Siti Hardijanti Rukmana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
→‎Referensi: kategori
 
(27 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
| imagesize =
| caption =
| office2 office1 = [[MenteriDaftar Sosialpasangan Presiden Indonesia|Pelaksana tugas Ibu Negara Republik Indonesia]] ke-23
| term_start2 term_start1 = 1428 MaretApril 19981996
| term_end2 term_end1 = 21 Mei 1998
| president2 president1 = [[Soeharto]]
| predecessor2 predecessor1 = [[EndangSiti KusumaHartinah|Siti IntenHartinah SoewenoSoeharto]]
| successor2 successor1 = [[JustikaHasri Ainun Besari|Hasri Ainun BaharsjahHabibie]]
| office2 = [[Menteri Sosial Indonesia]] ke-23
R | term_start2 = 14 Maret 1998
| term_end2 = 21 Mei 1998
| president2 = [[Soeharto]]
| predecessor2 = [[Endang Kusuma Inten Soeweno]]
| successor2 = [[Justika Baharsjah]]
| office3 = Ketua Umum Palang Merah Indonesia
| order3 = ke-10
Baris 19 ⟶ 25:
| office4 = Anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat|MPR RI]] Fraksi [[Golkar]]
| term_start4 = 1 Oktober 1992
| term_end4 = 14 Maret 1998
R = 14 Maret 1998
| predecessor4 =
| successor4 =
Baris 37 ⟶ 42:
| party = {{parpolicon|Golkar}} (sampai 1998)<br>{{parpolicon|PKPB}} (2002–14)<br>{{parpolicon|Berkarya}} (sejak 2018)
| spouse = Indra Rukmana (m. 1972)
| children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->3
| children = Dandy Nugroho Rukmana{{br}} Danty Indriastuti Purnamasari {{br}} Danny Bimo Hendro Utomo
| relatives = [[Sigit Harjojudanto]] (adik)<br>[[Bambang Trihatmodjo]] (adik)<br>[[Siti Hediati Hariyadi]] (adik)<br>[[Hutomo Mandala Putra]] (adik)<br>[[Siti Hutami Endang Adiningsih]] (adik)
| nationality = [[Indonesia]]
Baris 46 ⟶ 51:
| occupation =
| awards = [[Bintang Mahaputera Pratama]]<ref name="Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003">{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |accessdate=2020-12-19}}</ref>
| net worthnet_worth = <!--[[US$]]210 juta (2019)<ref name=Merdeka>{{cite web|title=Tutut Soeharto|url=https://www.merdeka.com/uang/tiga-anak-presiden-soeharto-ada-di-jajaran-orang-terkaya-ri-total-hartanya-rp-16-t.html/|website=Merdeka}}</ref>-->
}}
 
'''Siti Hardijanti Hastuti SoehartoRukmana''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|23|1|1949}}), atau biasa dikenal dengan nama panggilannya '''Tutut Soeharto''', adalah [[Menteri Sosial Republik Indonesia]] pada [[Kabinet Pembangunan VII]] sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Anggota [[Majelis Permusyawaratan Rakyat|MPR RI]] Fraksi [[Golkar]] sejak 1 Oktober 1992 hingga 14 Maret 1998. Tutut merupakan putri dari mantan [[Presiden Republik Indonesia]] ke-2 [[Soeharto]].
 
[[Berkas:Menteri Perempuan dalam Kabinet Pembangunan VII.jpeg|Menteri Perempuan dalam Kabinet Pembangunan VII (1998). Tuti Alawiyah (Menteri Urusan Wanita), Tutut Soeharto (Mensos), Justika Baharsjah (Menteri Pertanian)|jmpl|250px]]
 
== Keluarga ==
Ia menikah dengan salah satu pendiri [[Global Mediacom|Bimantara Citra]] dan mantan komisaris [[RCTI]], [[Indra Rukmana]] dan dikaruniai empattiga orang anak, yaitu Dandy Nugroho Hendro Maryanto (Dandy), Danty Indriastuti Purnamasari (Danty), dan Danny Bimo Hendro Utomo (Danny), dan Danvy Sekartaji Indri Haryanti Rukmana (Sekar).
 
