Suku Cirebon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nusantara1945 (bicara | kontrib)
k Perbaikan Pengetikan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Kolom Pemalang
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(23 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{refimprove}}
{{ethnic group|
|group = Suku Cirebon
|groupnative_name ={{small|[[Bahasa Jawa|Jawa]]: ''Wong Cirebon<br>'' (꧋ꦮꦺꦴꦁꦕꦶꦫꦺꦧꦺꦴꦤ꧀)<br>[[Bahasa Sunda|Sunda]]: ''Urang Cirebon'' (ᮅᮛᮀ ᮎᮤᮛᮨᮘᮧᮔ᮪)}}
|image={{image array
|perrow = 4
Baris 20 ⟶ 21:
}}
 
'''Suku Cirebon''' adalah kelompok etnis keurunanberketurunan jawa cirebonan (rumpun jawa banyumasan) yang tersebar di sekitar wilayah [[Kabupaten Cirebon]] dan [[Kota Cirebon]]. Menggunakan istilah Wong sebagai penanda keturunan jawa, dan Selain itu, suku Cirebon juga dapat ditemui di [[Kabupaten Indramayu]], sebagian [[Kabupaten Majalengka]] (sebelah utara atau biasa disebut sebagai Wilayah "Pakaleran"), sebagian [[Kabupaten Subang]] sebelah utara mulai dari Blanakan, Pamanukan, hingga Pusakanagara dan sebagian Pesisir utara [[Kabupaten Karawang]] mulai dari [[Pedes, Karawang|Pesisir Pedes]] hingga [[Cilamaya Wetan, Karawang|Pesisir Cilamaya]] di [[Jawa Barat|Provinsi Jawa Barat]] dan di sekitar [[Losari, Brebes|Kec. Losari]] di [[Kabupaten Brebes]], provinsi [[Jawa Tengah]].
 
Selain itu, Suku Cirebon tersebar di banyak provinsi-provinsi di Indonesia. Pada sensus penduduk 2010 Suku Cirebon berjumlah 1.877.514 jiwa, dengan 961.406 laki-laki dan 916.108 perempuan.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia|last=Na’im|first=Akhsan|date=Oktober 2011|website=Badan Pusat Statistik|access-date=20 Januari 2020}}</ref> Rasionya yaitu sekitar 0,79% dari jumlah penduduk seluruh Indonesia pada tahun 2010 dari semua suku di Indonesia. Provinsi terbanyak yang terdapat suku Cirebon adalah Provinsi Jawa Barat (1.812.842 jiwa), Banten (41.645 jiwa), dan Lampung (8.406 jiwa). Sebanyak 1.425.272 jiwa (75,91%) bermukim di perkotaan dan 452.242 jiwa (25,09%) bermukim di pedesaan.<ref name=":0" /> Masyarakat Suku Cirebon memeluk agama [[Islam]]. Bahasa yang dituturkan oleh orang Cirebon adalah [[Bahasa Jawa]] mayoritas digunakan dalam percakapan sehari hari yang juga ada gabungan sedikit atau beberapa bahasa yakni dari [[Bahasa Sunda|Sunda]], [[Bahasa Arab|Arab]] dan [[Bahasa China|China]] yang mereka sebut sebagai [[Bahasa Cirebon]]an atau [[Bahasa Cirebon|Bahasa Jawa Dialek Cirebon]]<ref>{{Cite book|last=T.D.|first=Sudjana|date=2015|url=|title=Kamus Bahasa Cirebon|location=Bandung|publisher=Humaniora|isbn=978-979-9231-38-8|pages=xiv|url-status=live}}</ref>.Mereka juga memiliki dialek Bahasa Sunda tersendiri yang jarang dituturkan yang disebut [[Bahasa Sunda Cirebon]].<ref>{{Cite book|last=|first=Abdurrachman dkk.|date=1985|url=https://labbineka.kemdikbud.go.id/files/upload/bbs_ZEKBCRTN_1568726183.pdf|title=Struktur Bahasa Sunda Dialek Cirebon|location=Jakarta|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=|pages=ix|url-status=live}}</ref>
Baris 197 ⟶ 198:
==== Bahasa Cirebon Sebagai Sebuah Dialek Bahasa Jawa ====
 
