Kabupaten Sabu Raijua: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
APBD |
||
(18 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Dati2
|
|
|
|
|foto = Kelabba_Maja_Sabu_Raijua.jpg
|caption = Perbukitan Kelabba Maja
|luas = 459,58
|lambang = Lambang Kabupaten Sabu Raijua.png
|peta = Lokasi Nusa Tenggara Timur Kabupaten Sabu Raijua.svg
|koordinat = {{Coord|-10.452808|121.878035}}
|dasar hukum = UU Nomor 52 Tahun 2008
|tanggal = 26 November 2008
|motto = Mira kaddi<br/>{{small|{{lang icon|Hawu}} Membangun bersama}}
|kecamatan
|kelurahan = 5
|desa = 63
|kepala daerah = Bupati
|nama kepala daerah = [[Nikodemus Nithanel Rihi Heke|Nikodemus N. Rihi Heke]]
|wakil kepala daerah = Wakil Bupati
|nama wakil kepala daerah = [[Yohanis Uly Kale]]
|sekretaris daerah = Septenius M. Bule Logo
|penduduk = 96313
|penduduktahun = 30 Juni 2024
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|{{Tree list}}
* 99,22% [[Kekristenan|Kristen]]
** 96,55% [[Protestan]]
** 2,67% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,70% [[Islam]] |0,06% [[Agama Hindu|Hindu]]<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://ntt.kemenag.go.id/file/file/File%20Data/Data%20Umat%202019.pdf|title=Jumlah Penduduk Pemeluk Agama di NTT Tahun 2019|website=www.ntt.kemenag.go.id|accessdate=22 September 2020|archive-date=2021-05-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210511094235/https://ntt.kemenag.go.id/file/file/File%20Data/Data%20Umat%202019.pdf|dead-url=yes}}</ref>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi), [[Bahasa Hawu|Hawu]]
|IPM = {{increase}} 61,37 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00bfac"> sedang </span><ref name="IPM">{{cite web | url =https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjIwNSMy/-metode-baru--indeks-pembangunan-manusia--umur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-.html| title =Indeks Pembangunan Manusia, 2022-2023| website = [[Badan Pusat Statistik]] | access-date = 5 November 2024}}</ref>
|kodearea = 0380
|zona waktu = WITA
|nomor_polisi = '''DH xxxx''' N*
|APBD = Rp 646.650.000.000,- ([[2024]])<ref name="APBD">{{cite web|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/portal/data/apbd?periode=11&tahun=2024&provinsi=24&pemda=21|title=Postur APBD Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2024|website=djpk.kemenkeu.go.id|date=(2024)|accessdate=9 November 2024}}</ref>
|PAD = Rp 33.830.000.000,- ([[2024]])<ref name="APBD"/>
|DAU = Rp 372.040.600.000,- ([[2024]])<ref name="DAU2024">{{cite web|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2023/09/Rincian-Alokasi-DAU-DBH-TA-2024.pdf|title=Rincian Dana Transfer Umum T.A 2024 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2024)|accessdate=9 November 2024|format=PDF}}</ref>
|DAK = Rp 131.339.766.000,- ([[2024]])<ref name="DANA">{{cite web|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/?portfolio=daftar-alokasi-tkdd-2024-prov-nusa-tenggara-timur|title=Buku Alokasi dan Rangkuman Kebijakan Transfer Ke Daerah T.A 2024 Provinsi Nusa Tenggara Timur|website=djpk.kemenkeu.go.id|date=(2024)|accessdate=9 November 2024|page=42}}</ref>
|web = {{URL|http://saburaijuakab.go.id}}
}}
