Gereja Kristen Jawa Salib Putih: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(8 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox cagar budaya
| Name = Gereja Kristen Jawa Salib Putih<br>{{nobold|{{small|ꦒꦿꦺꦗꦱꦭꦶꦧ꧀ꦥꦸꦠꦶꦃꦱꦭꦠꦶꦒ}}}}
| Image = [[Berkas:Gereja Kristen Jawa Salib Putih (
| caption =
| Type =
Baris 17:
| coordinates =
}}
[[Berkas:Gereja Kristen Jawa Salib Putih (
'''Gereja Kristen Jawa (GKJ) Salib Putih''' ({{lang-jv|ꦒꦿꦺꦗꦱꦭꦶꦧ꧀ꦥꦸꦠꦶꦃꦱꦭꦠꦶꦒ|Gréja Salib Putih Salatiga}}) adalah bangunan [[gereja]] di bawah naungan sinode [[Gereja Kristen Jawa]] yang terletak di Jalan Hasanudin km. 4 ([[Kota Salatiga]]–[[Kopeng, Getasan, Semarang|Kopeng]]), [[Kumpulrejo, Argomulyo, Salatiga|Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga]], [[Jawa Tengah|Provinsi Jawa Tengah]]. Gereja tersebut merupakan satu-satunya gereja di Kota Salatiga yang menggunakan [[atap mansard]]. Keberadaannya menjadi salah satu bukti fisik penyebaran agama [[Kekristenan|Kristen]] di kawasan [[Kabupaten Semarang]] dan Kota Salatiga. Hingga tahun 2020, kondisi bangunannya terawat dengan baik serta difungsikan sebagai tempat ibadah rutin umat Kristen di sekitar kawasan itu. Pendirian GKJ Salib Putih maupun bangunan lain di kawasan Agrowisata Salib Putih bermula dari komite pelayanan sosial pimpinan Adolph Theodoor Jocobus van Emmerick dan Alice Cornelia Cleverly yang mulai menempati kawasan itu pada 14 Mei 1902.
== Keadaan bangunan ==
Gereja ini berada di Jalan Hasanudin km. 4 (Kota Salatiga–Kopeng) dan satu kompleks dengan Agrowisata Salib Putih.<ref name=":0">{{Cite news|last=Setiawan|first=Hendra|date=29 Desember 2019|title=Gereja Salib Putih, Sejarah Perjalanan Agama Kristen di Salatiga|url=https://www.suaramerdeka.com/news/baca/211993/gereja-salib-putih-sejarah-perjalanan-agama-kristen-di-salatiga|work=[[Suara Merdeka]]|access-date=21 Mei 2020|archive-date=2021-05-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210505062506/https://www.suaramerdeka.com/news/baca/211993/gereja-salib-putih-sejarah-perjalanan-agama-kristen-di-salatiga|dead-url=no}}</ref>''{{sfnp|Wikarsa|Ambarsari|p=3–4|ps=|Kurniawati|2017}}'' Gereja tersebut merupakan salah satu gereja Kristen tertua di Jawa Tengah.''{{sfnp|Mulyati|2020|p=306|ps=|}}'' Menurut Purnomo dan Sastrosupono dalam buku berjudul ''Gereja-Gereja Kristen Jawa, GKJ: Benih yang Tumbuh dan Berkembang di Tanah Jawa'', gereja tua lain yang berada di Jawa Tengah adalah [[GPIB Immanuel Semarang]] (Gereja Blenduk) di Semarang yang dibangun tahun 1753 dan [[Gereja Kristen Jawa Tengah Utara]] di [[Kabupaten Grobogan|Grobogan]] yang dibangun tahun 1898.''{{sfnp|Purnomo|Sastrosupono|p=108 dan 131|ps=|1988}}''
[[Berkas:Tugu Peringatan 50 Tahun Gereja Kristen Jawa Salib Putih (2).jpg|jmpl|
Berdasarkan tulisan angka di tugu peringatan yang berada satu kompleks dengan gereja tersebut, disebutkan bahwa peringatan 50 tahun berdirinya gereja pada 1952.''{{sfnp|Mulyati|2020|p=306|ps=|}}'' Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa gereja ini dibangun tahun 1902.<ref name=":0" /> Tulisan di tugu berbentuk tiang batu yang dilengkapi dengan bola dan salib berwarna putih itu juga memuat Injil [[Yohanes 3:16]] dalam [[bahasa Jawa]], yaitu:''{{sfnp|Rahardjo, dkk|2013|p=76|ps=}}''
