Ki Panjawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(17 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Ki Panjawi''' atau '''Ki Ageng Penjawi''' adalah keturunan ke 5 dari [[Brawijaya|Bhre Kertabhumi]] melalui garis ayahnya Ki Ageng Ngerang III, ibunya adalah Raden Ayu Panengah putri [[Sunan Kalijaga]] dari isteri putri Aria Dikara. Semasa anak-anak sampai dewasa Ki Panjawi menerima gemblengan ilmu keagamaan dan ilmu pemerintahan (ilmu tentang tata pemerintahan yang dikuasai oleh Walisongo adalah mengadopsi gaya [[khilafah]] atau kesultanan islam jajirah Arab), disamping mendapatkan bekal ilmu dari Sunan Kalijaga, Ki Panjawi juga mendapatkan bimbingan ilmu spiritual dari Nenek dan Kakek-buyutnya yang masih keturunan Sunan Ngadipala (Syekh Maulana Maghribi)[[Sunan Gresik]].▼
▲'''Ki Panjawi''' atau '''Ki Ageng Gede Penjawi''' adalah keturunan
Ki Panjawi memilki putri yang bernama '''Putri Waskita Jawi''' yang menjadi Permaisuri dari [[Panembahan Senapati]] dengan gelar Kanjeng Ratu Mas, jadi Ki Penjawi juga disamping sebagai penasihat [[Panembahan Senapati]] besama-sama [[Ki Juru Martani]] dan [[Ki Ageng Pemanahan]], ia juga mertua yang dihormati oleh [[Panembahan Senapati]].
== Tiga Tokoh dari Sela (Three Musketeers Mataram) ==
[[Ki Ageng Pemanahan]] adalah
* [[Ki Gede Pamanahan]], putra dari Ngenis (Ki Ageng Ngenis), menikahi sepupunya, putri dari bibinya Nyai Gede Saba.
* [[Ki Juru Martani]], adalah putra dari Nyai Gede Saba. Jadi Ki Juru Martani adalah sepupu sekaligus saudara ipar Ki Gede Pemanahan.
* Ki Panjawi, seorang keluarga sederajat, putra Ki Ageng Ngerang III cucu Nyai Siti Rochmah putra Raden Bondan Kejawan, sedangkan ibunya adalah Raden Ayu Panengah/Nyai Ngerang III putri [[Sunan Kalijaga]], juga putra angkat Ki Ageng Ngenis. Ia diperlakukan sebagai kakak oleh Pemanahan maupun Juru Martani. Kelak saat Panembahan Senapati awal membangun Mataram, ia menjadi Adipati Pati,
Ki Gede Pemanahan, putra Ngenis, diberi nama sesuai dengan daerah yang dikuasakan kepadanya oleh raja Pajang. Daerah itu masih dapat ditemukan kini, yaitu Manahan, suatu daerah di sebelah barat Solo. Di sana juga terdapat pemandian Ki Gede. Nama sebenarnya Ki Gede Pemanahan tidak disebutkan dalam Babad Tanah Djawi. Dari Sadjarah Dalem (Padmasoesastra, 1912) juga dari Van der Horst (1707) kita dapat mengenal sebuah nama kecil: Bagus Kacung.
Baris 25:
== Silsilah Asal-Usul & Keturunan ==
Silsilah Kanjeng KiAgeng Gede Penjawi adalah sebagai berikut:
* Raja [[Brawijaya]] V dengan Gusti Kanjeng Ratu Wandan Kuning berputra:
* [[Bondan Kejawan|Raden Bondan Kejawan]] menikah dengan Retno Dyah Ayu Dewi Nawangsih berputra 3 orang:
# Ki Ageng Wonosobo berputra:
## Ki Ageng Pandanaran berputra:
Baris 39:
##### [[Sutawijaya|Panembahan Senopati]] menikah dengan [[Putri Waskita Jawi ( 3.2.1.1.1. )]]
#### Ki Ageng Karatongan
# [[Nyai Ageng Ngerang|Rara Kasihan]] menikah dengan [[Ki Ageng Ngerang I /Raden Syekh Ronggo Jaya Makam
## Nyai Ageng Sela menikah dengan [[Ki Ageng Sela]], berputra 7, No 2:
### Nyai Ageng Saba menikah dengan Ki Ageng Saba
## Ki Ageng Ngerang II / Kyai Ageng Bodo Ing Pajang Makam Selo Desa Butuh (Pajang) Sragen Komplek Makam kasultanan Pajang, Berputra diantaranya :.
