Kadipatèn Mangkunagaran: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib) |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(49 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Country
| conventional_long_name = Kadipaten Mangkunegaran
| native_name
| p1
| s1
| year_start
| year_end
| date_start
| date_end
| date_post
| event_start
| event_end
| event_post
| flag_p1
| s2
| flag_s2
| flag_s1
| image_flag
| image_coat = Royal
|
| image_map
| image_map_caption = Wilayah Kadipaten Mangkunegaran sejak tahun [[1830]], yang ditampilkan dalam warna merah muda di sebelah tenggara.
| capital
|
|
| government_type = Monarki
| title_leader = [[Adipati]]
| leader1
| year_leader1 = 1757-1795
| leader2
| year_leader2 = 1853-1881
| leader3
| year_leader3 = 1916-1944
| leader4
| year_leader4 = 1944-1987
(1946 status diturunkan)
| leader5
| year_leader5 = 2022-Sekarang
| currency
| footnotes
| today
▲| official_website = {{url|www.puromangkunegaran.com}}
}}
Baris 46:
{{Infobox monarchy
|border=Duchy
|coatofarms=
|date=1757<ref name="sejarah singkat">{{cite web | url = https://puromangkunegaran.com/sejarah-singkat-puro-mangkunegaran/ | title = Sejarah Singkat Puro Mangkunegaran | accessdate = 11-12-2022 | publisher = [[Pura Mangkunagaran]] | date = Mei 2017 | lang = id}}</ref>
|first_monarch=[[Mangkunagara I|Adipati Mangkunegara I]]
Baris 54:
|residence=[[Pura Mangkunegaran|Pura Mangkunegaran Surakarta]]
|royal_title=[[Adipati]]
|other=
|heir_presumptive=
|incumbentsince=12 Maret 2022
|image=Mangkunegara X.jpg
|appointer=[[Hereditas]]
|coatofarmscaption=
}}
'''Kadipaten Mangkunegaran''' ({{lang-jv|ꦑꦢꦶꦥꦠꦺꦤ꧀ꦩꦁꦏꦸꦤꦒꦫꦤ꧀|Kadipatèn Mangkunagaran}}) atau disebut pula '''Praja Mangkunegaran''' adalah sebuah [[kadipaten|monarki kadipaten]] [[otonomi|otonom]] di [[Jawa|Pulau Jawa]] bagian tengah yang
== Pendirian dan wilayah ==
Satuan politik ini dibentuk berdasarkan [[Perjanjian Salatiga]] atau Perjanjian Kalicacing yang ditandatangani pada tanggal [[17 Maret]] [[1757]] di [[Salatiga]] sebagai solusi atas perlawanan yang dilakukan Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa terhadap
Berdasarkan Perjanjian Salatiga, Raden Mas Said diberi kedudukan sebagai
== Kekuasaan politik ==
Secara tradisional, para penguasanya disebut [[Mangkunegara]]. Raden Mas Said merupakan '''Adipati Mangkunegara I'''. Penguasa Mangkunegaran berkedudukan di [[Pura Mangkunegaran]], yang terletak di Kota [[Surakarta]]. Penguasa Pura Mangkunegaran, berdasarkan perjanjian pembentukannya, berhak menyandang gelar Pangeran Adipati (secara formal disebut ''
Setelah kemerdekaan [[Indonesia]], adipati yang bertakhta saat itu, [[Mangkunegara VIII]]
Para penguasa Praja Mangkunegaran tidak
Warna resmi bendera Mangkunagaran adalah
== Birokrasi dan pemerintahan ==
Baris 84:
=== Birokrasi ===
[[File:Pura Mangkunegaran.jpg|thumb|Pura Mangkunegaran]]
Mangkunegaran sebagai sebuah wilayah otonom di [[Hindia Belanda]] memiliki struktur birokrasi yang baik. Birokrasi Mangkunegaran mewarisi birokrasi pendahulunya, [[Kesultanan Mataram|Mataram Islam]]. Pada masa-masa awal Mangkunegaran, birokrasi ala Mataram masih kuat dalam kehidupan Mangkunegaran. Corak birokrasi mengalami perubahan pada akhir abad XIX hingga pada awal abad XX. Birokrasi Mangkunegaran mengadaptasi birokrasi Barat yang bersifat legal-rasional.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Wasino|first=|date=2012|title=Moderenisasi Pemerintahan Praja Mangkunagaran Surakarta|url=https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/1842|journal=Paramita: Historical Studies Journal|language=|volume=22|issue=1|pages=31-33|doi=10.15294/paramita.v22i1.1842|issn=2407-5825}}</ref>▼