<blockquote>''Awit déné Allah
(Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Dia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal).<ref>{{Cite web|last=Yayasan Lembaga Sabda (YLSA)|first=|date=tanpa tanggal|title=Yohanes 3:16 (Versi Paralel)|url=https://alkitab.sabda.org/verse.php?book=yoh&chapter=3&verse=16|website=Alkitab Sabda|access-date=22 Desember 2020|archive-date=2023-05-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20230523041941/https://alkitab.sabda.org/verse.php?book=yoh&chapter=3&verse=16|dead-url=no}}</ref></blockquote>
Menurut Mulyati yang mengutip keterangan dari ''Buku Sejarah Salib Putih'', ''14 Mei 1902–4 Mei 2013'', bentuk bangunan gereja tersebut masih asli sejak pertama kali didirikan. Tiang dan ''skur'' (kayu penahan) yang digunakan masih asli, tetapi fondasinya telah diganti dengan batu bata. Gereja itu merupakan satu-satunya gereja di Kota Salatiga yang menggunakan atap mansard{{efn|Atap mansard juga disebut dengan atap prancis atau atap trotoar adalah atap pinggul gaya empat sisi yang ditandai oleh dua lereng di setiap sisinya dengan kemiringan yang lebih rendah, tertusuk oleh jendela atap di bagian sudut yang lebih curam daripada bagian atas ({{harvnb|Kindangen|2019|pp=29}}). Garis patahan atap di tambahan kasau miring atau atap mansard adalah garis pertemuan antara dua bidang atap yang berbeda kemiringannya. Arahnya sejajar dengan garis tirisan atap, berarti kedudukannya mendatar (horizontal) ({{harvnb|Frick|Setiawan|2001|pp=187}}).}} (atap prancis atau atap trotoar).''{{sfnp|Mulyati|2020|p=307|ps=|}}'' Hasil kajian dan identifikasi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah tahun 2009 turut memperjelas bahwa konstruksi dinding gereja ini menggunakan kombinasi kayu dan papan.''{{sfnp|Hatmadji, dkk|2009|p=271|ps=}}'' Pintu gerbang gereja ini memuat tulisan [[Injil Markus]] dengan [[aksara Jawa]], yaitu ''padalemaningsun sinebuta dalem pamujan'' (rumahku disebut sebagai rumah pemujaan).''{{sfnp|Rahardjo, dkk|2013|p=74|ps=}}''
[[Berkas:Gereja Kristen Jawa Salib Putih (8).jpg|jmpl|300x300px|Pintu gerbang gereja yang memuat tulisan Injil Markus dengan aksara Jawa ({{harvnb|Rahardjo, dkk|2013||p=74}}).]]
Mulyati dalam penelitiannya yang mewawancarai seorang informan bernama Zakeus, menuturkan bahwa salah satu keunikan gereja tersebut adalah mimbar khotbahnya yang terbuat dari kayu jati dan kondisinya masih bagus. Selain itu, di bawah mimbar juga terdapat kolam pembaptisan, meskipun telah ditutup dengan kayu.''{{sfnp|Mulyati|2020|p=307|ps=|}}'' Adapun sesanti yang berada di belakang mimbar ditulis dengan bahasa Jawa, yaitu ''aku ora pedhot-pedhot anganthi marang kowé kongsi tumeka wekasaning jaman'' (aku tidak akan putus dalam mencapai-Mu hingga akhir zaman)''.{{sfnp|Rahardjo, dkk|2013|p=75|ps=}}''
