Maulana Yusuf dari Banten: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(33 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
*[[Maulana Muhammad]]
*Arya Upapati|father= [[Maulana Hasanuddin]] |mother=[[Ratu Ayu Kirana]]|spouse=[[Ratu Hadijah]]|
'''Maulana Syarif Yusuf''' atau '''Pangeran Pasareyan''' merupakan [[putra]] dari [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]] pendiri [[Kesultanan Banten]]. Ia melanjutkan kekuasaan
▲'''Maulana Yusuf''' atau '''Pangeran Pasareyan''' merupakan [[putra]] dari [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]] pendiri [[Kesultanan Banten]]. Ia melanjutkan kekuasaan [[bapak]]nya di [[Banten]] dalam rentang waktu [[1570]] - [[1585]].
Selama satu dekade kekuasannya, Maulana Yusuf menitikberatkan perhatiannya pada pengembangan kota (sekarang [[Kota Kuno Banten|Banten Lama]]), keamanan wilayah, perdagangan dan pertanian, serta melanjutkan politik ekspansi ayahnya. Salah-satu pencapaian terbesarnya adalah menaklukkan Pulasari dan Pakwan Pajajaran, ibu kota [[Kerajaan Sunda]] di tahun [[1579]].<ref>{{Cite book|last=Darmawidjaja|date=1968|url=https://books.google.com/books?id=gi4GAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=Pulasari+1579&q=Pulasari+1579&hl=en|title=Orang Baduj: harimau djadi-djadian|publisher=Kinta|language=id}}</ref> Penaklukkan ini dilandasi oleh tekadnya untuk menyebarkan agama Islam hingga ke pedalaman Banten dan menghilangkan ancaman Kerajaan Sunda yang masih bercorak [[Agama Hindu|Hindu]]. Sejak penaklukan tersebut, agama Islam semakin tersebar luas di daerah Banten dan [[Jawa Barat]]. Di masa pemerintahannya, Kesultanan Banten mengalami era kejayaan dimana Banten berkembang menjadi salah-satu pusat perdagangan terpenting di [[Asia Tenggara]].<ref>{{Cite book|last=M.Hum|first=Ikot Sholehat|url=https://books.google.com/books?id=N1W6DwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA136&dq=%22Maulana+Yusuf%22+kerajaan+Banten&hl=en|title=PERDAGANGAN INTERNASIONAL KESULTANAN BANTEN AKHIR ABAD XVI-XVII|publisher=Uwais Inspirasi Indonesia|isbn=978-623-227-199-9|language=id}}</ref>
Silsilah Maulana Yusuf adalah putra Sultan Maulana Hasanuddin, raja pertama Kesultanan Banten dari
== Masa pemerintahan ==
Baris 34 ⟶ 31:
Berdasarkan [[Sejarah Banten]], setelah Maulana Hasanuddin meninggal pada tahun 1570, Maulana Yusuf naik tahta, kemudian melanjutkan ekspansi Banten ke kawasan pedalaman Sunda, dengan menaklukan [[Kerajaan Sunda|Pakuan Pajajaran]] dan [[Pulosari, Pandeglang|Pulasari]] pada tahun [[1579]].<ref>Hasan Muarif Ambary, Jacques Dumarçay, (1990), ''The Sultanate of Banten'', Gramedia Book Pub. Division, ISBN 979-403-922-5</ref>
Dalam rangka ekspansi wilayah dan penyebaran agama Islam, Sultan Maulana Yusuf memperluas pengaruhnya hingga ke pedalaman.<ref>{{Cite book|last=MARDIYONO|first=P.|date=2021|url=https://books.google.com/books?id=SvY1EAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PT223&dq=%22Maulana+Yusuf%22+pedalaman&hl=en|title=GENEALOGI KERAJAAN ISLAM DI JAWA Menelusuri Jejak Keruntuhan Kerajaan Hindu dan Berdirinya Kerajaan Islam di Jawa|publisher=Araska Publisher|isbn=978-623-7910-80-0|language=id}}</ref>
