Halim Ambiya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Mengembalikan suntingan oleh TOUGH DORK FIST GANG (bicara) ke revisi terakhir oleh CommonsDelinker
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(33 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Multiple issues|
{{Infobox person
{{Copy edit|date=Maret 2024}}
{{Non-free|date=Maret 2024}}
{{Cleanup reorganize|date=Maret 2024}}
{{Fanpov|date=Maret 2024}}
{{COI|date=Maret 2024}}
{{Over-coverage|date=Maret 2024}}
{{Peacock|date=Maret 2024}}
{{Undisclosed paid|date=Maret 2024}}
{{Weasel|date=Maret 2024}}
}}
{{Tambah kutipan|date=Desember 2023}}{{Infobox person
|name = Halim Ambiya
|image = Potret Halim Ambiya (2021).jpg
|caption = Halim Ambiya di sela-sela pengajian Pondok Tasawuf Underground, 19 Desember 2020.<ref>[https://www.kompas.id/baca/sosok/2021/01/11/halim-ambiya-tasawuf-underground-untuk-anak-jalanan Halim Ambiya di sela-sela pengajian di Pondok Tasawuf Underground, 19 Desember 2020.]</ref>
|imagebirth_name = Abdul Halim Ambiya.jpg
|birth_date = {{birth date and age|1974|07|12}}
|birth_place = [[Indramayu]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
|nationality = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]
|education = Madrasah Ibtidaiyyah Tarbiyah wa Ta'lim, [[Bugis, Anjatan, Indramayu]]{{br}}Madrasah Tsanawiyah GUPPI, [[Bugis, Anjatan, Indramayu]]{{br}}Pondok Pesantren Modern Gading Kroya, [[Cilacap]]{{br}}SMA Muhammadiyah [[Haurgeulis, Indramayu]]
|alma_mater = [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta]]{{br}}[[ISTAC|International Institute of Islamic Thought and Civilization, Kuala Lumpur, Malaysia]]
|known_for = Pengasuh [[Tasawuf Underground|Pondok Tasawuf Underground]], Direktur Salima Publika
|parents = {{unbulleted list| Abdul Wahid | Muslihah}}
|spouse = Herlina Kamba
Baris 15 ⟶ 26:
}}
 
'''Abdul Halim Ambiya''' atau biasa dikenal '''Halim Ambiya''' (lahir di [[Kabupaten Indramayu|Indramayu]], [[Jawa Barat]], 12 Juli 1974) adalah pendakwah, pendiri dan pengasuh [[Tasawuf Underground|Pondok Tasawuf Underground]] di [[Indonesia]]. Melalui gerakan dakwah yang merangkul dan membina kaum marjinal dari kalangan [[punk]] dan jalanan ini, namanya mulai dikenal luas. Ustadz Halim Ambiya menjadikan [[Sufisme|ilmu tasawuf]] dan [[psikoterapi]] sebagai pendekatan untuk mendidik anak-anak punk dan jalanan di sekitar [[Jabodetabek]] agar terbebas dari bahaya [[narkoba]] dan [[psikotropika]]. Dia masuk ke kolong-kolong jembatan, stasiun, terminal, dan lokasi tempat mereka berhimpun untuk diajak mengaji dan meninggalkan sisi gelap jalanan.
 
Sebagai pengamal dan juru dakwah [[Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah|Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah (TQN)]] [[Pondok Pesantren Suryalaya]], Kyai Halim Ambiya mengaku menggunakan "Konsep Inabah" yang diajarkan Guru [[Mursyid]] [[Abah Anom|Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin (Abah Anom)]] dalam melakukan terapi rohani terhadap santrinya. Dia menggunakan metode [[Zikir|dzikir]], [[Salat|shalat]], dan [[hidroterapi]] untuk menyadarkan anak-anak binaannya dan melepas ketergantungan mereka pada narkoba dan psikotropika.
 
Halim Ambiya menamakan program dakwahnya dengan istilah '''Pengenalan Peta Jalan Pulang.'''<ref>{{Cite news|last=Pradana|first=Anindita|last2=Hajid|first2=Silvano|date=15 Mei 2020|title=Tasawuf Underground: Hijrah anak jalanan kala bertahan di tengah pandemi Covid-19|url=https://www.bbc.com/indonesia/media-52674243|work=BBC News Indonesia|type=Video|access-date=2 Agustus 2023}}</ref> Melalui program ini, santri binaannya tak hanya diajarkan pendidikan rohani melalui shalat, dzikir, pembacaan [[Al-Qur'an|Al-Quran]], dan kitab-kitab, tetapi juga dengan melakukan pemberdayaan ekonomi dan sosial. Anak-anak punk dan jalanan binaannya diberi pembekalan dan pelatihan, serta praktik [[kewirausahaan]]. Kini, [[Tasawuf Underground|Pondok Tasawuf Underground]] telah memiliki lini usaha kafe, laundry, sablon, bengkel motor, cucian mobil, penjualan buah-buahan, dan penjualan motor ''custom''.<ref>{{Cite news|last=Fikri|first=Luthfi Khairul|date=24 Maret 2022|title=Ustaz Halim Ambiya Ciptakan Lapangan Pekerjaan untuk Anak Jalanan|url=https://www.genpi.co/success-story/172891/ustaz-halim-ambiya-ciptakan-lapangan-pekerjaan-untuk-anak-jalanan?page=3|work=GenPI.co|access-date=29 Juli 2023|archive-date=2023-07-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20230729112801/https://www.genpi.co/success-story/172891/ustaz-halim-ambiya-ciptakan-lapangan-pekerjaan-untuk-anak-jalanan?page=3|dead-url=no}}</ref>
 
Tokoh agama yang inspiratif ini mengawali kariernya sebagai [[wartawan]] dan [[dosen]], bahkan dia pun dikenal dikenal sebagai [[penulis]] dan [[editor]] buku-buku keislaman. Di tengah kesibukannya berdakwah dan membina santri-santri punk, Halim Ambiya hingga sekarang masih menggeluti dunia penerbitan buku.
 
== Kehidupan Pribadi ==
 
Halim Ambiya, pendakwah yang mendedikasikan ilmu dan amalnya untuk merangkul, mendidik, dan mengajar anak-anak punk dan jalanan ini terlahir dari keluarga [[santri]]. Sejak belia, putra kedua pasangan Abdul Wahid dan Muslihah ini mendapat pendidikan agama langsung dari kakek dan paman-pamannya, K.H. Abdul Muin ZA, K.H. Zaenal Arifin Said, Kyai Hasan Basyari, dan Kyai Tarmidzi.
 
Selain mengikuti pendidikan Sekolah Dasar (SD) di pagi hari di Desa [[Bugis, Anjatan, Indramayu|Bugis, Kecamatan Anjatan, Indramayu]], Halim kecil juga menempuh pendidikan agama di lembaga yang didirikan oleh sang kakek (K.H. Abdul Muin)—sebuah lembaga yang dikenal dengan "Yayasan Dewi Sartika." Di sore hari, dia pun mengikuti pelajaran agama di [[Madrasah ibtidaiah|Madrasah Ibtidaiyah]] (MI) Tarbiyah wa Ta'lim yang didirikan keluarganya tersebut. Setelah menamatkan SD dan MI sekaligus, Halim melanjutkan [[Madrasah sanawiah|Madrasah Tsanawiyah]] (MTs) GUPPI Bugis pada yayasan serupa.
 
Saat ditanya mengenai keberaniannya untuk berdakwah di kalangan preman bertato, Halim menyebut bahwa keberaniannya sudah didapat dari kakek dan pamannya. "Dulu di zaman operasi [[Penembakan misterius|Petrus]], di sungai desa saya menjadi tempat pembuangan mayat para korban operasi itu, Hampir tiap minggu saya melihat mayat. Kebanyakan penjahat yang mati itu bertato. Maka, banyak preman bertato yang tidak ada sangkut pautnya dengan kejahatan berat merasa ketakutan. Nah, akhirnya ada saja preman bertato yang menjadi santri kakek saya. Jadi, saya sudah biasa bergaul dengan preman sejak kecil," aku Halim.<ref name=":2">Wawancara dengan Ustadz Halim Ambiya, tanggal 28 Juli 2023 di Pondok Tasawuf Underground.</ref>
 
Kecintaannya terhadap ilmu agama pun kian berlanjut. Halim Ambiya melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Gading, [[Kroya, Cilacap]] di bawah asuhan K.H. Amin Ma'mun Basya. [[Pesantren]] yang menggabungkan sistem pendidikan [[Pesantren Salaf|salaf]] (tradisional) dan [[Pesantren modern|khalaf]] (modern) ditempuh dari tahun 1989-1993. Halim tidak hanya mendapatkan pelajaran berbasis kurikulum ala Kulliatul Mua'limin Al-Islamiyah (KMI) Gontor, tetapi juga mendapat pengayaan pengajaran kitab-kitab thuras ala pesantren Nahdliyyin.
 