'''Sabu Raijua''' adalah [[kabupaten]] di provinsi [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]]. Kabupaten ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia H. Mardiyanto pada 29 Oktober 2008 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Kupang.<ref>[* https://web.archive.org/web/20110411205105/http://beritasore.com/2008/10/29/dpr-setuju-pembentukan-12-kabupatenkota-baru/ DPR Setuju Pembentukan 12 Kabupaten-Kota Baru]</ref> Pada pertengahan 2024, jumlah penduduk Sabu Raijua sebanyak 96.313 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=9 November 2024|format=Visual}}</ref><ref name="SABU">{{citeweb|url=https://saburaijuakab.bps.go.id/publication/2021/02/26/6eb683da2f46b6fd449bf290/kabupaten-sabu-raijua-dalam-angka-2021.html|title=Kabupaten Sabu Raijua Dalam Angka 2021|last=|first=|website=www.saburaijuakab.bps.go.id|publisher=BPS Kabupaten Sabu Raijua|accessdate=6 April 2021|pages=8, 42|format=pdf|archive-date=2021-07-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20210729051250/https://saburaijuakab.bps.go.id/publication/2021/02/26/6eb683da2f46b6fd449bf290/kabupaten-sabu-raijua-dalam-angka-2021.html|dead-url=no}}</ref>
Kabupaten Sabu Raijua merupakan Daerah Otonom yang baru terbentuk pada tahun 2008, berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2008 tanggal 26 November 2008, yaitu pemekaran dari Kabupaten Kupang,
== Geografi ==
Letak Kabupaten Sabu Raijua berada di bagian selatan Provinsi
Kabupaten Sabu Raijua mempunyai dua pulau besar dan satu pulau kecil, yaitu:
* [[Pulau Sawu]] atau pulau Sabu
Baris 69 ⟶ 65:
=== Topografi & Geologi ===
Kondisi topografi Kabupaten Sabu Raijua didominasi kemiringan lereng antara 5-15%, dan ketinggian antara 0–50 m di atas permukaan laut, yang dapat dijumpai pada seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Sabu Raijua. Jenis tanah yang ada di Kabupaten Sabu Raijua terdiri dari 2 (dua) lelompok. Karakteristik masing-masing jenis tanah adalah sebagai berikut :
Grumusol. Tanah ini memiliki lapisan solum tanah yang agak dalam/tebal (100 – 200 cm), berwarna kelabu sampai hitam, dengan tekstur lempung berliat sampai liat, struktur tanahnya adalah keras di lapisan atas dan gumpalan di bagian bawah dengan konsistensinya teguh atau keras kalau kering. Keadaan tanah pada waktu hujan mengembang dan lekat sekali dan pada musim kemarau/kering, tanah akan retak dengan lebar retakan sekitar 25 cm dengan kedalaman 60 cm serta berbongkah-bongkah. Tanah ini mempunyai kandungan bahan organik yang rendah, antara 1 – 3,5% dan semakin ke bawah semakin menurun. Tanah ini bersifat asam agak alkalis, daya menahan air cukup baik, permeabilitasnya cukup lambat dan sangat peka terhadap bahaya erosi. Secara umum tanah ini mempunyai sifat fisik dan kimia yang agak jelek sampai sedang. Nilai produktivitasnya pun bervariasi dari rendah sampai sedang.<ref name="Sawu"/>
=== Hidrologi ===
Secara umum kondisi hidrologi di Kabupaten Sabu Raijua terdiri dari air mata air, air tanah, dan air permukaan. Dari data curah hujan, dapat diperoleh bahwa jumlah curah hujan dan banyaknya hujan tahun ini relatif kecil dan bervariasi antara bulan yang satu dengan bulan yang lain.
# Mata air merupakan air tanah yang muncul ke permukaan tanah, pemunculannya dapat disebabkan karena lapisan pembawa air tersebut terpotong oleh permukaan tanah yang melereng atau adanya perbedaan litologi, terpengaruh adanya sesar dan sebagainya. Di wilayah Kabupaten Sabu Raijua terdapat beberapa sumber mata air yang berasal dari daerah perbukitan dengan debit yang biasanya menurun pada musim kemarau, sehingga kebutuhan air pada musim kemarau merupakan kendala di wilayah ini. Mata air yang ada di kawasan perencanaan antara lain adalah Menia di Desa Menia Kecamatan Sabu Barat, Molie di Desa Molie Kecamatan Hawu Mehara, Lie Madira di Desa Molie Kecamatan Hawu Mehara, mata air di Desa Jiwuwu Desa Eimadake dan Desa Bebeae Kecamatan Sabu Tengah, mata air di Desa Depe Kecamatan Sabu Barat serta mata air di Desa Ballu Kecamatan Raijua.