Penelitian menggunakan kuesioner sebagai indikator pembanding kosakata anggota tubuh dan budaya dasar (makan, minum, dan sebagainya) berlandaskan metode Guiter menunjukkan perbedaan kosakata bahasa Cirebon dengan bahasa Jawa Mataraman di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 24 persen,untuk bahasa cirebon dan Bahasa Jawa ngapak memiliki kemiripan 90 %, sementara perbedaannya dengan dialek Jawa arekan di Jawa Timur mencapai 25 persen. Untuk persamaan dengan Jawa Tengah & Yogyakarta sebanyak 76% sedangkan persamaan dengan Jawa Timur sebanyak 75%. Untuk diakui sebagai dialek bahasa tersendiri, suatu bahasa setidaknya membutuhkan sekitar 80% perbedaan dengan bahasa terdekatnya.<ref name="PR"/>
 
Meski kajian Linguistik sampai saat ini menyatakan bahasa Cirebon ”hanyalah” dialek (Karena Penelitian Guiter mengatakan harus berbeda sebanyak 80% dari Bahasa terdekatnya), tetapi sampai saat ini '''Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003''' masih tetap mengakui Cirebon sebagai bahasa dan bukan sebagai sebuah dialek. Dengan kata lain, belum ada revisi terhadap perda tersebut. Menurut Kepala Balai Bahasa Bandung Muh. Abdul Khak, hal itu sah-sah saja karena perda adalah kajian politik. Dalam dunia kebahasaan menurut dia, satu bahasa bisa diakui atas dasar tiga hal. Pertama, bahasa atas dasar pengakuan oleh penuturnya, kedua atas dasar politik, dan ketiga atas dasar Linguistik.
Baris 207 ⟶ 208:
==== Bahasa Cirebon sebagai Bahasa Mandiri ====
 
Revisi Perda, sebenarnya memungkinkan dengan berbagai argumen linguistik. Namun, kepentingan terbesar yang dipertimbangkan dari sisi politik bisa jadi adalah penutur bahasa Cirebon, yang tidak mau disebut orang Jawa maupun orang Sunda. Ketua '''''Lembaga Basa lan Sastra Cirebon''''' Nurdin M. Noer mengatakan, bahasa Cirebon adalah persilangan bahasa Jawa Ngapak dan sebagian kosakata Sunda. Meskipun dalam percakapan orang Cirebon masih bisa memahami banyak kosakata pada bahasa Jawa Ngapak umumnya, dia mengatakan kosakata bahasa Jawa dialek Cirebon terus berkembang tidak hanya ”mengandalkan” kosakata dari bahasa Jawa pada umumnya apalagi Sunda.
::”Selain itu, bahasa Cirebon sudah punya banyak dialek. Contohnya saja dialek Plered, Jaware, dan Dermayon,” ujarnya. Jika akan dilakukan revisi atas perda tadi, kemungkinan besar masyarakat bahasa Cirebon akan memprotes.
Baris 221 ⟶ 222:
=== Kosakata ===
 