== Silsilah ==
=== Naskah Negarakertabumi ===
Baris 45 ⟶ 40:
* Maulana Hasanuddin
* Sunan Gunung Jati / Syarif Hidayatullah / Sayyid Al-Kamil / Susuhunan Jati / Susuhunan Cirebon
* Syarif Abdullah + Nyi Hajjah Syarifah Mudaim (Nyi Mas [[Rara Santang]]) binti [[Sri Baduga Maharaja]]
* Ali Nurul Alam + Puteri Mesir{{cn}}
* Jamaluddin Al-Husein
* Al-Amir Akhmad Syekh Jalaludin
Baris 55 ⟶ 50:
* Ali Khali' Qasam
* Alwi Shohib Bait Jubair
* Muhammad Maula
* Alwi
* Ubaidillah
* [[Ahmad
* [[Isa
* [[Muhammad An-Naqib]]
* [[Ali
* [[Ja'far
* [[Muhammad
* [[Ali Zainal Abiddin]]
* [[Husein]]
*
* Nabi Islam [[Muhammad]]
* Abdullah
* Abdul Muthalib
Baris 78 ⟶ 73:
* Luay
* Ghalib
* Dst.{{who}}{{cn}}
=== Naskah Kaprabonan ===
*
* Sarifah Siti Fatimah
* Husen
Baris 102 ⟶ 97:
* Maulana Yusuf
=== Kitab Purwaka Caruban Nagari<ref>Pangeran Raja (PR) Aria Cirebon. 1720. Purwaka Caruban Nagari. [[Cirebon]]: [[Kesultanan Kacirebonan]]</ref>{{fv}} ===
* Nabi
* Siti Fatimah
* Sayid Husen{{who}}
* Sayid Abidin
* Muhammad Baqir
Baris 125 ⟶ 120:
* Maulana Yusuf
Maulana Yusuf memiliki garis keturunan yang bersambung pada Nabi Islam [[Muhammad]] dari jalur [[Hasan bin Ali]].
* Nabi IslamMuhammad
* Fatimah Az-Zahra
* Imam Hasan As-sibith
* Hasan Al-Mutsanna (Syarif Mekah ke-1)
* Abdullah Al-kamil / Al-mahdi (Syarif Mekah ke-3)
* Musa Al-jaun (Syarif Mekah ke-7)
* Abdullah Al-kiram (Syarif Mekah ke-9)
* Musa (Syarif Mekah ke-12)
* Muhammad Ats-Tsa-ir (Syarif Mekah ke-21)
* Abdullah (Syarif Mekah ke-22)
* Ali
* Sulaiman
* Husin
* Isa
* Abdul Karim
* Mutha’in
* Idris
* Mekah Qatadah (Syarif Mekah ke-43)
* Ali
* Hasan
* Abi Nami
* Abi Dzabih Muhammad
* Athifah
* Muhammad
* Jarullah Abdul Aziz
* Abdullah (Sultan Malaka)
* Hidayatullah (Pendiri Kesultanan Banten)
* Maulana Hasanuddin
* Maulana Yusuf
Silsilah ini disusun berdasarkan kajian nasab Sayyid Yusuf al-Angawi Sumenep yang disusun oleh Sayyid Salim bin Ahmad bin Jindan dan Habib Alwi bin Abi Bakri bin Bil Faqqih. Selain disusun oleh ahli nasab dari tokoh Alawiyin, nasab di atas juga telah disempurnakan berdasarkan kajian nasab Keluarga Besar Anggawangsa Anggawi al-Hasani Surabaya yang menurunkan para Adipati, Tumenggung hingga Wedana di Jawa Timur. Keluarga Besar Anggawangsa sendiri merupakan keturunan Sultan Ageng Tirtayasa utamanya dari jalur Pangeran Purbaya. Anak keturunan Pangeran Purbaya di Jawa Timur menggunakan gelar MAS yang merupakan singkatan dari Maulana Syarif. Sebagian besar dari keturunan itu banyak yang dimakamkan di Pemakaman Boto Putih dan satu komplek dengan makam Sultan Banten terakhir yaitu Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin.
Jalur Athifah ini juga dikuatkan dengan keberadaan makam salah satu keturunan Sultan Ageng Tirtayasa yaitu Muhammad Atif di Tangerang. Nama Muhammad Atif di nisbatkan dari nama leluhurnya yaitu Athifah bin Abi Dzabih Muhammad.
== Rujukan ==
|