Sirajuddin Abbas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(9 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox orang}}
'''[[Kiai]] [[Haji]] Sirajuddin Abbas''' '''[[Datuk Bandaharo]]''' ({{lahirmati|Bangkaweh, [[Ladang Laweh, Banuhampu, Agam|Ladang Laweh]], [[Banuhampu, Agam|Banuhampu]], kabupaten [[Agam]], [[SumatraSumatera Barat]]|20|5|1905|[[Jakarta]]|5|8|1980}}) adalah seorang [[ulama]], [[politisi]] dan [[menteri]] [[Indonesia]].<ref name=republika>{{harvnb|Afriza|2013}}.</ref><ref name=republika.co.id>[http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/09/26/mtptbm-sirajuddin-abbas-ulama-dan-politikus-besar-dari-minang "Sirajuddin Abbas, Ulama dan Politikus Besar dari Minang"] ''[[Republika]]''. Diakses 31 Juli 2015.</ref>
 
Sirajuddin Abbas dikenal sebagai seorang ulama Syafi'iyah dan tokoh utama [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah|Perti]]. Ia juga pernah diserahi amanah sebagai Menteri Kesejahteraan Umum dalam [[Kabinet Ali Sastroamidjojo I]] dengan masa bakti dari tanggal 30 Juli 1953 sampai 12 Agustus 1955. <ref>{{Cite web|last=Ruslan|first=Heri|date=2013-09-26|title=Sirajuddin Abbas, Ulama dan Politikus Besar dari Minang|url=https://republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/13/09/26/mtptbm-sirajuddin-abbas-ulama-dan-politikus-besar-dari-minang|website=Republika Online|language=id|access-date=2023-01-15}}</ref> Ia menggantikan [[Sudibjo]] yang mengundurkan diri. <ref>{{Cite web|last=Setiawan|first=Muhammad|date=2022-11-30|title=Kedaulatan Irian Barat Tak Dibahas di Swiss, Menteri Sosial Sudibjo Pilih Mundur|url=https://www.merdeka.com/histori/kedaulatan-irian-barat-tak-dibahas-di-belanda-menteri-sosial-sudibjo-pilih-mundur.html|website=merdeka.com|language=en|access-date=2023-01-15}}</ref>
 
Sebagai seorang ulama, ia sangat gigih dalam mempertahankan [[mazhab]] Ahlussunnah wal Jamaah, khususnya [[mazhab Syafi'i]] dalam bidang [[Fikih|ilmu fikih]].
 
== Kehidupan ==
Sirajuddin Abbas adalah anak suluang dari Syekh Haji Abbas Qadli atau Syekh Abbas bin Abdi Wahab bin Abdul Hakim Ladang Lawas, dan Ramalat binti Jai Bengkawas.<ref>https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/ibda/article/view/35/13</ref> Ia memiliki tiga adik yaitu Saidah, Rasuna, dan [[Syamsiyah Abbas]].
 
=== Pendidikan awal ===
[[Berkas:Ulama Minangkabau Guru Ummat.jpg|jmpl|260x260px|Sirajuddin Abbas (berdiri nomor 2 dari kiri) bersama ulama-ulama dan tokoh Minangkabau]]
 
Sirajuddin Abbas, memulai [[pendidikan]] dari orangtuanya sendiri, dalam [[buku]] ia dituliskan bahwa di [[tahun]] 1910-1913 M ia memulai belajar membaca [[Al-Qur'an]] kepada ibunya, yang kemudian dilanjutkan belajar [[kitab]] ber[[bahasa arab]] dengan [[bapak]] ia, Syeikh Haji Abbas di Ladang Lawas, juga dituturkan bahwa di antara tahun itu, ia juga pernah [[belajar]] di [[pesantren]]-[[pesantren]] Syeikh Haji Husein Pakan Senayan, Tuanku Imran Limbukan Pajakumbuh, [[SumatraSumatera Barat]], namun tidak berlangsung lama.<ref name=sirajuddinp441>{{harvnb|Sirajuddin Abbas|2011|p=441}}.</ref>
 
Pada tahun 1920 M hingga 1923 M, ia belajar dalam pesantren Syeikh Haji Abdul malik, Gobah Ladang Lawas, Bukit Tinggi.<ref name=sirajuddinp441/>
Baris 29:
Setelah pulang dari menuntut ilmu di [[Mekkah]] pada tahun 1933, ia mengambil bermacam-macam ilmu kepada Guru Besar, Maulana [[Syeikh Sulaiman Ar-Rasuli]], Candung, Bukit Tinggi, dan mendapat ijazah dari ia,<ref name=sirajuddinp441/> kemudian ia pulang ke kampung halamannya di [[Minangkabau]] untuk meneruskan perjuangan ayahnya, mengajar di pesantren-pesantren yang ada di Minangkabau, walau kemudian ia lebih melebarkan sayapnya berkiprah di dunia yang lebih luas, yakni dunia pendidikan, keagamaan, juga dunia [[politik]].
 
