Kota Cirebon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(65 revisi perantara oleh 30 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
{{Kegunaan lain|Cirebon (disambiguasi)}}
{{Kotak info Dati II Indonesia
| settlement_type = Kota
| nama = Kota Cirebon
| provinsi = [[Jawa Barat]]
| translit_lang1_type = [[Aksara Sunda]]
| translit_lang1_type1 = [[Cacarakan
| translit_lang1_type2 = [[Pegon]]
| translit_lang1_info = {{sund|ᮊᮧᮒ ᮎᮤᮛᮀᮘᮧᮔ᮪}}
| translit_lang1_info1 = ꦏꦸꦛꦕꦶꦉꦧꦺꦴꦤ꧀
| translit_lang1_info2 = چيرٓبَون
| foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|perrow = 2/2
|image1=Balaikota Cirebon (1).jpg
|image2=Goa Arga Jumut.jpg
|image3=Reynan-Kasepuhan-Kutagara.jpg
|image4=Masjid raya At Taqwa cirebon 1.jpg
}}
| caption = '''Dari kiri ke kanan''': Kantor Wali kota, [[Taman Sari Gua Sunyaragi|Gua Sunyaragi]], [[Keraton Kasepuhan]], [[Masjid At-Taqwa Cirebon|Masjid Raya At-Taqwa]].
| lambang = Lambang Kota Cirebon.png
| bendera = City Flag of Cirebon.svg
| julukan = {{hlist|Kota Udang|Kota Petis|Kota Wali}}
| motto = Gemah
| semboyan = Berintan<br/>(Bersih, indah, tenteram, aman)
| peta = Map of West Java highlighting Cirebon City.svg
| koordinat =
| pushpin_map = Indonesia Jawa Barat
| pushpin_label = Kota Cirebon
| pushpin_label_position = top
Baris 27 ⟶ 32:
| hari jadi = 10 Agustus 1859
| tanggal = 4 Agustus 1950<ref name="UU"/>
| kecamatan = 5
| kelurahan = 22
| kepala daerah = Daftar Wali Kota Cirebon{{!}}Wali Kota
| nama walikota = [[Agus Mulyadi]] (Pj.)
| wakil kepala daerah = Daftar Wakil Wali Kota Cirebon{{!}}Wakil Wali Kota
| nama wakil walikota =
| nama
| nama
| area_rank = 92
| luasref =
| luas = 37,36
| population_rank = 43
| penduduk =
| penduduktahun = 30 Juni [[
| pendudukref = <ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri
| kepadatan =
| population_density_rank =
| agama = {{ublist |item_style=white-space;
|93,57% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 5,81% [[Kekristenan]]
** 4,01% [[Protestan]]
** 1,80% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,58% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,03% [[Hindu]] |0,01% [[Konghucu]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
| bahasa = {{collapsible list| [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi), [[Bahasa Cirebon|Cirebon]], [[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Bahasa Sunda Cirebon|Sunda]]}}
| IPM = {{increase}} 75,89 ([[2022]])<br/> {{fontcolor|Green|tinggi}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022|website=www.bps.go.id|accessdate=3 Agustus 2023|archive-date=2021-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210127193437/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|dead-url=no}}</ref>
| zona = WIB
| area_code = 0231
| kodepos = [[Daftar kodepos di Indonesia|45100]]
| SNI = CRB
| nomor_polisi = E
| flora = [[Gayam]]<ref>satuharapan.com: [https://www.satuharapan.com/read-detail/read/gayam-flora-identitas-2-kota-yang-kian-langka Gayam, Flora Identitas 2 Kota yang Kian Langka] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211212104315/https://www.satuharapan.com/read-detail/read/gayam-flora-identitas-2-kota-yang-kian-langka |date=2021-12-12 }}, diakses 12 Desember 2021</ref>
| fauna = [[Udang rebon]]
| dau = Rp 605.092.285.000,00 {{small|(2020)}}
| dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=21 Agustus 2021|format=pdf}}</ref>
| web = {{URL|cirebonkota.go.id}}
| ref =
}}
'''Kota Cirebon'''
Pada awalnya Cirebon berasal dari kata ''sarumban'',<ref>[http://lipsus.kompas.com/aff2012/read/2010/01/19/16303565/caruban.nagari.menengok.cirebon.di.masa.silam] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141020165757/http://lipsus.kompas.com/aff2012/read/2010/01/19/16303565/caruban.nagari.menengok.cirebon.di.masa.silam|date=2014-10-20}}|Caruban Nagari, Menengok Cirebon pada Masa Silam</ref> Cirebon adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa. Lama-kelamaan Cirebon berkembang menjadi sebuah desa yang ramai yang kemudian diberi nama ''Caruban''<ref>{{cite book |last=Pangeran Arya Carbon |first= |editor= |others= |title=Purwaka Caruban nagari: (asal mula berdirinya negara Cerbon) |url= |date=1978 |publisher=Penyalur Tunggal Pustaka Nasional Sudiam |location= |chapter= }}</ref> (carub dalam [[bahasa Jawa]] artinya bersatu padu). Diberi nama demikian karena di sana bercampur para pendatang dari beraneka bangsa di antaranya [[Jawa]], [[Sunda]], [[Tionghoa]], dan unsur-unsur budaya [[bangsa Arab]]), agama, bahasa, dan adat istiadat. kemudian pelafalan kata ''caruban'' berubah lagi menjadi ''carbon'' dan kemudian ''cirebon''.
Baris 72 ⟶ 78:
Selain karena faktor penamaan tempat penyebutan kata ''cirebon'' juga dikarenakan sejak awal mata pencaharian sebagian besar masyarakat adalah nelayan, maka berkembanglah pekerjaan menangkap ikan dan rebon ''(udang kecil)'' di sepanjang pantai, serta pembuatan terasi, petis dan garam. Dari istilah air bekas pembuatan terasi yang terbuat dari sisa pengolahan udang rebon inilah berkembang sebutan ''cai-rebon'' ([[bahasa Sunda]]: air rebon), yang kemudian menjadi cirebon.<ref>Hariwijaya. M. 2007. Kerajaan - Kerajaan Islam di Nusantara. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani</ref>
==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het raadhuis van de gemeente Cheribon TMnr 10015211.jpg|jmpl|250px|ki|[[Balai Kota Cirebon]] (1927)]]
{{utama|Kesultanan Cirebon}}
Menurut Manuskrip ''Purwaka Caruban Nagari'', pada abad 15 di pantai [[Laut Jawa]] ada sebuah desa nelayan kecil bernama [[Muara Jati]]. Pada waktu itu sudah banyak kapal asing yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat. Pengurus pelabuhan adalah ''Ki Gedeng Alang-Alang'' yang ditunjuk oleh penguasa [[Kerajaan Galuh]] ([[Pajajaran]]). Dan di pelabuhan ini juga terlihat aktivitas [[Islam]] semakin berkembang. ''Ki Gedeng Alang-Alang'' memindahkan tempat permukiman ke tempat permukiman baru di [[Lemahwungkuk, Cirebon|Lemahwungkuk]], 5 km arah selatan mendekati kaki bukit menuju kerajaan Galuh. Sebagai kepala permukiman baru diangkatlah ''Ki Gedeng Alang-Alang'' dengan gelar Kuwu Cerbon.
Pada Perkembangan selanjutnya, ''Pangeran Walangsungsang'', putra [[Prabu Siliwangi]] ditunjuk sebagai Adipati Cirebon dengan Gelar ''Cakrabumi''. Pangeran inilah yang mendirikan [[Kerajaan Cirebon]], diawali dengan tidak mengirimkan upeti kepada Raja Galuh. Oleh karena itu Raja Galuh mengirimkan utusan ke Cirebon Untuk menanyakan upeti rebon terasi ke Adipati Cirebon, namun ternyata Adipati Cirebon berhasil meyakinkan para utusan atas kemerdekaan wilayah cirebon.
