Azhari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Sumatera
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 23:
| birth_place = [[Ampang Gadang, IV Angkek, Agam|Ampang Gadang]], [[IV Angkek, Agam|Ampek Angkek]], [[Kabupaten Agam|Agam]], [[Pantai Barat Sumatra]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{Birth date and age|1997|9|7|1923|7|22}}
| death_place = [[Padang]], [[SumatraSumatera Barat]]
| death_cause =
| resting_place =
Baris 53:
| awards = <!-- For civilian awards - appears as "Awards" if |mawards= is not set -->
}}
'''Drs. H. Azhari''' gelar '''Sutan Samponokayo''' ({{lahirmati|Parik Putuih, [[Ampang Gadang, IV Angkek, Agam|Ampang Gadang]], [[IV Angkek, Agam|Ampek Angkek]], [[Kabupaten Agam]], [[SumatraSumatera Barat]]|22|7|1923|[[Padang]], SumatraSumatera Barat|7|9|1997}}) adalah birokrat dan tokoh pendidikan SumatraSumatera Barat. Ia merupakan Penjabat [[Wali Kota Padang]] periode 1966-1967.<ref>Colombijn, F., (1994), ''Patches of Padang: the history of an indonesian town in the twentieth century and the use of urban space'', Research School CNWS, ISBN 978-90-73782-23-5.</ref><ref name=bakaba>https://bakaba.co/azhari-sang-doktorandus-yang-menolak-tanda-jasa/</ref> Ia memimpin pasca-[[Gerakan 30 September]], menggantikan wali kota sebelumnya yang dipaksa mundur oleh kalangan mahasiswa.<ref>Kahin, A., (1999), ''Rebellion to integration: West Sumatra and the Indonesian polity, 1926-1998'', Amsterdam University Press, ISBN 90-5356-395-4.</ref>
 
== Latar belakang ==
Baris 74:
Berbekal kinerjanya yang bagus, pada 1954 ia berkesempatan melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Ekonomi Sosial Politik (HESP), [[Universitas Gadjah Mada]], yang diselesaikan selama 4 tahun hingga lulus pada 1958.<ref name=bakaba/>
 
Sepulang dari studi, Azhari kembali ke SumatraSumatera Barat yang bergejolak akibat krisis politik pascadeklarasi [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI). [[Demokrasi Terpimpin]] memberi peluang [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) semakin kuat. Saat itu, Azhari menjabat Sekretaris Daerah Kotamadya Padang hingga 1966.<ref name=bakaba/><ref>{{Cite book|last=Freek.|first=Colombijn,|date=2006|url=http://worldcat.org/oclc/968478828|title=Paco-paco (kota) Padang : sejarah sebuah kota di Indonesia abad ke-20 dan penggunaan ruang kota|publisher=Ombak|oclc=968478828}}</ref>
 
Setelah penumpasan [[Gerakan 30 September]] (Gestapu), pimpinan militer SumatraSumatera Barat Mayor [[Imam Suparno]] mensyaratkan pemimpin sipil harus memenuhi kriteria yaitu tidak ambisius, cakap, sederhana, jujur dan berjiwa anti Gestapu/PKI. Azhari memenuhi syarat itu dan diangkat sebagai Penjabat [[Wali Kota Padang]].<ref name=bakaba/>
 
Selesai menjabat wali kota, pada 1967 Azhari diangkat sebagai Asisten V Bidang Pengawasan dan Efisiensi oleh [[Gubernur SumatraSumatera Barat]] [[Harun Zain]] hingga 1969. Ia kemudian menjadi Administrator Sosial Politik hingga 1970. Ia mengakhiri karier birokrat sebagai Kepala Pembangunan Desa dan pensiun dalam umur 60 tahun.<ref name=bakaba/>
 
== Kiprah kemasyarakatan ==
Baris 89:
[[Berkas:20210722 Rektorat UIN Imam Bonjol.jpg|jmpl|ka|260px|[[Universitas Islam Negeri Imam Bonjol]], salah satu perguruan tinggi yang ikut didirikan Azhari]]
 
Pada 1953, pernah berdiri [[Universitas Islam Darul Hikmah Bukittinggi|Perguruan Tinggi Islam Darul Hikmah Bukittinggi]], yang diresmikan sebagai universitas pada 1957, lalu terpaksa dihentikan pada 5 Mei 1958 karena terjadinya [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI) dan ditutup 4 Juni 1962. Azhari dan kawan-kawan lalu mendirikan Yayasan Imam Bonjol pada 1962. Yayasan ini tercantum dalam Akta Notaris No. 34 tanggal 19 Februari 1962. Saat itu, Azhari menginginkan membangun pendidikan Islam masyarakat [[SumatraSumatera Barat]] dengan mendirikan perguruan tinggi Islam.<ref name="suara1">{{cite web|url=http://suarakampus.com/?mod=berita&se=detil&id=5229|title=Sejarah Singkat UIN Imam Bonjol Padang|publisher=LPM Suara Kampus|date=18 Februari 2018|access-date=7 Desember 2019|archive-date=2021-05-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210509173952/https://suarakampus.com/?mod=berita&se=detil&id=5229|dead-url=no}}</ref> Yayasan ini mendirikan Fakultas Sosial Politik dan Fakultas Tarbiyah pada 5 Juni 1962 di Padang. Fakultas Tarbiyah ini dinegerikan menjadi Fakultas Tarbiyah Cabang [[IAIN Syarif Hidayatullah]] Jakarta.<ref name=bakaba/>
 