Tiga tahun setelah kepulangannya dari Mekkah ia mulai dikenal sebagai muballigh muda yang potensial sehingga menarik minat para ulama-ulama Tarbiyah Indonesia, organisasi keagamaan yang ada di [[Bukittinggi]]. Tak lama kemudian, ia terpilih sebagai ketua umum [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah|Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI)]] ketika berlangsungnya kongres ketiga organisasi tersebutkonferensi di Bukittinggi pada tahun 1938. Ditangannya, PERTI kian berkembang dan mulai merambah ke dunia [[politik]].
 
==== Meninggal dunia ====
Ia menghembuskan napas terkahirnya di usia 75 tahun pada tanggal [[5 Agustus]] [[1980]] setelah beberapa hari dirawat di [[Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo|rumah sakit Cipto Mangunkusumo]] akibat serangan jantung yang ia derita. Saat pemakaman tampak perhatian warga Tarbiyah yang begitu besar. Jasadnya dimakamkan dipemakmandi pemakaman [[Tanah Kusir]] [[Jakarta Selatan]], yang dihadiri wakil presiden Republik Indonesia [[Adam Malik]]. Ia meninggalkan seorang istri dan dua anak; Sofyan (almarhum) dan Fuadi.
 
<!--Tahun 1940 Tarbiyah mulai mengajukan usul kepada pemerintah kolonial agar [[Indonesia]] mempunyai [[parlemen]]. Usul tersebut diajukan melalui komisi Visman yang dibuka pemerintah kolonial untuk menjaring suara-suara kalangan bawah.-->Selain sebagi ketua umum [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah|PERTI]] ia juga mendirikan [[organisasi]] [[politik]] "Liga MuslimMuslimin Indonesia"]] bersama dengan [[KH.Wahid Hasyim|K.H. Wahid Hasyim]].
[[File:Pendiri Liga Muslimin Indonesia.jpg|thumb|Sirajuddin Abbas dari PERTI, Wahid Hasyim dari NU dan Abikusno Tjokrosujoso dari PSII usai menandatangani Piagam Liga Muslimin Indonesia]]
<!--Sebagaimana telah di ketahui, Syeikh Abbas Ladang Lawas adalah pendiri Jam'iyah Perti (Perhimpunan Tarbiyah Islamiyah) 20 Mei 1930 bersam-sama Syeikh Sulaiman ar-Rasuli dan Syeikh Jamil Jaho (Trio Pendiri Perti).Sebagai putra pendiri organisasi Islam ini wajar sekali apabila Kiai Sirajuddin Abbas meneruskan perjuangan mereka, bahkan sempat tampil sebagai Ketua Umum Perti (1935). Jabatan ini di pertahankan terus sampai Perti menjadi sebuah partai politik (Partai Islam Perti) 1951. Ia pernah pula menjadi anggota parlemen mewakili Perti dan pernah menjabat Menteri Negara mewakili partainya. Jabatan ini dipegangnya hingga awal Orde Baru, ketika menjadi perpecahan dalam tubuh partai Perti, karena sebagian Pengurus Pusat Perti termasuk KH. Sirajuddin Abbas dianggap terlalu dekat dengan kelompok kiri.
 
Pikiran keagamaan Siradjuddin Abbas banyak diikuti orang, baik yang menyangkut segi-segi [[akidah]] maupun [[syariah]]. Buku-buku karya [[ulama]] ini bukan saja dibaca oleh kelompok kecil di kalangan masyarakat [[Minangkabau]] di mana ia dilahirkan, bukan pula hanya oleh warga Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) yang pernah dipimpinnya, tetapi juga tersebar luas di kalangan [[umat Islam]]. Bisa dikatakan, orang Islam [[Indonesia]], khususnya kelompok tradisional, menyatakan Siradjuddin Abbas sebagai pembela [[mazhab Syafi'i]] di Indonesia yang argumentatif dan menguasai bidangnya lewat buku-buku yang disusunnya. Kalangan tradisional di Indonesia, termasuk di dalamnya [[Nahdlatul Ulama]], mengakui kealiman ulama ini. Ini terbukti dari banyaknya warga NU yang membaca karya-karya Siradjuddin Abbas, terutama warga NU dari kalangan pelajar dan [[mahasiswa]].
Baris 117 ⟶ 119:
{{Kotak_mulai}}
{{s-islam}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Daftar Ketua Umum Persatuan Tarbiyah Islamiyah|Ketua DPPUmum PERTI]]|tahun=1938-19451950|pendahulu=[[Hasan Basri Maninjau]]|pengganti=[[Rusli Abdul Wahid]]}}
{{Kotak_selesai}}
 
{{DEFAULTSORT:Abbas, Sirajuddin}}
 
[[Kategori:Politikus Indonesia|Sirajuddin Abbas]]
[[Kategori:Ulama Indonesia|Sirajuddin Abbas]]
[[Kategori:Menteri Indonesia|Sirajuddin Abbas]]
[[Kategori:Ulama Minangkabau|Sirajuddin Abbas]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau|Sirajuddin Abbas]]
[[Kategori:Tokoh dari Agam|Sirajuddin Abbas]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]
[[Kategori:Ulama Indonesia|Sirajuddin Abbas]]
[[Kategori:Ulama Minangkabau|Sirajuddin Abbas]]
[[Kategori:Politikus Indonesia|Sirajuddin Abbas]]
[[Kategori:Menteri Indonesia|Sirajuddin Abbas]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1956–1959]]
[[Kategori:Anggota DPR-GR 1960–1965]]