Kondisi fisik keseluruhan bangunan gereja tersebut hingga tahun 2020 terawat dengan baik, serta difungsikan sebagai tempat ibadah rutin umat Kristen di sekitar kawasan itu.''{{sfnp|Hatmadji, dkk|2009|p=271–272|ps=}}<ref name=":1">{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/gereja-salib-putih-bukti-sejarah-penyebaran-agama-kristen-di-kawasan-semarang-dan-salatiga/|title=Gereja Salib Putih, Bukti Sejarah Penyebaran Agama Kristen di Kawasan Semarang dan Salatiga|last=Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah|first=|date=2 April 2018|website=Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia|access-date=19 Mei 2020|archive-date=2020-07-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20200716095444/https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/gereja-salib-putih-bukti-sejarah-penyebaran-agama-kristen-di-kawasan-semarang-dan-salatiga/|dead-url=no}}</ref>'' Berdasarkan hasil kajian dan identifikasi bangunan bersejarah di Kota Salatiga yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Salatiga bersama BPCB Jawa Tengah tahun 2009, gereja ini terinventarisasi untuk ditetapkan sebagai salah satu bangunan [[cagar budaya]] di Kota Salatiga dengan Nomor Inventaris 11-73/Sla/140''{{sfnp|Hatmadji, dkk|2009|p=272|ps=}}'' dan menjadi bangunan yang menjadi titik perhatian di jalur Kota Salatiga dan Kopeng.''{{sfnp|Mulyati|2020|p=307|ps=|}}'' Keberadaannya menjadi salah satu bukti fisik penyebaran agama Kristen di kawasan Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga.''<ref name=":1" />{{sfnp|Seo|2013|p=111|ps=}}''
== Dinamika ==
Berdasarkan data arsip Yayasan Sosial Kristen Salib Putih (YSKSP) mengenai pendirian yayasan, keberadaan GKJ Salib Putih maupun panti wreda,''{{sfnp|Bangngu|Puspita|p=92|ps=|Gasong|2018}}{{sfnp|Dese|Wibowo|p=139|ps=|2019|}}{{sfnp|Donalia|Sanubari|p=308|ps=|2020|}}'' panti karya,''{{sfnp|Damayanti|Franksisca|p=181|ps=|Priyanto|2019}}'' panti asuhan, dan perkebunan''{{sfnp|Mulyati|2020|p=307–309|ps=|}}'' di kawasan Salib Putih bermula dari komite pelayanan sosial yang dipimpin oleh pasangan suami-istri [[Misionaris|penginjil]] berbeda kebangsaan dari ''Leger des Heils'' ([[Bala Keselamatan]]), yaitu Adolph Theodoor Jocobus van Emmerick ([[Belanda]]) dan Alice Cornelia Cleverly ([[Inggris]]).<ref name=":2">{{Cite web|last=Salatiga.nl|first=|date=tanpa tanggal|title=Witte Kruis Kolonie (Salib Putih)|url=https://www.nitroburner.nl/salatiga/tempo_doeloe-2/witte-kruis-kolonie/index.htm|website=Salatiga.nl|access-date=31 Desember 2020|archive-date=2022-10-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20221027121648/https://www.nitroburner.nl/salatiga/tempo_doeloe-2/witte-kruis-kolonie/index.htm|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|last=Salatiga.nl|first=|date=tanpa tanggal|title=Uit de Indische Bladen. De Heer Van Emmerik en het Leger des Heils|url=https://www.nitroburner.nl/salatiga/tempo_doeloe-2/witte-kruis-kolonie/emmerik.htm|website=Salatiga.nl|access-date=31 Desember 2020|archive-date=2022-10-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20221027121858/https://www.nitroburner.nl/salatiga/tempo_doeloe-2/witte-kruis-kolonie/emmerik.htm|dead-url=no}}</ref> Pada awal pelayanannya, Brouwer memperjelas bahwa Bala Keselamatan di wilayah Salatiga dan Semarang dikenal dengan Bala Kěslamětan (bahasa Jawa).''{{sfnp|Brouwer|1950|p=78–79|ps=}}'' Komite yang didirikan oleh Adolph dan Alice ini awalnya hanya fokus kepada pelayanan untuk kesejahteraan umat berupa rumah perawatan bagi masyarakat yang kurang mampu.''{{sfnp|Sumartana|2012|p=9–10|ps=}}''