# Air tanah banyak dipergunakan oleh penduduk di kawasan perencanaan sebagai sumber air bersih bagi penduduk yang ada di wilayah Kabupaten Sabu Raijua kawasan dataran sepanjang pantai. Berdasarkan observasi lapangan potensi air tanah di kawasan
#* Potensi Air tanah tinggi adalah kawasan dengan sumber air tanah mudah didapat (sampai dengan kedalaman 15 meter).
#* Potensi Air tanah sedang adalah kawasan dengan sumber air tanah didapat (sampai dengan kedalaman 50 meter) walaupun kadang-kadang sulit dijumpai pada musim kemarau; dan
Baris 85 ⟶ 82:
=== Iklim ===
Iklim di wilayah Kabupaten Sabu Raijua adalah [[Iklim sabana tropis|sabana tropis]] yang kering (''[[Klasifikasi iklim Koppen|Aw]]''). Hal tersebut ditandai dengan [[musim kemarau]] yang panjang dan [[musim hujan|musim penghujan]] yang relatif singkat dalam setahun di daerah ini. Musim penghujan di wilayah kabupaten ini biasanya terjadi sejak awal bulan [[Desember]] hingga akhir bulan [[Maret]]. Sementara itu, musim kemarau berlangsung sejak bulan [[April]] hingga bulan [[Oktober]]. Curah hujan tahunan wilayah ini berkisar antara 800–1600 milimeter per tahun dengan jumlah hari hujan kurang dari 100 hari hujan per tahun. Selama musim kemarau, banyak sungai dan aliran air yang mengering, sehingga warga lokal hanya dapat memanfaatkan sumur untuk pasokan air bersih mereka.<ref>{{Cite web |url=https://republika.co.id/berita/q4yfgp459/kabupaten-sabu-raijua-di-ntt-dilanda-kekeringan |title=Salinan arsip |access-date=2020-08-13 |archive-date=2020-08-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200828113412/https://republika.co.id/berita/q4yfgp459/kabupaten-sabu-raijua-di-ntt-dilanda-kekeringan |dead-url=no }}</ref> Suhu udara rata-rata di wilayah kabupaten ini bervariasi antara 23°–33 °C dan tingkat kelembapan nisbi berkisar antara 50%–80%.
{{Sawu Raijua weatherbox}}
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Zwaard - Hemala RV-16-272.png|jmpl|220px|ki|Senjata tradisional]]
Pulau Sabu juga dikenal dengan sebutan Sawu atau Savu. Penduduk di pulau ini sendiri menyebut pulau mereka dengan sebutan Rai Hawu yang artinya Tanah dari Hawu dan orang Sabu sendiri menyebut dirinya dengan sebutan Do Hawu. Nama resmi yang digunakan pemerintah setempat adalah Sabu. Masyarakat Sabu menerangkan bahwa nama pulau itu berasal dari nama Hawu Ga yakni nama salah satu leluhur mereka yang dianggap mula-mula mendatangi pulau tersebut.
Baris 93:
Menurut sejarah, nenek moyang orang Sabu berasal dari suatu negeri yang sangat jauh yang letaknya di sebelah Barat pulau Sabu. Pada abad ke-3 sampai abad ke-4 terjadi arus perpindahan penduduk yang cukup besar dari India Selatan ke Kepulauan Nusantara. Perpindahan penduduk itu disebabkan karena pada kurun waktu itu terjadi peperangan yang berkepanjangan di India Selatan. Dari syair-syair kuno dalam bahasa Sabu dapat diperoleh informasi sejarah mengenai negeri asal leluhur Sabu. Syair-syair itu mengungkapkan bahwa negeri asal orang Sabu terletak sangat jauh di seberang lautan di sebelah Barat yang bernama Hura.
