Pendidikan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Melindungi "Pendidikan": Vandalisme berulang-ulang ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (kedaluwarsa 27 Juli 2023 09.14 (UTC)) [Pindahkan=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (kedaluwarsa 27 Juli 2023 09.14 (UTC)))
Templat kutipan - menambahkan parameter (doi: 10.2139/ssrn.244582)
 
(35 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Ilmu}}
[[Berkas:Hk protest against implementation of national education 6.jpg|jmpl|Indoktrinasi di dalam kelas, penggabungan konten politik dalam materi pembelajaran atau guru yang menyalahgunakan perannya untuk mengindoktrinasi siswa bertentangan dengan tujuan pendidikan yang mencari kebebasan berpikir dan berpikir kritis.]]
'''Pendidikan''' atau '''edukasi''' adalah usaha dasar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, ilmu hidup, pengetahuan umum serta keterampilan yang diperlukan dirinya untuk masyarakat berlandaskan Undang-Undang<ref>https://pgsd.upy.ac.id/index.php/8-artikel-pendidikan/11-pengertian-pendidikan</ref>. Pembelajaran [[pengetahuan]], [[keterampilan]], dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui [[pengajaran]], pelatihan, atau [[penelitian]]. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan kedua orang tua kandung dan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.<ref name=":0">{{cite book
|last = Dewey
|first = John
|title = Democracy and Education
|url = https://archive.org/details/democracyeducati00dewe
|publisher = The Free Press
|date = 1916/1944
|pages = [https://archive.org/details/democracyeducati00dewe/page/1 1]–4
|pages = 1–4
|isbn = 0-684-83631-9}}</ref> [[Etimologi]] kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ''ducare,'' berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan ''e'', berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan.<ref>{{Cite journal|last=Nasution|first=Hanifah Nur|last2=Nasution|first2=Sari Wahyuni Rozi|last3=Fauzi|first3=Rahmad|last4=Lubis|first4=Ilham Sahdi|date=2021-12-20|title=PELATIHAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI BORLAND DELPHI7 SMK NEGERI 1 ANGKOLA TIMUR|url=https://jurnal.unar.ac.id/index.php/jamunar/article/view/580|journal=Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA)|language=en|volume=3|issue=3|pages=144–147|issn=2715-0178|access-date=2023-01-30|archive-date=2023-01-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20230130054832/https://jurnal.unar.ac.id/index.php/jamunar/article/view/580|dead-url=no}}</ref> Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.<ref name=":0" />
 
Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat global, Pasal 13 Kovenan Internasional tentang hak ekonomi, sosial dan budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan.<ref name=ICESCR-art13.1>''ICESCR'', Article 13.1</ref> Meskipun pendidikan adalah wajib di sebagian besar tempat sampai usia tertentu, bentuk pendidikan dengan hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil orang tua memilih untuk pendidikan [[sekolah rumah]], [[pembelajaran elektronik]] [[statistik]] Laporan Data atau yang serupa untuk anak-anak mereka.<ref>{{Cite journal|last=Sanova|first=Reja; Marniati dkk|date=2019|title=SOSIALISASI PERSIAPAN PENDIDIKAN DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU DI ERA NEW NORMAL|url=http://www.jurnal.uui.ac.id/index.php/jpkmk/article/viewFile/860/433|journal=Jurnal Pengabdian Masyarakat (Kesehatan)|volume=1|issue=2|access-date=2023-01-30|archive-date=2022-06-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20220618195435/http://www.jurnal.uui.ac.id/index.php/jpkmk/article/viewFile/860/433|dead-url=no}}</ref>
 
== Filosofi pendidikan ==
Baris 40 ⟶ 41:
 
== Ekonomi ==
Telah dikemukakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi sangat penting bagi negara-negara untuk dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.<ref>{{Cite book|author=Eric A. Hanushek|title=Economic outcomes and school quality|url=http://books.google.com/books?id=na7rAAAACAAJ|accessdate=21 October 2011|year=2005|publisher=International Institute for Educational Planning|isbn=978-92-803-1279-9|archive-date=2023-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20230419160308/https://books.google.com/books?id=na7rAAAACAAJ&hl=en|dead-url=no}}</ref> Analisis empiris cenderung mendukung prediksi teoretis bahwa negara-negara miskin harus tumbuh lebih cepat dari negara-negara kaya karena mereka dapat mengadopsi teknologi yang sudah dicoba dan diuji oleh negara-negara kaya. Namun, transfer teknologi memerlukan manajer berpengetahuan dan insinyur yang mampu mengoperasikan mesin-mesin baru atau praktik produksi yang dipinjam dari pemimpin dalam rangka untuk menutup kesenjangan melalui peniruan. Oleh karena itu, kemampuan suatu negara untuk belajar dari pemimpin adalah fungsi dari efek "human capital". Studi terbaru dari faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi agregat telah menekankan pentingnya lembaga ekonomi fundamental<ref>{{Cite journal|author=Daron Acemoglu, Simon Johnson, and James A. Robinson|title=The Colonial Origins of Comparative Development: An Empirical Investigation|url=http://economics.mit.edu/files/4123|jstor=2677930|doi=10.2139/ssrn.244582|journal=American Economic Review|volume=91|issue=5|year=2001|pages=1369–1401|access-date=2014-01-23|archive-date=2012-05-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20120514114751/http://economics.mit.edu/files/4123|dead-url=yes |issn = 1556-5068}}</ref> dan peran keterampilan kognitif.<ref>{{Cite journal|author=Eric A. Hanushek and Ludger Woessmann|title=The role of cognitive skills in economic development|url=http://edpro.stanford.edu/Hanushek/admin/pages/files/uploads/Hanushek_Woessmann_2008_JEL_46.pdf|doi=10.1257/jel.46.3.607|journal=Journal of Economic Literature|volume=46|issue=3|year=2008|pages=607–608|access-date=2014-01-23|archive-date=2011-01-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20110105125552/http://edpro.stanford.edu/hanushek/admin/pages/files/uploads/Hanushek_Woessmann_2008_JEL_46.pdf|dead-url=yes}}</ref>
 
Pada tingkat individu, ada banyak literatur, umumnya terkait dengan karya Jacob Mincer,<ref>{{Cite journal|author=Jacob Mincer|title=The distribution of labor incomes: a survey with special reference to the human capital approach|jstor=2720384|journal=Journal of Economic Literature|volume= 8|issue=1|year=1970|pages=1–26}}</ref> tentang bagaimana laba berkaitan dengan pendidikan dan modal manusia lainnya. Karya ini telah memotivasi sejumlah besar studi, tetapi juga kontroversial. Kontroversi utama berkisar bagaimana menafsirkan dampak sekolah.<ref>David Card, "Causal effect of education on earnings," in ''Handbook of labor economics'', Orley Ashenfelter and David Card (Eds). Amsterdam: North-Holland, 1999: pp. 1801–1863</ref><ref>James J. Heckman, Lance J. Lochner, and Petra E. Todd., "Earnings functions, rates of return and treatment effects: The Mincer equation and beyond," in ''Handbook of the Economics of Education'', Eric A. Hanushek and Finis Welch (Eds). Amsterdam: North Holland, 2006: pp. 307–458.</ref> Beberapa siswa yang telah menunjukkan potensi yang tinggi untuk belajar, dengan menguji dengan ''intelligence quotient (IQ)'' yang tinggi, mungkin tidak mencapai potensi penuh akademis mereka, karena kesulitan keuangan.{{cn|reason-actually some students at the low end get better treatment than those in the middle with grants, etc. needs RS|date=December 2013}}