Mereka berdua datang ke [[Hindia Belanda]] tahun 1882 sebagai amtenar.<ref name=":0" />''{{sfnp|Rahardjo, dkk|2013|p=72|ps=}}'' Peran mereka diawali ketika [[Gunung Kelud]] meletus tahun 1901.<ref name=":2" /> Wolterbeek dalam ''Babad Zending in Java'' menengarai bahwa letusan tersebut tidak hanya menimbulkan masalah sosial dan ekonomi saja, tetapi juga epidemi penyakit [[kolera]] yang menimpa penduduk.''{{sfnp|Mulyati|2020|p=304|ps=|}}'' Chao turut menambahkan bahwa sekitar <u>+</u> 300 orang penduduk yang berada di sekitar gunung itu lantas mengungsi hingga ke wilayah Kota Salatiga.''{{sfnp|Chao|2017|p=62|ps=}}'' Mereka ditampung sementara di Alun-Alun Salatiga (saat ini bernama [[Alun-Alun Pancasila Salatiga]]) dalam barak-barak darurat, serta mendapatkan penanganan dari tenaga medis ''Militair Hospital'' (saat ini bernama [[Rumah Sakit Dinas Kesehatan Tentara Dokter Asmir]]; disingkat RS DKT dr. Asmir).''{{sfnp|Rahardjo, dkk|2013|p=72|ps=}}''
[[Berkas:SMK Kristen Salatiga (1).jpg|jmpl|
Komite pelayanan sosial{{efn|GKJ memakai dua term dalam Pekabaran Injil, yaitu ''hoofddienst'' (pekabaran yang dilakukan langsung oleh pendeta konsul pemerintah Belanda) dan ''nevendienst'' (pekabaran tidak langsung melalui berbagai yayasan Kristen, yaitu klinik, rumah sakit, panti asuhan, panti jompo, sekolah, dan sebagainya). Kedua term ini diperoleh dari Laporan Komisi Lima mengenai “Pengintegrasian Badan-Badan dan Yayasan-Yayasan Pelayanan Kristen”, dengan lokasi di Salatiga dan tanggal 1 November 1966. Namun, terkadang term ''nevendienst'' disebut juga dengan ''hulpdienst'' atau pekabaran sampingan. Term ini diperoleh dari ''Notulen Rapat Majelis GKJ Gondokusuman dengan Deputat-Deputat Pekabaran Injil dan Deputat-Deputat Gereja Miskin'', tertanggal 29 Desember 1950. Sebelum meletus Perang Dunia Kedua (PD II), ''hoofddienst'' dan ''nevendienst'' merupakan tanggung jawab dari gereja. Hampir semua gereja mempunyai komisi pekabaran yang dipilih oleh majelis gereja. Para komisi itu diperintahkan untuk menggerakkan pekabaran di lingkungan gerejanya masing-masing. Ketika menjalankan kewajibannya, para komisi itu terbagi lagi menjadi beberapa seksi, yaitu seksi wanita, seksi sekolah, seksi klinik, seksi panti jompo, seksi hari besar Kristen, dan sebagainya. Pada 1942, tugas dan kewajiban ''nevendienst'' dipisahkan dari gereja. Hal tersebut dikarenakan ''nevendienst'' yang menjadi pelayanan sosial zending diambil alih fungsinya oleh Jepang untuk kepentingan perang. Selain itu, pemisahan ini juga dikarenakan para zending tidak memberikan tanggung jawab pengelolaan pelayanan sosial kepada GKJ agar pemerintah Belanda dapat menjalankannya lagi jika kembali ke Indonesia ({{harvnb|Raharjo|2019|pp=117–118}}). Adapun pelaksanaan pelayanan sosial yang dilakukan oleh Adolph dan Alice di Kota Salatiga itu termasuk ke dalam ''nevendienst'' atau ''hulpdienst'' karena dilakukan melalui perantara lembaga-lembaga Kristen ({{harvnb|Mulyati|2020|pp=305}}).