### Ki Ageng Ngerang III / Kyai Ageng Buyut Pati
#### '''Ki Panjawi''' / '''Ki Ageng Panjawi / Ki Ageng Pati / Bupati Adipati Pati, Berputra:'''
##### [[Putri Waskita Jawi / Ratu Mas]] menikah dengan [[Sutawijaya|Panembahan Senopati]] Berputra [[Anyakrawati]]''Susuhunan Adi Prabu Anyakrawati / Raden Mas Djolang.''
##### Adipati Pati Sedo ing Biting taji makam Gunung Pati Kota Semarang / Adipati Pragola I / Wasis Joyokusumo Berputra Adipati Pati Sedo Kadhaton Makam Sendang Sani Kab.Pati / Adipati Pragola II.
### Ki Ageng Ngerang IV
### Ki Ageng Ngerang V
Baris 54 ⟶ 55:
Perkembangan sejarah masuknya Agama Islam di Surakarta, tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Ki Ageng Henis. Mulanya Laweyan merupakan perkampungan masyarakat yang beragama Hindu Jawa. Ki Ageng Beluk, sahabat Ki Ageng Henis, adalah tokoh masyarakat Laweyan saat itu. Ia menganut agama Hindu, tetapi karena dakwah yang dilakukan oleh Ki Ageng Henis, Ki Ageng Beluk menjadi masuk Islam. Ki Ageng Beluk kemudian menyerahkan bangunan pura Hindu miliknya kepada Ki Ageng Henis untuk diubah menjadi Masjid Laweyan.
Kerajaan Mataram Islam dirintis oleh tokoh-tokoh keturunan [[Bondan Kejawan|Raden Bondan Kejawan]] putra [[Bhre Kertabhumi]]. Tokoh utama Perintis Kesultanan Mataram adalah '''[[Ki Ageng Pamanahan]], [[Ki Juru Martani]]''' dan '''Ki Panjawi''' mereka bertiga dikenal dengan '''"Tiga Serangkai Mataram"''' atau istilah lainnya adalah '''"Three Musketeers from Mataram"'''. Disamping itu banyak perintis lainnya yang dianggap berjasa besar terhadap terbentuknya Kesultanan Mataram seperti: [[Bondan Kejawan]], [[Ki Ageng Wonosobo]], [[Ki Ageng Getas Pandawa]], [[Nyai Ageng Ngerang]] dan [[Ki Ageng Ngerang]], [[Ki Ageng Made Pandan]], [[Ki Ageng Saba]], [[Ki Ageng Pakringan]], [[Ki Ageng Sela]], [[Ki Ageng Enis]] dan tokoh lainnya dari keturunanan masing-masing. Mereka berperan sebagai leluhur Raja-raja Mataram yang mewarisi nama besar keluarga keturunan [[Brawijaya]] majapahit yang keturunannya menduduki tempat terhormat dimata masyarakat dengan menyandang nama '''Ki, Ki Gede, Ki Ageng' Nyi, Nyai Gede, Nyai Ageng''' yang memiliki arti: ''tokoh besar keagamaan dan pemerintahan yang dihormati yang memiliki kelebihan, kemampuan dan sifat-sifat kepemimpinan masyarakat''.
Ada beberapa fakta yang menguatkan mereka dianggap sebagai perintis Kesultanan Mataram yaitu:
Baris 86 ⟶ 87:
{{end box}}
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh penyebar Islam di Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Islam di Indonesia]]
|