Serabi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
DARMAS BS 9 (bicara | kontrib)
k Menambah Foto
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Wie146 (bicara | kontrib)
chg n +refs
 
(11 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{redirects here|Surabi|dewi sapi dalam Hindu yang disebut Surabi|Kamadenu}}
[[Berkas:Pedagang Kue Serabi Khastelur Kebumen Di Karangsari Kebumen Jatengayam.jpg|al=Pedagang Kue Serabi Di Karangsari Kebumen Jateng Indonesiab|jmpl|Menambah270x270px|Memasak Fotoserabi.]]{{Multiple issues|
{{Original research|date=Juli 2021}}
{{More citations needed|date=Desember 2022}}
}}
{{Infobox prepared food
| name = Serabi
Baris 20 ⟶ 18:
| other =
}}
'''Serabi''' ([[Sanskerta]]: wangi, harum) adalah jajanan tradisional yang berasal dari [[Indonesia]] yang diperkirakan sudah dikenal sejak zaman [[Kerajaan Mataram]]. Panganan ini beberapa kali disebut dalam [[Serat Centhini]], yang ditulis para pujangga keraton [[Surakarta]] selama [[1814]]-[[1823]] atas perintah [[Pakubuwana V]], sebagai sesaji dalam prosesi ijab atau pernikahan, ruwahan, dan terutama kudapan. Pada tembang (pupuh) ke-157 bait 18, <ref>{{aut|Ranggasutrasna, R.Ng.}} ''dkk.'' (1814). ''Serat Suluk Tambangraras'' (Serat Centhini) [https://archive.org/details/seratcenthini/centhini02/page/n367/mode/2up Jil. '''II''': 368 (157:18)]</ref> diceritakan bahwa serabi merupakan salah satu dari sekian banyak jenis jajanan yang dijajakan di halaman rumah pada saat pertunjukan [[wayang kulit]] di malam hari. Disebutkan pula, bahwa sembilan macam serabi juga merupakan bagian dari aneka penganan yang perlu disiapkan sebagai ''[[sajen]]'' dalam pertunjukan wayang dan ruwatan (Pupuh 157:7-87–8).<ref>{{Cite webaut|last=Anggraini|first=Julia|date=2021-10Ranggasutrasna, R.Ng.}} ''dkk.'' (1814). ''op cit.'' [https://archive.org/details/seratcenthini/centhini02/page/n365/mode/2up 157:7-068]</ref><ref>{{aut|title=SERABISunjata,W.P., -Sumarno, Asal& UsulT. Mumfangati}}, Resep dan Cara(2014). Mudah Membuatnya|url=https[http://wwwkebudayaan.pinhomekemdikbud.go.id/blogbpnbyogyakarta/carawp-bikin-serabicontent/|website=Pinhome|language=en-US|access-date=2022-12-11}}uploads/sites/24/2015/01/Kuliner_Dalam_Serat_Centhini.pdf ''Kuliner Jawa dalam Serat Centhini'']. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Daerah Istimewa Yogyakarta. [Oktober 2014].</ref>{{rp|33-34, 90, 93}}
 
Pakar kuliner, [[Bondan Winarno]] mengatakan bahwa kemungkinan makanan ini mendapat pengaruh dari budaya kuliner India dan juga Belanda.<ref name=":0">{{Cite web|last=Liputan6.com|date=2021-02-26|title=Serabi Bandung dan Serabi Solo, di Mana Perbedaannya?|url=https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4492126/serabi-bandung-dan-serabi-solo-di-mana-perbedaannya|website=liputan6.com|language=id|access-date=2022-12-11}}</ref> Di [[Jawa Barat]], serabi dikenal dengan nama surabi atau sorabi. <!--Kata "surabi" berasal dari bahasa [[Bahasa Sunda|Sunda]] yang berarti "besar" dalam [[Bahasa Indonesia]]. --[pernyataan tanpa dasar] --> Serabi yang terkenal di Indonesia adalah serabi Bandungbandung dan serabi Solosolo.<ref name=":0" />
 
== Bahan dan karakteristik ==
Bahan dasar untuk membuat serabi adalah tepung beras, santan kelapa, dan garam. Variasi lainnya adalah serabi manis dengan gula, diberi aroma pandan atau vanila. Secara tradisional, di banyak tempat di [[pulau Jawa|Jawa]] dan [[Lampung]], serabi dimasak dengan menggunakan periuk tanah liat kecil dan dipanggang di atas tungku arang atau [[kayu api]]. Sedangkan serabi modern, seperti di Solo dimasak dengan menggunakan wajan kecil.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|title=Serabi Notosuman, Kue Warisan Leluhur|url=https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/serabi-notosuman/|website=Indonesia Kaya|access-date=2022-12-11}}</ref>
 
Kue ini memiliki tekstur yang empuk dan rasanya manis.<ref>{{Cite web|title=Perbedaan Serabi dan Surabi, Jajanan Pasar Serupa Tapi Tidak Sama|url=https://kumparan.com/kumparanfood/perbedaan-serabi-dan-surabi-jajanan-pasar-serupa-tapi-tidak-sama-1yrvPwkuktX|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2022-12-11}}</ref> Serabi biasanya dijajakan di pagi hari dan dimasak menggunakan tungku sehingga menghasilkan rasa yang khas. Kadang-kadang telur ayam yang telah dikocok ditambahkan ke atas adonan serabi yang sedang dimasak. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak penjual yang terus berinovasi dengan menambahkan berbagai ''topping'' seperti sosis, keju, maupun mayones yang tujuannya untuk mematahkan asumsi bahwa serabi adalah makanan yang terkesan rendahan. Tempat yang menyajikan serabi dengan berbagai variasi rasa tersebar di kota-kota besar seperti [[Jakarta]], [[Bandung]], dan [[Bogor]].
 
==Etimologi==
Serabi, srabi, atau surabi berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti "wangi" atau "harum".<ref>surabhi : S. harum; wangi. Sumber: Kawi - Indonesia, Wojowasito, 1977, #1019.</ref><ref>surabhi : (S) fragrant, odorous. Sumber: Kawi Lexicon, Wojowasito, 1980, #575.</ref><ref>surabi (surabi) : (S) kw. ak. wangi, arum. Sumber: Bausastra Jawa, Poerwadarminta, 1939, #75.</ref>
 
== Galeri ==
Baris 54 ⟶ 56:
 
[[Kategori:Kue Indonesia]]
[[Kategori:Hidangan Sunda]]
[[Kategori:Jajanan]]