Lamoa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Donovanpalu (bicara | kontrib)
Menambahkan ==Kamus Bahasa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Donovanpalu (bicara | kontrib)
PENCATATAN LOBO DI MUSEUM PROVINSI SULAWESI TENGAH
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(30 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{More citations needed|date=Oktober 2023}}
{{Infobox religious group
| group = Lamoa
Baris 5 ⟶ 6:
| flag_size =
| image = Bakersfield the glory of God shine.jpg
| image_caption = ''Matahari adalah mata dari PueMpalaburu''Pue Mpalaburu
| image_size =
| population = ~ 210.000
| founder = [[Kerajaan Tojo|Pilewiti (Raja Pertama Kerajaan Tojo)]] hanya melestarikan kepercayaan lamoa, penganut pertama kepercayaan lamoa tidak diketahui
| religions = [[Agama Islam]], dan Lamoa (PueMpalaburuPue Mpalaburu)
| scriptures = -
| languages = [[Suku Bare'e|Bahasa Bare'e]]{{•}}[[Bahasa Melayu|Melayu]]
| related-c = [[Suku Bare'e]]
| regions = [[Sausu, Parigi Moutong|Sausu]]{{•}}[[Kabupaten Poso|Poso]]{{•}}[[Kabupaten Tojo Una-Una|Tojo]]{{•}}[[Sulawesi Tengah]]{{•}} [[Kerajaan Tojo|dan semua bekas wilayah kekuasaan kerajaan tojo]]
Baris 21 ⟶ 22:
| pop2 =
| ref2 =
| website = https://sukubaree.weebly.com
'''Download Kamus Bahasa Bare'e (Bare'e-Taal)''' https://id.scribd.com/document/665733193/KAMUS-BAHASA-BARE-E-BARE-E-TAAL-Bahasanya-Suku-Bare-e (Yang menyalahgunakan atau mengubah isi dari Kamus Bahasa Bare'e ini akan mendapatkan sanksi pidana ITE)
| notes = [[Hindia Belanda|Dijaman penjajah, hindia belanda]] melarang semua bentuk kepercayaan Lamoa yang bertuhan kepada puempalaburu, dan membebaskan budaya dan adat yang tidak berhubungan dengan kepercayaan lamoa seperti tari moraego, tari mokayori, dll.<ref>Sumber buku "POSSO" LIHAT & DOWNLOAD HALAMAN 151:
BELANDA MELARANG SEMUA BUDAYA BARE'E, dan menyatakan '' ''lazarus melarang semua budaya dan baju inodo dari bare'e-stammen", [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB24:072383000:00001&query=Posso&coll=boeken&rowid=1], Diakses 30 Juni 2023.</ref>
}}
 
'''Lamoa'''<ref name=":0">De{{Cite Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes jilid 1 halaman 119, ''[book|last=Adriani|first=N.|date=1912|url=https://wwwresolver.delpherkb.nl/nl/boeken/viewresolve?identifierurn=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query:025970000:00005|title=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc Bare'e-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]",sprekende DiaksesToradja's 30van Juni 2023.Midden-Celebes|publisher=Landsdrukkerij|language=Nederlands}}</ref> adalah bentuk kepercayaan lama kepada tuhan PueMpalaburu (Pue Mpalaburu) yang dipraktikkan dan dianut oleh semua penduduk asli [[Suku Bare'e]], di [[Sulawesi Tengah]].
 
'''Bentuk peribadatannya disebut "Molamoa" ''' yaitu membentuk lingkaran dengan berpegangan tangan, ataupun tanpa berpegangan tangan, tetapi yang terbanyak dan yang umum dilakukan adalah Molamoa dengan berpegangan tangan, dan gerakan tersebut dinamakan Dero atau [[Modero]], dan Modero dilakukan setelah melakukan pengayauan (pemenggalan kepala).
 