Sebagian besar kosakata asli dari bahasa ini tidak memiliki kesamaan dengan bahasa Jawa standar (Surakarta/Yogyakarta) baik secara morfologi maupun fonetik. Memang bahasa Cirebon yang dipergunakan di Cirebon dengan di Indramayu itu meskipun termasuk bahasa Jawa, mempunyai perbedaan cukup besar dengan “bahasa Jawa baku”, namun memiliki kesamaan dengan bahasa jawa ngapak.untuk bahasa jawa pada umumnya yaitu bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah yang berpegang kepada bahasa Jawa Solo. Dengan demikian, sebelum 1970-an, buku-buku pelajaran dari Solo tak dapat digunakan karena terlalu sukar bagi para murid (dan mungkin juga gurunya). Oleh karena itu, pada 1970-an, buku pelajaran itu diganti dengan buku pelajaran bahasa Sunda yang dianggap akan lebih mudah dimengerti karena para pemakai bahasa Sunda “lebih dekat”. Akan tetapi, ternyata kebijaksanaan itu pun tidak tepat sehingga muncul gerakan untuk menggantinya dengan buku dalam bahasa yang digunakan di wilayahnya, yaitu Bahasa Jawa dialek Cirebon.<ref>Rosidi, Ajip. 2010. "Bahasa Cirebon dan Bahasa Indramayu".: Pikiran Rakyat</ref> namun penerbitan buku penujang pelajaran bahasa daerah yang terjadi tahun selanjutnya tidak mencantumkan kata "Bahasa Jawa dialek Cirebon" lagi, akan tetapi hanya menggunakan kata "Bahasa Cirebon" hal ini seperti yang telah dilakukan pada penerbitan buku penunjang pelajaran bahasa cirebon pada tahun 2001 dan 2002. "Kamus Bahasa Cirebon" yang ditulis oleh almarhum bapak Sudjana sudah tidak mencantumkan Kata "Bahasa Jawa dialek Cirebon" namun hanya "Kamus Bahasa Cirebon".
 
==== Perbandingan Bahasa Cirebon Bagongan (Bahasa Rakyat) ====
Baris 233 ⟶ 234:
! Tegal, Brebes
! Pemalang
(Banyak sub dialek nya di tiap wilayah/kecamatan)
! Kedu (wilayah [[Karanganyar, Kebumen|Purworejo]])
! Solo/Jogja
Baris 242 ⟶ 244:
| inyong/nyong
| inyong/nyong
| nyong/aku
| nyong/kulo
| aku
| Kulo,reyang,isun,kito,aku,dalem
| aku
| aku/saya
|-
Baris 252 ⟶ 254:
| rika
| kowen
| koe/koen
| kowe
| kowe
| koen,riko,peno,ndiko
| kamu
|-
Baris 262 ⟶ 264:
| banget
| nemen/temen
| nemen/temen/teo/tea
| temen
| tenan
| men,saestu,
| sangat
|-
Baris 272 ⟶ 274:
| kepriwe
| kepriben/priben/pribe
| keprimen/kepriben/primen/prime/priben/pribe/pimen
| Kepriye
| piye/kepiye
| yaopo,kadospundi
| bagaimana
|-
Baris 285 ⟶ 287:
| ora
| ora
| gak,mboten,
| tidak
|-
Baris 292 ⟶ 294:
| bojo
| bojo
| bojo/wadon
| bojo
| bojo
| bojo,garwo,estri
| bojo
| istri
|-
Baris 305 ⟶ 307:
| mlebu
| mlebu
| mlebu,mlebet
| masuk
|-
Baris 315 ⟶ 317:
| arep
| arep
| katene, kapene,arepe
| akan
|-
Baris 322 ⟶ 324:
| sekang
| sing
| kadi/kading/sing
| seko
| seko
| teko,tekan,soko,saking
| dari
|}
Baris 725 ⟶ 727:
{{cquote|Isun arep lunga sing umah}}
 
Kalimat dalam bahasa cirebon di atas berarti "saya mau pergi dari rumah" di mana jika dialihkan dalam bahasa jawa kata ini menjadi ''"aku arep lungo singsaka umahomah"'' sehingga didapatkan kata yang hampir serupa akan tetapi ragam kalimat dalam bahasa cirebon tidak hanya terbatas dari serapan Bahasa Jawa, perhatikan ragam dialek dari bahasa cirebon berikut:
 
{{cquote|ari khaul mulae bakda magrib mah punten, isun beli bisa teka, ana janji sih karo adhine}}<ref name="Sudjana, TD 2005"/>,<ref name="salana"/>
Baris 739 ⟶ 741:
[[Kategori:Kota Cirebon]]
[[Kategori:Suku bangsa di Jawa Barat]]
[[Kategori:Suku bangsa di Kapuas Raya]]
[[Kategori:Suku Sunda]]