Dengan demikian berdirilah daerah otonomi baru di Cirebon dengan Pangeran yang menjabat sebagai adipati dengan gelar ''Cakrabuana''. Berdirinya daerah Cirebon menandai diawalinya Kerajaan Islam Cirebon dengan pelabuhan Muara Jati yang aktivitasnya berkembang sampai kawasan [[Asia Tenggara]].<ref>http://www.cirebonkota.go.id {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120805080355/http://www.cirebonkota.go.id/ |date=2012-08-05 }} [http://www.cirebonkota.go.id/index.php/profil/sejarah/sejarah-pemerintahan/ Profil Sejarah Pemerintahan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110620164626/http://www.cirebonkota.go.id/index.php/profil/sejarah/sejarah-pemerintahan/ |date=2011-06-20 }}</ref>
Kemudian pada tanggal [[7 Januari]] [[1681]] Cirebon secara politik dan ekonomi berada dalam pengawasan pihak [[VOC]], setelah penguasa Cirebon waktu itu menandatangani perjanjian dengan VOC.<ref>[[Universitas Indonesia]], ''Wacana: jurnal ilmu pengetahuan budaya'', Yayasan Obor Indonesia, ISSN 1411-2272</ref>
Pada tahun 1858, di Cirebon terdapat 5 toko eceran dua perusahaan dagang. Pada tahun 1865, tercatat ekspor gula sejumlah 200.000 pikulan (kuintal), dan pada tahun 1868 ada tiga perusahaan Batavia yang bergerak di bidang perdagangan gula membuka cabang di Cirebon. Pada tahun 1877 Cirebon sudah memiliki pabrik es. Pipa air minum yang menghubungkan sumur-sumur artesis dengan perumahan dibangun pada tahun 1877.<ref>Lubis, Nina. 2000. Sejarah kota-kota lama di Jawa Barat. Jatinangor: Alqaprint</ref>
Pada masa kolonial pemerintah [[Hindia Belanda]], tahun 1906 Cirebon disahkan menjadi ''Gemeente Cheribon'' dengan luas 1.100 ha dan berpenduduk 20.000 jiwa (Stlb. 1906 No. 122 dan Stlb. 1926 No. 370). Kemudian pada tahun 1942, Kota Cirebon diperluas menjadi 2.450 ha dan tahun 1957 status pemerintahannya menjadi ''Kotapraja'' dengan luas 3.300 ha, setelah ditetapkan menjadi ''Kotamadya'' tahun 1965 luas wilayahnya menjadi 3.600 ha.
== Etimologi ==
Cirebon dikenal dengan nama ''Kota Udang''<ref>{{cite book |last=Eliot |first=Joshua |authorlink= |coauthors=Capaldi, L., Bickersteth, J., |editor= |others= |title=Indonesia handbook |url= |edition=3 |date=2001 |publisher=Footprint Travel Guides |location= |chapter= |id =ISBN 1-900949-51-2}}</ref> dan ''Kota Wali''. Selain itu kota Cirebon disebut juga sebagai ''Caruban Nagari'' (penanda [[gunung Ceremai]])<ref>dikti.go.id/ [http://dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2167:observasi-di-kota-cirebon-suatu-potensi-pariwisata-dengan-meningkatkan-keberadaan-heritage&catid=159:artikel-kontributor Observasi di Kota Cirebon] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111017210216/http://dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2167:observasi-di-kota-cirebon-suatu-potensi-pariwisata-dengan-meningkatkan-keberadaan-heritage&catid=159:artikel-kontributor |date=2011-10-17 }}</ref> dan ''Grage'' (Negeri Gede dalam [[bahasa Cirebon]] berarti kerajaan yang luas).