Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(42 revisi perantara oleh 30 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
| Logo = Logo PSSI.png
| Badge_size = 150px
| Founded = {{start date and age|20231930|0204|1619}}
| Headquarters = Lantai 61 GBK Arena<br>JalanJl. Asia Afrika nomorNo. 40–70, [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]], [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]]
| Owner = Negara Kesatuan Republik Indonesia
| Parent = FIFA<br>Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia
| FIFA affiliation = 1952
| Region = [[Konfederasi Sepak Bola Asia|AFC]]
Baris 12 ⟶ 14:
| Website = {{url|https://www.pssi.org|pssi.org}}
}}
 
'''Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia''' (disingkat '''PSSI''', {{lang-en|'''Football Association of Indonesia'''}}) adalah organisasi yang bertanggung jawab mengelola [[sepak bola]] di [[Indonesia]]. PSSI berdiri pada tanggal 16 Februari 2023 saat Erick Thohir dipilih sebagai ketua umum PSSI. Belum 1 kuartal beliau menjabat, berbagai progress dalam tubuh lembaga ini mulai dari sisi infrastruktur, program, bahkan prestasi sangat terasa di mata dan hati masyarakat. Salah satunya yaitu memenangkan emas pada SEA GAMES di Kamboja setelah 32 tahun Indonesia tidak mendapat emas dalam cabang sepak bola.
'''Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia''' (disingkat '''PSSI''', {{lang-en|'''Football Association of Indonesia'''}}) adalah organisasi yang bertanggung jawab mengelola [[sepak bola]] di [[Indonesia]]. PSSI berdiri pada tanggal 19 April 1930, dengan nama awal ''Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia''. Ketua umum pertamanya adalah [[Soeratin Sosrosoegondo]].
 
Dalam perjalanan keorganisasiannya, PSSI bergabung dengan badan sepak bola dunia [[FIFA]] pada tahun 1952, kemudian dengan badan sepak bola Asia, [[Konfederasi Sepak Bola Asia|AFC]] pada tahun 1954.<ref>{{Cite web|url=https://www.pssi.org/about/history|title=Sejarah PSSI|publisher=PSSI|language=id-ID|access-date=2019-02-27}}</ref> PSSI menggelar beragam kompetisi dan turnamen, seperti [[Liga 1 (Indonesia)|Liga 1]], [[Liga 2 (Indonesia)|Liga 2]], [[Liga 3 (Indonesia)|Liga 3]], [[Liga 1 Putri (Indonesia)|Liga 1 Putri]], [[Piala Indonesia]], [[Elite Pro Academy]], [[Piala Soeratin]], [[Piala Presiden]], [[Piala Bola Pantai]], [[Piala Pertiwi]], dan [[ePiala Indonesia]].
 
Kursi kepemimpinan PSSI saat ini diisi oleh [[Erick Thohir]] yang menang mutlak dengan memperoleh 64 suara pada Kongres Luar Biasa PSSI yang digelar pada 16 Februari 2023 di [[Hotel Shangri-La Jakarta|Hotel Shangri-La]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Erick Thohir akan menjabat sebagai Ketua Umum PSSI hingga tahun 2027.<ref>{{Cite web|last=Robbani|first=Muhammad|title=Erick Thohir Terpilih Jadi Ketum PSSI|url=https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/d-6571937/erick-thohir-terpilih-jadi-ketum-pssi|website=DetikSport|access-date=2023-02-16|date=16 Februari 2023}}</ref>
 
== Sejarah ==
=== Perkumpulan Sepak bola di Indonesia ===
{{main|Sepak bola di Hindia Belanda}}
Di 1920, pertandingan ''voetbal'' atau sepak bola digelar untuk meramaikan pasar malam. Pertandingan dilaksanakan sore hari. Selain sepak bola, bangsa Eropa termasuk [[Belanda]] juga memperkenalkan olahraga lain, seperti [[kasti]], [[bola tangan]], [[renang]], [[tenis]], dan [[hoki]]. Hanya, semua jenis olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indo. Sepak bola tidak memerlukan tempat khusus dan pribumi boleh memainkannya.
 
Lapangan Singa ([[Lapangan Banteng]]) menjadi saksi di mana orang Belanda menggelar pertandingan panca lomba (''vijfkam'') dan ''tienkam'' (dasa lomba). Khusus untuk sepak bola, serdadu di tangsi-tangsi militer paling sering bertanding. Mereka kemudian membentuk bond sepak bola atau perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub. Tak hanya serdadu militer, tetapi juga warga Belanda, Eropa, dan Indonesia membuat bond-bond serupa.
 
Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah [[Nederlandsch Indische Voetbal Bond]] (NIVB) yang pada tahun 1927 berubah menjadi [[Nederlandsch Indische Voetbal Unie]] (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi mungkin mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng.
 
Pada 1928 dibentuk '''''Voetbalbond Indonesia Jacatra''''' (VIJ) sebagai akibat dari diskriminasi yang dilakukan [[NIVB]]. Sebelumnya bahkan sudah dibentuk Persatuan Sepak Bola Djakarta (Persidja) pada 1925. Pada 19 April 1930, Persidja ikut membentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy, Jakarta Pusat. (Sekarang bernama Stadion VIJ Petojo) .
 
Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu [[Nederlandsch Indische Voetbal Bond]] (NIVB) yang berganti nama menjadi [[Nederlandsch Indische Voetbal Unie]] (NIVU) pada tahun 1936 yang merupakan milik bangsa Belanda, [[Hwa Nan Voetbal Bond]] (HNVB) milik bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia. Pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta dan de Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada 1933, VIJ keluar sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3.
 
Pada 1938 Indonesia lolos ke [[Piala Dunia FIFA 1938|Piala Dunia]]. Pengiriman [[Tim nasional sepak bola Indonesia|kesebelasan Indonesia]] (Hindia Belanda) sempat mengalami hambatan. NIVU (''Nederlandsche Indische Voetbal Unie'') atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan April 1930. PSSI yang diketuai [[Soeratin Sosrosoegondo]], insinyur lulusan Jerman yang tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui [[FIFA]].
 
Pada masa Jepang, semua bond sepak bola dipaksa masuk ''Tai Iku Koi'' bentukan pemerintahan militer Jepang. Pada masa ini, Taiso, sejenis senam, menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan, olahraga permainan kembali semarak.
 
Tahun 1948, pesta olahraga bernama PON (Pekan Olahraga Nasional) diadakan pertama kali di Solo. Di kala itu saja, sudah 12 cabang olahraga yang dipertandingkan.
 
Hingga 1950 masih terdapat pemain indo di beberapa klub Jakarta. Sebut saja Vander Vin di klub UMS; Van den Berg, Hercules, Niezen, dan Pesch dari klub BBSA. Pemain indo mulai luntur pada tahun 1960-an.<ref>{{cite news|url=http://nasional.kompas.com/read/2010/07/16/08315332/voetbal.di.batavia|title='Voetbal' di Batavia|publisher= Kompas.com|newspaper=Kompas|accessdate=25 Oktober 2015|date=16 Juli 2010}}</ref>
 
=== PSSI ===
[[Berkas:Gedung Bola PSIM atau Monumen PSSI.jpg|thumb|[[Monumen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia|Monumen PSSI]] atau Gedung Bola PSIM di Yogyakarta.]]
PSSI dibentuk pada tanggal [[19 April]] [[1930]] di [[Yogyakarta]] dengan nama '''Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia'''. Sebagai organisasi [[olahraga]] yang lahir pada masa penjajahan [[Belanda]], kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisis lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal [[17 Agustus]] [[1945]], PSSI mungkin lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda [[Indonesia]] yang ikut bergabung.
 
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama [[Soeratin Sosrosoegondo]]. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di [[Heckelenburg]], [[Jerman]], pada tahun [[1927]] dan kembali ke [[Indonesia|tanah air]] pada tahun [[1928]]. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan [[Belanda]], ''[[Sizten en Lausada]]'', yang berkantor pusat di [[Yogyakarta]]. Di sana dia merupakan satu-satunya orang [[Indonesia]] yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi itu. Akan tetapi, "didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi", dia kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut.
 
Setelah berhenti dari ''Sizten en Lausada'', Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang yang gemar bermain sepak bola, dia menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal [[28 Oktober]] [[1928]] ([[Sumpah Pemuda]]). Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang [[Belanda]].
 
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh [[sepak bola]] di [[Solo]], [[Yogyakarta]], dan [[Bandung]]. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan [[Polisi Belanda]] (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di [[hotel]] ''[[Hotel Binnenhof|Binnenhof]]'' di Jalan Kramat 17, [[Jakarta]], Soeri, ketua VIJ (''Voetbalbond Indonesische Jakarta''), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di [[Bandung]], [[Yogyakarta]], dan [[Solo]] yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti [[Daslam Hadiwasito]], [[Amir Notopratomo]], A. Hamid, dan Soekarno (bukan [[Bung Karno]]). Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda [[Magelang]].
 
Kemudian pada tanggal [[19 April]] [[1930]], berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB - ''Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond'' (Gatot), PSM - ''Persatuan sepak bola Mataram'' [[Yogyakarta]] (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB - ''Vortenlandsche Voetbal Bond'' [[Solo]] (Soekarno), MVB - ''Madioensche Voetbal Bond'' [[Madiun]] (Kartodarmoedjo), IVBM - ''Indonesische Voetbal Bond Magelang'' (E.A. Mangindaan), dan SIVB - ''Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond''[[Surabaya]](Pamoedji). Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari '''P'''ersatoean '''S'''epak Raga '''S'''eloeroeh '''I'''ndonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di [[Solo]] pada tahun [[1930]] menjadi ''Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia'' sekaligus menetapkan [[Soeratin Sosrosoegondo|Ir. Soeratin]] sebagai ketua umumnya.
 