== Karier bisnis ==
[[File:Staatsbezoek Indonesische president Suharto aan Nederland (3-9 tm 4-9-1970). Ga, Bestanddeelnr 021-0233.jpg|jmpl|Siti Hardiyanti Hastuti mendampingi ayah dan ibunya dalam kunjungan kenegaraan ke Belanda pada 3 September 1970]]
Pada era 80-an, ia pernah mempelopori terbentuknya [[Kirab Remaja]] yang bertujuan untuk memupuk rasa cinta [[tanah air]] di kalangan remaja dan memperkenalkan suatu organisasi berbasis agama seperti [[Rohani Islam]] atau '''ROHIS''' sebagai wadah organisasi yang mencetak generasi beriman. Selain itu, Mbak Tutut juga pernah menjabat sebagai [[Menteri Sosial]] pada [[Kabinet Pembangunan VII]] yang merupakan kabinet pemerintahan Soeharto yang terakhir. Ia juga menjadi calon presiden dan juru kampanye [[Partai Karya Peduli Bangsa]] yang turut serta dalam Pemilu 2004. Partai ini didukung oleh mantan pejabat-pejabat [[Orde Baru]] yang dikenal sangat dekat dengan Soeharto, seperti Jenderal (Purn.) [[R. Hartono]].
Tutut membangun sebagian kekayaannya sebagai pemegang saham utama Grup Citra Lamtoro Gung, dengan kepemilikan di lebih dari 90 perusahaan mulai dari telekomunikasi hingga infrastruktur, termasuk proyek jalan tol di [[Indonesia]], [[Myanmar]], dan [[Filipina]]. Sebagian besar jalan tol di Indonesia dibangun dan dioperasikan oleh [[Badan Usaha Milik Negara]] [[Jasa Marga]], dengan markup yang tidak terhitung jumlahnya dan peluang untuk melakukan skimming dan pencurian bagi oligarki ketika proyek tersebut selesai. Pada tahun 1989, Soeharto mengeluarkan keputusan yang memberikan putrinya Tutut 75% keuntungan dari seluruh jalan tol yang dioperasikan kelompoknya bersama Jasa Marga, sehingga semakin meningkatkan biaya.<ref name="Winters2011">{{cite book|author=Jeffrey A. Winters|title=Oligarchy|url=https://books.google.com/books?id=trsFIM5h3P8C&pg=PA167|date=18 April 2011|publisher=[[Cambridge University Press]]|isbn=978-1-139-49564-6|page=167}}</ref> Majalah [[Time (majalah)|''Time'']] dalam cerita sampul Mei 1999 berjudul Suharto Inc. memperkirakan kekayaannya mencapai $700 juta.<ref>{{cite news|title=Suharto Inc.|url=http://edition.cnn.com/ASIANOW/time/asia/magazine/1999/990524/cover1.html|newspaper=Time magazine|date=May 24, 1999}}</ref>
 
Pada Januari 2000, [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]] (BPPN) menyita aset tanah senilai [[Rupiah|Rp]]216,8 miliar milik PT Sinar Slipi Sejahtera (SSS) milik Tutut. Tanah tersebut telah digadaikan oleh PT SSS kepada Bapindo sebagai jaminan.<ref>[http://www.highbeam.com/doc/1G1-60086772.html IBRA seizes assets of Tutut Suharto.(Brief Article)(Statistical Data Included)]. ''Indonesian Investment Highlights''. January 1, 2000</ref> Pada 19 Februari 2001, Tutut dilarang meninggalkan Indonesia selama satu tahun karena tuduhan korupsi. Langkah hukum terhadap mantan keluarga pertama Indonesia itu karena janji Presiden [[Abdurrahman Wahid]] untuk mengadili para pelaku korupsi selama 32 tahun kekuasaan Soeharto.<ref>{{cite news|title=Suharto daughter faces corruption probe|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/1179841.stm|newspaper=BBC News|date=February 20, 2001}}</ref>
Tutut menjabat Pelaksana tugas [[Ibu Negara Indonesia]] pada 28 April 1996, kematian [[Siti Hartinah]] / ibunya meninggal serangan jantung sampai [[Soeharto]] / ayahnya berhenti menjabat pada 21 Mei 1998 digantikan oleh [[Hasri Ainun Besari]] Istri Presiden [[B. J. Habibie]].
 