Praktik sembahyang Molamoa dengan gerakan Dero-nya dilakukan ketika pasukan dari sebuah Kampung (Kampu; Lipu; Wawo) pulang dari perang; dan para [[Tadulako]] dari [[Suku Bare'e]] pulang mengayau, pengayauan (penggal kepala). [[Tadulako]] melakukan pengayauan karena dorongan kepercayaan mereka dimana diajarkan apabila ada musibah seperti panen gagal atau ada anggota masyarakat yang meninggal maka mereka harus mencari tengkorak kepala orang sebagai penolak bala. Demikian lalu tengkorak kepala yang didapatkan dari hasil pengayauan kemudian di letakan di tengah [[Rumah Adat Lobo|Lobo]], lalu ditarikan oleh masyarakat [[Suku Bare'e|suku bare'e]] secara melingkar dengan gaya yang sama seperti yang kita kenal sekarang dengan nama "Dero"<ref>Sumber{{Cite bukubook|last=Adriani|first=N.|date=1919|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB24:072383000:00001|title=Posso|publisher=Boekhandel "POSSO"van LIHATden &Zendingsstudie-Raad|language=Nederlands}}</ref>, DOWNLOADdan HALAMAN[[Modero]] adalah gerakan Tarian yang dilakukan oleh [[Suku Bare'e]] setelah pulang mengayau, dan tarian Dero atau Modero sudah menjadi istilah turun temurun. 151:
MONANGU BUAJA (krokodilzwemmen), menyatakan ''semua toraja (toradja) desa pamona Watu Mpoga'a berasal dari wotu, luwu timur, ciptaan Misionaris Belanda dengan meminjam nama dari Kerajaan Luwu'' , [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB24:072383000:00001&query=Posso&coll=boeken&rowid=1], Diakses 30 Juni 2023.</ref>", dan [[Modero]] adalah gerakan Tarian yang dilakukan oleh [[Suku Bare'e]] setelah pulang mengayau, dan tarian Dero atau Modero sudah menjadi istilah turun temurun.
 
Kepercayaan Lamoa dijaman [[Kerajaan Tojo]] tahun 1770 tetap dipertahankan bentuk keasliannya karena merupakan ciri khas dari [[Suku Bare'e]] yang merupakan suku asli yang tinggal di wilayah [[Kerajaan Tojo|Tananto Bare'e]], tetapihanya saja [[Kerajaan Tojo|Pilewiti]] (Raja Pertama Kerajaan Tojo) yang bergelar Anreguru ri Tojo mengambil alih semua Adat istiadat dan Budaya Kepercayaan Lamoa, dan secara perlahan memasukkan semua [[Suku Bare'e]] ke Agama [[Islam]], karena itu [[Suku Bare'e]] yang hidup di abad ke-20 mengatakan "Ohaio !, [[Kerajaan Tojo|Orang Tojo]] kemana-mana selalu membawa [[Rumah adat Lobo|Lobo]]nya"<ref>OHAIO-LIEDEREN (LAGU OHIO !), RUMAH ADAT LOBO SEBAGAI SIMBOL ADAT ISTIADAT DAN BUDAYA SUKU BARE'E, suku bare'e di tojo kemana-mana selalu membawa Lobo-nya, De Bare'e-Sprekende de Toradja van midden celebes jilid 3, halaman 593.[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918].</ref>. Tetapi tidak demikian dengan '''Penjajah [[Hindia Belanda]] yang melarang semua bentuk kepercayaan Lamoa''' yang bertuhan kepada PueMpalaburuPue Mpalaburu, dan membebaskan budaya dan adat yang tidak berhubungan dengan kepercayaan lamoa seperti [[Tari Moraego]], Tari Mokayori, dll.{{efn|Pemerintah [[Hindia Belanda]] menyebutkan bahwa semua orang [[Kristen]] di [[Grup Poso-Tojo|Poso-Tojo]] harus menjauh dari semua hal yang berhubungan dengan [[Rumah adat Lobo|Lobo]], seperti yang [[Albertus Christiaan Kruyt]] jelaskan dalam buku [[Van Heiden Tot Christen]].}}
 