== Kepengurusan ==
Baris 34 ⟶ 70:
| [[Ahmad Riyadh]]|| rowspan="12" | Anggota Komite Eksekutif
|-
| [[Arya Mahendra Sinulingga|Arya Sinulingga]]
|-
| Eko Setyawan
Baris 48 ⟶ 84:
| Muhammad Sungkar
|-
| [[Pieter Tanuri]]
|-
| [[Rudi Yulianto]]
Baris 81 ⟶ 117:
! scope="row" rowspan="2" | 2.
| rowspan="2" |
| rowspan="2" | [[Artono Martosoewignyo]]
| 1940
| 1945
Baris 103 ⟶ 139:
! scope="row" | 4.
|
| [[Abdul Wahab Djojohadikoesoemo]]
| 1960
| 1964
Baris 128 ⟶ 164:
! scope="row" | 7.
|
| [[Bardosono]]
| 1975
| 1977
Baris 223 ⟶ 259:
|-
|
| [[Iwan Budianto]]
| 2 Mei 2019
| 2 November 2019
Baris 243 ⟶ 279:
|}
 
== SejarahKompetisi ==
==={{Main|Sistem Perkumpulanliga Sepaksepak bola di Indonesia ===}}
{{main|Sepak bola di Hindia Belanda}}
Di [[1920]], pertandingan ''voetbal'' atau sepak bola digelar untuk meramaikan pasar malam. Pertandingan dilaksanakan sore hari. Selain sepak bola, bangsa Eropa termasuk Belanda juga memperkenalkan olahraga lain, seperti [[kasti]], [[bola tangan]], [[renang]], [[tenis]], dan [[hoki]]. Hanya, semua jenis olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indo. Sepak bola tidak memerlukan tempat khusus dan pribumi boleh memainkannya.
 
PSSI terdiri dari empat tingkat liga sepak bola nasional, yaitu:
Lapangan Singa ([[Lapangan Banteng]]) menjadi saksi di mana orang Belanda menggelar pertandingan panca lomba (''vijfkam'') dan ''tienkam'' (dasa lomba). Khusus untuk sepak bola, serdadu di tangsi-tangsi militer paling sering bertanding. Mereka kemudian membentuk bond sepak bola atau perkumpulan sepak bola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub. Tak hanya serdadu militer, tetapi juga warga [[Belanda]], [[Eropa]], dan [[Indonesia]] membuat bond-bond serupa.
* [[Liga 1 (Indonesia)|Liga 1]]
* [[Liga 2 (Indonesia)|Liga 2]]
* [[Liga 3 (Indonesia)|Liga 3]]
* [[Liga 4]]
 
PSSI juga menyelenggarakan beberapa kompetisi kejuaraan klub sepak bola nasional, yaitu:
Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah [[Nederlandsch Indische Voetbal Bond]] (NIVB) yang pada tahun [[1927]] berubah menjadi [[Nederlandsch Indische Voetbal Unie]] (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi mungkin mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng.
* [[Piala Indonesia]] sebagai piala domestik yang mempertandingkan klub-klub dari seluruh tingkat divisi.
* [[Piala Presiden]] sebagai turnamen pramusim.
 
Masih ada kompetisi sepak bola tingkat nasional lainnya, yaitu:
Pada 1928 dibentuk [[Persija|Voetbalbond Indonesia Jacatra]] (VIJ) sebagai akibat dari diskriminasi yang dilakukan [[NIVB]]. Sebelumnya bahkan sudah dibentuk Persatuan Sepak Bola Djakarta ([[Persija|Persidja]]) pada [[1925]]. Pada [[19 April]] [[1930]], Persidja ikut membentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy, Jakpus.
* [[Liga 1 Putri]]
* [[Piala Pertiwi|Pertiwi Cup]]
* [[Soeratin Cup]]
* [[Elite Pro Academy]]
 
Selain itu, setiap asosiasi sepak bola tingkat regional (dan lebih rendah) di negara ini memiliki struktur kompetisi sepak bola amatir tahunan yang melibatkan klub-klub lokal..
Pada tahun [[1930-an]], di Indonesia berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu [[Nederlandsch Indische Voetbal Bond]] (NIVB) yang berganti nama menjadi [[Nederlandsch Indische Voetbal Unie]] (NIVU) pada tahun [[1936]] yang merupakan milik bangsa Belanda, [[Hwa Nan Voetbal Bond]] (HNVB) milik bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia. Pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta dan de Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada [[1933]], VIJ keluar sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3.
 
==Tim Nasional==
Pada [[1938]] Indonesia lolos ke [[Piala Dunia FIFA 1938|Piala Dunia]]. Pengiriman [[Tim nasional sepak bola Indonesia|kesebelasan Indonesia]] (Hindia Belanda) sempat mengalami hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepak bola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan [[April]] [[1930]]. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui [[FIFA]].
{{main|Tim nasional sepak bola Indonesia}}
 
Saat ini Indonesia mempunyai timnas sepak bola sebagai berikut:
Pada masa [[Jepang]], semua bond sepak bola dipaksa masuk ''Tai Iku Koi'' bentukan pemerintahan militer Jepang. Pada masa ini, Taiso, sejenis senam, menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan, olahraga permainan kembali semarak.
* [[Tim nasional sepak bola Indonesia]]
 
* [[Tim nasional sepak bola U-23 Indonesia]]
Tahun [[1948]], pesta olahraga bernama PON (Pekan Olahraga Nasional) diadakan pertama kali di [[Solo]]. Di kala itu saja, sudah 12 cabang olahraga yang dipertandingkan.
* [[Tim nasional sepak bola U-20 Indonesia]]
 