Di tahun 1994, Halim Ambiya mengikuti pendidikan formal di SMA Muhammadiyah, [[Haurgeulis, Indramayu]]. Bukan tanpa alasan dirinya menamatkan SMA di lembaga tersebut, sebab dirinya lahir di tengah keluarga aktivis [[Nahdlatul Ulama]]|Nahdlatul Ulama (NU)]] dan [[Muhammadiyah]]. Halim Ambiya sering memberi ceramah di masjid-masjid Muhammadiyah dan NU di [[Kabupaten Indramayu|Indramayu]]. "Jadi, nenek saya ketua Muslimat NU di desa, kakek pengurus NU, ada paman yang jadi Ketua Ranting Muhammadiyah, ada juga yang menjadi Kepala Sekolah Muhammadiyah, Kita asyik saja. Bisa dikatakan saya ini Muhammad NU," kata Halim.<ref name=":2" />
 
== Pendidikan ==
 
Pada tahun 1994, Halim Ambiya memulai kuliahnya di Fakultas Ushuluddin, Program Sarjana (S1) Aqidah dan Filsafat Islam, [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]]. Pengenalan pada ilmu [[Sufisme|tasawuf]] banyak ia dapatkan di bangku kuliah. Menurutnya, di masa itu [[kurikulum]] dan [[silabus]] di jurusannya banyak memuat mata kuliah terkait tasawuf. Hampir 50 persen dari beban SKS di jurusan Aqidah dan Filsafat Islam mengajarkan mata kuliah tasawuf, [[akhlak]], aliran-aliran pemikiran dalam Islam, [[tafsir]] dan [[hadis]] tentang tasawuf.
 
"Alhamdulillah saya bersyukur dapat menimba ilmu dari guru-guru mulia. Saya mendapatkan mata kuliah Ilmu Tasawuf 2 semester dari [[Said Aqil Siroj|Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A.]]. Kuliah tafsir dari [[Said Agil Husin Al Munawar|Prof. Dr. H. Said Agil Husin al-Munawar]], M.A., dan [[Ali Mustafa Yaqub|Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Ya'qub, M.A.]]. Ulumul-Quran dari [[Nasaruddin Umar|Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A.]]. Bahkan saya mendapat mata kuliah Tafsir Tasawuf dari K.H. Saifuddin Amsir. Begitu juga dengan mata kuliah Ilmu Tasawuf dan Filsafat Islam, alhamdulillah saya mendapat dari Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara, [[Komaruddin Hidayat|Prof. Dr. Komaruddin Hidayat]], dan Prof. Dr. H. Kautsar Azhari Noer," ungkapnya.<ref name=":3">Wawancara dengan Ustadz Halim Ambiya, tanggal 30 Juli 2023 di Pondok Tasawuf Underground.</ref>
 
Aktivis [[Himpunan Mahasiswa Islam|Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)]] [[Ciputat, Tangerang Selatan|Ciputat]] ini mendapat kesempatan menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin, [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]] di tahun 1997-1998, sebuah periode bersejarah bagi para aktivis ketika itu. Setelah meletus [[Reformasi Indonesia (1998–sekarang)|Reformasi '98]] dan sebelum menamatkan pendidikanyapendidikannya, Halim Ambiya sudah memulai kariernya di dunia [[Kewartawanan|jurnalistik]] sejak tahun 1998. Dia bergabung menjadi [[wartawan]] [[Jawa Pos Group]].
 
Kecintaannya pada ilmu tasawuf pun kian bertambah di akhir penyelesaian kuliahnya. Halim Ambiya merasa terpikat dengan kitab Risalah Alal-LaduniyahLaduniyyah karya [[Al-Ghazali|Imam al-Ghazali]] hingga memperdalam filsafat ilmu dalam Islam pada penelitian ilmiahnya. Skripsinya yang berjudul "Epistemologi Islam: Suatu Gagasan Naquib Al-Atas tentang Islamisasi Ilmu" akhirnya menjadi jalan bagi Halim Ambiya untuk mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah Program Pascasarjana (S2) di [[ISTAC|ISTAC (International Institute of Islamic Thought and Civilization)]], [[Kuala Lumpur]], [[Malaysia]]—sebuah institusi pendidikan tinggi yang didirikan oleh [[Syed Muhammad Naquib al-Attas]].
Halim Ambiya mengikuti program studi Sejarah dan Kebudayaan Islam di ISTAC selama 4 tahun. "Saya benar-benar seperti masuk pesantren lagi di ISTAC. Ini kampus internasional. Tradisi thuras di kampus ini luar biasa. Dan, perpustakaan ISTAC itu lengkap sekali. Bayangkan, manuskrip-manuskrip dari Perpustakaan Nasional Bosnia saja diboyong ke kampus ini. Di samping mendapat bimbingan langsung dari Prof. Alattas dan [[Wan Mohammad Nor Wan Daud|Prof. Dr. Wan Mohammad Nor Wan Daud]], kami banyak mendapat pengajaran profesor-profesor dari berbagai negara, seperti [[Turki]], [[Sudan]], [[Iran]], [[Belanda]], [[Jerman]], dan [[Amerika Serikat]]," tutur Halim.<ref name=":3" />
 
"Saya merasa banyak mendapat berkah ilmu di [[Kuala Lumpur]]. Karena itu, pengalaman saya di Kuala Lumpur ini saya abadikan dalam novel saya berjudul [https://www.wattpad.com/579752617-sor-baujan-part-1-mahkamah Sor Baujan] dan Novel Indon Menjerit," ujarnya lagi. Di ISTAC ini, Halim Ambiya merasa banyak belajar dan mengkaji tentang sejarah dan kebudayaan Islam di [[Nusantara]], hal ini tampak jelas dalam cerita novelnya. Dirinya memiliki minat yang besar terhadap manuskrip-manuskrip Melayu mengenai tasawuf dan [[Tarekat (Islam)|tarekat]] yang terdapat di [[Malaysia]], yang tidak didapatkan di [[Indonesia]].<ref name=":3" />
Halim Ambiya mengikuti program studi Sejarah dan Kebudayaan Islam di ISTAC selama 4 tahun. "Saya benar-benar seperti masuk pesantren lagi di ISTAC. Ini kampus internasional. Tradisi thuras di kampus ini luar biasa. Dan, perpustakaan ISTAC itu lengkap sekali. Bayangkan, manuskrip-manuskrip dari Perpustakaan Nasional Bosnia saja diboyong ke kampus ini. Di samping mendapat bimbingan langsung dari Prof. Alattas dan [[Wan Mohammad Nor Wan Daud|Prof. Dr. Wan Mohammad Nor Wan Daud]], kami banyak mendapat pengajaran profesor-profesor dari berbagai negara, seperti [[Turki]], [[Sudan]], [[Iran]], [[Belanda]], [[Jerman]], dan [[Amerika Serikat]]," tutur Halim.
 
"Saya merasa banyak mendapat berkah ilmu di [[Kuala Lumpur]]. Karena itu, pengalaman saya di [[Kuala Lumpur]] ini saya abadikan dalam novel saya berjudul [https://www.wattpad.com/579752617-sor-baujan-part-1-mahkamah Sor Baujan] dan Novel Indon Menjerit," ujarnya lagi. Di ISTAC ini, Halim Ambiya merasa banyak belajar dan mengkaji tentang sejarah dan kebudayaan Islam di [[Nusantara]], hal ini tampak jelas dalam cerita novelnya. Dirinya memiliki minat yang besar terhadap manuskrip-manuskrip Melayu mengenai tasawuf dan [[Tarekat (Islam)|tarekat]] yang terdapat di [[Malaysia]], yang tidak didapatkan di [[Indonesia]].
 