<ref>http://www.gragecirebon.wordpress.com {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160403043956/https://gragecirebon.wordpress.com/ |date=2016-04-03 }} [http://gragecirebon.wordpress.com/2008/05/16/sejarah-cirebon/ Sejarah Cirebon] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140303161657/http://gragecirebon.wordpress.com/2008/05/16/sejarah-cirebon/ |date=2014-03-03 }}</ref> Sebagai daerah pertemuan budaya antara [[Suku Jawa]], [[Suku Sunda]], [[Bangsa Arab]], [[Tiongkok]] dan para pendatang dari Eropa sejak beberapa abad silam, masyarakat Cirebon dalam berbahasa biasa menyerap kosakata bahasa-bahasa tersebut ke dalam [[bahasa Cirebon]]. Misalkan saja, kata ''Murad'' yang artinya ''bersusun'' (serapan dari bahasa Arab), kata ''taocang'' yang berarti ''kucir'' (serapan dari bahasa etnis Tionghoa), serta kata ''sonder'' yang berarti ''tanpa'' (serapan dari bahasa Belanda),<ref>TD. Sudjana. 2001. Kamus Bahasa Cirebon. Bandung: Humaniora Utama Press</ref><ref>Salana. 2002. Wyakarana - Tata Bahasa Cirebon. Bandung: Humaniora Utama Press</ref>
==
Titik 0 (nol) Kota Cirebon terletak pada {{Coord|6|43|10.5|S|108|34|18.7|E|region:ID_type:city}} pantai Utara [[Pulau Jawa]], bagian timur [[Jawa Barat]], memanjang dari barat ke timur 8 kilometer, Utara ke Selatan 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut 5 meter (termasuk [[dataran rendah]]). Kota Cirebon dapat ditempuh melalui jalan darat sejauh 130 km dari arah [[Kota Bandung]] dan 258 km dari arah [[Kota Jakarta]].
Kota Cirebon terletak pada lokasi yang strategis dan menjadi simpul pergerakan transportasi antara [[Jawa Barat]] dan [[Jawa Tengah]]. Letaknya yang berada di wilayah pantai menjadikan Kota Cirebon memiliki wilayah dataran yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah perbukitannya. Luas Kota Cirebon adalah 39,466 km² dengan dominasi penggunaan lahan untuk perumahan (32%) dan tanah pertanian (38%).<ref name="CIREBON2019"/>
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 75 tahun 2018 tentang Batas Daerah Kabupaten Cirebon Dengan Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat menjadi dasar penentuan koordinat perbatasan wilayah Kota Cirebon dengan [[Kabupaten Cirebon]] untuk batas Sebelah Utara, Sebelah Barat dan Sebelah Selatan Kota Cirebon, sedangkan Sebelah Timur dibatasi [[Laut Jawa]].
Sebagian besar wilayah merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0-2000 dpl, sementara kemiringan lereng antara 0-40 % di mana 0-3 % merupakan daerah berkarateristik kota, 3-25 % daerah transmisi dan 25-40 % merupakan pinggiran. Kota ini dilalui oleh beberapa sungai di antaranya [[Sungai Kedung Pane]], [[Sungai Sukalila]], [[Sungai Kesunean]], dan [[Sungai Kalijaga]].<ref name="CIREBON2019"/>
== Iklim ==
Kota Cirebon termasuk daerah iklim [[tropis]] dengan tipe [[iklim muson tropis]] (''Am''). Kelembapan udara berkisar antara ± 48-93% dengan kelembapan udara tertinggi terjadi pada bulan Januari-Maret dan angka terendah terjadi pada bulan Juni-Agustus. Rata-rata curah hujan tahunan di kota Cirebon ± 2260 mm/tahun dengan jumlah hari hujan ± 155 hari. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson, iklim di kota Cirebon termasuk dalam tipe iklim C dengan nilai Q ± 37,5% (persentase antara bulan kering dan bulan basah). Musim hujan jatuh pada bulan Oktober-April, dan musim kemarau jatuh pada bulan Juni-September.