* [[Tim nasional sepak bola U-17 Indonesia]]
Hingga 1950 masih terdapat pemain indo di beberapa klub Jakarta. Sebut saja Vander Vin di klub UMS; Van den Berg, Hercules, Niezen, dan Pesch dari klub BBSA. Pemain indo mulai luntur pada tahun 1960-an.<ref>{{cite news|url=http://nasional.kompas.com/read/2010/07/16/08315332/voetbal.di.batavia|title='Voetbal' di Batavia|publisher= Kompas.com|newspaper=Kompas|accessdate=25 Oktober 2015|date=16 Juli 2010}}</ref>
* [[Tim nasional sepak bola wanita Indonesia]]
 
* [[Tim nasional sepak bola wanita U-20 Indonesia]]
=== PSSI ===
* [[Tim nasional sepak bola wanita U-17 Indonesia]]
[[Berkas:Gedung Bola PSIM atau Monumen PSSI.jpg|thumb|[[Monumen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia|Monumen PSSI]] atau Gedung Bola PSIM di Yogyakarta.]]
* [[Tim nasional futsal Indonesia]]
PSSI dibentuk pada tanggal [[16 Februari]] [[2023]] di [[Yogyakarta]] dengan nama '''Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia'''. Sebagai organisasi [[olahraga]] yang lahir pada masa penjajahan [[Belanda]], kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisis lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal [[17 Agustus]] [[1945]], PSSI mungkin lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda [[Indonesia]] yang ikut bergabung.
* [[Tim nasional futsal U-20 Indonesia]]
 
* [[Tim nasional futsal putri Indonesia]]
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama [[Soeratin Sosrosoegondo]]. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di [[Heckelenburg]], [[Jerman]], pada tahun [[1927]] dan kembali ke [[Indonesia|tanah air]] pada tahun [[1928]]. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan [[Belanda]], ''Sizten en Lausada'', yang berkantor pusat di [[Yogyakarta]]. Di sana dia merupakan satu-satunya orang [[Indonesia]] yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi itu. Akan tetapi, "didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi", dia kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut.
* [[Tim nasional sepak bola pantai Indonesia]]
 
Setelah berhenti dari ''Sizten en Lausada'', Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang yang gemar bermain sepak bola, dia menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal [[28 Oktober]] [[1928]] ([[Sumpah Pemuda]]). Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang [[Belanda]].
 
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh [[sepak bola]] di [[Solo]], [[Yogyakarta]], dan [[Bandung]]. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan [[Polisi Belanda]] (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di [[hotel]] ''Binnenhof'' di Jalan Kramat 17, [[Jakarta]], Soeri, ketua VIJ (''Voetbalbond Indonesische Jakarta''), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di [[Bandung]], [[Yogyakarta]], dan [[Solo]] yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti [[Daslam Hadiwasito]], [[Amir Notopratomo]], A. Hamid, dan Soekarno (bukan [[Bung Karno]]). Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda [[Magelang]].
 
Kemudian pada tanggal [[19 April]] [[1930]], berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB - ''Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond'' (Gatot), PSM - ''Persatuan sepak bola Mataram'' [[Yogyakarta]] (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB - ''Vortenlandsche Voetbal Bond'' [[Solo]] (Soekarno), MVB - ''Madioensche Voetbal Bond'' [[Madiun]] (Kartodarmoedjo), IVBM - ''Indonesische Voetbal Bond Magelang'' (E.A. Mangindaan), dan SIVB - ''Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond''[[Surabaya]](Pamoedji). Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari '''P'''ersatoean '''S'''epak Raga '''S'''eloeroeh '''I'''ndonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di [[Solo]] pada tahun [[1930]] menjadi ''Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia'' sekaligus menetapkan [[Soeratin Sosrosoegondo|Ir. Soeratin]] sebagai ketua umumnya.
 
== Kontroversi ==
PSSI pada masa kepemimpinan [[Nurdin Halid]] memiliki beberapa hal yang dianggap [[kontroversi]], antara lain mudahnya Nurdin Halid memberikan ampunan atas pelanggaran, kukuhnya Nurdin Halid sebagai Ketua Umum meski dia dipenjara, isu tidak sedap yang beredar pada masa pemilihan Ketua Umum tahun 2010, dan reaksi penolakan atas diselenggarakannya [[Liga Primer Indonesia]].
 
=== Kasus Hukum Nurdin Halid ===
Baris 285 ⟶ 325:
{{main|Liga Primer Indonesia}}
Pada [[Oktober 2010]], [[Liga Primer Indonesia]] yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia dideklarasikan di [[Semarang]] oleh Konsorsium dan 17 perwakilan klub.<ref>{{Cite web
|url= http://www.republika.co.id/berita/sepak bola/liga-indonesia/10/10/24/142170-sebanyak-17-klub-ikuti-deklarasi-liga-primer-indonesia
|title= Sebanyak 17 Klub Ikuti Deklarasi Liga Primer Indonesia
|3= Republika Online
|work= republika.co.id
|accessdate= 2011-01-20
|archive-date= 2016-11-22
}}</ref> Kompetisi ini tidak direstui oleh PSSI dan dianggap ilegal.<ref name=pssi>{{cite news
|archive-url= https://web.archive.org/web/20161122071118/http://www.republika.co.id/berita/sepak
|dead-url= yes
}}</ref> Kompetisi ini tidak direstui oleh PSSI dan dianggap ilegal.<ref name=pssi>{{cite news
|url = http://www.pssi-football.com/id/view_news_111082.php?id=3069
|title = Kompetisi Di Luar Regulasi PSSI : Ilegal!
Baris 362 ⟶ 406:
 