== Karier ==
Kecintaannya pada dunia penelitian dan penyuntingan buku-buku keislaman mulai berlanjut sepulang dari [[Malaysia]]. Halim Ambiya mulai terlibat dalam sejumlah penelitian, penerjemahan, dan penyuntingan buku-buku keislaman. Sejak 2007, dia bergabung sebagai ''freelance'' [[Redaktur|editor]] di Hikmah, Mizan Publika, Yudhistira, Rakyat Merdeka Books, Ufuk Publishing House, Penerbit Serambi, Republika Penerbit, dan Penerbit Buku Kompas.
 
Karya-karya penyuntingan buku-bukunya bertengger di rak-rak toko buku [[Gramedia (toko buku)|Gramedia]], Gunung Agung, dan toko buku utama lainnya. Lebih dari 80 judul buku pernah disunting melalui kepiawaiannya. Halim Ambiya tak hanya menyunting buku-buku keislaman, namun juga buku-buku sosial-politik, ekonomi islam, psikologi, dan sejarah. Beberapa karya penyuntingannya, antara lain, [https://perpustakaan.jakarta.go.id/book/detail?cn=INLIS000000000828875 Psikologi Beragama] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230729071712/https://perpustakaan.jakarta.go.id/book/detail?cn=INLIS000000000828875 |date=2023-07-29 }} ([[Komaruddin Hidayat]], Hikmah), [https://books.google.co.id/books?id=_b0Li32wPuMC&pg=PR6&lpg=PR6&dq=soraya+clues;+jejak-jejak+perjalanan+jiwa+halim+ambiya&source=bl&ots=xRRzLw1NBW&sig=ACfU3U0W1GvWYc9ZdUqZaWxb99GuzdhbQQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjuvK_SoLOAAxXF4TgGHVS9BJoQ6AF6BAgeEAM#v=onepage&q=soraya%20clues%3B%20jejak-jejak%20perjalanan%20jiwa%20halim%20ambiya&f=false Soraya Clues: Jejak-jejak Perjalanan Jiwa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230729071650/https://books.google.co.id/books?id=_b0Li32wPuMC&pg=PR6&lpg=PR6&dq=soraya%20clues%3B%20jejak-jejak%20perjalanan%20jiwa%20halim%20ambiya&source=bl&ots=xRRzLw1NBW&sig=ACfU3U0W1GvWYc9ZdUqZaWxb99GuzdhbQQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjuvK_SoLOAAxXF4TgGHVS9BJoQ6AF6BAgeEAM#v=onepage&q=soraya%20clues%3B%20jejak-jejak%20perjalanan%20jiwa%20halim%20ambiya&f=false |date=2023-07-29 }} ([[Soraya Haque]], Mizan Publika), [https://catalogue.nla.gov.au/Record/4201963 Opick, Oase Spiritual dalam Senandung] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230729091716/https://catalogue.nla.gov.au/Record/4201963 |date=2023-07-29 }} ([[Opick]], Mizan Publika), [https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=704291 Bangkit dari Terpuruk] (Masriyah Amva, Penerbit Buku Kompas), [https://books.google.co.id/books?id=rvtNzxe2EFoC&pg=PR4&lpg=PR4&dq=Indahnya+Doa+Rasulullah+halim+ambiya&source=bl&ots=4l7YDveFlk&sig=ACfU3U1u334klx8p8Fx2prhVEfNwGsiGxQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj5tYetobOAAxWzimMGHeeTAD8Q6AF6BAgfEAM#v=onepage&q=Indahnya%20Doa%20Rasulullah%20halim%20ambiya&f=false Indahnya Doa Rasulullah Bagiku] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230729071654/https://books.google.co.id/books?id=rvtNzxe2EFoC&pg=PR4&lpg=PR4&dq=Indahnya%20Doa%20Rasulullah%20halim%20ambiya&source=bl&ots=4l7YDveFlk&sig=ACfU3U1u334klx8p8Fx2prhVEfNwGsiGxQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj5tYetobOAAxWzimMGHeeTAD8Q6AF6BAgfEAM#v=onepage&q=Indahnya%20Doa%20Rasulullah%20halim%20ambiya&f=false |date=2023-07-29 }} (Masriyah Amva, Penerbit Buku Kompas), Siklus Rezeki dengan Silva Method (Lasmono Dyar, Ufuk Publishing House), [https://books.google.co.id/books?id=no4NAL4EH-sC&pg=PA5&hl=id&source=gbs_selected_pages&cad=2#v=onepage&q&f=false 40 Nasehat Langit] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230729091716/https://books.google.co.id/books?id=no4NAL4EH-sC&pg=PA5&hl=id&source=gbs_selected_pages&cad=2#v=onepage&q&f=false |date=2023-07-29 }} (Syekh Abdul Hamid al-Anquri, Serambi), dan lainnya. Berkat kepiawaiannya dalam penyuntingan buku, di tahun 2009-2010, Halim Ambiya dipercaya menjadi Redaktur Pelaksana di [[Rakyat Merdeka]] Magazine, sebuah majalah bulanan yang memuat biografi tokoh-tokoh nasional.
 
Halim Ambiya pun pernah mengabdikan dirinya untuk membantu mengajar di almamaternya. Namun, tidak di fakultas dimana dia kuliah dulu. Dia menjadi asisten Prof. Dr. Salam Harun, M.A. untuk mengajar mata kuliah tafsir di jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]] dari tahun 2007-2012.
Baris 57 ⟶ 68:
Halim Ambiya tumbuh menjadi konsultan dan kreator buku hingga kawan-kawan penerbitan buku menjuluki dirinya sebagai "''Ghost Writer"'' karena keahliannya dalam membuat konsep dan penyusunan buku. Dia terlibat dalam penyusunan buku-buku karya tokoh-tokoh nasional, anggota dewan, menteri dan pengambil kebijakan lainnya. Ketika ditanya, judul buku apa saja yang pernah disusunnya, Halim Ambiya menolak untuk menyebut. "Biarkan itu menjadi misteri. Namanya juga g''host writer''. Nggak ada nama saya disitu," jawabnya sambil tertawa.
 
Pada tahun 2012 akhir, Halim Ambiya mendirikan perusahaan penerbitan sendiri yang dia namakan '''Salima Publika''', sebuah lembaga yang menerbitkan buku-buku keislaman. Diantara buku yang diterbitkan oleh penerbit ini, antara lain, Dahsyatnya Doa (Muhammad Agus Syafii), Mukjizat Huruf-Huruf Al-Qur'an (Didik Suharyo), Sunan Gunung Djati (Dadan Wildan), Sirrul Asrar: Rasaning Rasa ([[Abdul Qadir al-Jailani|Syekh Abdul Qadir al-Jailani]], terjemahan K.H. Zezen Zaenal Abidin Bazul Asyhab), Tafsir Al-Jailani ([[Abdul Qadir al-Jailani|Syekh Abdul Qadir al-Jailani]]-terjemahan), Wisdom Traveler (Imam Arkananto), DISC: The Soul of Selling (Evilin Kumala Warangian), dan lainnya.
 
Hingga sekarang Halim Ambiya masih menjadi Direktur Salima Publika. Lembaga yang dipimpin ini tidak hanya berkutat pada dunia penerbitan dan percetakan buku, tetapi juga pada penelitian-penelitian ilmiah terkait sejarah kebudayaan Islam di [[Nusantara]], manuskrip-manuskrip Melayu, dan kebijakan publik. Apalagi di tengah kelesuan industri penerbitan buku di [[Indonesia]], Halim Ambiya aktif mengkampanyekan literasi digital melalui media sosial.
Karena kegelisahannya melihat fenomena budaya instan di kalangan [[milenial]] yang mengikis tradisi intelektual [[pesantren]], pada tanggal 8 Februari 2012, Halim Ambiya mendirikan apa yang dikenal sebagai [[Tasawuf Underground]]. Didampingi sahabatnya, Ade Irfan Abdurrahman, Halim Ambiya membuat ''fans page'' di [[Facebook]] dengan nama Tasawuf Underground. Sebuah nama yang dianggap asing ketika itu. Halim Ambiya merasa terpancing untuk terlibat dalam dakwah digital melalui penyebaran karya-karya klasik Islam di media sosial, khususnya tentang ilmu [[Sufisme|tasawuf]].
 