Lobo sebagai tempat penyembahan kepada Pue Mpalaburu tuhannya [[Suku Bare'e]], sudah tercatat di museum provinsi [[Sulawesi Tengah]] sebagai Rumah adat yang dimiliki oleh [[Suku Bare'e]].<ref>MINIATUR RUMAH ADAT LOBO SUKU BARE'E, di Museum Provinsi Sulawesi Tengah.[https://museumsulawesitengah.com/home/koleksi/85].</ref>
 
==Sejarah==
{{Main|Rumah adat Lobo}}
Rumah ibadah pagi penganut kepercayaan Lamoa disebut Lobo, dan Lobo juga biasa digunakan sebagai [[rumah adat]] oleh [[Suku Bare'e]]<ref>{{Cite web|date=2020-03-16|title=Suku Bare’e – Prov. Sulawesi Tengah|url=https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/suku-suku/sulawesi/suku-baree-prov-sulawesi-tengah/|website=Kesultanan dan Kerajaan di Indonesia|language=en|access-date=2023-10-01}}</ref>. Tahun 1914 di wilayah [[Tojo, Tojo Una-Una|Tojo]], Lobo masih bisa didapati di beberapa desa, terutama di [[Tojo, Tojo Una-Una|Taliboi]] dan Makoepa (makupa)<ref name=":0" />. Lobo menggunakan konstruksi berciri khas rumah adat dan rumah ibadah di Provinsi [[Sulawesi Tengah]] yang tidak ada di provinsi lain di Indonesia. Lobo terbuat dari kayu hitam [[Kayu hitam sulawesi|eboni]].
 
Khusus di wilayah [[Sulawesi Tengah|Sulawesi bagian tengah (midden celebes)]] yaitu Wilayah [[Grup Poso-Tojo]] Istilah Toraja diciptakan [[Hindia Belanda|Belanda]] untuk menamakan [[Orang Tojo|Suku Bare'e]] (Alfouren) yang masih beragama Lamoa (Tuhan PueMpalaburu), dan semua [[Suku Bare'e]] (Bare'e-Stammen) yang masih beragama Lamoa harus mengakui dirinya adalah orang Toraja (Toradja) dan bukan lagi [[Suku Bare'e|Bare'e]], tetapi walaupun begitu masih sangat banyak juga Suku Bare'e yang beragama Lamoa yang ikut Suku Bare'e yang beragama Islam (Mohammadisme) karena Suku Bare'e tersebut tidak cocok dengan gaya hidup orang [[Belanda]] yang berkulit putih dan berambut kuning.
 
 
Maka penduduk asli atau ALFOUREN di wilayah [[Grup Poso-Tojo]] dibagi 2 Kelompok yaitu :
 
'''1.''' Bare’e, atau Suku Bare'e<ref>De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes jilid 1 halaman 119, De Namen of Stamenners ''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifiername=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]", Diakses 21 Juni:0" 2023.</ref> (Bare’e-Stammen) yang beragama Islam (Mohammadisme), dan Suku Bare'e yang masih beragama Lamoa (Bertuhan PueMpalaburu), dan
 
'''2.''' Toraja (Toradja)<ref>De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes jilid 1 halaman 6, Vairspriding Toradja poso-Todjo Groupen ''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifiername=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]",:0" Diakses 21 Juni 2023.</ref> yang Orang-orangnya diambil dari Suku Bare'e (Bare'e-Stammen) yang beragama Lamoa, dan Alfouren yang mau ikut Belanda inilah yang disebut Toraja, sehingga bagi pihak Belanda kemudian mengistilahkan “Van Heiden tot Christen”, yang semua Toraja tersebut berasal dari wilayah wotu, luwu, yang sekarang wilayah dari [[Kabupaten Luwu Timur]], yang dijelaskan dalam buku "De Bare'e-Sprekende de Toradja van midden celebes" jilid 1 halaman 5, sub.bab Vairspriding Toradja poso-Todjo Groupen<ref>Vairspriding Toradja poso-Todjo Groupen ''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifiername=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]",:0" Diakses 30 Juni 2023.</ref>.
 