[[Berkas:Legiunmangkunegaran.jpg|jmpl|250px|[[Legiun Mangkunegaran]], prajurit resmi Mangkunegaran.]]▼
▲Kadipaten Mangkunegaran sebagai sebuah wilayah otonom di [[Hindia Belanda]] memiliki struktur birokrasi yang baik. Birokrasi Mangkunegaran mewarisi birokrasi pendahulunya, [[Kesultanan Mataram|Mataram Islam]]. Pada masa-masa awal
Dalam tatanan birokrasi Mangkunegaran, ''Pengageng Pura'' (Pangeran Aria Adipati Mangkunegaran), merupakan jabatan tertinggi dan berkuasa penuh atas aparat-aparat di bawahnya. Awalnya pengangkatan ''Pengageng Pura'' atas kehendak Pemerintah Hindia Belanda dengan persetujuan Susuhunan Surakarta. Tetapi pada akhir abad XIX dan awal abad XX, pengangkatannya tidak harus mendapat persetujuan [[Pakubuwana|Susuhunan Surakarta]]. Dalam akta pengangkatan [[Mangkunegara VI]] dan [[Mangkunegara VII]] hanya dicantumkan bahwa penguasa diangkat oleh Belanda dan hanya tunduk kepada [[Wilhelmina dari Belanda|Ratu Belanda]] sehingga dalam pengambilan keputusan pemerintahan tidak boleh bertentangan dengan Pemerintah Hindia Belanda. Untuk urusan ini, ''Pengageng Pura'' harus mendapat persetujuan dari Residen Surakarta.<ref name=":0" />▼
▲Dalam tatanan birokrasi Mangkunegaran,
Di bawah ''Pengageng Pura'' adalah Patih Mangkunegaran. Awalnya jabatan ini adalah jabatan yang bersifat pribadi. Dalam perkembangannya, jabatan ini menjadi bersifat resmi dalam mengurus pemerintahan sejak [[Mangkunegara II]] dengan nama Bupati Patih dengan pangkat Tumenggung. Perubahan status ini tidak dapat diketahui secara pasti, kemungkinan berkaitan dengan keyakinan Mangkunegaran II bahwa dalam skala kecil Manguknegaran tetap merupakan sebuah kerajaan sehingga perlu ada jabatan Patih yang bersifat resmi.<ref name=":0" />▼
▲Di bawah
Aparat birokrasi di bawah Bupati Patih sejak berdirinya Mangkunegaran hingga abad XX telah mengalami beberapa kali perubahan. Mulai dari masa [[Mangkunegara I]] hingga [[Mangkunegara III]], di bawah Patih terdiri atas empat pejabat dengan nama Priyayi Punggawa. Mereka adalah dua orang Lurah dan dua orang Bekel. Masing-masing Priyayi Punggawa dibantu oleh 14 orang Jajar. Tugas dan kewajiban para Punggawa adalah menjalankan perintah yang berasal dari Mangkunegara seperti menerima pajak tanah, menerima kayu bakar, dan lain-lain.<ref name=":0" />▼
▲Aparat birokrasi di bawah Bupati Patih sejak berdirinya Kadipaten Mangkunegaran hingga abad XX telah mengalami beberapa kali perubahan. Mulai dari masa [[Mangkunegara I|KGPAA. Mangkunegara I]] hingga [[Mangkunegara III|KGPAA. Mangkunegara III]], di bawah Patih terdiri atas empat pejabat dengan nama Priyayi Punggawa. Mereka adalah dua orang Lurah dan dua orang Bekel. Masing-masing Priyayi Punggawa dibantu oleh 14 orang Jajar. Tugas dan kewajiban para Punggawa ini adalah menjalankan perintah yang berasal dari
=== Struktur pemerintahan ===
[[Berkas:Lokasi-Surakarta-Banjarsari.png|jmpl|250px|Lokasi kecamatan [[Banjarsari, Surakarta|Banjarsari]] di [[kota]] [[Surakarta]], yang merupakan wilayah ibu kota Kadipaten Mangkunegaran.]]
