Kesultanan Lingga: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(17 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{short description|
{{EngvarB|date=March 2015}}
{{Use dmy dates|date=March 2015}}
{{Infobox country
| conventional_long_name = Kesultanan Riau-Lingga<br />{{nobold|{{font|size=85%|'' {{font|size=70%|([[Bahasa Melayu|Melayu]])}}<br />{{script/Arabic|کسلطانن رياوليڠݢ}} {{font|size=70%|([[Aksara Jawi|Jawi]])}}<br />''Sultanaat van Riau en Lingga'' {{font|size=70%|([[Bahasa Belanda|Belanda]])}}}}}}
| common_name = Kesultanan Riau Lingga
| empire = Hindia Belanda, kesultanan Utsmaniyah
| status = Protectorate
| status_text = [[Protektorat]] [[Hindia Belanda]], [[protektorat]] [[kesultanan Utsmaniyah]]
| era = Hindia Belanda
| religion = [[Islam Sunni]]
Baris 50:
| representative5 = <nowiki>Muhammad Yusuf</nowiki>
| year_representative5 = 1858–1899
| today = {{flag|Indonesia
| footnotes =
| demonym =
Baris 62:
{{Sejarah Indonesia}}
== Pendirian ==
Pada awalnya, Kesultanan
== Pemerintahan ==
Baris 180 ⟶ 73:
== Politik ==
Politik dalam negeri Kesultanan
== Keagamaan ==
Kesultanan Riau Lingga menjadi salah satu pusat kegiatan pembelajaran Islam di kawasan Melayu. Para ulama berdatangan ke Pulau Penyengat untuk mengajarkan ilmu keislaman. Bersamaan dengan ini, di Kesultanan Riau Lingga juga mulai banyak penganut paham [[Sufisme|tasawuf]].{{Sfn|Syahid|2005|p=306}} Tarekat yang berkembang pesat adalah [[tarekat Naqsyabandiyah]].{{Sfn|Syahid|2005|p=308}} Pada masa Kesultanan Lingga, paham fikih dan tasawuf yang paling berpengaruh adalah pemikiran [[Al-Ghazali|Abu Hamid Al-Ghazali]]. Pemikirannya diajarkan oleh [[Ali Haji bin Raja Haji Ahmad|Raja Ali Haji]] yang telah berguru kepada para ulama di [[Madinah]] dan [[Mekkah]].{{Sfn|Rehayati dan Farihah|2017|p=173–174}}
== Kebudayaan ==
Kesultanan Riau Lingga telah mengembangkan tradisi tulis menulis untuk kepentingan ilmu pengetahuan dalam bidang [[sastra]] dan [[keagamaan]]. Naskah-naskah ditulis menggunakan [[Abjad Jawi]] / [[huruf pégon]].{{Sfn|Jamal dan Harun|2014|p=55}} Kesultanan Riau Lingga membuat [[kamus]] Bahasa Melayu dan menjadikannya sebagai sebuah bahasa standar.{{Sfn|Jamal dan Harun|2014|p=59}}
Pada tahun 1850, Kesultanan
Kesultanan Riau Lingga juga mengembangkan Bahasa Melayu, terutama bahasa lisan di kalangan istana. Bahasa Melayu ini kemudian disebarkan untuk digunakan oleh masyarakat umum.{{Sfn|Firdaus, Elmustian, dan Melay|2018|p=15–16}} Bahasa Melayu kemudian disempurnakan menjadi bahasa baku di Pulau Penyengat.{{Sfn|Firdaus, Elmustian, dan Melay|2018|p=20}} Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Muzafar Syah, Kerajaan Riau Lingga menetapkan Bahasa Melayu sebagai bahasa resmi. Bahasa ini kemudian ditetapkan sebagai [[bahasa persatuan]] pada [[Kongres Pemuda|Kongres Pemuda Indonesia]] yang diadakan pada tahun 1928 dengan sebutan baru yaitu Bahasa Indonesia.{{Sfn|Firdaus, Elmustian, dan Melay|2018|p=24}}
== Sultan-Sultan ==
=== Sultan Abdurrahman (1819-1832) ===
Sultan
=== Sultan Muhammad Syah (1832-1841) ===
Baris 201 ⟶ 94:
=== Sultan Mahmud Muzafar Syah (1841-1857) ===
Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Muzafar Syah, Kesultanan Riau Lingga menjadi salah satu kerajaan yang memiliki pengaruh besar bagi [[
=== Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah (1857-1883) ===
Baris 212 ⟶ 105:
=== Masjid Raya Pulau Penyengat ===
[[Masjid Raya Sultan Riau|Masjid Raya
=== Mushaf Al-Qur'an ===
Baris 224 ⟶ 117:
=== Naskah administrasi kesultanan ===
Isi dari naskah-naskah administrasi yang ditemukan adalah mengenai keadaan pemerintahan pada masa keemasan dari Kesultanan
== Referensi ==
Baris 247 ⟶ 140:
[[Kategori:Kabupaten Lingga]]
[[Kategori:Kabupaten Bintan]]
[[Kategori:Kota
[[Kategori:Kota Batam]]
|