Tetapi perkembangannya Suku Bare'e yang beragama Lamoa lebih banyak yang ikut dengan [[Orang Tojo|Suku Bare'e]] yang ber[[agama islam]] karena belum terbiasa dengan kebiasaan hidup Orang-orang Belanda yang berkulit putih dan bermata biru.
 
==PueMpalaburu==
'''PueMpalaburu (Pue Mpalaburu)''' ([[Ejaan Van Ophuijsen]]: ''PoeemPalaboeroe'') adalah [[deitas pencipta|tuhan tertinggi]] dalam kepercayaan lama Lamoa, yang dianut oleh [[Suku Bare'e]] di [[Sulawesi Tengah]].{{sfn|Pettazoni|1955|p=10}}
 
'''PueMpalaburu (Pue Mpalaburu)''' ([[Ejaan Van Ophuijsen]]: ''PoeemPalaboeroe'') adalah [[deitas pencipta|tuhan tertinggi]] dalam kepercayaan lama Lamoa, yang dianut oleh [[Suku Bare'e]] di [[Sulawesi Tengah]].{{sfn|Pettazoni|1955|p=10}}
PueMpalaburu adalah penguasa langit dan bumi, serta seluruh umat manusia.<ref name=CREATOR>{{harvnb|Waida|1982|p=620}}; {{harvnb|Adriani|Kruyt|1912|p=269}}</ref> Ia berkuasa atas segalanya dan memberikan hukuman bagi mereka yang melanggar sumpahnya. Dalam kepercayaan Lamoa, Pue Mpalaburu merupakan anak dari pasangan dewa langit dan dewi bumi. Ayahnya adalah ''Lai to Wawo Yangi'' atau Lai, sedangkan ibunya ialah ''Indo i Ntaludidi'' atau Ndara. Dan pada akhirnya doa-doa dalam Molamoa [[Suku Bare'e]] yang ditujukan kepada Pue Mpalaburu (''Poeem''-Palaboeroe) kemudian melahirkan istilah ''Poem''<ref>POEMS, Poem without a word, [https://www.poetryfoundation.org/poems]", </ref> dalam dunia Sastra [[Bahasa Belanda]], dan [[Bahasa Inggris]], Poem artinya dalam [[Bahasa Indonesia]] adalah Sajak atau [[Puisi]]. {{sfn|Angel Fire|2018|p=0}}
 
PueMpalaburu adalah penguasa langit dan bumi, serta seluruh umat manusia.<ref name=CREATOR>{{harvnb|Waida|1982|p=620}}; {{harvnb|Adriani|Kruyt|1912|p=269}}</ref> Ia berkuasa atas segalanya dan memberikan hukuman bagi mereka yang melanggar sumpahnya. Dalam kepercayaan Lamoa, Pue Mpalaburu merupakan anak dari pasangan dewa langit dan dewi bumi. Ayahnya adalah ''Lai to Wawo Yangi'' atau Lai, sedangkan ibunya ialah ''Indo i Ntaludidi'' atau Ndara. Dan pada akhirnya doa-doa dalam Molamoa [[Suku Bare'e]] yang ditujukan kepada Pue Mpalaburu (''Poeem''-Palaboeroe) kemudian melahirkan istilah ''Poem''<ref>POEMS,"Kayori" Poem without aatau word, [https://www.poetryfoundation.org/poems]", </ref>Poem" dalam dunia Sastra [[Bahasa Belanda]], dan [[Bahasa Inggris]], Poemyang sejarahnya Puisi ialah artinyatermasuk dalam [[bahasa Inggris. Dan Bahasa Indonesia]]Inggris adalahialah Sajakbahasa atauJermanik Barat yang berasal daripada keluarga bahasa Indo-Eropa yang hampir dengan bahasa Belanda, Jerman, Frisian.<ref>POEM, Poem termasuk dalam bahasa inggris yang berasal daripada keluarga bahasa Indo-Eropa.[[Puisi]https://aplikasi-indonesia.com/kamusbahasainggris/arti/poem]. {{sfn|Angel</ref> Fire|2018|p=0}}
 