=== Kisruh Indonesian Premier League ===
Setelah berganti kepengurusan Ketua umum PSSI dari Nurdin Halid ke Djohar Arifin Husin dimulai era kompetisi baru. Dalam pembentukan IPL, beberapa masalah yang terjadi karena aturan-aturan yang ditetapkan oleh PSSI. Pembentukan IPL mendapat tekanan dari 12 klub sepak bola atau kelompok 14 karena kompetisi berjumlah 24 klub dan 6 klub di antaranya langsung menjadi klub IPL. Namun, PSSI meyakinkan bahwa untuk memenuhi standar kompetisi profesional AFC, klasemen musim sebelumnya (musim [[2010]]/[[2011]]) dihapuskan. Sebagai gantinya, yang dilihat adalah poin tertinggi dalam verifikasi tentang profesionalisme klub Indonesia. Akan tetapi, dengan adanya IPL, Indonesia terhindar dari sanksi [[Konfederasi Sepak Bola Asia|AFC]].<ref name="bola.vivanews.com"/>
 
=== Konflik PSSI dengan Pemerintah, Pembekuan PSSI, dan Sanksi FIFA ===
Berawal dari ikut sertanya [[Arema FC|Arema Cronus]] dan [[Bhayangkara FC|Persebaya ISL]] dalam ajang [[Liga Super Indonesia 2015|QNB League]] yang telah dilarang ikut serta oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia, [[Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia]] memberikan surat peringatan kepada PSSI. Surat peringatan I diberikan pada [[8 April]] [[2015]] yang menyatakan bahwa PSSI telah mengabaikan rekomendasi BOPI atas larangan ikut sertanya Arema dan Persebaya.<ref name="sport.detik.com">{{Cite web|last=beritabolasaya|first=official|date=2020-07-25|title=UPT Stadion Maguwoharjo Jadi Stadion Untuk Beberapa Klub Sepakbola|url=https://beritabolasaya.com/upt-stadion-maguwoharjo-jadi-stadion-untuk-beberapa-klub-sepakbola/|website=Berita Bola Saya|language=en-US|access-date=2022-04-01}}</ref> Selain itu, Kemenpora meminta kedua klub untuk mengikuti rekomendasi BOPI. Selang seminggu kemudian, Kemenpora kembali mengeluarkan surat peringatan II karena PSSI serta Arema dan Persebaya tidak juga mematuhi perintah BOPI sebelumnya. Ketua Umum PSSI [[Djohar Arifin Husin]] menilai ini hanya kesalahpahaman antara PSSI dengan Kemenpora dan BOPI. Ia pun yakin masalah ini dapat selesai jika PSSI serta Kemenpora dan BOPI duduk bersama. Sebelumnya pada [[10 April]], [[FIFA]] mengirim surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga [[Imam Nahrawi]] agar pemerintah tidak mengintervensi PSSI. Apabila intervensi berlanjut, maka FIFA akan memberikan sanksi kepada PSSI.<ref name="bola.kompas.com">http://bola.kompas.com/read/2015/04/11/17560288/Surat.Teguran.FIFA.kepada.Menpora.</ref> Pada [[16 April]], Kemenpora kembali mengirimkan surat peringatan III kepada PSSI. Kemenpora menilai PSSI mengabaikan surat peringatan I dan II sebelumnya. PSSI juga kembali diminta patuh kepada rekomendasi BOPI sebelumnya. Akhirnya, pada [[17 April]] [[2015]], [[Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia|Menpora]] [[Imam Nahrawi]] membekukan PSSI. Menpora juga tidak mengakui penyelenggaraan Kongres Luar Biasa PSSI yang tengah berlangsung di [[Kota Surabaya]], yang berakhir dengan terpilihnya [[La Nyalla Mattalitti|La Nyalla Mahmud Mattalitti]] sebagai ketua umum periode 2015-2019. Dalam keputusan menteri tersebut, Menpora menerangkan pemerintah akan membentuk Tim Transisi yang mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai dengan terbentuknya kepengurusaan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA. Sedangkan soal Timnas Indonesia untuk SEA Games dan penyelenggaraan QNB League akan diambil alih oleh [[KONI]] dan [[Komite Olimpiade Indonesia|KOI]].<ref>http://bola.kompas.com/read/2015/04/18/16091208/Ini.Isi.Lengkap.Surat.Pembekuan.PSSI</ref> Tim Transisi tersebut adalah [[FX Hadi Rudyatmo]], [[Lodewijk Freidrich Paulus]], [[Ridwan Kamil]], [[Eddy Rumpoko]], [[Ricky Yakobi]], [[Bibit Samad Riyanto]], [[Darmin Nasution]], [[Cheppy Wartono|Cheppy T. Wartono]], [[Tommy Kurniawan]], [[Iwan Lukminto]], [[Francis Wanandi]], [[Saut H. Sirait]], [[Andrew Darwis]], [[Fakhri Husaini|Fahri Husaini]], [[Zuhairi Misrawi]], [[Diaz Faisal Malik Hendropriyono]], [[Velix Wanggai|Velix F. Wanggai]].<ref>[http://bola.kompas.com/read/2015/05/08/20420138/Inilah.Susunan.Tim.Transisi.PSSI Artikel:"Inilah Susunan Tim Transisi PSSI" di Kompas.com]</ref> Dari 17 nama tersebut, [[Velix Wanggai|Velix F. Wanggai]], [[Darmin Nasution]], [[Farid Husain]] dan [[Ridwan Kamil]] mengundurkan diri sebelum Tim bekerja.<ref>[http://bola.kompas.com/read/2015/05/11/18553808/3.Anggota.Tim.Transisi.Mundur.Ini.Reaksi.Kemenpora Artikel:"3 Anggota Tim Transisi Mundur, Ini Reaksi Kemenpora" di Kompas.com]</ref><ref>[http://bola.kompas.com/read/2015/05/13/09595498/Ridwan.Kamil.Mundur.dari.Tim.Transisi. Artikel:"Ridwan Kamil Mundur dari Tim Transisi!" di Kompas.com]</ref>
 