Keadaan angin terdapat tiga macam angin:
* Angin Musim Barat: antara Desember sampai Maret
* Angin Pancaroba: antara April dan November
* Angin Musim Timur: antara Mei sampai Oktober
{{Cuaca Kota Cirebon}}
== Pemerintahan ==
Baris 123 ⟶ 127:
Pada tahun [[2010]] berdasarkan survei persepsi kota-kota di seluruh Indonesia oleh [[Transparency International|Transparency International Indonesia]] (TII), kota ini termasuk kota terkorup di Indonesia bersama dengan [[Kota Pekanbaru]], hal ini dilihat dari [[Indeks Persepsi Korupsi]] Indonesia (IPK-Indonesia) 2010 yang merupakan pengukuran tingkat [[korupsi]] pemerintah daerah di Indonesia, kota ini sama-sama mendapat nilai IPK sebesar 3.61, dengan rentang indeks 0 sampai 10, 0 berarti dipersepsikan sangat korup, sedangkan 10 sangat bersih. Total responden yang diwawancarai dalam survei yang dilakukan antara Mei dan Oktober 2010 adalah 9237 responden, yang terdiri dari para pelaku bisnis.<ref>nasional.kompas.com [http://nasional.kompas.com/read/2010/11/09/10300452/Pekanbaru.dan.Cirebon..Kota.Terkorup.-4 Pekanbaru dan Cirebon, Kota Terkorup ] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110101144430/http://nasional.kompas.com/read/2010/11/09/10300452/Pekanbaru.dan.Cirebon..Kota.Terkorup.-4 |date=2011-01-01 }} (diakses pada 9 November 2010)</ref><ref>http://www.ti.or.id {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110606025103/http://www.ti.or.id/ |date=2011-06-06 }} [http://www.ti.or.id/index.php/event/2010/11/07/konferensi-pers-peluncuran-indeks-persepsi-korupsi-indonesia-2010 Konferensi Pers: Peluncuran Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2010] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110921013220/http://www.ti.or.id/index.php/event/2010/11/07/konferensi-pers-peluncuran-indeks-persepsi-korupsi-indonesia-2010 |date=2011-09-21 }} (diakses pada 9 November 2010)</ref>
=== Wali Kota
{{utama|Daftar Wali Kota Cirebon}}
[[Berkas:Cirebon City Hall.JPG|jmpl|ka|250px|Kantor Wali kota Cirebon]]
Wali Kota Cirebon adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kota Cirebon. Wali kota Cirebon bertanggungjawab kepada [[gubernur]] provinsi [[Jawa Barat]]. Saat ini
[[Wali kota]] atau kepala daerah {|class="wikitable sortable" style="text-align:center;"
!style="background: lavender;" colspan=2|Wali Kota
!style="background: lavender;"|Mulai jabatan
!style="background: lavender;"|Akhir jabatan
!style="background: lavender;"|
|-
|[[Berkas:Agus Mulyadi Penjabat Walikota Cirebon.jpg|100px]]
|[[Agus Mulyadi]]<br> ([[Penjabat]])
|13 Desember 2023
|Petahana
|''
|}
Baris 165 ⟶ 164:
== Demografi ==
=== Penduduk ===
[[Berkas:Cirebon_City_is_the_awe_land.jpg|jmpl|ka|pusat batik kota cirebon]]
Menurut hasil Suseda [[Jawa Barat]] Tahun [[2010]] jumlah penduduk Kota Cirebon telah mencapai jumlah 298 ribu jiwa. Dengan komposisi penduduk laki-laki sekitar 145 ribu jiwa dan perempuan sekitar 153 ribu jiwa, dan rasio jenis kelamin sekitar 94,85
Baris 173:
=== Suku bangsa ===
[[Berkas:Tari_topeng_cirebon.jpg|jmpl|
Cirebon sebagai kota pelabuhan pada masa lalu menjadi tempat berniaga oleh pedagang-pedagang dari berbagai etnis. Dari sinilah mereka menikah dengan warga lokal atau sesamanya, dan menetap di kota ini. Oleh karena itu di Kota Cirebon mudah dijumpai beberapa etnis. Karena kemajemukan masyarakatnya, Cirebon bahkan pernah disebut sebagai "Kota Sejuta Etnis" pada masa lalu<ref>tagar.id: [https://www.tagar.id/cirebon-kota-sejuta-etnis-dan-budaya/ Cirebon, Kota Sejuta Etnis dan Budaya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211223081117/https://www.tagar.id/cirebon-kota-sejuta-etnis-dan-budaya/ |date=2021-12-23 }}, diakses 23 Desember 2021</ref>.