Poem artinya dalam [[Bahasa Indonesia]] adalah Sajak atau [[Puisi]]. Dalam dunia sastera [[Bahasa Belanda]], dan [[Bahasa Inggris]], Poem sangat dihormati di Kota Leiden, Belanda, sehingga Kota Leiden memiliki julukan "Leiden, The Dutch city of Poems"<ref>KOTA LEIDEN, The Dutch city of Poems.[https://muurgedichten.nl/en], </ref>
===Wujud===
Berbagai pendapat muncul tentang perwujudan dari tuhan PueMpalaburu ini. Duet [[ahli bahasa]], [[misionaris]], dan [[etnologi|etnolog]] [[Belanda]], [[Nicolaus Adriani]] dan [[Albertus Christiaan Kruyt]] menyatakan bahwa wujud PueMpalaburu memiliki sifat-sifat langit, dan menyebut bahwa matanya adalah matahari. Di sisi lain, R. Pettazoni menyebutkan bahwa PueMpalaburu adalah dewa angin, sebagai penegasan dari fakta bahwa ia adalah dewa langit.{{sfn|Pettazoni|1955|p=11}} Jika kedua orangtuanya, Lai dan Ndara, yang menciptakan manusia-manusia pertama, maka PueMpalaburu yang akan menyempurnakannya. Seperti menciptakan dan memisahkan jari dan bibir pada tubuh manusia.{{sfn|Adriani|Kruyt|1912|p=269}}
 
Adriani dan Kruyt menyimpulkan bahwa PueMpalaburu adalah [[dewa matahari]] yang membalas semua perbuatan dan melihat segalanya. Pada malam hari, di saat matahari akan segera terbenam dan langit mulai gelap, orang [[Suku Bare'e|bare'e]] mengatakan bahwa matahari sedang menoleh ke belakang ([[Suku Bare'e|Bahasa Bare'e;meelireme]]), menandakan ada seseorang yang meninggal.{{sfn|Adriani|Kruyt|1912|p=271}} Mereka berpendapat bahwa PueMpalaburu lebih dari sekadar dewa matahari. Ini karena PueMpalaburu berada di saat terbit dan terbenamnya matahari dan di kedua sisi surga, juga karena dia adalah penerus tuhan (dewa-dewa) sebelumnya (orangtuanya): Lai dan Ndara ([[Langit dan Bumi]]).
 
Hal lainnya yang menegaskan teori Adriani-Kruyt adalah salah satu metode hukuman yang diberikan PueMpalaburu —bencana kekeringan jika terjadi pertumpahan darah— menunjukkan sifat-sifat dewa langit dan matahari, sama seperti kedua orangtuanya.
{{sfn|Adriani|Kruyt|1912|p=273}} Doa untuk PueMpalaburu diucapkan dengan [[Suku Bare'e|bahasa bare'e]] dan selalu diawali dengan: "''Bu PueMpalaburu, ane pebete ndeme, anu ri kasoyoa''" ({{lang-id|Wahai PueMpalaburu, yang berada di atas dan di bawah matahari.}}) Kalimat di dalam doa ini membenarkan teori Adriani-Kruyt bahwa perwujudan tuhan PueMpalaburu memang tidak jauh dari matahari. Mereka berdua bertanya kepada salah satu orang bare'e yang menganut kepercayaan Lamoa, dan orang tersebut menyatakan bahwa matahari adalah mata dari PueMpalaburu (Pue Mpalaburu).{{sfn|Adriani|Kruyt|1912|p=270}}
 