}} yang dipimpin oleh Adolph dan Alice ini sebenarnya mengajak para pengungsi untuk pindah ke Semarang (pusat awal [[Bala Keselamatan Indonesia]]).''{{sfnp|Rahardjo, dkk|2013|p=72|ps=}}'' Namun, menurut arsip YSKSP, mereka disarankan untuk menempati kawasan yang sekarang bernama Salib Putih atas dasar pertimbangan kemanusiaan, jarak, dan fasilitas di Semarang yang tidak memungkinkan.''{{sfnp|Mulyati|2020|p=304|ps=|}}'' Komite tersebut lantas mendirikan barak-barak penampungan untuk tempat tinggal dan perawatan di lahan seluas <u>+</u> 40 hektare secara swadaya, sedangkan para pengungsi ditampung dan dirawat sementara di rumah keluarga Emmerick, yang sekarang menjadi [[SMK Kristen Salatiga]].''{{sfnp|Ismael|1954|p=42|ps=}}'' Mereka mulai menempati kawasan itu pada 14 Mei 1902.<ref name=":2" />''{{sfnp|Rahardjo, dkk|2013|p=72|ps=}}''<ref name=":22">{{Cite web|url=https://www.sinodegkj.or.id/2020/01/29/doa-untuk-salib-putih/|title=Doa untuk Salib Putih|last=Sinode Gereja Kristen Jawa|first=|date=29 Januari 2020|website=Sinode Gereja Kristen Jawa|access-date=22 Mei 2020|archive-date=2020-07-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20200725132727/https://www.sinodegkj.or.id/2020/01/29/doa-untuk-salib-putih/|dead-url=yes}}</ref>
Baris 52 ⟶ 53:
Setelah Indonesia merdeka, semua aset Belanda diserahkan kepada pemerintah Indonesia, termasuk lahan Salib Putih dan bangunan gereja. Sejak tahun 1948 hingga 1952, pengelolaan Salib Putih lantas diserahkan kepada anak Adolph, yaitu Santoso Adolf van Emmerick.''{{sfnp|Mulyati|2020|p=305|ps=|}}'' Namun menurut Raharjo, Santoso kemudian meminta saran kepada [[Basoeki Probowinoto|Pendeta Basoeki Probowinoto]] mengenai pengelolaan Salib Putih pada 1949. Berdasarkan catatan dalam ''Notulen Rapat Pengurus Yayasan Amal Kristen Jawa Tengah'', dengan lokasi di Salatiga dan tanggal 9 Januari 1951, ada tiga alternatif dari Santoso yang dimintakan pertimbangan, yaitu diserahkan kepada pemerintah Indonesia karena memiliki hak aset atas lahan-lahan yang pernah dikuasai oleh Belanda, diserahkan kepada [[Gereja Katolik Roma]] karena dinilai lebih berpengalaman dalam mengelola pelayanan sosial, atau diserahkan kepada pihak GKJ karena orang-orang rawatan yang berada di kawasan tersebut telah memiliki hubungan dekat dengan pihak GKJ.''{{sfnp|Raharjo|2019|p=119|ps=|}}''
[[Berkas:Yayasan Sosial Kristen Salib Putih (1).jpg|jmpl|
Menanggapi tiga alternatif tersebut, Probowinoto menyarankan agar pengelolaan diserahkan kepada pihak GKJ. Namun, pertimbangannya tidak terletak berdasarkan kedekatan orang-orang rawatan dengan GKJ, melainkan supaya GKJ mempunyai kesempatan untuk melakukan pelayanan Pekabaran Injil secara lebih luas, yaitu kepada orang-orang miskin, cacat, yatim-piatu, janda, lanjut usia, dan sebagainya.''{{sfnp|Kana|Daldjoeni|p=82|ps=|1987}}'' ''Notulen Rapat Pengurus Yayasan Amal Kristen Jawa Tengah'', dengan lokasi di Salatiga dan tanggal 9 Januari 1951, mencatat bahwa penyerahan pengelolaan itu dilakukan secara pribadi, yaitu dari Santoso kepada Probowinoto pada 1949. Namun, Probowinoto sendiri telah memikirkan mengenai prosedur kelembagaannya. Atas prakarsa darinya, Sinode GKJ akhirnya membuat yayasan bernama Yayasan Amal Kristen pada 5–7 Juli 1950 untuk mengelola lahan Salib Putih.''{{sfnp|Raharjo|2019|p=119–120|ps=|}}'' Seluruh aktivitas yayasan selanjutnya dikelola oleh Perkumpulan Rumah Sosial Sana Bapa dan dipimpin oleh pejabat pemerintah bernama Somadilaga.''{{sfnp|Mulyati|2020|p=305–306|ps=|}}''
Baris 76 ⟶ 77:
* {{Cite book|url=|title=Entangled Pieties: Muslim–Christian Relations and Gendered Sociality in Java, Indonesia (Contemporary Anthropology of Religion)|last=Chao|first=En-Chieh|date=|publisher=Springer International Publishing|year=2017|isbn=|location=New York|page=|pages=|ref={{sfnref|Chao|2017}}|url-status=live}}