Berdasarkan data [[Sensus Penduduk Indonesia 2000]], sebagian besar penduduk Kota Cirebon adalah orang [[Suku Cirebon|Cirebon]] (jawa cirebonan). Suku [[Suku Jawa|Jawa]] dan [[Suku Sunda|Sunda]] memiliki jumlah yang cukup signifikan. Penduduk dari keturunan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] juga terdapat di Kota Cirebon, seterusnya disusul oleh suku [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], dan suku lainnya. Berikut adalah besaran penduduk Kota Cirebon berdasarkan suku bangsa sesuai data [[Sensus Penduduk Indonesia 2000|Sensus Penduduk tahun 2000]];<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://jabar.bps.go.id/publication/2001/11/01/c20572fc90585d6f369e5241/karakteristik-penduduk-jawa-barat-hasil-sensus-penduduk-2000-.html?msclkid=0aedc90ed04311ec8572f94536008863|title=Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000|date=1 November 2001|website=www.jabar.bps.go.id|format=pdf|pages=72|accessdate=20 Juni 2022|archive-date=2023-01-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230119175828/https://jabar.bps.go.id/publication/2001/11/01/c20572fc90585d6f369e5241/karakteristik-penduduk-jawa-barat-hasil-sensus-penduduk-2000-.html?msclkid=0aedc90ed04311ec8572f94536008863|dead-url=no}}</ref>
{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
Baris 236:
[[Berkas:Cirebon Kejaksan Station.jpg|ka|jmpl|250px|Stasiun Besar Kejaksan (Cirebon)]]
Kota Cirebon terletak di wilayah strategis
Kota Cirebon memiliki dua stasiun kereta api, yakni [[
[[Pelabuhan Cirebon]] saat ini hanya digunakan untuk pengangkutan batu bara dan kebutuhan pokok dari pulau-pulau lain di Indonesia. Bandar Udara Cakrabuana merupakan bandar udara di Kota Cirebon saat ini hanya dijadikan sebagai bandara khusus sekolah penerbangan dan militer. Namun penerbangan komersial untuk Kota Cirebon dilayani di [[Bandar Udara Internasional Kertajati]] di [[Kabupaten Majalengka]]. Di kota ini masih terdapat [[Becak]] khas Cirebon sebagai sarana transportasi rakyat sekaligus sarana untuk wisata keliling kota.
== Pengangkutan dan Komunikasi ==
Baris 256:
== Perekonomian ==
[[Berkas:Komplek_Pertokoan_Jalan_Pekiringan_Kota_Cirebon_1_(2).jpg|jmpl|ka|al=komplek pertokoan di daerah jalan pekiringan cirebon|komplek pertokoan]]
Perekonomian Kota Cirebon dipengaruhi oleh letak geografis yang strategis dan karakteristik [[sumber daya alam]] sehingga struktur perekonomiannya didominasi oleh sektor [[industri pengolahan]], sektor [[perdagangan]], [[hotel]], [[restoran]] dan [[Industri perikanan]] . [[Tomé Pires]] dalam [[Suma Oriental]]nya sekitar tahun 1513 menyebutkan Cirebon merupakan salah satu sentra perdagangan di [[Pulau Jawa]]. Setelah Cirebon diambil alih oleh pemerintah [[Hindia Belanda]], pada tahun 1859, pelabuhan Cirebon ditetapkan sebagai transit barang ekspor-impor dan pusat pengendalian politik untuk kawasan di pedalaman Jawa.
Sampai tahun 2001 kontribusi perekonomian untuk Kota Cirebon adalah industri pengolahan (41,32%), kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (29,8%), sektor pengangkutan dan komunikasi (13,56%), sektor jasa-jasa (6,06%). Sedangkan sektor lainnya (9,26%) meliputi sektor pertambangan, pertanian, bangunan, listrik, dan gas rata-rata 2-3%.
Baris 355 ⟶ 358:
Sejak pemerintah [[Hindia Belanda]], Kota Cirebon telah memiliki [[rumah sakit]] yang bernama ''[[Rumah Sakit Oranje Cirebon|Oranje]]'', yang diresmikan penggunaannya pada [[31 Agustus]] [[1921]] dan mulai beroperasi sejak tanggal [[1 September]] [[1921]].