== Karier publik ==
[[File:Soeharto leaves the palace, The DPR-RI Stance on the Reform Process and the Resignation of President Soeharto, p56.jpg|jmpl|Mantan Presiden kedua [[Soeharto|H.M. Soeharto]] didampingi Siti Hardiyanti Rukmana meninggalkan [[Istana Merdeka]] beberapa saat setelah ia [[Kejatuhan Soeharto|mengundurkan diri]] sebagai Presiden pada 21 Mei 1998.]]
Pada era 80-an, ia pernah mempelopori terbentuknya [[Kirab Remaja]] yang bertujuan untuk memupuk rasa cinta [[tanah air]] di kalangan remaja dan memperkenalkan suatu organisasi berbasis agama seperti [[Rohani Islam]] atau '''ROHIS''' sebagai wadah organisasi yang mencetak generasi beriman. Selain itu, Mbak Tutut juga pernah menjabat sebagai [[Menteri Sosial]] pada [[Kabinet Pembangunan VII]] yang merupakan kabinet pemerintahan Soeharto yang terakhir. Ia juga menjadi calon presiden dan juru kampanye [[Partai Karya Peduli Bangsa]] yang turut serta dalam Pemilu 2004. Partai ini didukung oleh mantan pejabat-pejabat [[Orde Baru]] yang dikenal sangat dekat dengan Soeharto, seperti Jenderal (Purn.) [[R. Hartono]].{{cn}}
 
Tutut menjabat sebagai Ketua Koordinator Bidang (Korbid) Pemberdayaan Wanita DPP Partai Golkar pada tahun 1992–98. Setelah kematian ibunya pada tahun 1996, ia dianggap sebagai [[Ibu Negara Indonesia]]. Selain itu, Suharto mengangkatnya sebagai [[Menteri Sosial Republik Indonesia|Menteri Sosial]] pada bulan Maret 1998 dalam [[Kabinet Pembangunan VII|kabinet terakhirnya]] yang berumur pendek. Diyakini dia telah merawatnya sebagai penggantinya.<ref>{{cite book|last=Friend|first=Theodore|title=Indonesian Destinies|date=July 2009|page=325|isbn=9780674037359|url=https://books.google.com/books?id=_w6Mn4xRLt8C&pg=PA311}}</ref> Menyusul jatuhnya ayahnya pada bulan Mei 1998, Golkar pada bulan Juli mengumumkan telah menarik kembali Tutut, saudara laki-lakinya [[Bambang Trihatmodjo]] dan [[Hutomo Mandala Putra|Hutomo 'Tommy' Mandala Putra]] serta istri Bambang [[Halimah Agustina Kamil|Halimah]] dari [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (MPR).<ref>{{cite news|title=Suharto's relatives recalled from people's assembly|url=http://www.thefreelibrary.com/Suharto%27s+relatives+recalled+from+people%27s+assembly-a050189435|date=July 17, 1998}}</ref>
 
Pengurus Partai Golkar pada tahun 2008 mengatakan mereka tidak akan keberatan jika anak-anak Soeharto, terutama Tutut, bergabung kembali dengan pengurus partai, asalkan mereka tidak terlibat dalam kasus hukum apa pun yang belum terselesaikan.<ref>{{cite news|title=Golkar Siap Tampung Tutut|url=http://nasional.inilah.com/read/detail/11154/golkar-siap-tampung-tutut#.UlBGcVPHDws|date=February 8, 2008}}</ref> Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Rully Chairul Anwar mengatakan Tutut, Bambang Trihatmodjo, dan adiknya [[Titiek Soeharto]] masih tercatat sebagai anggota Golkar meski berstatus anggota nonaktif.<ref>{{cite news|title=Tutut, Titiek & Bambang Masih Anggota Golkar|url=http://politik.news.viva.co.id/news/read/9370-tutut__titiek___bambang_masih_anggota_golkar|date=November 14, 2008}}</ref>
 