"Saya merasa sedih melihat media sosial yang mengumbar syahwat ilmu tanpa sumber rujukan yang jelas hingga menjadi salah kaprah. Tasawuf dianggap [[klenik]]. Bicara tasawuf tanpa rujukan. Karena itu, saya masuk mengenalkan wajah tasawuf yang ilmiah," tuturnya. Halim Ambiya mengunggah kalimat-kalimat hikmah tasawuf dari para tokoh [[sufi]] klasik dengan mencantumkan sumber rujukan kitab yang representatif,<ref>{{Cite news|last=Hakim|first=Annas Furqon|date=24 Maret 2019|title=Tasawuf Underground, Cara Lain Merangkul Anak Jalanan dan Punk|url=https://jakarta.tribunnews.com/2019/03/24/tasawuf-underground-cara-lain-merangkul-anak-jalanan-dan-punk|work=TribunJakarta.com|access-date=4 Agustus 2023|archive-date=2023-08-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20230804105018/https://jakarta.tribunnews.com/2019/03/24/tasawuf-underground-cara-lain-merangkul-anak-jalanan-dan-punk|dead-url=no}}</ref> seperti kalimat hikmah dari kitab-kitab [[Ihya Ulumuddin|Ihya Ulumudddin]], [[Minhajul Abidin]], Risalah al-Qusyairiyah, Al-Hikam, Sirrul Asrar, Fathu Rabbani, Matsnawi, Fihi Ma Fihi, Nashaihul 'Ibad, dan sebagainya.
Karena kegelisahannya melihat fenomena budaya instan di kalangan [[milenial]] yang mengikis tradisi intelektual pesantren, pada tanggal 8 Februari 2012, Halim Ambiya mendirikan apa yang dikenal sebagai [[Tasawuf Underground]]. Didampingi sahabatnya, Ade Irfan Abdurrahman, Halim Ambiya membuat ''fans page'' di [[Facebook]] dengan nama [[Tasawuf Underground]]. Sebuah nama yang dianggap asing ketika itu. Halim Ambiya merasa terpancing untuk terlibat dalam dakwah digital melalui penyebaran karya-karya klasik Islam di media sosial, khususnya tentang ilmu tasawuf.
 
Menurutnya, nama "[[Tasawuf Underground]]" adalah istilah yang pernah disampaikan oleh [[Abdul Aziz Dahlan|Prof. Dr. H. Abdul Aziz Dahlan]] (Guru Besar Ilmu Tasawuf [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]]) dalam sebuah sidang skripsi mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Halim mengungkapkan:<blockquote>''"Istilah Tasawuf Underground ini berasal dari Prof. Aziz Dahlan, untuk menyebut fenomena seorang tokoh yang berkiprah dalam dakwah tasawuf dengan cara sembunyi-sembunyi terhadap para preman di Tanjung Priok, Jakarta. Dia tidak dikenal di bumi, tapi dikenal di langit."'' </blockquote>"Alhamdulillah. Mereka bisa membaca kalimat hikmah dari sumber yang jelas. Bisa dibaca di mobil, di halte, di tempat kerja, di dapur, di kantor. Mereka secara ''underground'' belajar ilmu tasawuf secara sembunyi-sembunyi melalui [[Facebook]] dan [[Instagram]]," tuturnya.
"Saya merasa sedih melihat media sosial yang mengumbar syahwat ilmu tanpa sumber rujukan yang jelas hingga menjadi salah kaprah. Tasawuf dianggap [[klenik]]. Bicara tasawuf tanpa rujukan. Karena itu, saya masuk mengenalkan wajah tasawuf yang ilmiah," tuturnya. Halim Ambiya mengunggah kalimat-kalimat hikmah tasawuf dari para tokoh [[sufi]] klasik, dengan mencantumkan sumber rujukan kitab yang representatif, seperti kalimat hikmah dari kitab-kitab [[Ihya Ulumuddin|Ihya Ulumudddin]], [[Minhajul Abidin]], Risalah al-Qusyairiyah, Al-Hikam, Sirrul Asrar, Fathu Rabbani, Matsnawi, Fihi Ma Fihi, Nashaihul 'Ibad, dan sebagainya.
 
Halim Ambiya tak hanya merambah dakwahnya di media sosial. Para pecinta ilmu tasawuf melalui akun Facebook dan Instagram [[Tasawuf Underground]] pun kian bertambah. Di tahun 2016, ''fans page'' Tasawuf Underground diikuti lebih dari 300.000 ''followers'' dan di akun Instagram mencapai 60.000 lebih ''followers''. Bahkan, Halim Ambiya akhirnya dikenal sebagai ''influencer'' ketika membuat viral puluhan lagu-lagu shalawat melalui akun Facebooknya. Jutaan viewers Facebook, Instagram, dan [[YouTube]] meramaikan video [[Selawat|shalawat]] yang dikenalkannya. [[Nasyid|Group nasyid]] bernama "Aleehya" yang dikenalkan Halim Ambiya pun kian dikenal oleh stasiun televisi nasional.
Menurutnya, nama "[[Tasawuf Underground]]" adalah istilah yang pernah disampaikan oleh [[Abdul Aziz Dahlan|Prof. Dr. H. Abdul Aziz Dahlan]] (Guru Besar Ilmu Tasawuf [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]]) dalam sebuah sidang skripsi mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin, [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]]. Halim mengungkapkan:<blockquote>''"Istilah Tasawuf Underground ini berasal dari Prof. Aziz Dahlan, untuk menyebut fenomena seorang tokoh yang berkiprah dalam dakwah tasawuf dengan cara sembunyi-sembunyi terhadap para preman di Tanjung Priok, Jakarta. Dia tidak dikenal di bumi, tapi dikenal di langit."'' </blockquote>"Alhamdulillah. Mereka bisa membaca kalimat hikmah dari sumber yang jelas. Bisa dibaca di mobil, di halte, di tempat kerja, di dapur, di kantor. Mereka secara ''underground'' belajar ilmu tasawuf secara sembunyi-sembunyi melalui [[Facebook]] dan [[Instagram]]," tuturnya.
 
Pendakwah ini tak hanya menimba ilmu tasawuf secara akademik di [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]] dan [[ISTAC]], namun juga [[Baiat|berbaiat]] dan mengikuti [[Pondok Pesantren Suryalaya|Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya]]. Di tahun 2012, Halim Ambiya berbaiat melalui Wakil Talqin [https://www.laduni.id/post/read/80669/biografi-kh-zezen-zainal-abidin-bazul-asyhab K.H. Zezen Zaenal Abidin Bazul Asyhab]. Konon, pertemuannya dengan K.H. Zezen—Pangersa Uwak—demikian Halim biasa memanggil, merupakan peristiwa penting yang mengubah dirinya. "Kyai Zezen-lah yang membuat saya klepek-klepek kepada TQN. Beliau mampu menjelaskan makna-makna rumit dalam terminologi tasawuf dengan cara mudah. Beliau adalah seorang penyelam yang luar biasa,"<ref>{{Cite news|date=17 April 2021|via=YouTube|title=Podcast Tasawuf #93 - Dulu Anti Tarekat, Kini Lanjutkan Perjuangan Abah Anom|url=https://www.youtube.com/watch?v=7QyancwPCII|work=TQN News|type=Video|access-date=18 Agustus 2023}}</ref> tutur Halim.
Halim Ambiya tak hanya merambah dakwahnya di media sosial. Para pecinta ilmu tasawuf melalui akun [[Facebook]] dan [[Instagram]] [[Tasawuf Underground]] pun kian bertambah. Di tahun 2016, ''fans page'' [[Tasawuf Underground]] diikuti lebih dari 300.000 ''followers'' dan di akun [[Instagram]] mencapai 60.000 lebih ''followers''. Bahkan, Halim Ambiya akhirnya dikenal sebagai ''influencer'' ketika membuat viral puluhan lagu-lagu shalawat melalui akun Facebooknya. Jutaan viewers [[Facebook]], [[Instagram]], dan [[YouTube]] meramaikan video shalawat yang dikenalkannya. [[Nasyid|Grup nasyid]] bernama "Aleehya" yang dikenalkan Halim Ambiya pun kian dikenal oleh stasiun televisi nasional.
 