Pada awal pendiriannya, struktur pemerintahan masih sederhana, mengingat lahan yang dikuasai berstatus "tanah lungguh" ([[apanase]]) dari [[Kesunanan Surakarta|Kasunanan Surakarta]].
▲[[Berkas:Legiunmangkunegaran.jpg|jmpl|250px|[[Legiun Mangkunegaran]], prajurit resmi Mangkunegaran.]]
▲Pada awal pendiriannya, struktur pemerintahan masih sederhana, mengingat lahan yang dikuasai berstatus "tanah lungguh" ([[apanase]]) dari [[Kesunanan Surakarta]].<ref name=Soedar>Soedarmono, Warto, Susanto, Supariadi, W.W. Wardoyo, I. Febriary S. 2011. ''Tata Pemerintahan Mangkunegaran''. Penerbit Balai Pustaka dan Yayasan Suryasumirat. Jakarta. Hal. 42.</ref> Ada dua jabatan Pepatih Dalem, masing-masing bertanggung jawab untuk urusan istana dan pemerintahan wilayah. Selain itu, [[Mangkunagara I]] sebagai Adipati Anom membawahi sejumlah Tumenggung (komandan satuan prajurit).<ref>Soedarmono et al. 2011. ''Ibid.'' Hal. 129.</ref>
Pada masa pemerintahan [[Mangkunegara II]], situasi politik berubah. Status kepemilikan tanah beralih dari tanah lungguh menjadi tanah [[negara vasal|vasal]] yang bersifat diwariskan turun-temurun.
Semenjak pemerintah [[Mangkunegara III]], struktur pemerintahan menjadi tetap dan relatif lebih kompleks. Raja (Adipati Anom) semakin mandiri dalam hubungan dengan
Penyatuan administrasi bulan [[Agustus]] [[1873]] membuat pemerintahan otonom Kadipaten Mangkunegaran harus terintegrasi dengan pemerintahan residensial dari pemerintah [[Hindia Belanda|Belanda]]. Wilayah Kadipaten Mangkunegaran dibagi menjadi empat Kabupaten Anom (Kota Mangkunegaran, Karanganyar, Wonogiri, dan Baturetno) yang masing-masing membawahi desa/kampung.
==
{{Utama|Mangkunegara}}
Baris 117 ⟶ 118:
| reignend1 = 23 Desember 1795
| notes1 = Anak dari [[Putra Mahkota]] [[Pangeran Mangkunagara]] dan Cucu dari [[Amangkurat IV|Sunan Amangkurat IV]]
| image1 = Foto Simbolis KGPAA. Mangkunegara I (RM. Said).svg
| alt1 =
| name2 = '''[[Mangkunegara II|Adipati Mangkunegara II]]'''<br><small>Raden Mas Sulomo</small>
Baris 205 ⟶ 206:
* [[Pura Mangkunegaran|Pura Mangkunegaran Surakarta]]
* [[Daerah Istimewa Surakarta]]
* [[Kesunanan Surakarta|Kasunanan Surakarta]]
* [[Kesultanan Yogyakarta]]
* [[Kadipaten Paku Alaman|Kadipaten Pakualaman]]
Baris 213 ⟶ 214:
{{reflist}}
===
* {{cite book|author1=Soedarmono|author2=Warto|author3=Susanto|author4=Supariadi|first5=W.W.|last5=Wardoyo|author6=I. Febriary S.|year=2011|title=Tata Pemerintahan Mangkunegaran|publisher=[[Balai Pustaka]] dan Yayasan Suryasumirat|location=Jakarta|ref=harv}}
{{s-start}}
Baris 229 ⟶ 230:
{{DEFAULTSORT:Kadipaten Mangkunagaran}}
[[Kategori:Kadipaten Mangkunagaran| ]]
[[Kategori:Kota Surakarta]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Mangkunagaran]]
[[Kategori:Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1757]]
|