* {{Cite book|url=|title=Ilmu Konstruksi Struktur Bangunan (Cara Membangun Kerangka Gedung Ilmu Konstruksi Bangunan 1)|last=Frick|first=Heinz|date=|publisher=Kanisius|year=2001|isbn=|location=Yogyakarta|page=|pages=|ref={{sfnref|Frick|Setiawan|2001}}|url-status=live|last2=Setiawan|first2=Puja L.}}
* {{Cite book|last=Hatmadji, Tri, dkk|publisher=Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah|location=Klaten|first=|date=|year=2009|orig-year=|title=Kajian dan Hasil Identifikasi Bangunan Bersejarah di Kota Salatiga|url=https://www.academia.edu/31840491/Cagar_budaya_salatiga|ref={{sfnref|Hatmadji, dkk|2009}}|access-date=2020-05-20|archive-date=2020-07-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20200718064141/https://www.academia.edu/31840491/Cagar_budaya_salatiga|dead-url=no}}
* {{Cite book|title=Zamrud di Khatulistiwa: Sejarah Gereja Bala Keselamatan di Indonesia Jilid II|last=Ismael|first=Dina|publisher=Bala Keselamatan Indonesia|year=1954|isbn=|location=Semarang|pages=|ref={{sfnref|Ismael|1954}}|page=|url=|date=|url-status=live}}
* {{Cite book|url=|title=Ikrar dan Ikhtiar dalam Hidup Pendeta Basoeki Probowinoto|last=Kana|first=Nico L.|date=|publisher=BPK Gunung Mulia|year=1987|isbn=|location=Jakarta|page=|pages=|ref={{sfnref|Kana|Daldjoeni|1987}}|url-status=live|last2=Daldjoeni|first2=N.}}
Baris 84 ⟶ 85:
* {{Cite book|title=Sejarah Bangunan Cagar Budaya Kota Salatiga|last=Rahardjo, Slamet, dkk|first=|publisher=Pemerintah Daerah Kota Salatiga|year=2013|isbn=|location=Salatiga|pages=|ref={{sfnref|Rahardjo, dkk|2013}}}}
* {{Cite book|url=|title=State Management of Religion in Indonesia|last=Seo|first=Myengkyo|date=|publisher=Routledge|year=2013|isbn=|location=New York|page=|pages=|ref={{sfnref|Seo|2013}}|url-status=live}}
* {{Cite book|title=Komunitas Kristen di Jawa Tengah (Sepenggal Sejarah Gereja Kristen Jawa)|last=Sumartana|first=|publisher=BPK Gunung Mulia|year=2012|isbn=|location=Salatiga|pages=|ref={{sfnref|Sumartana|2012}}|date=|url-status=live|url=https://drive.google.com/file/d/0B-uEaHB6Vum-aEVnRW16Snl3NXM/view|access-date=2020-05-21|archive-date=2022-10-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20221027121640/https://drive.google.com/file/d/0B-uEaHB6Vum-aEVnRW16Snl3NXM/view|dead-url=no}}
'''Jurnal'''
* {{Cite journal|last=Bangngu|first=Harvian Charisma|last2=Puspita|first2=Dhanang|last3=Gasong|first3=David Nakka|date=|year=Oktober 2018|title=Evaluasi Keamanan Lingkungan bagi Lansia yang Tinggal di Panti Wreda Salib Putih Salatiga|url=http://prosiding.unimus.ac.id/index.php/mahasiswa/article/view/104|journal=Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang|volume=1|issue=1|pages=|doi=|issn=2654-7767|ref={{sfnref|Bangngu|Puspita|Gasong|2018}}|access-date=2020-12-25|archive-date=2022-10-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20221027121651/https://prosiding.unimus.ac.id/index.php/mahasiswa/article/view/104|dead-url=no}}
* {{Cite journal|last=Damayanti|first=Theresia Woro|last2=Franksisca|first2=Rosaly|last3=Priyanto|first3=Sony Heru|date=|year=Desember 2019|title=Peningkatan Nilai Usaha Kopi di Panti Karya Salib Putih Salatiga|url=http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/ekawan/article/view/3822|journal=Ekonomikawan: Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan|volume=19|issue=2|pages=|doi=|issn=2598-0157|ref={{sfnref|Damayanti|Franksisca|Priyanto|2019}}|access-date=2020-12-25|archive-date=2022-10-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20221027121651/http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/ekawan/article/view/3822|dead-url=no}}
* {{Cite journal|last=Dese|first=Dennys Christovel|last2=Wibowo|first2=Cahyo|date=|year=Juli 2019|title=Hubungan Aktivitas Fisik dengan Fungsi Kognitif Lansia di Panti Wreda Yayasan Sosial Salib Putih Salatiga|url=http://jurnal.ukh.ac.id/index.php/JK/article/view/389|journal=Jurnal Kesehatan Kusuma Husada|volume=10|issue=2|pages=|doi=|issn=2087-5002|ref={{sfnref|Dese|Wibowo|2019}}|access-date=2020-12-25|archive-date=2022-10-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20221027121840/http://jurnal.ukh.ac.id/index.php/JK/article/view/389|dead-url=no}}