Berkat dukungan dan saran Sang Guru, Halim Ambiya diminta untuk fokus dan serius untuk berdakwah di media sosial, serta berkiprah di dunia pendidikan dan penelitian serta terlibat aktif dalam dakwah Suryalaya, yang terhimpun dalam [https://ldtqn.or.id/ Lembaga Dakwah Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyyah (LDTQN) Suryalaya]. Atas saran Pangersa Uwak Zezen dan K.H. Dr. Hamdani Muin, akhirnya Halim Ambiya pun bergabung dalam kepengurusan MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah) dan [[Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah|Jami'yyah Ahlith Thariqah Al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN)]].
Dari sini, Ustadz Halim Ambiya mulai membuat pengajian secara ''off air''. Dibantu sejumlah jemaah, dia membuka pengajian [[Tasawuf Underground]] di rumah dan kantor penerbitannya. Lalu, membuat pengajian yang disebutnya sebagai '''Sufi After Hours'''. Halim Ambiya membuka pengajian dari kafe ke kafe di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Beberapa tokoh yang menjadi narasumber pengajian tasawuf ini, antara lain, Prof. Dr. H. Kautsar Azhari Noer, Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara, Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.Ag., dan Dr. K.H. Ahmad Sodiq, M.A.. "Kalau di Barat, ''after hours'' itu diisi dengan ''nenggak'' minuman keras di bar. Tapi, saya buat di kafe, rumah, dan kantor agar bisa ''ngopi'', ngobrol perkara iman. Bahkan belajar ilmu tasawuf dari profesor ilmu tasawuf dan filsafat," jelas Halim.
 
Dari sini, Ustadz Halim Ambiya mulai membuat pengajian secara ''off air''. Dibantu sejumlah jemaah, dia membuka pengajian [[Tasawuf Underground]] di rumah dan kantor penerbitannya. Lalu, membuat pengajian yang disebutnya sebagai '''Sufi After Hours'''. Halim Ambiya membuka pengajian dari kafe ke kafe di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]].<ref>{{Cite news|last=Tohir|first=Jaisy Rahman|date=25 April 2021|title=Tasawuf Underground, Pesantren Anak Punk Menuju Kemapanan|url=https://jakarta.tribunnews.com/2021/04/25/tasawuf-underground-pesantren-anak-punk-menuju-kemapanan|work=TribunJakarta.com|access-date=2 Agustus 2023}}</ref> Beberapa tokoh yang menjadi narasumber pengajian [[tasawuf]] ini, antara lain, Prof. Dr. H. Kautsar Azhari Noer, Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara, Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.Ag., dan Dr. K.H. Ahmad Sodiq, M.A.. "Kalau di Barat, ''after hours'' itu diisi dengan ''nenggak'' minuman keras di bar. Tapi, saya buat di kafe, rumah, dan kantor agar bisa ''ngopi'', ngobrol perkara iman. Bahkan belajar ilmu tasawuf dari profesor ilmu tasawuf dan filsafat," jelas Halim.
Di tahun 2017, Halim Ambiya mulai merambah dakwahnya ke kalangan marjinal, yakni anak-anak punk dan jalanan. Dirinya terjun langsung ke beberapa titik kelompok kalangan jalanan, seperti di perempatan Gaplek ([[Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan|Pondok Cabe]]), [[Pondok Aren, Tangerang Selatan|Pondok Aren]], [[Tebet, Jakarta Selatan|Tebet]], [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]], [[Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat|Gondangdia]], [[Kota Tua Jakarta|Kota Tua]], [[Kebon Jeruk, Jakarta Barat|Kebon Jeruk]], [[Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur|Cipinang]], dan lainnya. Halim Ambiya mulai merangkul secara personal satu per satu anak punk dan jalanan untuk ikut dalam kegiatan pengajiannya di kantor atau rumahnya. Kedua tempat inilah yang kelak menjadi embrio pendirian [[Tasawuf Underground|Pondok Pesantren Tasawuf Underground]].
 
Di tahun 2017, Halim Ambiya mulai merambah dakwahnya ke kalangan marjinal, yakni anak-anak [[punk]] dan jalanan. Dirinya terjun langsung ke beberapa titik kelompok kalangan jalanan, seperti di perempatan Gaplek ([[Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan|Pondok Cabe]]), [[Pondok Aren, Tangerang Selatan|Pondok Aren]], [[Tebet, Jakarta Selatan|Tebet]], [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]], [[Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat|Gondangdia]], [[Kota Tua Jakarta|Kota Tua]], [[Kebon Jeruk, Jakarta Barat|Kebon Jeruk]], [[Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur|Cipinang]], dan lainnya.<ref>{{Cite news|last=Teo|first=Angie|date=3 Mei 2021|title=Preacher's boarding school gets youths off the street and into Islam|url=https://www.reuters.com/world/asia-pacific/preachers-boarding-school-gets-youths-off-street-into-islam-2021-05-03/|work=Reuters|access-date=2 Agustus 2023|archive-date=2023-08-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230802134608/https://www.reuters.com/world/asia-pacific/preachers-boarding-school-gets-youths-off-street-into-islam-2021-05-03/|dead-url=no}}</ref> Halim Ambiya mulai merangkul secara personal satu per satu anak punk dan jalanan untuk ikut dalam kegiatan pengajiannya di kantor atau rumahnya.<ref>{{Cite news|last=|first=Cahaya|last2=Roosaryatama|first2=M Gazza|date=14 Maret 2022|title=Tasawuf Underground, Tempat Hijrah Anak Punk|url=https://www.genpi.co/berita/170868/tasawuf-underground-tempat-hijrah-anak-punk|work=GenPI.co|access-date=4 Agustus 2023|archive-date=2023-08-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20230804105012/https://www.genpi.co/berita/170868/tasawuf-underground-tempat-hijrah-anak-punk|dead-url=no}}</ref> Kedua tempat inilah yang kelak menjadi embrio pendirian [[Tasawuf Underground|Pondok Pesantren Tasawuf Underground]].
Saat membuka pengajian di kolong jembatan bersama anak punk dan jalanan, di tahun 2019 inilah, Halim Ambiya dan Tasawuf Undergroud-nya menjadi viral di media sosial. Gerakan dakwahnya pun disambut banyak kalangan hingga meramaikan pemberitaan nasional dan internasional. Bahkan, setelah pendirian [[Tasawuf Underground|Pondok Tasawuf Underground]] di [[Ciputat, Tangerang Selatan|Ciputat]], memancing berbagai kalangan akademik dan media untuk meneliti kiprah dakwahnya. Tercatat sudah ada 35 skripsi, 2 tesis, dan 1 disertasi yang meneliti tentang kiprah Halim Ambiya dan [[Tasawuf Underground]]. Apalagi setelah Pengasuh [[Tasawuf Underground|Pondok Tasawuf Underground]] ini mendirikan lini usaha milik santri, seperti kafe, usaha laundry, bengkel motor, sablon kaos, cucian mobil, dan penjualan motor custom, Halim Ambiya mendapatkan panggung yang lebih besar untuk mengembangkan dakwah di kalangan anak punk dan jalanan.
 
Saat membuka pengajian di kolong jembatan bersama anak punk dan jalanan, di tahun 2019 inilah, Halim Ambiya dan Tasawuf Undergroud-nya menjadi viral di media sosial. Gerakan dakwahnya pun disambut banyak kalangan hingga meramaikan pemberitaan nasional dan internasional. Bahkan, setelah pendirian Pondok Tasawuf Underground di [[Ciputat, Tangerang Selatan|Ciputat]], memancing berbagai kalangan akademik dan media untuk meneliti kiprah dakwahnya. Tercatat sudah ada 35 skripsi, 2 tesis, dan 1 disertasi yang meneliti tentang kiprah Halim Ambiya dan Tasawuf Underground. Apalagi setelah Pengasuh Pondok Tasawuf Underground ini mendirikan lini usaha milik santri, seperti kafe, usaha laundry, bengkel motor, sablon kaos, cucian mobil, dan penjualan motor custom, Halim Ambiya mendapatkan panggung yang lebih besar untuk mengembangkan dakwah di kalangan anak punk dan jalanan.
 
