Tembuni: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tag: kemungkinan perlu dirapikan |
||
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{disambiginfo|Plasenta (disambiguasi)}}
[[Berkas:Human placenta.jpg|jmpl|250px|ka|Plasenta manusia]]
'''Plasenta''' atau '''tembuni'''
| last = Reynolds
| first = L.P.
Baris 54:
| dead-url = yes
}}</ref>
== Struktur ==
Baris 116 ⟶ 112:
}}</ref>
==
===Perkembangan===
Plasenta mulai berkembang setelah [[Implantasi embrio|implantasi]] blastokista ke dalam [[endometrium]] ibu, pada usia awal kehamilan sekitar minggu ke 4.<ref>Tahapan Perkembangan Janin - Masalah Kesehatan Wanita". Versi Konsumen Manual Merck. Diakses tanggal 12-06-2022 .</ref>
Lapisan luar blastokista akhir, terbentuk dari trofoblas, sel yang membentuk lapisan luar plasenta. Lapisan luar ini terbagi menjadi dua lapisan, lapisan sitotrofoblas di bawahnya dan lapisan [[sinsitiotrofoblas]] di atasnya. Sinsitiotrofoblas adalah lapisan sel berinti banyak yang menutupi permukaan plasenta. Ini terbentuk sebagai hasil diferensiasi dan fusi sitotrofoblas yang mendasarinya, suatu proses yang berlanjut sepanjang perkembangan plasenta. Sinsitiotrofoblas berkontribusi pada fungsi penghalang plasenta.
Plasenta tumbuh sepanjang atau selama kehamilan. Perkembangan suplai darah ibu ke plasenta selesai pada akhir trimester pertama [[kehamilan]] diminggu ke 14 (DM).<ref>"Tahapan Perkembangan Janin - Masalah Kesehatan Wanita". Versi Konsumen Manual Merck. Diakses tanggal 12-06-2022</ref>
=== Sirkulasi plasenta ===
==== Sirkulasi plasenta ibu ====
Sebagai persiapan untuk implantasi blastokista, endometrium mengalami [[desidualisasi]]. [[Arteri spiralis]] di [[desidua]] direnovasi sehingga tidak terlalu berbelit-belit dan diameternya bertambah. Peningkatan diameter dan jalur aliran yang lebih lurus keduanya berperan untuk meningkatkan aliran darah ibu ke plasenta. Terdapat tekanan yang relatif tinggi ketika darah ibu mengisi [[ruang antarvilus]] melalui arteri spiralis yang membasahi vili janin dengan darah, sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Pada manusia dan plasenta hemochorial lainnya, darah ibu bersentuhan langsung dengan [[korion]] janin, meskipun tidak ada cairan yang dipertukarkan. Saat tekanan menurun di antara denyut, darah terdeoksigenasi mengalir kembali melalui vena endometrium.{{citation needed|date=May 2024}}
Aliran darah ibu dimulai antara hari ke 5-12,<ref>Dashe JS, Bloom SL, Spong CY, Hoffman BL (2018). Kebidanan Williams . McGraw Hill Profesional. <nowiki>ISBN 978-1-259-64433-7</nowiki>.</ref> dan sekitar 600-700 ml/menit pada aterm.
==== Sirkulasi fetoplasenta ====
{{Further|Sirkulasi janin}}
Darah janin yang terdeoksigenasi melewati [[arteri umbilikalis]] menuju plasenta. Di persimpangan tali pusat dan plasenta, arteri umbilikalis bercabang secara radial membentuk arteri korionik. [[Arteri korionik]], pada gilirannya, bercabang menjadi [[arteri kotiledon]]. Di dalam vili, pembuluh-pembuluh ini akhirnya bercabang membentuk sistem arteri-kapiler-vena yang luas, sehingga membawa darah janin sangat dekat dengan darah ibu; tetapi tidak terjadi percampuran darah janin dan ibu ("penghalang plasenta").<ref>Kursus online embriologi untuk mahasiswa kedokteran . Universitas Fribourg, Lausanne dan Bern (Swiss). Diarsipkan dari versi asli tanggal 28-09-2011</ref>
[[Endotelin]] dan [[prostanoid]] menyebabkan [[vasokonstriksi]] pada arteri plasenta, sedangkan [[Nitrogen monoksida|oksida nitrat]] menyebabkan [[vasodilatasi]]. Di sisi lain, tidak ada regulasi pembuluh darah saraf, dan katekolamin hanya mempunyai pengaruh yang kecil.<ref>Kiserud T, Acharya G (Desember 2004). "Sirkulasi janin". Diagnosa Pralahir. 24(13): 1049–1059. doi:10.1002/pd.1062. PMID15614842. S2CID25040285</ref>
Sirkulasi fetoplasenta rentan terhadap hipoksia persisten atau hipoksia intermiten dan reoksigenasi, yang dapat menyebabkan pembentukan [[radikal bebas]] berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan [[pre-eklampsia]] dan [[komplikasi kehamilan]] lainnya. Diusulkan bahwa [[melatonin]] berperan sebagai [[antioksidan]] di plasenta.
