Demokrasi Terpimpin (1959–1965): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Droit de Suite memindahkan halaman Orde Lama (1959–1965) ke Demokrasi Terpimpin (1959–1965): dalam sejarah, periode ini lebih dikenal dengan sebutan Demokrasi Terpimpin. Orde Lama adalah istilah zaman Orde Baru |
Mengganti 1959_Decree_1.jpg dengan 1959_Sukarno's_Presidential_Decree.jpg (berkas dipindahkan oleh CommonsDelinker; alasan: File renamed: [[:c:COM:FR#FR2|Criter |
||
(10 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Short description|Period of Indonesian history from 1959 to 1966}}
{{Use dmy dates|date=September 2015}}
{{EngvarB|date=September 2015}}
{{Infobox historical era
| name = “Demokrasi Terpimpin” di Indonesia
| part_of = [[Orde Lama]]
| location = [[Indonesia]]
| start = 1959
| end = 1966
| image =File:1959 Sukarno's Presidential Decree.jpg
| alt =
| caption = Presiden Sukarno membacakan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959
| before = [[Era Demokrasi Liberal (1950–1959)|Demokrasi Liberal Indonesia]]
| including =
| after = [[Transisi ke Orde Baru]]
| monarch =
| leaders= [[Soekarno]]
| key_events = {{bulleted list|[[Dekrit Presiden Republik Indonesia 1959|Dekrit Presiden Soekarno tahun 1959]]|[[Operasi Trikora]]|[[Konfrontasi Indonesia–Malaysia]]|[[CONEFO|Penarikan diri dari Perserikatan Bangsa-Bangsa]]|[[NASAKOM]]|[[Transisi ke Orde Baru]]}}
}}
{{Sejarah Indonesia}}
'''Demokrasi Terpimpin''', juga dikenal sebagai '''[[Orde Lama]]''', adalah sistem politik yang berlaku di [[Indonesia]] dari tahun 1959 sampai [[Orde Baru]] dimulai pada tahun 1966. Periode ini mengikuti pembubaran [[periode demokrasi liberal di Indonesia]] oleh Presiden [[Soekarno]], yang memusatkan kendali atas nama [[stabilitas politik]]. Ia mengklaim telah mendasarkan sistem tersebut pada sistem desa tradisional yang berlandaskan pada musyawarah dan mufakat, yang berlangsung di bawah bimbingan para tetua desa. Namun, pada tingkat nasional, ini berarti pemerintahan terpusat di bawah Sukarno: darurat militer, pengurangan besar-besaran terhadap kebebasan sipil dan norma-norma demokrasi, dan [[TNI]] dan [[Partai Komunis Indonesia]] bertindak sebagai blok-blok kekuatan utama.
Soekarno mengusulkan tiga campuran [[Nasionalisme Indonesia|nasionalisme]], [[Agama di Indonesia|agama]], dan [[Komunisme]] menjadi konsep pemerintahan '''Nas-A-Kom''' atau '''Nasakom''' yang kooperatif. Hal ini dimaksudkan untuk memuaskan empat faksi utama dalam [[politik Indonesia]]—[[Tentara Nasional Indonesia|TNI]], kaum nasionalis sekuler, [[Islam di Indonesia|kelompok Islam]], dan kaum komunis. Dengan dukungan militer, ia memproklamasikan Demokrasi Terpimpin pada tahun 1959 dan mengusulkan kabinet yang mewakili semua partai politik utama termasuk [[Partai Komunis Indonesia]], meskipun partai-partai tersebut tidak pernah benar-benar diberi posisi kabinet fungsional.
== Latar belakang ==
Baris 166 ⟶ 47:
[[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) menyambut "Demokrasi Terpimpin" Soekarno dengan hangat dan anggapan bahwa Soekarno mempunyai mandat untuk mengakomodasi persekutuan konsepsi yang sedang marak di Indonesia kala itu, yaitu antara ideologi [[nasionalisme]] ([[sekuler]]), [[agama]] ([[Islam]]) dan [[komunisme]] yang dinamakan [[NASAKOM]].<ref>{{Cite book|last=Tobroni|first=|date=2007|url=https://books.google.co.id/books?id=_KafAAAAMAAJ&q=PKI+%22persekutuan+konsepsi%22&dq=PKI+%22persekutuan+konsepsi%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjO08-B4r3rAhU2_XMBHdlmCSEQ6AEwA3oECAAQAg|title=Pendidikan kewarganegaraan: demokrasi, HAM, civil society, dan multikulturalisme|location=|publisher=Pusat Studi Agama, Politik, dan Masyarakat|isbn=978-979-15797-0-4|pages=|language=|url-status=68}}</ref>
Pada 19 Desember 1961, Soekarno mengumandangkan [[Tri Komando Rakyat]]. Soekarno kemudian membentuk [[Komando Mandala|Komando Mandala Pembebasan irian Barat]] yang dipimpin Soeharto.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=2004-12-27|title=Jalan Panjang Tanah Papua|url=https://koran.tempo.co/read/nasional/30104/jalan-panjang-tanah-papua|website=Tempo|language=|access-date=2020-08-28}}</ref> Menurut Aco Manafe, PKI menjadi pendukung utama Trikora untuk meraih simpati Soekarno.<ref>{{Cite book|last=Aco Manafe|first=|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?id=2vkMAQAAMAAJ&q=%22PKI+adalah+pendukung+utama+Trikora%22&dq=%22PKI+adalah+pendukung+utama+Trikora%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjvrfiw473rAhXSZSsKHaMEBIsQ6AEwAHoECAAQAg|title=Teperpu: reveals PKI's betrayal in 1965 and the trial of the perpetrators|location=|publisher=Pustaka Sinar Harapan|isbn=978-979-416-900-1|pages=|language=id|url-status=live}}</ref> PKI juga mendukung penekanan terhadap perlawanan penduduk adat yang tidak menghendaki integrasi dengan Indonesia.<ref>{{
Presiden Sukarno kemudian menunjuk DN Aidit dan Nyoto dari PKI sebagai anggota Front Nasional untuk memperjuangkan Irian Barat.<ref>{{Cite book|last=Merle Calvin Ricklefs|first=|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=D-Tka8Zv6qIC&pg=PA531&dq=Sejarah+Modern+Indonesia+%22Front+Nasional+%22&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwih3I_43r3rAhV6wzgGHZ2bAhEQ6AEwAHoECAEQAg#v=onepage&q=Sejarah%20Modern%20Indonesia%20%22Front%20Nasional%20%22&f=false|title=Sejarah Indonesia modern, 1200-2004|location=|publisher=Penerbit Serambi|isbn=978-979-16001-2-5|pages=531|language=id|url-status=live}}</ref>
|