La Ode Bulae: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andang Parsan (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Andang Parsan (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(5 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 7:
Dalam situasi yang pelik tersebutlah, maka Sarano Wuna mengambil keputusan cepat dengan mengangkat La Ode Bulae Putera Raja La Ode Saete sebagai Raja Muna Namun karena Raja La Ode Bulae masih sangat belia dan diangap belum cakap menjalankan pemerintahan, maka Sarano Wuna menunjuk La Aka ( Bonto balano / Menteri Utama) untuk menjalankan pemerintahan, sedangkan La Ode Bulae tetap sebagai kepala negara.
 
Lain dengan Belanda, momenMomen mangkatnya Raja La Ode Saete dan raja penggantinya yang masih sangat muda dimanfaatkan oleh Belanda untuk menguasai pemerintahan kerajaan Muna dengan memaklamatkan secara sepihak bahwa segala urusan pemerintahan Kerajaan Muna berada dalam kendali Pemerintahan Kolonial Belanda, tentu melalui sekutunya, Buton.
 
Raja La Ode Bulae yang masih begitu muda belum cukup mampu melawan maklumat tersebut, dan juga Bonto Balano La Aka y ang hanya seorang pelaksana raja, belum mampu memobilisasi rakyat untuk melakukan perlawanan, Belanda dengan leluasa menunjuk seorang Wali Raja dari Kesultanan Buton untuk menguasai Muna.
 
Setelah Dewasa, La Ode Bulae mejalankan pemerintahan melanjutkan kebijakan Ayahandanya, La Ode Saete, menyerukan untuk melakukan konfrontasi dengan Kolonial Belanda dan Sekutunya, Kesultanan Buton. La Ode Bulae menyerukan perang semesta terhadap Kolonial Belanda dan Buton sehingga terjadi berang besar antara Kerajaan Muna denganmelawan Belanda melaluidimana sekutunyaseperti biasa, Belanda menggunakan kakitangannya, yaitu Kesultanan Buton.
 
Dalam sebuah perang di tahun 1861, Belanda dan sekutunya, Buton, berhasil menangkap La ode Bulae dan membawanya ke persidangan pengadilan di Makassar. Dalam persidangan pengadilan tersebut, La Ode bulae dinyatakan bersalah dan diasingkan di Pulau Nusa Kambangan. Pengasingan ke Nusakambangan terjadi kemungkinan karena di tahun 1861 itu Belanda sedang membangun benteng yang kelak akan menjadi penjara. Pembangunan benteng tersebut menggunakan tenaga para tahanan dari berbagai daerah di Hindia Belanda<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-07-30|title=Sejarah Pulau Nusakambangan sebagai Tempat Bui, kemudianBerawal dipindahkandari keNapi Bangun Benteng Tahun 1861 Halaman Bengkuluall|url=https://regional.kompas.com/read/2022/07/30/105000178/sejarah-pulau-nusakambangan-sebagai-tempat-bui-berawal-dari-napi-bangun|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2024-01-27}}</ref>.
 
Setelah diasingkan ke Nusakambangan La Ode Bulae dibawa ke Bengkulu.
 
<references />
== Referensi ==
* [http://formuna.wordpress.com/buku/mengenal-sejarah-dan-peradaban-orang-muna-upaya-pelurusan-sejarah/bab-v-raja—raja-muna-dan-perjuangannya/ For-Wuna] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140513084758/http://formuna.wordpress.com/buku/mengenal-sejarah-dan-peradaban-orang-muna-upaya-pelurusan-sejarah/bab-v-raja%e2%80%94raja-muna-dan-perjuangannya/ |date=2014-05-13 }}