Di India terdapat Kota Surat di wilayah Gujarat Selatan yang terletak di sebelah Kota Bombay, Teluk Cambay, India Selatan. Kota Gujarat pada waktu itu sudah terkenal sebagai pusat perdagangan di India Selatan. Orang Sabu tidak dapat melafalkan kata Surat dan Gujarat sebagaimana mestinya, sehingga mereka menyebutnya Hura. Para pendatang dari India Selatan ini menjadi penghuni pertama pulau Raijua di bawah pimpinan Kika Ga atau disebut juga Hawu Ga. Keturunan Kika Ga inilah yang disebut orang Sabu (Do Hawu). Setelah kawin mawin mereka kemudian menyebar di Pulau Sabu dan Raijua dan menjadi cikal bakal orang Sabu.{{cn}}
Pembagian wilayah di Sabu terjadi pada masa Wai Waka (generasi ke-18). Pembagian ini dibuat berdasarkan jumlah anak-anaknya
Baris 111:
# Ada batu peringatan untuk Raja Majapahit yang disebut Wowadu Maja dan sebuah Sumur Maja di wilayah Daihuli dekat Ketita.
# Setiap 6 tahun sekali ada upacara yang diadakan oleh salah satu Udu di Raijua, Udu Nadega yang diberi julukan Ngalai yang menurut cerita adalah keturunan orang-orang Majapahit.
# Motif pada tenunan selimut orang Sabu yang bergambar Pura, memberikan kesan adanya pengaruh H profil seperti orang Jawa dan ada tempat di dekat pelabuhan Mesara yang disebut dengan Molie yang diperkirakan diambil dari bahasa Jawa 'mulih o' yang berarti pulang.{{cn}}
=== Masa penjajahan ===
Baris 118:
Beberapa kali wabah penyakit menyerang penduduk Sabu di antaranya cacar yang memakan korban jiwa pada tahun 1869 membuat Sabu dan Raijua kehilangan hampir seperenam jumlah mereka, kolera pada tahun 1874 dan berulang tahun 1888 yang membuat rakyat di kedua pulau Sabu dan Raijua berkurang sangat signifikan. Baru sekitar tahun 1925 penduduk Sabu mencapai jumlah semula.
Hal menarik lainnya dari sejarah Sabu adalah bahwa ternyata Kapten James Cook, penemu Benua Australia, Kepulauan Hawai dan orang pertama yang mengelilingi serta membuat peta Selandia Baru, pernah singgah di Pulau Sabu. Dalam perjalanannya menuju Batavia pada tahun 1770, Kapal HM Bark Endeavour terdampar di Pulau Sabu akibat kehabisan perbekalan. Kapten James Cook mendapatkan bantuan logistik dari penguasa Sabu pada masa itu yaitu Raja Ama Doko Lomi Djara sehingga dapat berlayar kembali.{{cn}}
=== Masa modern ===
Setelah otonomi daerah diberikan kepada pemerintahan provinsi (Undang-undang Otonomi Daerah tahun 1999), Raijua menjadi sebuah kecamatan. Pada pembentukan Kabupaten Sabu Raijua pada tahun 2008, secara resmi kabupaten ini terbagi atas 6 kecamatan yakni Raijua, Sabu Barat, Hawu Mehara, Sabu Liae, Sabu Timur dan Sabu Tengah. Pada tahun 2008, Thobias Uly diangkat menjadi Penjabat Bupati dan pada 24 Januari 2011 Bupati definitif pertama hasil Pilkada Langsung Kabupaten Sabu Raijua,