=== '''Perjalanan Karier''' ===
Baris 81 ⟶ 95:
* ''Freelance'' Editor di Mizan, Penerbit Buku Kompas, [[Rakyat Merdeka]] Books, Serambi, Ufuk Publishing House dan [[Republika (surat kabar)|Republika]] (2007-2012)
* Direktur Salima Publika (2012-sekarang)
* Admin [[Tasawuf Underground]] (2012-sekarang)
* Pengasuh Pondok [[Tasawuf Underground|Pondok Tasawuf Underground]] (2018-sekarang)
 
== Tasawuf Underground ==
[[Berkas:Logo Tasawuf Underground.jpg|jmpl|Logo [[Tasawuf Underground]].<ref>{{Cite web|title=Tasawuf Underground|url=https://www.facebook.com/tasawufunderground|website=www.facebook.com|language=id|access-date=2023-07-29}}</ref> ]]
=== Komunitas Tasawuf Underground ===
[[Tasawuf Underground]] sebagai komunitas yang didirikan oleh Halim Ambiya pada tanggal 8 Februari 2012. Dibantu oleh sahabatnya, Ade Irfan Abdurahman, membuat akun ''fans page'' dengan akun pribadi Halim Ambiya di [[Facebook]] dengan nama “[[Tasawuf Underground]]”.
 
Menurut Halim Ambiya, tujuan pendirian [[Tasawuf Underground]] untuk menjawab kegelisahan intelektualnya yang melihat miskinnya tradisi ilmiah di media sosial seperti [[Facebook]] dan [[Instagram]]. Halim Ambiya melihat lemahnya pembelajaran ilmu tasawuf melalui media sosial. Halim merasa geram ketika melihat pembahasan tasawuf berkutat pada masalah [[klenik]] dan [[Mistisisme|mistis]].
 
Sejak itu, Halim Ambiya mulai mengunggah kutipan dan kajian hikmah tasawuf yang bersumber dari kitab-kitab rujukan ilmu tasawuf seperti, kitab Al-Hikam karya [[Ibnu Atha'illah as-Sakandari|Syekh Ibnu Atha'illah]]; kitab Sirrul-Asrar, Fathu Rabbani, Al-Ghunyah, Futuhul-Ghaib, Tafsir Al-Jailani karya [[Abdul Qadir al-Jailani|Syekh Abdul Qadir al-Jailani]]; kitab Ihya Ulumuddin, Minhajul Abidin, Bidayatul Hidayah, Al-Mawaizh fi Al-Ahadis Al-Qudsiyyah karya [[Al-Ghazali|Imam al-Ghazali]]; kitab Risalah Al-Qusyairiyah karya [[Al-Qusyairi|Imam Al-Qusyairi]]; kitab Matsnawi dan Fihi Ma Fihi karya [[Jalaluddin Rumi|Maulana Jalaluddin Rumi,]] dan kitab-kitab rujukan ilmu tasawuf lainnya. Tujuannya agar masyarakat di media sosial mendapatkan pelajaran ilmu tasawuf dari rujukan ilmu yang representatif.
 
Lebih dari 3.000 artikel dan kutipan mengenai tasawuf ditulis oleh Halim Ambiya dan diunggah melalui [[Facebook]] dan [[Instagram]] [[Tasawuf Underground]]. “Secara ''underground'', jemaah saya bisa membaca kalimat-kalimat hikmah dari tokoh dan ulama tasawuf yang otoritatif sekaligus sumber kitab rujukannya. Mereka bisa membaca materi tasawuf di bus, kantor, kamar atau kampus, secara sembunyi-sembunyi, secara ''underground'' melalui Facebook dan Instagram [[Tasawuf Underground]],” tuturnya.
 
Untuk mengembangkan dakwahnya, Halim Ambiya pun tak hanya menyelenggarakan pengajian ''online'', tetapi juga pengajian ''off air''. Dia membuat pengajian di rumah, kantor, dan dari kafe ke kafe dalam sebuah program yang disebutnya sebagai '''Sufi After Hours'''. Kebanyakan jemaahnya adalah mereka yang mengikuti [[Tasawuf Underground]] di [[Facebook]] atau [[Instagram]]. Halim Ambiya mengangkat diskusi tasawuf secara akademik dan uraian ilmiah. Hal ini merupakan langkah yang tidak biasa. Dia mengundang profesor-profesor yang mendalami ilmu tasawuf dan filsafat Islam dalam forum pengajian yang diselenggaran oleh [[Tasawuf Underground]] dalam ''Sufi After Hours''.
 
Beberapa tokoh yang menjadi narasumber pengajian ''Sufi After Hours'' ini, antara lain, Prof. Dr. H. Kautsar Azhari Noer, beliau dikenal luas sebagai guru besar ilmu tasawuf yang mendalami filsafat dan tasawuf [[Ibnu Arabi|Syekh Ibnu Arabi]]; Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara, beliau bicara seputar puisi-puisi [[Jalaluddin Rumi|Maulana Jalaluddin Rumi]], karena sang profesor adalah pakar dalam pemikiran [[Jalaluddin Rumi|Rumi]]; begitu juga Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.Ag., beliau adalah profesor ilmu tasawuf dan pengamal [[Tarekat (Islam)|tarekat]] yang diberi kepercayaan mengupas tentang terminologi-terminologi tasawuf kepada majelis ''underground''; serta Dr. K.H. Ahmad Sodiq, M.A., seorang guru tarekat sekaligus akademisi yang mengenyam tradisi [[pesantren]] yang kuat dan menjadi dosen pascasarjana. "Kalau di Barat, ''after hours'' itu diisi dengan ''nenggak'' minuman keras di bar. Tapi, saya buat di kafe, rumah, dan kantor agar bisa ''ngopi'', ngobrol perkara iman. Bahkan belajar ilmu tasawuf dari profesor ilmu tasawuf dan filsafat," jelas Halim.
 
Langkah dakwah Halim Ambiya di media sosial mendapat sambut besar. Akun ''fans page'' [[Facebook]] [[Tasawuf Underground]] mencapai 343K ''likes'' dan 462K ''followers''.<ref>{{Cite web|title=Tasawuf Underground|url=https://www.facebook.com/tasawufunderground|website=www.facebook.com|language=id|access-date=2023-07-29}}</ref> Sedangkan di akun [[Instagram]] mencapai 106K ''followers''.<ref>{{Cite web|title=Halim Ambiya (@tasawufunderground) • Foto dan video Instagram|url=https://www.instagram.com/tasawufunderground/|website=www.instagram.com|language=id|access-date=2023-07-29}}</ref> Halim Ambiya dengan [[Tasawuf Underground]]-nya berhasil viral dan menjadi perbincangan saat mengunggah video [https://web.facebook.com/tasawufunderground/videos/1550999718283290/ Shalawat Jaran Goyang], [https://web.facebook.com/tasawufunderground/videos/1578111578905437/ Shalawat Versi Despacito], [https://web.facebook.com/tasawufunderground/videos/1564546626928599/ Shalawat Versi Baby Shark], dan [https://web.facebook.com/tasawufunderground/videos/305129443580045/ Shalawat Versi Doraemon] yang dibuat oleh [[Nasyid|grup nasyid]] Aleehya, pimpinan Ari Zaenal.      
 
Di tahun 2013 sampai 2015, Halim Ambiya mengabdikan dirinya untuk ikut terlibat dalam pembinaan anak-anak yatim piatu dan dhuafa di Yayasan Irtiqo Kebajikan, Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan. Setiap Minggu mengajar Kitab Bulughul Maram kepada para santri. Di yayasan ini, Halim Ambiya belajar tentang pemberdayaan anak yatim, anak jalanan dan anak terlantar di sekitar Jakarta.
 
Pada 2016, Halim Ambiya mulai membuka kelas pengajian Tasawuf Underground di rumahnya dan mengajak keterlibatannya dalam aksi nyata sosial-kemanusiaan. Dia merangkul anak jalanan untuk dibina dan dilatih kewirausaan. Halim Ambiya membuka pelatihan pembuatan kertas dari kedebong pisang dan eceng gondok di pekarangan rumahnya di Bukit Cirendeu, Ciputat. Kertas daur ini kemudian digunakan untuk menjadi sampul Mushaf Al-Qur'an. Dibantu dengan beberapa relawan, kegiatan mengkaryakan puluhan anak jalanan hingga menjadikan rumahnya tempat berkumpul anak jalanan.
 