Pada tahun 2009 di Kota Cirebon telah tersedia sekitar 6 [[rumah sakit]] umum, 4 rumah sakit bersalin, 21 [[Pusat kesehatan masyarakat|Puskesmas]], 15 Puskemas Pembantu, 20 Puskesmas Keliling, serta 85 [[Apotek|Apotik]], dan 31 Toko Obat.{{butuh pemastian}} Dengan jumlah tenaga medis seperti dokter spesialis sekitar 94 orang, dan 118 dokter umum, 45 dokter gigi, 847 perawat, serta 278 bidan.<ref>[http://www.cirebonkota.go.id/wp-content/uploads/2011/05/B5-KES.pdf data kesehatan Kota Cirebon] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130512082957/http://www.cirebonkota.go.id/wp-content/uploads/2011/05/B5-KES.pdf |date=2013-05-12 }} (diakses pada 30 Mei 2011)</ref>
Catatan [[Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional|BKKBN]] menyebutkan bahwa Cirebon, bersama dengan [[Kabupaten Bandung]], [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]], dan [[Kabupaten Garut|Garut]], di tahun 2022, menjadi daerah berstatus darurat [[Hambatan pertumbuhan|stunting]]. Hal ini disebabkan persentase stunting pada anak berusia di bawah 12 tahun{{butuh rujukan | date = Agustus 2022}} mencapai lebih dari 30%.<ref name = PR-19-AUG-DEPAN>{{cite news | first1 = Bambang | last1 = Arifianto | first2 = Eva | last2 = Fahas | first3 = Novianti | last3 = Nurulliah | first4 = Yulistyne | last4 = Kasumaningrum | date = 19 Agustus 2022 | title = Jabar Masih Harus Terus Berbenah | work = [[Pikiran Rakyat]] | location = [[Bandung]] | pp = 1}}</ref>
=== Rumah sakit ===
{{utama|Daftar rumah sakit di Kota Cirebon}}
== Pendidikan ==
Jumlah sekolah yang ada di Kota Cirebon, terdapat 160 [[Sekolah dasar|Sekolah Dasar]] sederajat, 52 [[Sekolah menengah pertama|Sekolah Menengah Pertama]] sederajat, 58 [[Sekolah Menengah Atas]] sederajat, dan 19 [[Sekolah menengah kejuruan|Sekolah Menengah Kejuruan]]. Sementara untuk perguruan tinggi, diantaranya:<ref>{{cite web|url=https://tilikkana.com/daftar-universitas-dan-perguruan-tinggi-di-cirebon/|title=Daftar Universitas dan Perguruan Tinggi di Cirebon|website=tilikkana.com|accessdate=27 Juli 2022|archive-date=2022-07-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20220706043053/https://tilikkana.com/daftar-universitas-dan-perguruan-tinggi-di-cirebon/|dead-url=no}}</ref>
{{col|2}}
Baris 372 ⟶ 374:
* Akademic Maritime Of Cirebon
* Cirebon Institute of Computer (CIC)
* [[
* [[Institut Pendidikan & Bahasa Invada Cirebon]] (IPB Cirebon)
* [[Institut Studi Islam Fahmina]] (ISIF)
Baris 380 ⟶ 382:
* Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Cirebon
* Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mahardika Cirebon (STIKma)
* [[Politeknik Kesehatan
* Politeknik Pariwisata Prima Internasional
* Telkom PDC
Baris 415 ⟶ 417:
[[Berkas:Reynan-Mande_Karesmen_-_BrianSteeger_-_wiyaga.jpg|jmpl|300px| Bangunan ''Mande Karesmen'' pada kompleks [[keraton Kasepuhan]] terlihat para ''Wiyaga'' (penabuh gamelan) sedang berdiskusi di sela-sela prosesi penabuhan ''gong Sekati'' pada Idul Fitri 2014, dari jajaran ''Wiyaga'' terlihat ''Ki'' Waryo (anak dari ''Ki'' Empek) duduk paling kanan, ''Ki'' Adnani dan kemudian ''Ki'' Encu]]
Di kota Cirebon terdapat [[keraton]]
Kota Cirebon memiliki beberapa kawasan taman di antaranya [[Taman Air Sunyaragi]] dan [[Taman Ade Irma Suryani]]. Taman Air Sunyaragi memiliki [[teknologi]] pengaliran [[air]] yang canggih pada masanya, air mengalir di antara teras-teras tempat para putri [[raja]] bersolek, halaman [[rumput]] hijau tempat para [[kesatria]] berlatih, ditambah [[menara]] dan [[kamar]] istimewa yang [[pintu]]nya terbuat dari [[tirai]] air. Sementara beberapa masakan khas kota ini sebagai bagian dari wisata kuliner antara lain: [[Sega Jamblang]], [[Sega lengko]], [[Empal gentong]], [[Docang]], [[Tahu gejrot]], [[Kerupuk Melarat]], [[Mendoan]], [[Sate beber]], Mi koclok, Empal asem, Nasi goreng Cirebon, Ketoprak Cirebon, Bubur ayam Cirebon, Kerupuk Udang dan sebagainya.