Ini dimulai pada hari ke 17-22.<ref>DX, Korkmaz A, Rosales-Corral SA (2013). "Melatonin dan ritme sirkadian yang stabil mengoptimalkan fisiologi ibu, plasenta, dan janin". Pembaruan Reproduksi Manusia. 20(2): 293–307. doi: 10.1093/humupd/dmt054 . PMID24132226</ref>
=== Kelahiran ===
{{Main|Pengeluaran plasenta}}
Pengeluaran plasenta dimulai sebagai pemisahan fisiologis dari dinding rahim. Periode dari setelah bayi lahir sampai setelah plasenta keluar disebut “tahap ketiga persalinan”. Plasenta biasanya keluar dalam waktu 15-30 menit setelah kelahiran.{{citation needed|date=May 2024}}
Pengeluaran plasenta dapat ditangani secara aktif, misalnya dengan memberikan [[oksitosin]] melalui injeksi intramuskular yang diikuti dengan traksi tali pusat untuk membantu keluarnya plasenta. Alternatifnya, hal ini dapat ditangani secara penuh harapan, sehingga plasenta dapat dikeluarkan tanpa bantuan medis. Kehilangan darah dan risiko [[pendarahan pascapersalinan]] dapat dikurangi pada wanita yang menerima penatalaksanaan aktif kala tiga persalinan, namun mungkin terdapat efek samping dan diperlukan lebih banyak penelitian.<ref>Begley CM, Gyte GM, Devane D, McGuire W, Minggu A, Biesty LM (Februari 2019). "Penatalaksanaan aktif versus kehamilan untuk wanita pada tahap ketiga persalinan" . Database Tinjauan Sistematis Cochrane . 2019 (2): CD007412. doi : 10.1002/14651858.CD007412.pub5 . PMC 6372362 . <nowiki>PMID 30754073</nowiki></ref>
Kebiasaannya adalah memotong tali pusat segera setelah lahir, namun secara teori tidak ada alasan medis untuk melakukan hal ini; sebaliknya, ada teori yang mengatakan bahwa tidak memotong tali pusat membantu bayi beradaptasi dengan kehidupan di luar kandungan, terutama pada bayi prematur.<ref>Mercer JS, Vohr BR, Erickson-Owens DA, Padbury JF, Oh W (Januari 2010). "Hasil perkembangan tujuh bulan dari bayi dengan berat lahir sangat rendah yang terdaftar dalam uji coba terkontrol secara acak antara penjepitan tali pusat yang tertunda versus segera" . Jurnal Perinatologi . 30 (1): 11–16. doi : 10.1038/jp.2009.170 . PMC 2799542 . <nowiki>PMID 19847185</nowiki></ref>
=== Mikrobioma ===
{{Main|Mikrobioma plasenta}}
Plasenta secara tradisional dianggap [[aseptik|steril]], namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa populasi mikroorganisme yang menetap, [[organisme non-patogen|non-patogen]], dan beragam mungkin terdapat pada jaringan sehat. Namun, apakah mikroba ini ada atau penting secara klinis masih sangat kontroversial dan masih menjadi subjek penelitian aktif.<ref>Perez-Muñoz ME, Arrieta MC, Ramer-Tait AE, Walter J (April 2017). "Penilaian kritis terhadap hipotesis" rahim steril "dan" kolonisasi dalam rahim ": implikasi terhadap penelitian tentang mikrobioma bayi pionir" . Mikrobioma . 5 (1): 48. doi : 10.1186/s40168-017-0268-4 . PMC 5410102 . <nowiki>PMID 28454555</nowiki></ref><ref>Mor G, Kwon JY (Oktober 2015). "Interaksi trofoblas-mikrobioma: paradigma baru mengenai regulasi kekebalan" . Jurnal Obstetri dan Ginekologi Amerika . 213 (4 Tambahan): S131–S137. doi : 10.1016/j.ajog.2015.06.039 . PMC 6800181 . <nowiki>PMID 26428492</nowiki></ref><ref>Pangeran AL, Antony KM, Chu DM, Aagaard KM (Oktober 2014). "Mikrobioma, proses melahirkan, dan waktu kelahiran: lebih banyak pertanyaan daripada jawaban" . Jurnal Imunologi Reproduksi . 104–105: 12–19. doi : 10.1016/j.jri.2014.03.006 . PMC 4157949 . <nowiki>PMID 24793619</nowiki></ref><ref>Hornef M, Penders J (Mei 2017). “Apakah ada mikrobiota bakteri prenatal?” . Imunologi Mukosa . 10 (3): 598–601. doi : 10.1038/mi.2016.141 . <nowiki>PMID 28120852</nowiki></ref>
* [[Trofoblas]]
* [[Blastokista]]
|