Tutup, Tunjungan, Blora: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Wadaihangit (bicara | kontrib)
melengkapi halaman dengan foto #WPWP
 
(34 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7:
|kecamatan =Tunjungan
|kode pos =58252
|foto=Kantor Desa Tutup.png
|foto=[[Berkas:Gapura Tutup Central Tempe.jpg|720px]]|caption=Gapura Desa Tutup Central Tempe}}
}}
 
'''Tutup''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Tunjungan, Blora|Tunjungan]], [[Kabupaten Blora|Blora]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Desa [[Tutup]] ini di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukorejo, di sebelah timur dengan Kelurahan Sonorejo dan Kelurahan Tambahrejo, di sebelah selatan dengan Desa Buluroto, di sebelah barat dengan Desa Tamanrejo dan Desa Adirejo.
 
==Asal Usul NamaSejarah==
===Asal Usul Nama===
 
Desa Tutup tergolong sebagai nama desa yg unik di Indonesia.<ref>{{Cite web|title=Nama Desa Unik Di Indonesia|url=https://m.kumparan.com/amp/kumparantravel/cuma-ada-di-indonesia-ini-7-desa-dengan-nama-paling-unik-1uyWZySRFMD|website=kumparan.com|language=Indonesia|access-date=2023-09-02}}</ref> Nama '''Tutup''' berasal dari nama sebuah pohon yaitu [[Tutup beling|Tutup]] (ada juga yang menyebutnya Trutup) dan juga wilayah ini dulunya merupakan daerah yang tertutup atau daerah hutan.{{Butuh rujukan}}
 
===Perjalanan Masa ke Masa===
Tahun 1830-an salah seorang eks pasukan Diponegoro menghindar dari serangan Belanda ke [[Blora]] bernama Hangga Wijaya. Hangga Wijaya adalah putra dari Wangsadijaya II Wedana [[Butuh, Purworejo|Butuh]] ( daerah [[Purworejo]] ). Hangga Wijaya bertapa kungkum di blumbang yang sumber mata airnya keluar dari bawah pohon, blumbang ini bernama Banyurip. Dimana sekarang Banyurip digunakan untuk tempat hajatan warga dukuh Tutup saat acara ''Gasdesonan'' atau Sedekah Bumi.{{Butuh rujukan}}
 
Tahun 1928 zaman [[Sarekat Islam]], seorang dari Surabaya bernama [[Oemar Said Tjokroaminoto|H.O.S Cokroaminoto]] bersama Kusno ([[Soekarno]]) berkunjung ke Sukorame. Pertama singgah di warung Mbah Djiman, selanjutnya mengadakan pertemuan di warung Mbah Asto (sebelah utara perempatan Sukorame). Di pertemuan ini bertujuan keduanya untuk meminta kepada Ndoro Sumoputra agar diberikan selamat.{{Butuh rujukan}}
 
Pada saat masa penjajahan Belanda rakyat sangat menderita, mendapatkan diskriminasi ekonomi dan pendidikan. Anak orang Eropa disediakan [[ELS]], untuk anak priyayi dan pegawai Belanda disediakan [[HIS]] dan untuk anak rakyat jelata disediakan sekolah Angka Loro Seta yang hanya 3 tahun. Pada saat masa penjajahan Jepang banyak orang mati kelaparan di jalanan karena hasil pertanian rakyat diambil oleh Jepang. Untuk mengurusi mayat - mayat maka ditugaskanlah Mbah Setro Salimin, Mbah Marto Sayem dan Mbah Kasto Gundul. Mayat dikuburkan dalam satu lubang tanpa dilawoni, disalati. Hal ini bisa dibuktikan saat penggalian tanah pemakaman Sukorame sebelah selatan, nanti dalam satu liang lahat ditemukan beberapa rangka manusia.{{Butuh rujukan}}
 
Pada akhir masa [[pemberontakan PKI 1948|pemberontakan PKI Madiun 1948]], Tutup terkena dampak menjadi sasaran mortir yang dilakukan pasukan Siliwangi dalam operasi penumpasan PKI di dua titik yaitu sebelah timur Banyurip dan arah sebelah selatan sekitar 300 m dari Langgar Dhuwur.{{Butuh rujukan}}
 
==Pemerintahan==
 
===Pembagian Wilayah Administratif===
Awalnya dulu ada dua desa, yaitu
<ol><li>Desa Ngetrep yang terdiri dari Dukuh ''Genengan'' dan Dukuh ''Ngetrep''.</li><li>
Desa Tutup terdiri dari Dukuh ''Sukorame'' dan Dukuh ''Tutup''.</li></ol>
 
Tahun 1921 kedua desa tersebut melebur menjadi satu dengan nama Desa Tutup yang terdiri atas{{Butuh rujukan}}
<ol><li>''Dukuh Tutup''</li><li> ''Dukuh Sukorame''</li><li>''Dukuh Ngetrep''</li></ol>
 
Pusat pemerintahan desa berada di ''Dukuh Tutup''.{{Butuh rujukan}}
 
== Batas Wilayah ==
Batas Wilayah Desa Tutup{{Butuh rujukan}}
{{batas_USBT
|utara=[[Sukorejo, Tunjungan, Blora|Desa Sukorejo]]
|selatan=[[Buluroto, Banjarejo, Blora|Desa Buluroto]]
|timur=[[Sonorejo, Blora, Blora|Kelurahan Sonorejo]] dan [[Tambahrejo, Blora, Blora|Kelurahan Tambahrejo]]
|barat=[[Tamanrejo, Tunjungan, Blora|Desa Tamanrejo]]
}}
 
==Daftar Kepala Desa Tutup==
Berikut nama - nama Kepala Desa Tutup yang pernah menjabat{{Butuh rujukan}}
{| class="wikitable"
! rowspan="2" |No.
! rowspan="2" |Nama
! colspan="2" |Masa Jabatan
|-
!Dari Tahun
!Hingga Tahun
|-
|1.
|Tjitro Tenojo
|''Sebelum 1955 -''
|1955
|-
Baris 45 ⟶ 77:
|-
|5.
|Kokok Sungkowo
|2007
|2013
|-
|6.
|Sri Mujiasih
|2013
|2019
|-
|7.
| rowspan="2" |6.
| rowspan="2" |Kokok Sungkowo
|2007
|2013
|-
|2019
|''Petahana''
Baris 62 ⟶ 96:
* [[Tunjungan, Blora]]
* [[Kabupaten Blora]]
{{Tunjungan, Blora}}{{Kelurahan-stub}}{{Authority control}}
 
 
{{Kelurahan-stub}}