Baris 433 ⟶ 435:
Kebudayaan yang melekat pada masyarakat Kota Cirebon merupakan perpaduan berbagai budaya yang datang dan membentuk ciri khas tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pertunjukan khas masyarakat Cirebon antara lain [[Tarling]], [[Tari Topeng Cirebon]], [[Sintren]], [[Kesenian Gembyung]] dan [[Sandiwara Cirebonan]].
Keberadaan musik [[Tarling]] Cirebon telah menambah kekayaan ragam musik di Indonesia. Sejak awal munculnya, musik Tarling Cirebon senantiasa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Meskipun perubahan dalam pola kehidupan masyarakat karena kemajuan teknologi dapat memengaruhi perkembangan seni Tarling, namun seni Tarling Cirebon masih tetap diminati oleh masyarakat pendukungnya, terutama di kalangan masyarakat Cirebon. Lagu "Warung Pojok" dalam genre Tarling Cirebon menjadi salah satu kebanggaan bagi masyarakat Jawa Barat, terutama di Cirebon. Hampir semua lagu yang dibawakan dalam musik Tarling disebut dengan istilah [[lagu kiser]], sehingga lagu kiser menjadi representasi lagu-lagu dalam genre tersebut. Popularitas lagu kiser, seperti dalam cerita [[Baridin dan Ratminah]], [[Saidah-Saeni]], telah menarik minat penggemar bahkan di luar wilayah Cirebon.<ref>{{Cite journal|last=Salim -|date=2015|title=PERKEMBANGAN DAN EKSISTENSI MUSIK TARLING CIREBON|url=https://journal.unnes.ac.id/sju/catharsis/article/view/6830|journal=Catharsis|language=en|volume=4|issue=1|issn=2502-4531}}</ref>
Kota ini juga memiliki beberapa kerajinan tangan di antaranya [[Topeng Cirebon]], [[Lukisan kaca Cirebon|Lukisan Kaca]], [[Bunga Rotan]] dan [[Batik]]. Salah satu ciri khas [[batik]] asal Cirebon yang tidak ditemui di tempat lain adalah motif ''Mega Mendung'', yaitu motif berbentuk seperti [[awan]] bergumpal-gumpal yang biasanya membentuk bingkai pada gambar utama.
Baris 452 ⟶ 456:
Berkas:Arya-es_cuwing-Cirebon-2019-00.jpg|[[Es cuing|Es Cuwing]]
</gallery>
== Referensi ==
Baris 461 ⟶ 462:
== Lihat pula ==
* [[Bom Cirebon 2011]]
== Pranala luar ==
Baris 470 ⟶ 468:
{{Wikiportal|Indonesia}}
* {{id}} {{resmi}}
{{Sister project links|Cirebon}}
{{Cirebon}}
Baris 480 ⟶ 478:
[[Kategori:Geografi Sunda]]
[[Kategori:Cirebon]]
[[Kategori:Kota di Indonesia]]
|