 
 
===Pelayan===
Sebagai tuhan lamanya [[Suku Bare'e]], PueMpalaburu (Pue Mpalaburu) memiliki seorang pelayan bernama Indo Ntegolili. (Versi yang lain menyebutkan bahwa Pue Mpalaburu memiliki dua pelayan, masing-masing pria dan wanita). Indo Ntegolili mengelilingi bumi 9 kali pada pagi hari, dan 9 kali pada malam hari. Ia melaporkan segala hak baik dan buruk yang terjadi di dunia kepada Pue Mpalaburu selaku tuannya, dan tidak ada yang dilewatkan oleh matanya. Jika seseorang tidak mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh Pue Mpalaburu, maka ia harus membayar denda tiga lembar untuk kejahatan yang diakibatkan oleh mulutnya, lima lembar untuk kejahatan yang dilakukan dengan tangannya, dan tujuh lembar untuk kejahatan terhadap seluruh manusia.{{sfn|Adriani|Kruyt|1912|p=270}}
 
Kejahatan atau pelanggaran seperti menyumpah atau berbohong, atau saat seseorang mencuri, semuanya akan diadili oleh Pue Mpalaburu. Berbeda dengan biasanya, Pue Mpalaburu menghukum seseorang dengan kejadian yang mendadak: Jika seseorang berbohong, Pue Mpalaburu akan memerintahkan seekor buaya untuk memakannya, dan jika seseorang mencuri, Pue Mpalaburu akan menjatuhkan pohon saat orang tersebut kebetulan lewat. Pue Mpalaburu menghukum pertumpahan darah dengan memberikan [[musim kemarau|musim kekeringan]] yang panjang atau dengan [[angin topan]] yang hebat, dan mengungkapkan amarahnya atas pelanggaran lain dengan menciptakan [[gempa bumi]] yang keras. Untuk menghindari kemarahan Pue Mpalaburu, orang [[Suku Bare'e|Bare'e]] biasanya akan mengurbankan seekor [[kerbau]], [[kambing]], seekor [[ayam]] berwarna putih, dan [[babi]] berwarna coklat, yang dijaman [[Kerajaan Tojo]] binatang [[babi]] diganti dengan [[Sapi]].{{sfn|Adriani|Kruyt|1912|p=271}}
 
==Dewa-dewa==
Dalam beberapa doa [[Suku Bare'e]] yang muncul dalam doa Molamoa, kita akan menemukan lebih banyak nama dewa dari suku bare'e. Tetapi hal itu akan memerlukan banyak waktu, sehingga akan dipersingkat saja, karena suku bare'e memiliki banyak sekali Dewa dan Roh bawahan dari PueMpalaburu, dan yang akan diterangkan disini adalah Dewa dan Roh milik khusus para dukun wanita wurake.
 
Berikut nama Dewa dan Roh<ref name=":0" /> dari suku bare'e :
Berikut nama Dewa dan Roh<ref>De Bare'e-Sprekende de Toradja van midden celebes jilid 1 halaman 269, '' POEË DI SONGI, EN ANDERE GÓDEN '',[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]", </ref> dari suku bare'e :
 
'''• Puedi Songi''' yang berarti "pria di dalam ruangan", Dewa Puedi Songi mungkin karena dia dibayangkan ([[RumpunOrang Bahasa Bare'eTojo|bare'e]]: ponawa-nawa, arti melayunya dihayal-hayalkan) sebagai seorang pria, yang selalu tinggal di sebuah rumah. Saya kemudian membicarakan kasus ini dengan sesama dewa, dan kemudian dikomunikasikan kepada dukun wanita roh mana yang telah mengambil debu jiwa, sehingga dukun wanita mengetahui apa yang telah dia lakukan.
 