== Aspirasi presiden ==
Tutut berencana mencalonkan diri sebagai presiden pada [[pemilihan umum presiden Indonesia 2004|pemilihan umum presiden 2004]] melalui tiket [[Partai Karya Peduli Bangsa]] (PKPB).<ref>{{cite news|title=Tutut may join presidential race|url=http://www.thejakartapost.com/news/2004/05/08/tutut-may-join-presidential-race.html|newspaper=The Jakarta Post|date=May 8, 2004}}</ref> Partai ini didukung oleh mantan pejabat-pejabat [[Orde Baru]] yang dikenal sangat dekat dengan Soeharto, seperti Jenderal (Purn.) [[R. Hartono]]. Namun, Tutut tidak bisa mencalonkan diri karena buruknya kinerja PKPB pada [[pemilihan umum legislatif Indonesia 2004|pemilihan umum 2004]]. Partai ini hanya meraih 2,1% suara terbanyak, sehingga hanya memperoleh dua kursi di [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR). Pada saat itu, partai politik harus memperoleh sedikitnya 5% suara terbanyak atau 3% kursi di DPR untuk mengajukan calon presiden, atau mereka dapat berkoalisi dengan partai lain. Pemilu tersebut akhirnya dimenangkan oleh mantan Jenderal [[Susilo Bambang Yudhoyono]], mengalahkan petahana populer [[Megawati Soekarnoputri]].
 
Pada pemilu tahun 2009, PKPB hanya meraih 1,4% suara rakyat, kehilangan dua kursi di parlemen dan gagal lolos ke pemilu tahun 2014.<ref name="Lansford2015">{{cite book|author=Tom Lansford|title=Political Handbook of the World 2015|url=https://books.google.com/books?id=yNGfBwAAQBAJ&pg=PT2794|date=24 March 2015|publisher=CQ Press|isbn=978-1-4833-7155-9|pages=2794–}}</ref>
 
== Aktivisme ==
Di samping sebagai politisi, Mbak Tutut juga dikenal sebagai pengusaha dan menjadi ketua maupun pelindung berbagai organisasi.
 
Dia aktif dibidang kegiatan sosial dibawah naungan Yayasan Dharmais. Bersama adiknya [[Siti Hutami Endang Adiningsih]] atau Mamiek Soeharto mereka membantu operasi katarak bagi masyarakat tidak mampu di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Mulai didirikan pada 1976 Yayasan ini memberi manfaat bagi 140.000 orang..<ref>{{cite news|url=https://m.tribunnews.com/regional/2019/04/12/yayasan-dharmais-gelar-operasi-katarak-dan-bibir-sumbing-gratis-di-ntt|title=Yayasan Dharmais Gelar Operasi Katarak dan Bibir Sumbing Gratis di NTT|author=Eko Sutriyanto|publisher=[[Tribunnews]]|date=12-04-2019}}</ref>
 
== Kasus ==
Baris 72 ⟶ 94:
* Tabloid [[Wanita Indonesia]], terbit pertama kali pada tahun 1989
* Radio 103.4 DFM, mengudara pertama kali pada akhir dasawarsa 1980an dengan nama "Terminal Musik Indonesia" (TMI)
 
== Riwayat Jabatan ==
* Direktur Utama TPI (1991-1998)
* Anggota MPR RI (1992-1998)
* Pelaksana tugas [[Ibu Negara Indonesia]] (1996-1998)
* [[Menteri Sosial]], [[Kabinet Pembangunan VII]] (1998)
 
== Riwayat Organisasi ==
* Ketua Koordinator Bidang (Korbid) Pemberdayaan Wanita DPP Partai Golkar (1992-1997)
 
==Penghargaan==
Baris 96 ⟶ 109:
{{S-start}}
{{s-off}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar pasangan Presiden Indonesia|Pelaksana tugas Ibu Negara Republik Indonesia]] |tahun = 1996-1998|pendahulu=[[Siti Hartinah|Siti Hartinah Soeharto]]|pengganti=[[Hasri Ainun Besari|Hasri Ainun Habibie]]}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Menteri Sosial Republik Indonesia]]|pendahulu=[[Endang Kusuma Inten Soeweno]]|pengganti=[[Justika Baharsjah]]|tahun=1998}}
{{s-other}}
Baris 110 ⟶ 124:
[[Kategori:Politikus Partai Golongan Karya]]
[[Kategori:Politikus Partai Berkarya]]
[[Kategori:Aktivis pemberdayaan perempuan Indonesia]]
[[Kategori:Filantropis Indonesia]]
[[Kategori:Sosialita Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 66]]