'''Merangkul Anak Punk dan Jalanan'''
 
Halim Ambiya melihat bahwa agama terlalu melangit bila hanya dipelajari di dunia maya, tidak ''down to earth.''<ref name=":0">{{Cite news|date=31 Mei 2019|via=YouTube|title=HALIM AMBIYA, PENDIRI TASAWUF UNDERGROUND {{!}} HITAM PUTIH (31/05/19) PART 2|url=https://www.youtube.com/watch?v=MzdY9FaNIO0|work=TRANS7 OFFICIAL|type=Video|access-date=29 Juli 2023}}</ref> Dari pemikiran itu, dia mencoba untuk melakukan pendekatan terhadap anak punk dan jalanan secara pribadi. Di akhir tahun 2016, Halim Ambiya mulai merangkul anak-anak punk dan jalanan di sekitar [[Jabodetabekpunjur|Jabodetabek]] dengan lebih intensif. Awalnya, Halim mendekati mereka di perempatan Gaplek, [[Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan|Pondok Cabe]], [[Kota Tangerang Selatan]] dengan cara berkawan. “Di awal kita ngopi bareng. Lambat laun mereka sendiri yang mau belajar ngaji dan shalat,” tuturnya.<ref>{{Cite news|last=Afdhal|first=Muhammad|date=12 Januari 2021|title=Halim Ambiya, Ustadnya Anak Jalanan|url=https://jatman.or.id/halim-ambiya-ustadnya-anak-jalanan/|work=JATMAN Online|access-date=28 Juli 2023}}</ref> Halim tidak mengenalkan dirinya sebagai ustadz atau kyai di hadapan anak-anak punk dan jalanan, melainkan hadir menjadi sahabat bagi anak-anak punk dan jalanan, datang sebagai guru bagi mereka, serta menjadi ayah ideologis bagi mereka.<ref name=":1">{{Cite news|date=9 April 2021|via=YouTube|title=Halim Ambiya Sempat Risih Dipanggil Ustadz, Apa Alasannya? {{!}} E-Talkshow tvOne|url=https://www.youtube.com/watch?v=vk-biMu_UqE|work=tvOneNews|type=Video|access-date=29 Juli 2023}}</ref> Halim Ambiya mengungkapkan:<blockquote>''"Rasulullah tidak memanggil Abu Bakar, Utsman, Umar, Ali sebagai 'tilmid' atau 'thalib', tapi memanggilnya sebagai 'shohib', sebagai sahabat. Jadi, konsep persahabatan adalah metodologi dakwah yang paling pas. Karenanya, perlu mendekati anak punk dan jalanan itu dengan sebuah konsep persahabatan."''<ref name=":1" /></blockquote>Melalui kegiatan nyata sosial, kemanusiaan dan keagamaan, Halim Ambiya ingin agar pengamalan ilmu tasawuf dapat dirasakan dampaknya bagi masyarakat luas. Salah satu model dakwah tasawuf yang dia lakukan adalah dengan pemberdayaan anak punk dan jalanan, baik secara agama, ekonomi, dan sosial. “Tasawuf bukan hanya ilmu langit, tapi juga ilmu bumi. Ilmu yang penerapannya vertikal dan horizontal, ''habblum minallah wa hablum minannas,”'' tuturnya lagi.
 
Halim Ambiya menjelaskan bahwa tujuannya merangkul anak punk dan jalanan sebagai anak binaan adalah karena masyarakat marjinal ini tak tersentuh oleh para juru dakwah pada umumnya. Ini adalah program yang sangat menantang bagi Halim Ambiya. “Sebab, ilmu tasawuf boleh dikatakan sebagai bagian dari psikologi dan psikoterapi dalam Islam, maka saatnya saya mempraktikkannya untuk merangkul anak punk dan jalanan. Sebagian besar dari mereka berlatar belakang keluarga ''broken home,'' terpapar narkoba, seks dan pergaulan bebas, kenakalan remaja, dan kriminalitas lainnya, maka menjadi ranah dakwah yang jarang disentuh. Dari situ, akhirnya ada upaya berbagi cerita, berbagi berkah, dan berbagi ilmu. Mereka sendiri yang ingin ikut bergabung dengan saya, ikut mengaji, dan belajar shalat,” lanjutnya.<ref>{{Cite news|last=Celesta|first=Nada|date=28 Agustus 2022|title=Kisah Ustaz 'Punk', Dirikan Pesantren untuk Punkers Jalanan|url=https://news.detik.com/berita/d-6258339/kisah-ustaz-punk-dirikan-pesantren-untuk-punkers-jalanan|work=detikNews|access-date=29 Juli 2023}}</ref>
 
Menurutnya, anak punk dan jalanan itu unik. Cara mereka berpakaian, ''style'' rambut, dan gaya hidup mereka pun berbeda dan sangat mencolok. Hobi musiknya pun berbeda, cara berpikir dan ideologi mereka yang anti kemapanan dan selalu melakukan pemberontakan terhadap keluarga dan masyarakat menjadikan mereka dicap negatif dari masyarakat luas. Stigma masyarakat seperti itu yang sedang ditentang oleh Halim Ambiya melalui serangkaian dakwah yang merangkul dan bukan memukul. “Bagi saya, punk itu bukan kriminal, tapi hanya sekadar gaya hidup dan aliran musik yang patut dihargai. Maka, tugas kita adalah membawa mereka ke jalur yang benar, menjauhkan dari narkoba dan tindak kriminal lainnya,” ungkap Halim.
 
Secara organisatoris, [[Tasawuf Underground]] sebagai komunitas dan pondok pesantren berada di bawah Yayasan Bahjatun-Nufus. Akta Notaris Nomor 03 Tanggal 10 Maret, Syafiuddin Zuhri, SH, MKn. SK Kemenkumham RI Nomor AHU-0003650.AH.01.04. Tahun 2015. Namun, Halim Ambiya tidak menjadikan yayasan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), atau jabatan apa pun sebagai 'baju' yang melekat pada dirinya untuk melakukan pendekatan terhadap anak punk dan jalanan. Dia hadir sebagai Halim Ambiya secara pribadi untuk meyakinkan anak-anak binaanya.
 
Halim Ambiya mengatakan: "Tasawuf Underground itu bukan komunitas punk, tapi komunitas orang belajar ilmu tasawuf di dunia maya secara underground. Lalu, komunitas ini melakukan pemberdayaan terhadap anak punk dan jalanan."
 
==== Pengajian di Kolong Jembatan ====
Pada tahun 2018, [[Tasawuf Underground|Komunitas Tasawuf Underground]] yang dipimpin oleh Ustadz Halim Ambiya ini menggelar pengajian di beberapa titik di sekitar [[Jabodetabekpunjur|Jabodetabek]], seperti di Ciputat, Sawangan, Parung, Pondok Ranji, Tebet, Gondangdia, Tanah Abang, Cipinang, Tanjung Priok dan Kebon Jeruk. Terdapat sekitar 120 anak punk dan jalanan binaan [[Tasawuf Underground]] di seluruh [[Jabodetabekpunjur|Jabodetabek]]. Di November 2018, Halim Ambiya secara khusus membuat pengajian di Kolong Jembatan Tebat, setiap Hari Jumat jam 14.00-17.00 WIB dan Sabtu tiap jam 13.00 - 16.00 WIB. Di kolong jembatan [[Tebet, Jakarta Selatan|Tebet]], [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]] ini terdapat sekitar 40 anak binaan yang mulai mengaji.<ref>{{Cite news|last=Saputra|first=Andrian|date=2 Desember 2020|title=Apa Jadinya Jika Anak-Anak Punk Mengaji di Kolong Jembatan|url=https://khazanah.republika.co.id/berita/qkq13k320/apa-jadinya-jika-anakanak-punk-mengaji-di-kolong-jembatan|work=Republika|access-date=27 Juli 2023}}</ref>
 
Dibantu oleh para relawan yang dihimpun melalui Facebook dan Instagram Tasawuf Underground, puluhan anak punk dan jalanan belajar membaca Iqra hingga Al-Qu'ran, tata cara wudhu, memahami makna bacaan shalat beserta makna geraknya, dan bimbingan konseling. Relawan ini adalah pengikut akun media sosial [[Tasawuf Underground]] dari [[Facebook]] dan [[Instagram]] yang merasa terpanggil untuk membantu gerakan dakwah Halim Ambiya. Mereka hadir dengan suka rela hingga menawarkan pekerjaan kepada anak-anak punk dan jalanan. Reawan ini berbagai macam profesi, seperti dokter, pengusaha, tentara, mahasiswa, notaris, dan sebagainya.<ref name=":0" />
 
Langkah ini membuat kegiatan Tasawuf Underground menjadi viral di media sosial. Media cetak dan elekronik , media dari dalam dan luar negeri pun semakin meramaikan kolong jembatan, di depan Stasiun Tebet. Namun, Halim Ambiya tak terjebak pada euforia karena viral di Medsos. "Gara-gara viral jadi bikin masalah. Saya buat pengajian di Kolong Jembatan itu bukan untuk meramaikan kolong jembatan. Tapi, untuk mengajak mereka pulang," tegas Halim Ambiya.
 