'''• Ngkai mantande Songka''' yang namanya juga menunjukkan fungsinya: "kakek (tuan), yang menerima perintah", yaitu dari Pue MPalaburu, di bawahnya. jatuh ke bawah ini, seorang pria mati. Rambut dewa ini terdiri dari untaian manik-manik. Dalam beberapa doa Molamoa, yang muncul dalam kepercayaan Lamoa ini, kita akan menemukan lebih banyak nama dewa dan roh.
Baris 84 ⟶ 70:
==Roh-roh==
 
'''Anitu'''<ref>De Bare'e-Sprekende de Toradja van midden celebes jilid 1 halaman 285, '' DE GEESTEN INDEN DORP STEMPEL'',[httpsname="://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]0", </ref> adalah roh-roh dari orang [[Suku Bare'e|suku bare'e]] yang telah meninggal (gugur) dalam suatu pertempuran ataupun perang, dan anitu ini mereka percayai akan ikut serta dalam perang berikutnya. Jadi dalam hal ini Anitu adalah roh perang, dan anitu banyak didapati didalam semua kuil-kuil [[Rumah Adat Lobo|Lobo]] diwilayah-wilayah tempat tinggal suku bare'e.
 
Berbeda halnya dengan acara Pengayauan yang dilakukan karena dorongan kepercayaan jika ada musibah seperti panen gagal atau ada anggota masyarakat yang meninggal maka orang [[Suku Bare'e|Bare'e]] harus menjadi [[Tadulako]] untuk mengambil roh (Tanoana) dari dunia lain dengan memenggal kepala manusia sebagai penolak bala, dan orang suku bare'e yang mengayau tersebut diwajibkan harus pulang dulu dari acara pengayauan sebelum pergi ke pertempuran (perang), dengan begitu setiap orang bare'e yang berangkat perang ini percaya bahwa ada Anitu ikut serta dalam perang mereka.
 
Selain Anitu, suku bare'e juga mempercayai adanya Tanoana, '''Tanoana''' adalah Roh-roh orang yang telah meninggal. Dan Tanoana biasa didapat dari upacara adat pengayauan (memenggal kepala manusia) melalui [[Tadulako]], ataupun memenggal kepala dari keluarga [[Suku Bare'e]] sendiri (biasanya anak kandung), dan juga roh tanoana didapatkan melalui upacara adat Mongkariang yaitu menyimpan jasad manusia dari [[Suku Bare'e]] yang telah meninggal. Dan jika berhubungan dengan hasil panen maka dikenal adanya Roh TanoanaMpae, Roh '''TanoanaMpae''' adalah Roh pemberi kehidupan yang didapatkan dari hasil olahan beras dengan cara tidak membanting beras ketika memanen tetapi dengan cara memotongnya secara teliti agar roh TanoanaMpae-nya tetap ada dengan menggunakan semacam pisau khusus.<ref name=":0" />
Berbeda halnya dengan acara Pengayauan yang dilakukan karena dorongan kepercayaan jika ada musibah seperti panen gagal atau ada anggota masyarakat yang meninggal maka orang [[Suku Bare'e|Bare'e]] harus menjadi Tadulako untuk mengambil roh (Tanoana) dari dunia lain dengan memenggal kepala manusia sebagai penolak bala, dan orang suku bare'e yang mengayau tersebut diwajibkan harus pulang dulu dari acara pengayauan sebelum pergi ke pertempuran (perang), dengan begitu setiap orang bare'e yang berangkat perang ini percaya bahwa ada Anitu ikut serta dalam perang mereka.
 
== Catatan ==
Selain Anitu, suku bare'e juga mempercayai adanya Tanoana, '''Tanoana''' adalah Roh-roh orang yang telah meninggal. Dan Tanoana biasa didapat dari upacara adat pengayauan (memenggal kepala manusia) melalui Tadulako, dan juga upacara adat Mongkariang yaitu menyimpan jasad manusia yang telah meninggal.
{{Main|Van Heiden Tot Christen}}
{{notes}}
 
== Referensi ==