Pada [[25 Mei]] [[2015]], Pemerintah melalui Wakil Presiden Jusuf Kalla, menganjurkan untuk mencabut pembekuan PSSI pimpinan [[La Nyalla Mattalitti]]. Hal ini dilakukan setelah adanya pertemuan tertutup dengan Menteri Pemuda dan Olahraga, [[Imam Nahrawi]], Wakil Ketua Umum PSSI [[Hinca Panjaitan]], Ketua Komite Olimpiade Indonesia [[Rita Subowo]] dan mantan Ketua Umum PSSI [[Agum Gumelar]] di Istana Wapres.<ref>{{Cite web |url=http://www.jpnn.com/read/2015/05/25/305927/Resmi!-Pemerintah-Cabut-Pembekuan-PSSI |title=Artikel:"Resmi! Pemerintah Cabut Pembekuan PSSI" di jpnn.com |access-date=2015-05-25 |archive-date=2015-05-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150525120517/http://www.jpnn.com/read/2015/05/25/305927/Resmi!-Pemerintah-Cabut-Pembekuan-PSSI |dead-url=yes }}</ref> Alasan pencabutan ini dilakukan agar Indonesia terhindar dari sanksi FIFA.<ref>[http://bola.kompas.com/read/2015/05/25/12230748/Wapres.Minta.Surat.Pembekuan.PSSI.Dicabut Artikel:"Wapres Minta Surat Pembekuan PSSI Dicabut" di bola.kompas.com]</ref> Walaupun demikian, Presiden Joko Widodo menginginkan adanya pembenahan total terhadap persepak bolaan Indonesia sebagai jalan untuk memperbaiki prestasi sepak bola Indonesia dan tetap mendukung dan menyerahkan pembenahan tersebut kepada Kementrian Pemuda dan Olahraga.<ref>[https://beritaunp.ac.id/tak-persoalkan-pembekuan-pssi-jokowi-sepak-bola-harus-direformasi-total Sepak bola Indonesia kembali menjadi sorotan setelah pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai pembekuan PSSI]
=== Konflik PSSI dengan Pemerintah, Pembekuan PSSI dan Sanksi FIFA ===
Berawal dari ikut sertanya [[Arema FC|Arema Cronus]] dan [[Bhayangkara FC|Persebaya ISL]] dalam ajang [[Liga Super Indonesia 2015|QNB League]] yang telah dilarang ikut serta oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia, [[Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia]] memberikan surat peringatan kepada PSSI. Surat peringatan I diberikan pada [[8 April]] [[2015]] yang menyatakan bahwa PSSI telah mengabaikan rekomendasi BOPI atas larangan ikut sertanya Arema dan Persebaya.<ref name="sport.detik.com">{{Cite web|last=beritabolasaya|first=official|date=2020-07-25|title=UPT Stadion Maguwoharjo Jadi Stadion Untuk Beberapa Klub Sepakbola|url=https://beritabolasaya.com/upt-stadion-maguwoharjo-jadi-stadion-untuk-beberapa-klub-sepakbola/|website=Berita Bola Saya|language=en-US|access-date=2022-04-01}}</ref> Selain itu, Kemenpora meminta kedua klub untuk mengikuti rekomendasi BOPI. Selang seminggu kemudian, Kemenpora kembali mengeluarkan surat peringatan II karena PSSI serta Arema dan Persebaya tidak juga mematuhi perintah BOPI sebelumnya. Ketua Umum PSSI [[Djohar Arifin Husin]] menilai ini hanya kesalahpahaman antara PSSI dengan Kemenpora dan BOPI. Ia pun yakin masalah ini dapat selesai jika PSSI serta Kemenpora dan BOPI duduk bersama. Sebelumnya pada [[10 April]], [[FIFA]] mengirim surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga [[Imam Nahrawi]] agar pemerintah tidak mengintervensi PSSI. Apabila intervensi berlanjut, maka FIFA akan memberikan sanksi kepada PSSI.<ref name="bola.kompas.com">http://bola.kompas.com/read/2015/04/11/17560288/Surat.Teguran.FIFA.kepada.Menpora.</ref> Pada [[16 April]], Kemenpora kembali mengirimkan surat peringatan III kepada PSSI. Kemenpora menilai PSSI mengabaikan surat peringatan I dan II sebelumnya. PSSI juga kembali diminta patuh kepada rekomendasi BOPI sebelumnya. Akhirnya, pada [[17 April]] [[2015]], [[Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia|Menpora]] [[Imam Nahrawi]] membekukan PSSI. Menpora juga tidak mengakui penyelenggaraan Kongres Luar Biasa PSSI yang tengah berlangsung di [[Kota Surabaya]], yang berakhir dengan terpilihnya La Nyalla Mahmud Mattalitti sebagai ketua umum periode 2015-2019. Dalam keputusan menteri tersebut, Menpora menerangkan pemerintah akan membentuk Tim Transisi yang mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai dengan terbentuknya kepengurusaan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA. Sedangkan soal Timnas Indonesia untuk SEA Games dan penyelenggaraan QNB League akan diambil alih oleh [[KONI]] dan [[Komite Olimpiade Indonesia|KOI]].<ref>http://bola.kompas.com/read/2015/04/18/16091208/Ini.Isi.Lengkap.Surat.Pembekuan.PSSI</ref> Tim Transisi tersebut adalah [[FX Hadi Rudyatmo]], [[Lodewijk Freidrich Paulus]], [[Ridwan Kamil]], [[Eddy Rumpoko]], [[Ricky Yakobi]], [[Bibit Samad Riyanto]], [[Darmin Nasution]], [[Cheppy Wartono|Cheppy T. Wartono]], [[Tommy Kurniawan]], [[Iwan Lukminto]], [[Francis Wanandi]], [[Saut H. Sirait]], [[Andrew Darwis]], [[Fakhri Husaini|Fahri Husaini]], [[Zuhairi Misrawi]], [[Diaz Faisal Malik Hendropriyono]], [[Velix Wanggai|Velix F. Wanggai]].<ref>[http://bola.kompas.com/read/2015/05/08/20420138/Inilah.Susunan.Tim.Transisi.PSSI Artikel:"Inilah Susunan Tim Transisi PSSI" di Kompas.com]</ref> Dari 17 nama tersebut, [[Velix Wanggai|Velix F. Wanggai]], [[Darmin Nasution]], [[Farid Husain]] dan [[Ridwan Kamil]] mengundurkan diri sebelum Tim bekerja.<ref>[http://bola.kompas.com/read/2015/05/11/18553808/3.Anggota.Tim.Transisi.Mundur.Ini.Reaksi.Kemenpora Artikel:"3 Anggota Tim Transisi Mundur, Ini Reaksi Kemenpora" di Kompas.com]</ref><ref>[http://bola.kompas.com/read/2015/05/13/09595498/Ridwan.Kamil.Mundur.dari.Tim.Transisi. Artikel:"Ridwan Kamil Mundur dari Tim Transisi!" di Kompas.com]</ref>
 