Halim Ambiya benar, Dirinya membuat pengajian di Kolong Jembatan justru untuk membuat program Pengenalan Peta Jalan Pulang. Dia ingin mengajak anak-anak punk dan jalanan agar meninggalakan jalanan dan meninggalkan ketergantungan pada narkoba dan psikotropika. Melalui pendidikan ruhani yang pernah didapatnya di Suryalaya, Halim Ambiya berusaha keras mengajak mereka bisa menikmati shalat dan dzikir bersamanya. Karena itu, selain tetap menyelenggarakan pengajian Jumat dan Sabtu, Halim Ambiya mulai mengenalkan konsep dzikir dan hidroterapi kepada anak binaannya, Dibantu oleh relawan, Halim Ambiya menyewa hotel atau guesthouse untuk menampung anak-anak binaanya agar bisa berdzikir dan mandi di kolam renang. Halim Ambiya mulai mengenalkan dzikir jahar, dzikir khofi, dan hidroterapi seperti yang dilakukan di Inabah Suryalaya kepada mereka.
 
Selain itu, Halim Ambiya juga selalu mencari cara agar anak-anak binaannya meninggalkan Kolong Jembatan dan tidak mengamen di jalanan agar mereka terbebas dari kekerasan dan kegelapan Ibukota. Halim Ambiya mulai mengajak satu per satu untuk "mondok" di kantornya di Ciputat. Dia menyediakan kantor pribadinya untuk menampung 10 sampai 15 anak punk untuk menginap. Mereka disediakan makanan, tempat tinggal, dan disiapkan alat sablon dan komputer agar mereka bisa berkarya.
 
=== Pondok Tasawuf Underground ===
Setelah melakukan pendekatan dan pendampingan bagi anak punk dan jalanan di kolong jembatan [[Tebet, Jakarta Selatan|Tebet]], [[Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat|Gondangdia]], [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]], [[Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang Selatan|Pondok Ranji]], [[Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur|Cipinang]], dan [[Ciputat, Tangerang Selatan|Ciputat]], Halim Ambiya memutuskan untuk mendirikan ''central base'' untuk mereka. Awalnya, dia menjadikan kantor pribadinya sebagai tempat singgah bagi anak punk dan jalanan binaannya. Lambat laun, ruang kantornya tidak bisa menampung anak-anak punk dan jalanan yang mengaji.
 
Saat ini, [[Tasawuf Underground|Pondok Tasawuf Underground]] berada di sebuah ruko di Komplek Ruko Ciputat, [[Kota Tangerang Selatan]]. Di ruko tiga lantai itu, ada puluhan anak punk dan jalanan yang ''mondok''. Mereka tinggal di sana sekaligus mengaji layaknya di pondok pesantren.<ref>{{Cite news|last=Nurmansyah|first=Rizki|date=22 April 2021|title=Mengenal Tasawuf Underground, Pesantrennya Anak Punk Jalanan di Tangsel|url=https://jakarta.suara.com/read/2021/04/22/080500/mengenal-tasawuf-underground-pesantrennya-anak-punk-jalanan-di-tangsel?page=3|work=suarajakarta.id|access-date=28 Juli 2023}}</ref>
 
== Konsep Pengenalan "Peta Jalan Pulang" ==
Konsep Pengenalan '''Peta Jalan Pulang''' adalah sebuah metode dakwah yang diinisiasi oleh Ustadz Halim Ambiya dalam melakukan pendekatan terhadap para anak punk dan jalanan binaannya.<ref name=":0" /> Jalan pulang yang dimaksud adalah jalan pulang kepada Allah SWT dan jalan pulang kepada keluarga, kembali kepada orang tua. Jalan pulang kepada Allah SWT yakni melalui pendidikan rohani, dzikir, dan hidroterapi. Jalan pulang kepada keluarga yakni melakukan pemberdayaan sosial dan ekonomi dengan memberikan lapangan pekerjaan layak yang sesuai dengan hobi dan potensi mereka masing-masing.
 
Terapi dzikir dan hidroterapi, sebut dia, menjadi cara yang digunakan di [[Tasawuf Underground]]. Nantinya, setelah lepas dari kecanduan narkotika, anak tersebut akan diajak bicara tentang apa saja keahlian mereka yang bisa dilakukan untuk menjalani hidup.<ref>{{Cite news|last=Asmail|first=Megiza|date=15 Desember 2018|title=Mencari peta jalan pulang dari bawah kolong jembatan|url=https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/mencari-peta-jalan-pulang-dari-bawah-kolong-jembatan/1338878|work=Anadolu Agency Turki|access-date=29 Juli 2023}}</ref>
 
== Penghargaan ==
Juli 2022, Halim Ambiya meraih penghargaan '''People and Inspiration Awards 2022''' dalam kategori pendidikan oleh [[BeritaSatu.com|BeritaSatu Media Holdings (BSMH)]].<ref>{{Cite news|last=Situmorang|first=Hendro D|date=14 Juli 2022|title=Ini Para Peraih Penghargaan People and Inspiration Awards 2022|url=https://www.beritasatu.com/lifestyle/951697/ini-para-peraih-penghargaan-people-and-inspiration-awards-2022|work=BeritaSatu Media Holdings (BSMH)|access-date=29 Juli 2023|archive-date=2023-07-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20230727062003/https://www.beritasatu.com/lifestyle/951697/ini-para-peraih-penghargaan-people-and-inspiration-awards-2022|dead-url=no}}</ref> Para pemenang yang dipilih dalam ajang People and Inspiration Awards 2022 telah melalui proses penilaian yang ketat dari lima orang juri yang berkompeten, yakni Ketua Dewan Juri People and Inspiration Awards 2022, [[Komaruddin Hidayat|Prof. Komaruddin Hidayat]] selaku akademisi dan budayawan, dengan jajaran anggota Primus Dorimulu (Direktur Pemberitaan BeritaSatu Media Holdings), [[Alexander Sonny Keraf|Dr. Alexander Sonny Keraf]] (Menteri Lingkungan Hidup RI periode 1999-2001), [[Triawan Munaf]] (Kepala Bekraf periode 2015-2019), dan [[Sha Ine Febriyanti]] (Penggiat Seni).<ref>{{Cite news|last=Fikri|first=Chairul|date=14 Juli 2022|title=BeritaSatu Media Holdings Sukses Gelar People and Inspiration Awards 2022|url=https://www.beritasatu.com/lifestyle/951605/beritasatu-media-holdings-sukses-gelar-people-and-inspiration-awards-2022|work=BeritaSatu Media Holdings (BSMH)|access-date=27 Juli 2023|archive-date=2023-07-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20230727062002/https://www.beritasatu.com/lifestyle/951605/beritasatu-media-holdings-sukses-gelar-people-and-inspiration-awards-2022|dead-url=no}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
<references />
 
== Pranala luar ==
* [http://www.facebook.com/tasawufunderground Facebook Tasawuf Underground] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230813103449/https://www.facebook.com/login/?next=https%3A%2F%2Fwww.facebook.com%2Ftasawufunderground |date=2023-08-13 }}
* [http://www.instagram.com/tasawufunderground Instagram Tasawuf Underground]
 
{{lifetime|1974||Ambiya, Halim}}
 
[[Kategori:Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Indramayu]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]