* {{Cite journal|last=Donalia|first=Betra|last2=Sanubari|first2=Theresia Pratiwi Elingsetyo|date=|year=April 2020|title=The Quality of Life in Panti Wreda Sosial Salib Putih (PWSSP): A Study of Social and Nutritional Aspects Among Elderly Women|url=https://www.balimedicaljournal.org/index.php/bmj/article/view/1642|journal=Bali Medical Journal|volume=9|issue=1|pages=|doi=|issn=2089-1180|ref={{sfnref|Donalia|Sanubari|2020}}|access-date=2020-12-25|archive-date=2023-03-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230324100641/https://www.balimedicaljournal.org/index.php/bmj/article/view/1642|dead-url=no}}
* {{Cite journal|last=Mulyati|first=|date=|year=Desember 2020|title=Dinamika Yayasan Sosial Kristen Salib Putih (YSKSP) di Kota Salatiga Tahun 1901–1977|url=https://jurnalpangadereng.kemdikbud.go.id/index.php/pangadereng/article/view/151|journal=Jurnal Pangadereng|volume=6|issue=2|pages=|doi=|issn=2686-4355|ref={{sfnref|Mulyati|2020}}|access-date=2020-12-23|archive-date=2022-01-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20220121142437/https://jurnalpangadereng.kemdikbud.go.id/index.php/pangadereng/article/view/151|dead-url=yes}}
* {{Cite journal|last=Raharjo|first=Santosa Budi|year=Januari 2019|title=Pengaruh “Nota Prabowinoto” terhadap Perubahan Strategi Pekabaran Injil di Gereja-Gereja Kristen Jawa|url=http://www.sttbaptisjkt.ac.id/e-journal/index.php/graciadeo/article/view/16|journal=Jurnal Teologi Gracia Deo|volume=1|issue=2|pages=|doi=|issn=2654-7759|ref={{sfnref|Raharjo|2019}}|date=|access-date=2020-12-25|archive-date=2022-10-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20221028004844/http://www.sttbaptisjkt.ac.id/e-journal/index.php/graciadeo/article/view/16|dead-url=no}}
* {{Cite journal|last=Rohman|first=Fandy Aprianto|year=Juni 2020|title=Administrasi Pemerintahan ''Gemeente'' di Salatiga 1917–1942|url=https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/view/64|journal=Jurnal Walasuji|volume=11|issue=1|pages=|doi=|issn=2502-2229|ref={{sfnref|Rohman|2020}}|date=|access-date=2020-06-18|archive-date=2020-06-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20200618142759/https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/view/64|dead-url=yes}}
* {{Cite journal|last=Wikarsa|first=Casius Ajang|last2=Ambarsari|first2=Arum|last3=Kurniawati|first3=Fitri|date=|year=April 2017|title=Prospek Pengembangan Agrowisata Salatiga|url=http://36.82.106.238:8885/jurnal/index.php/JMI/article/view/536|journal=Jurnal Masepi|volume=2|issue=1|pages=|doi=|issn=2715-5897|ref={{sfnref|Wikarsa|Ambarsari|Kurniawati|2017}}}}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
Baris 107 ⟶ 108:
{{commons category|Gereja Kristen Jawa Salib Putih}}
* [https://www.sinodegkj.or.id/gkj-salib-putih/ Gereja Kristen Jawa Salib Putih di Situs Sinode Gereja Kristen Jawa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200925222549/https://www.sinodegkj.or.id/gkj-salib-putih/ |date=2020-09-25 }}
* [https://nationalgeographic.grid.id/read/13300042/salatiga-lelakon-tinggalan-kota-garnisun-di-pinggang-merbabu?page=all Salatiga, Lelakon Tinggalan Kota Garnisun di Pinggang Merbabu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200811142957/https://nationalgeographic.grid.id/read/13300042/salatiga-lelakon-tinggalan-kota-garnisun-di-pinggang-merbabu?page=all |date=2020-08-11 }}
* [https://www.sinodegkj.or.id/sejarah-sinode-gkj/ Sejarah Gereja Kristen Jawa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20221210051216/https://www.sinodegkj.or.id/sejarah-sinode-gkj |date=2022-12-10 }}
[[Kategori:Cagar budaya di Indonesia]]
|