Tak Persoalkan Pembekuan PSSI, Jokowi: Sepak Bola Harus Direformasi Total</ref>
Pada [[25 Mei]] [[2015]], Pemerintah melalui Wakil Presiden Jusuf Kalla, menganjurkan untuk mencabut pembekuan PSSI pimpinan [[La Nyalla Mattalitti]]. Hal ini dilakukan setelah adanya pertemuan tertutup dengan Menteri Pemuda dan Olahraga, [[Imam Nahrawi]], Wakil Ketua Umum PSSI [[Hinca Panjaitan]], Ketua Komite Olimpiade Indonesia [[Rita Subowo]] dan mantan Ketua Umum PSSI [[Agum Gumelar]] di Istana Wapres.<ref>{{Cite web |url=http://www.jpnn.com/read/2015/05/25/305927/Resmi!-Pemerintah-Cabut-Pembekuan-PSSI |title=Artikel:"Resmi! Pemerintah Cabut Pembekuan PSSI" di jpnn.com |access-date=2015-05-25 |archive-date=2015-05-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150525120517/http://www.jpnn.com/read/2015/05/25/305927/Resmi!-Pemerintah-Cabut-Pembekuan-PSSI |dead-url=yes }}</ref> Alasan pencabutan ini dilakukan agar Indonesia terhindar dari sanksi FIFA.<ref>[http://bola.kompas.com/read/2015/05/25/12230748/Wapres.Minta.Surat.Pembekuan.PSSI.Dicabut Artikel:"Wapres Minta Surat Pembekuan PSSI Dicabut" di bola.kompas.com]</ref> Walaupun demikian, Presiden Joko Widodo menginginkan adanya pembenahan total terhadap persepak bolaan Indonesia sebagai jalan untuk memperbaiki prestasi sepak bola Indonesia dan tetap mendukung dan menyerahkan pembenahan tersebut kepada Kementrian Pemuda dan Olahraga.<ref>http://sport.detik.com/sepak{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} bola/read/2015/05/30/172254/2929602/76/tak-persoalkan-pembekuan-pssi-jokowi-sepak bola-harus-direformasi-total</ref>
 
