Berkas:More Javanese weapons including lances, istinggar, and senapan.jpg|Senjata Jawa: Tombak, istinggar dan senapan, dan model meriam di pedatinya.
Berkas:Cet-bang Majapahit.jpg|Meriam Cetbang Majapahit, dari [[Metropolitan Museum of Art]], yang diperkirakan berasal dari tahun 1470–1478. Meriam tersebut memiliki lambang [[Surya Majapahit]].
</gallery>
|}
Baris 330 ⟶ 375:
Kota Gede terkenal dengan kerajinan perak dan kerajinan tangan yang berbahan perak.<ref>{{Citation|author1=Tadié, J|author2=Guillaud, Dominique (ed.)|author3=Seysset, M. (ed.)|author4=Walter, Annie (ed.)|title=Kota Gede : le devenir identitaire d'un quartier périphérique historique de Yogyakarta (Indonésie); Le voyage inachevé... à Joël Bonnemaison|date=1998|publisher=ORSTOM|url=http://trove.nla.gov.au/work/30808913|access-date=20 April 2012}}</ref>
Orang Jawa membuat beberapa jenis [[baju zirah]] seperti [[karambalangan]], [[kawaca]], [[siping-siping]], dan [[Baju rantai|waju rante]]. Mereka juga membuat helm baja yang disebut rukuh.
=== Pembuatan Batik ===
Baris 358 ⟶ 403:
* [[Ahmad Zahid Hamidi|Dato' Seri Ahmad Zahid Hamidi]], Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia (2015–2018).
* [[Emha Ainun Nadjib]], Ulama, Budayawan, Seniman, Penulis, Pendidik, Psikolog, Konsultan kesehatan.
*[[Gatot Nurmantyo]], Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (2015-2017).
* [[Hamengkubuwana IX]], Raja Kesultanan Yogyakarta, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-2 (1973-1978).
* [[Hasyim Asyari]], Pendiri Nahdlatul Ulama.
* [[Hidayat Nur Wahid]], Wakil Ketua MPR (2014–sekarang), Mantan Ketua MPR RI (2004–2009).
* [[Joko Widodo]], Presiden Republik Indonesia ke-7 (2014–sekarang), Mantan Gubernur DKI Jakarta, Mantan Wali kota Solo.
* [[Julius Darmaatmadja]], Uskup Agung Jakarta, Mantan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (2000–2006).
* [[Koentjaraningrat]], Antropolog
* [[Khofifah Indar Parawansa]], Gubernur Jawa Timur, Mantan Menteri Sosial, Mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan.
*[[Kusbini]], Pencipta lagu "Bagimu Negeri".
* [[Listyo Sigit Prabowo]], Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia sejak tanggal 27 Januari 2021 - sekarang.
* [[Mangkunegara I]], Pendiri [[Kadipaten Mangkunegaran]], Adipati pertama [[Mangkunegaran]], [[Pahlawan Nasional]]
* [[Margono Sukarjo]], Salah satu perintis pembedahan jantung di Indonesia.
* [[Martha Tilaar]], Pengusaha kosmetik (merk dagang [[Sariayu]]), Pendiri [[Martina Berto|PT Martina Berto Tbk]]
* [[Mohamad Roem]], Wakil Perdana Menteri Indonesia ([[1956]]–[[1957]]), Pemimpin delegasi [[Perjanjian Roem-Roijen]].
* [[Muhyiddin Yassin]], Perdana Menteri Malaysia.
* [[Mustofa Bisri]], Ulama, Sastrawan, Budayawan, Pendidik.
* [[Mutiara Djokosoetono]], Pendiri [[Blue Bird Group]]
* [[Nurcholish Madjid]], Cendekiawan, Budayawan.
* [[Pakubuwana VI]], Raja ke-5 [[Kesunanan Surakarta]], Tokoh dalam [[Perang Diponegoro]], [[Pahlawan Nasional]]
* [[Pakubuwana X]], Raja ke-9 [[Kesunanan Surakarta]], [[Pahlawan Nasional]]
* [[Pakubuwana XII]], Raja ke-11 [[Kesunanan Surakarta]], Salah satu delegasi [[KMB]]
* [[Paul Slamet Somohardjo]], Ketua Parlemen Suriname, Ketua Partai [[Pertjajah Luhur]] di [[Suriname]].
* [[Purnomo Yusgiantoro]], Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
* [[Kartini|R.A. Kartini]], Pahlawan Nasional.
* [[Saifullah Yusuf]], Mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur.
* [[Sedyatmo]], Ilmuwan penemu konstruksi cakar Ayam.
* [[Soedirman]], Pahlawan Nasional.
* [[Soeharto]], Presiden Republik Indonesia ke-2 (1967–1998).
Baris 377 ⟶ 436:
* [[Sujiwo Tejo]], Penulis, Seniman, Sutradara.
* [[Sultan Agung Anyakrakusuma]], Sultan Mataram ke-3 (1613–1645), Pahlawan Nasional.
* [[Susi Pudjiastuti]], Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja (2014-2019) yang juga pengusaha pemilik dan Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat.
* [[Susilo Bambang Yudhoyono]], Presiden Republik Indonesia ke-6 (2004–2014).
* [[Wage Rudolf Supratman]], Pencipta lagu "Indonesia Raya".
* [[Wahid Hasjim]], Pahlawan Nasional, Menteri Agama dan Menteri Negara dalam kabinet pertama Indonesia.
* [[Wak Doyok]], Penyanyi, Aktor [[Malaysia]].
* [[Warsito Taruno]], Ilmuwan penemu alat pembunuh sel kanker.
* [[Yos Sudarso]], Pahlawan Nasional Indonesia.
== Lihat pula ==
|