Pacu Jalur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 23997307 oleh 114.79.54.92 (bicara) Tag: Pembatalan halaman dengan galat kutipan |
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(28 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{italic title}}
{{pp-vandalism}}
{{Infobox sport
| name = {{lang|min|Pacu Jalur}}
Baris 5 ⟶ 6:
| imagesize = 300px
| alt =
| caption = Perlombaan ''{{lang|min|Pacu Jalur}}'' di [[Sungai Indragiri]],
| union =
| nicknames =
* ''{{lang|min|Pacu
* ''{{lang|min|
* ''{{lang|pey|Patjoe Djaloer}}''
* ''{{lang|nl|Kanorace van Koeantan}}''
Baris 15 ⟶ 16:
* ''{{lang|nl|Kanorace op de Inderagiri}}''
* ''{{lang|en|Kuansing Boat Festival}}''
| first =
| firstlabel =
| registered =
Baris 21 ⟶ 22:
| contact =
| team = Tim/Beregu
| mgender =
| type =
| equipment =
Baris 33 ⟶ 34:
| IWGA = }}
'''''{{lang|min|Pacu Jalur}}''''' (juga dieja sebagai
Sejak tahun [[2014]], tradisi, pengetahuan, adat budaya, kesadaran biosentrisme
Pada tahun [[2022]], gambaran ''{{lang|min|Pacu Jalur}}'' (dibuat oleh seorang seniman [[etnis Sunda]] asal [[Bandung]], bernama Wastana Haikal) terpilih sebagai ''[[Google Doodle]]'', yang mana merupakan alterasi khusus untuk [[logo Google]] di beranda [[Google]] yang dimaksudkan untuk memperingati [[Hari Kemerdekaan Indonesia]] yang dirayakan pada tanggal 17 Agustus.<ref>{{cite web |title=Indonesia Independence Day 2022 |language= en |url=https://www.google.com/doodles/indonesia-independence-day-2022 |website=www.google.com |publisher= Google |year=2022}}</ref>
==Nomenklatur==
Secara
Tergantung
==Sejarah==
Sedikit
{{cquote
|'''{{Small|Teks prasasti:}}'''<br>"''... maŕlapas dari Mināṅa tāmvan mamāva yaṁ vala dua lakşa daṅan ko śa duaratus cāra di sāmvau ...''"<br>'''{{Small|Terjemahan:}}'''<br>"... berangkat dari
Menurut tradisi lisan masyarakat setempat, ''Pacu Jalur'' pada mulanya merupakan sarana transportasi menyusuri sungai Batang Kuantan dari Hulu Kuantan hingga ke Cerenti di muara sungai Batang Kuantan. Karena transportasi darat belum berkembang pada masa itu, jalur tersebut sebenarnya digunakan sebagai sarana transportasi penting bagi penduduk desa, terutama digunakan sebagai sarana pengangkutan hasil bumi, seperti buah-buahan lokal dan tebu, dan berfungsi untuk mengangkut sekitar 40-60 orang per perahu atau sampannya. Pada masa perkembangannya, perahu transportasi berbentuk memanjang ini sengaja dihias dengan unsur budaya setempat yang bisa berupa kepala ular, buaya, harimau dan terkadang ditambah dengan payung Minangkabau (''payuang''). Seiring berjalannya waktu, fungsinya bergeser dari sekadar alat angkut orang menjadi tongkang kerajaan yang megah. Jalur air yang biasa digunakan sebagai jalur transportasi atau pertukaran barang berangsur-angsur berubah menjadi identitas sosiokultural masyarakat Minangkabau Kuansing untuk menyelenggarakan festival. Apalagi, menurut catatan sejarah yang tertulis, jalur tersebut juga menjadi jalur para bangsawan untuk menyambut tamu-tamu terhormat para raja (dan kemudian sultan) yang hendak berkunjung ke kawasan Rantau Kuantan.▼
Menurut sumber lisan masyarakat setempat, ''Jalur'' pada mulanya merupakan sarana transportasi menyusuri sungai Batang Kuantan dari Hulu Kuantan hingga ke Cerenti di bagian hilir sungai Kuantan. Karena transportasi darat belum berkembang pada masa itu, jalur tersebut sebenarnya digunakan sebagai sarana transportasi penting bagi penduduk desa, terutama digunakan sebagai sarana pengangkutan hasil bumi, seperti buah-buahan lokal dan tebu.
▲
[[File:KITLV A107 - Toeschouwers op de oever van de Inderagiri (Batang Koeantan) voor een kanorace te Taloek, KITLV 83169.tiff|thumb|left|300px|Festival Pacu Jalur Festival dan para penonton di daerah Taluk, {{circa}} tahun 1900-an awal]]
Pada masa penjajahan Belanda, pacu jalur
Lebih lanjut, untuk melestarikan tradisi budaya tersebut, pemerintah Indonesia memasukkan Festival Pacu Jalur dalam acara kalender wisata nasional tahunan Indonesia, yang biasanya diadakan sekitar tanggal 23 hingga 26 Agustus setiap tahunnya.
Baris 57 ⟶ 61:
Jalur adalah sejenis perahu yang dibuat dari batang kayu utuh, tanpa dibelah-belah, dipotong-potong atau disambung-sambung. Ciri-cirinya adalah kukuh-kuat, ramping, artistik, sehingga pada waktu berpacu tidak dikhawatirkan pecah, jalannya laju dan sedap dipandang. Pembuatan jalur melalui proses yang cukup panjang, yaitu:<ref name="KI">[http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/994/pacu-jalur-lomba-perahu Pacu jalur lomba perahu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150504064939/http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/994/pacu-jalur-lomba-perahu |date=2015-05-04 }} diakses 3 Mei 2015</ref>
# Untuk menyusun rencana kerja pertama-tama diselenggarakan musyawarah atau rapek kampung yang dihadiri oleh berbagai unsur seperti pemuka adat, cendekiawan, kaum ibu dan pemuda, dipimpin oleh seorang pemuka desa, biasanya pemuka adat. Bila disepakati untuk membuat jalur, lalu ditentukan langkah lebih lanjut.
# Memilih kayu. Kayu yang dicari itu harus memenuhi persyaratan kualitas (jenis), ukuran dan lain-lain, terutama bobot magis atau
# Menebang kayu. Kayu yang sudah disemah oleh pawang lain ditobang dengan alat kapak dan beliung. Dahan dan ranting dipisahkan.
# Memotong ujung. Kayu yang sudah bersih diabung (dipotong) ujungnya menurut ukuran tertentu sesuai dengan panjang jalur yang akan dibuat kemudian kulit kayu dikupas, diukur dibagi atas bagian haluan, telinga, lambung, dan kemudian dengan alat benang.
Baris 77 ⟶ 81:
== Acara ==
Kegiatan Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang
Selain sebagai acara olahraga yang banyak
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Olahraga tradisional Indonesia]]
|