Opera Jakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(23 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
{{Infobox Film
|movie_name = Opera Jakarta
|image = Opera Jakarta.JPG
|size = 230px
|caption =
Baris 8:
|producer = Th A. Budi Susilo<br />J. Adisubrata
|writer = Sjuman Djaya<br />Titi Nginung
|starring = [[Ray Sahetapy]]<br />[[Zoraya Perucha]]<br />[[Dina Mariana]]<br />[[Deddy Mizwar]]<br />[[Soekarno M. Noor]]<br />[[Ida Kusumah]]<br />[[Nani Widjaja]]<br />[[Rano Karno]]<br />[[Minati Atmanegara]]<br />[[Pitrajaya Burnama]]<br />[[Joice Erna]]<br />[[Anwar Fuady]]<br />[[Ratna Riantiarno]]<br />[[Dewi Yull]]<br />[[Deddy Sutomo]]<br />[[Mathias Muchus]]<br />[[Cok Simbara]]<br />[[A. Nugraha]]<br />[[Adi Kurdi]]<br />[[Tino Karno]]<br />[[Arswendi Nasution]]
|music =
|cinematography =
|editing =
|distributor = Gramedia Film
|release_date = [[198521 Agustus]] [[1986]]
|runtime = 181 menit
|country = [[Indonesia]]
Baris 31:
* '''Penyuntingan Terbaik''' :[[Norman Benny]]
}}
'''Opera Jakarta''' adalah [[film Indonesia]] yang dirilis pada tahun [[19851986]] yang disutradarai oleh [[Sjuman Djaya]].
 
== Sinopsis ==
 
Klinem (Dewi Yull) pulang ke Bekonang, Solo untuk menyerahkan bayinya pada neneknya untuk diasuh. Oleh sang nenek bayi itu diberi nama Joko, dan dibesarkan tanpa tahu siapa ibunya. Setelah besar Joko sudah menunjukkan kegemarannya bertinju dan sering jadi pemimpin di antara kawan sebayanya. Beberapa tahun kemudian, di keluarga Yonosiswoyo yang otoriter, sedang kebingungan karena Rum (Zoraya Perucha), yang akan menikah sore harinya, pergi dari rumah tanpa ada yang tahu. Ayahnya, Widi Yonosiswoyo (Soekarno M. Noor) seorang pengusahainsinyur dan kelas kakap beranak enamtujuh pergitinggal ditemani dua istri tuanya selama ini iri pada kekayaan dua istri tua dan tujuh anak. Pamannya, Soni Yonosiswoyo (Deddy Mizwar) seorang jendral dan kelas kakap juga beristri dua pergi mencari ditemani istri tuanya dan adik Rum yang selama ini iri pada kekayaan istri tua dan adik Rum. Rum yang punya banyak pacar lebih memilih Yoko (Ray Sahetapy) alias Joko, petinju populer tetapi liar sikap hidupnya. Rum tertarik karena keliarannya itu, apalagi setelah tahu latar belakang Yoko yang gelap waktu kecil, yang menderita sampai akhirnya tertolong karena kepandaiannya bertinju. Ketika hidupnya mulai sukses, Yoko pulang kampung tetapi menjumpai neneknya sudah meninggal karena terseret arus sungai Bengawan Solo yang sedang banjir. Yoko pergi ke Jakarta, jadi tokoh populer dan lambang pembangkang dan antikemapanan bagi anak-anak muda. Karena posisinya ini maka aparat keamanan melibatkan diri. Sebagai anggota aparat keamanan, Soni tidak bisa memahami jiwa Yoko ini, meski istri tuanya telah mengingatkan bahwa Yoko persis seperti dirinya di waktu muda. Berbagai usaha telah dilakukan oleh banyak pihak untuk menjatuhkan Yoko. Yoko dituduh sebagai dalang kerusuhan sosial, dan terakhir dituduh sebagai pemerkosa. Ia berhasil membuktikan bahwa dirinya bersih.
 
Rum akhirnya pulang dan bersiap menghadapi upacara pernikahannya dengan Santoso (Mathias Muchus) yang dijodohkan orangtuanya, tetapi tidak dicintainya. Di tengah upacara, segerombolan pemuda datang mengacaukan upacara. Penganten disandera. Mereka minta Yoko didatangkan yang bertujuan untuk menghindarkan Yoko dari pertandingan malam harinya yang akan dijadikan ladang pembantaian untuk menghancurkan reputasi Yoko. Teror berhasil digagalkan oleh Soni, para teroris terbunuh. Pemimpinnya ternyata Himan (Rano Karno), adik kandung Rum. Peristiwa ini membuat Yoko nekat menghadapi petinju Korea yang dihadapinya secara habis-habisan. Yoko menang. Keesokan harinya Rum menemuinya dan menyatakan akan kawin dengan Demas (A.Anwar NugrahaFuady), rekan sekantornya yang diam-diam mencintainya.<ref>[http://jibis.pnri.go.id/sinema/filmografi-nasional/thn/2007/bln/11/tgl/29/id/1815 Opera Jakarta]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
==Penghargaan dan nominasi==
{| class="wikitable"
|+
!Tahun
!Penghargaan
!Kategori
!Penerima
!Hasil
|-
|rowspan="11" |1986
| rowspan="11" |[[Festival Film Indonesia 1986|Festival Film Indonesia]]
|[[Film Cerita Panjang Terbaik Festival Film Indonesia|Film Terbaik]]
|''Opera Jakarta''
|{{nom}}
|-
|[[Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia|Sutradara Terbaik]]
|[[Sjuman Djaya]]
|{{nom}}
|-
|[[Pemeran Utama Pria Terbaik Festival Film Indonesia|Pemeran Utama Pria Terbaik]]
|[[Ray Sahetapy]]
|{{nom}}
|-
|rowspan="2"|[[Pemeran Pendukung Pria Terbaik Festival Film Indonesia|Pemeran Pendukung Pria Terbaik]]
|[[Deddy Mizwar]]
|{{won}}
|-
|[[Soekarno M. Noer]]
|{{nom}}
|-
|[[Skenario Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Skenario Terbaik]]
|[[Sjuman Djaya]]
|{{nom}}
|-
|[[Pengarah Sinematografi Terbaik Festival Film Indonesia|Pengarah Sinematografi Terbaik]]
|Soetomo Gandasoebrata
|{{nom}}
|-
|[[Penyunting Gambar Terbaik Festival Film Indonesia|Penyunting Gambar Terbaik]]
|rowspan="2"|Norman Benny
|{{won}}
|-
|[[Penata Suara Terbaik Festival Film Indonesia|Penata Suara Terbaik]]
|{{nom}}
|-
|[[Pengarah Artistik Terbaik Festival Film Indonesia|Penata Artistik Terbaik]]
|Djufri Tannisan
|{{nom}}
|-
|[[Penata Musik Terbaik Festival Film Indonesia|Penata Musik Terbaik]]
|Marusya Nainggolan
|{{nom}}
|-
|}
 
== Referensi ==