Pada [[30 Mei]] [[2015]], FIFA resmi menjatuhkan sanksi kepada PSSI dan berlaku hingga PSSI mampu memenuhi kewajiban pada pasal 13 dan 17 statuta FIFA. Akibat sanksi ini, timnas Indonesia dan semua klub di Indonesia dilarang berpartisipasi di pentas Internasional di bawah FIFA atau AFC, kecuali [[Sepak bola pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 2015|SEA Games di Singapura]] hingga turnamen berakhir.<ref>http://www.bola.net/indonesia/resmi-fifa-jatuhkan-sanksi-kepada-indonesia-0209ae.html</ref> Sanksi berupa pembekuan keanggotaan (suspensi) tersebut akhirnya dicabut hampir setahun kemudian, [[13 Mei]] 2016, dalam Kongres FIFA ke-66 di [[Kota Meksiko]].
Baris 373 ⟶ 419:
{{wikisource|Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 01307 Tahun 2015}}
 
===Kasus ''Match Fixing'' Yangyang Melibatkan Anggota Komite Eksekutif PSSI===
 
Kasus pengaturan skor (''Match Fixing'') di sepak bola Indonesia pernah menjerat sejumlah pengurus PSSI. Mereka diciduk Satgas Anti Mafia Bola karena terlibat praktik [[match fixing]].
 
Pengurus PSSI yang terciduk Satgas Anti Mafia Bola ini juga telah ditetapkan sebagai tersangka setelah diperiksa oleh pihak kepolisian.
Baris 385 ⟶ 431:
Johar Lin Eng, mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI juga pernah ditetapkan sebagai tersangka kasus pengaturan skor pada 2018.
 
Saat itu, Johar juga berstatus sebagai Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI [[Jawa Tengah]]. Namanya pertama kali muncul dalam acara Mata Najwa pada 19 Desember 2018. Saat itu, Johar Lin Eng disebut-sebut terlibat skandal pengaturan skor alias match-fixing pada pertandingan kompetisi [[Liga 3 (Indonesia)|Liga 3]]. Keterlibatannya diungkap oleh kesaksian Bupati [[Kabupaten Banjarnegara|Banjarnegara]], [[Budhi Sarwono]], serta manajer [[Persibara Banjarnegara]], [[Lasmi Indrayanti]], yang juga berstatus sebagai anak Budhi.
 
====2. Dwi Irianto====
Dwi Irianto atau yang akrab disapa Mbah Putih juga menjadi salah satu pengurus PSSI yang pernah ditangkap oleh Satgas Anti Mafia Bola. Mbah Putih merupakan anggota Asosiasi Provinsi (PSSI) DiY[[Daerah Istimewa Yogyakarta|DIY]] yang juga menjadi anggota Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Kasus pengaturan skor yang melibatkan Mbah Putih berawal ketika Lasmi Indaryani, manajer Persibara Banjarnegara, dalam program acara Mata Najwa pada 19 Desember 2018. Mbah Putih disebut terlibat dalam upaya memudahkan langkah Persibara di kompetisi Liga 3 2018. Saat itu, ia menerima sejumlah uang dari Lasmi Indaryani. Saat itu, Satgas Anti mafia Bola menemukan keterlibatan Mbah Putih sebagai penerima dana suap untuk mengatur skor pertandingan di [[Liga 2 (Indonesia) 2018|Liga 2]] dan [[Liga 3 (Indonesia) 2018|Liga 3]] musim 2018.
 
====3. Priyanto====
Baris 399 ⟶ 445:
Dalam sebuah persidangan, Priyanto sempat mengungkapkan fakta mengenai jumlah uang yang diberikan kepada wasit.
 
Dia menyebut, untuk Liga 3 Jawa Tengah, uang yang disetor kepada wasit sebesar Rp 10Rp10 juta, Rp 30Rp30 juta, hingga Rp 50Rp50 juta per pertandingan. Biasanya, besaran uang ini tergantung dari bobot pertandingan.
 
====4. Joko Driyono====
Baris 408 ⟶ 454:
Jokdri, sapaan akrabnya, ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana pencurian dengan pemberatan dan/atau memasuki dengan cara membongkar, merusak, atau menghancurkan barang bukti.
 
Lelaki asal [[Kabupaten Ngawi|Ngawi]] itu dituduh menjadi dalang perusakan sejumlah dokumen yang berkaitan dengan pengaturan skor sepak bola nasional.
 
====5. ML====
Pengurus PSSI lainnya yang juga pernah terjerat kasus pengaturan skor ialah ML (nama inisial), staf Direktur Penugasan Wasit PSSI.
 
ML diketahui bertugas menjadwalkan siapa wasit yang akan memimpin pertandingan, baik di [[Liga 1 (Indonesia)|Liga 1]], [[Liga 2 (Indonesia)|Liga 2]], ataupun [[Liga 3 (Indonesia)|Liga 3]].
 
Dari keterangan pihak kepolisian, ML diduga mengatur pemilihan wasit yang bisa diajak bekerja sama untuk memenangkan tim tertentu.
Baris 432 ⟶ 478:
* {{en}} {{AsFIFA|idn|Indonesia}}
 
{{Sepak Bola di Indonesia}}{{Organisasi olahraga Indonesia}}{{AnggotaAFC}}
{{AnggotaAFC}}
 
[[Kategori:Organisasi olahraga Indonesia]]