Latar belakang istilah Do Hawu bukanlah berasal dari nama Hawu g'ha seperti pembahasa diatas.Kerena jika di asumsikan bahwa Istilah tersebut adalah penghormatan lalu mengapa tidak ada istilah untuk menghormati Kika G'ha? Dimanakah garis keturunan dari Hawu G'ha hingga saat ini?.Dengan demikian maka asumsi diatas dinyatakan keliru,karena sesungguhnya istilah Dohawu itu muncul ketika generasi dari Kika G'ha yakni Miha ngara memiliki anak yaitu Hawu Miha dan J'hawa Miha, secara singkat dalam terminologi kontemporer, kepada Hawu miha ditugaskan untuk beranak cucu dan memilih konservatif atau mempertahankan tradisi, maka golongan ini disebut sebagai do Hawu sementara kepada j'hawa miha diberi tugas untuk merantau ke Jawa dan memilih untuk hidup secara modern dan golongan ini disebut Do J'hawa.{{cn}}
== Pemerintahan ==
===
{{utama|Daftar Bupati Sabu Raijua}}
{|class="wikitable" style="text-align:center;"
|-
! No
! colspan=2|Bupati
! Mulai menjabat
! Akhir menjabat
! colspan=2|Wakil Bupati
|-
| (2)
| [[Berkas:2. Bupati Nikodemus Rihi Heke.jpg|100px]]
| [[Nikodemus Nithanel Rihi Heke|Nikodemus N. Rihi Heke]]
| 16 September 2021
| ''Petahana''
| [[Berkas:Wakil Bupati Sabu Raijua Yohanis Uly Kale.jpg|100px]]
| [[Yohanis Uly Kale]]
|}
=== Dewan Perwakilan ===
Baris 139 ⟶ 156:
== Demografi ==
=== Suku ===
[[Berkas:School in West Savu.jpg|jmpl|ka|220px|Pelajar SMA di Sabu Raijua]]
Suku asli yang berada di kabupaten Sabu Raijua adalah suku [[Suku Sabu|Sabu]].<ref name="SUKU">{{cite web|first=Ade Indra|last=Kusuma|url=https://www.kompas.tv/article/101675/mengenal-sejarah-baju-adat-suku-sabu-ntt-dipakai-jokowi-di-sidang-tahunan-mpr|title=Mengenal Sejarah Baju Adat Suku Sabu-NTT, Dipakai Jokowi di Sidang Tahunan MPR|date=14 Agustus 2020|website=www.kompas.tv|accessdate=5 September 2021|archive-date=2021-09-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210905101357/https://www.kompas.tv/article/101675/mengenal-sejarah-baju-adat-suku-sabu-ntt-dipakai-jokowi-di-sidang-tahunan-mpr|dead-url=no}}</ref> Suku Sabu kebanyakan bekerja bercocok tanam di ladang dan sawah. Tanaman yang mereka tanam diantaranya adalah padi, ubi kayu, jagung, buah dan sayur. Selain itu, mereka juga beternak hewan seperi kerbau, sapi, kuda, babi, anjing, ayam, dan ada juga yang bekerja sebagai nelayan.
Baris 144 ⟶ 163:
=== Agama ===
Tahun 2021, jumlah penduduk kabupaten Sabu Raijua sebanyak 93.995 jiwa, dengan kepadatan 204 jiwa/km². Adapun persentasi penduduk Sabu Raijua berdasarkan agama yang dianut yakni [[Kekristenan]] 99,22%, dimana [[Protestan]] 96,55% dan [[Katolik]] 2,67%. Kemudian [[Islam]] 0,70% dan [[Hindu]] 0,06%.<ref name="AGAMA"/> Namun, penganut kepercayaan [[Jingi Tiu]] diperkirakan berjumlah 6,19%, sebuah kepercayaan lama masyarakat [[Suku Sabu|Sabu]], sebelum agama [[Kristen]] masuk ke kawasan ini.<ref name="DUKCAPIL"
== Pariwisata ==
Baris 171 ⟶ 190:
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
* [http://pariwisataindo.com/2016/tempat-wisata-keren-di-pulau-sabu/ Tempat Wisata di Pulau Sabu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160206044946/http://pariwisataindo.com/2016/tempat-wisata-keren-di-pulau-sabu/ |date=2016-02-06 }}
{{Kabupaten Sabu Raijua}}
{{Nusa Tenggara Timur}}
{{Mayoritas Kristen Indonesia}}
{{Authority control}}
|