Sebagai ketua yayasan,<ref>https://books.google.co.id/books?id=RyOHdjG35IcC&q=didirikan+5+Agustus+1962+.+Ketua+:+Drs+.+H.+Azhari+.+Yayasan+Imam+Bonjol+Padang+;+Jln+.+Koto+Tinggi+,+No.+5+;+telp+.+26809+,+Padang+.+Ketua+:+Drs+.+H.+Azhari+.+Dosen+tetap+5+orang+;+dosen+tidak+tetap+29+orang&dq=didirikan+5+Agustus+1962+.+Ketua+:+Drs+.+H.+Azhari+.+Yayasan+Imam+Bonjol+Padang+;+Jln+.+Koto+Tinggi+,+No.+5+;+telp+.+26809+,+Padang+.+Ketua+:+Drs+.+H.+Azhari+.+Dosen+tetap+5+orang+;+dosen+tidak+tetap+29+orang&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjhnsKp4_T0AhUF93MBHZ1JCycQ6AF6BAgDEAM</ref> Azhari bersama [[Mansur Datuk Nagari Basa]], Firdaus Efendi (Ketua Pengadilan Negeri Bukittinggi), dan [[Naima Wifstrand|Naimah Djambek]] sebagai pengurus yayasan mendirikan Fakultas Agama Islam Syari'ah (FAIS) Yayasan Imam Bonjol di Bukittinggi dan diresmikan pada 20 Januari 1963. Peresmian hampir batal karena pihak kepolisian menolak memberikan izin sebab seluruh mahasiswa FAIS terlibat PRRI.<ref name=bakaba/>
 
FAIS Yayasan Imam Bonjol diresmikan menjadi Fakultas Syari'ah IAIN Imam Bonjol di Garegeh, yang berubah menjadi [[IAIN Bukittinggi|STAIN Muhammad Djamil Djambek]]. Bersamaan dengan itu, Azhari dengan [[Izzuddin Marzuki]] mendirikan Fakultas Adab di [[Payakumbuh]]. Pada 5 Juli 1963, ia bersama Rustam Jamil mendirikan Fakultas Ushuluddin di [[Padang Panjang]].<ref name=bakaba/>
 
Bersama Mansur Datuk Nagari Basa dan [[Gubernur Sumatra Tengah]] [[Ruslan Mulyoharjo]], Azhari dicatat berusaha untuk menyanggupi persyaratan dari [[Kementerian Agama Republik Indonesia|Departemen Agama Republik Indonesia]] untuk mendirikan 4 fakultas beserta sarana prasarananya serta berusaha melobi Menteri Agama [[Saifuddin Zuhri]] untuk meloloskan pendirian perguruan tinggi Islam negeri pertama di SumatraSumatera Barat.
 
Fakultas-fakultas Islam yang tersebar di Padang, Bukittinggi, Padang Panjang, dan Payakumbuh digabung menjadi [[Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol|Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Al Jamiah Al Islamiyah Al Hukumiyah Imam Bonjol]] yang disahkan dengan Surat Keputusan [[Menteri Agama Republik Indonesia]] Nomor 77 Tahun 1966 pada 29 November 1966 dan berlaku sejak 6 September 1966. [[Mahmoed Joenoes|Mahmud Yunus]] diangkat sebagai penjabat rektor pertama.<ref name=bakaba/>
Baris 105:
 
== Kehidupan pribadi ==
[[File:Sekwilda Sumbar Syurkani memberikan penghargaan.jpg|jmpl|Azhari (berbaris paling kiri) menerima penghargaan dari Sekwilda SumatraSumatera Barat [[Sjoerkani|Syurkani]]]]
 
Sekretaris pribadi Azhari, Gani mengenang sosok Azhari sebagai orang yang disiplin, tidak mempersulit, dan bekerja tanpa pamrih. Ia menolak tanda jasa yang direncanakan dianugerahkan oleh pemerintah.<ref name=bakaba/> Namun, ia sempat menerima penghargaan dalam memperingati 22 tahun lahirnya UUPA di SumatraSumatera Barat yang diserahkan Sekwilda SumatraSumatera Barat [[Sjoerkani|Syurkani]] pada {{circa|1982/1983}}.<ref>https://books.google.co.id/books?id=l_L_vpC4XfcC&pg=RA3-PA41</ref>
 
== Rujukan ==
Baris 120:
 
[[Kategori:Wali Kota Padang]]
[[Kategori:Tokoh birokrat Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Agam]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]