Pegunungan Himalaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k Bot: Merapikan artikel |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(7 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 25:
Himalaya merupakan tempat [[gunung]]-gunung tertinggi di dunia, misalnya [[Gunung Everest]] dan [[Kangchenjunga]] berada. Secara [[etimologi]], ''Himalaya'' berarti " tempat kediaman salju " dalam [[bahasa Sanskerta]] (dari ''hima'' "salju", dan ''aalaya'' "tempat kediaman").
Himalaya memanjang sepanjang lima negara — [[Afganistan]], [[Pakistan]], [[India]], [[Republik Rakyat Tiongkok|Tiongkok]], [[Bhutan]], [[Nepal]] dan [[Myanmar]]. Ia adalah sumber dua sistem [[sungai]] besar dunia — Sungai Indus dan Sungai Ganga-Brahmaputra. Sekitar
== Geologi ==
[[File:India-Eurasia collision.gif|thumb|250px|Gerakan [[lempeng India]] terhadap [[lempeng Eurasia]] pada 50 juta tahun lalu, dan membentuk Pegunungan Himalaya]]
Dalam catatan geologi, ada sebuah [[Superbenua]] bernama [[Pangea]]. Superbenua ini terpecah sekitar 180 juta tahun lalu dan membentuk 2 benua raksasa ([[Laurasia]] dan [[Gondwana]]). Gondwana salah satu benua pecahan Pangea mulai terpecah sekitar 200 - 160 juta tahun lalu sehingga terpecah menjadi [[Antartika]], [[Australia (benua)|Australia]], [[Afrika]], [[Amerika Selatan]], dan [[Anak benua India (wilayah/benua)|Anak Benua India]]. Salah satu benua pecahannya Anak Benua India berpisah dari benua raksasa tersebut sekitar 110 juta tahun yang lalu dan mulai bergerak ke utara mengarah ke [[Eurasia]], kemudian bertabrakan dengan Eurasia sekitar 55 juta tahun lalu. Peristiwa ini menyebabkan tabrakan yang sangat kuat.
Baris 40 ⟶ 41:
{{utama|Ekologi Himalaya}}
Ekologi Pegunungan Himalaya bervariasi tergantung iklim, curah hujan, ketinggian, dan tanah di suatu daerah tertentu. Iklim di Himalaya berkisar dari iklim tropis di kaki pegunungan hingga lapisan es permanen dan salju di ketinggian tertinggi. Jumlah curah hujan tahunan meningkat dari barat ke timur sepanjang bagian selatan. Keragaman iklim, ketinggian tempat, curah hujan, dan kondisi tanah di Himalaya mendukung keberagaman spesies tanaman dan hewan, seperti ngengat ''Plutodes flavescens'', yang tersebar di Himalaya Timur.<ref>{{Cite web |url=http://www.mothsofborneo.com/part-11/plutodini/plutodini_1_5.php |title=The Moths of Borneo |access-date=2016-11-09 |archive-date=2012-09-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120924034854/http://www.mothsofborneo.com/part-11/plutodini/plutodini_1_5.php |dead-url=yes }}</ref>
== Hidrologi ==
=== Daerah Aliran Sungai ===
Sejumlah sungai bersumber dan melewati Pegunungan Himalaya.<ref name=":0">{{Cite book|last=Shiva|first=Vandana|date=2023|title=Berdamai dengan Bumi: Kejahatan Korporasi dan Masa Depan Sumber Daya, Tanah & Pangan|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Independen|translator-last=Sari|translator-first=Kumala|url-status=live}}</ref> Setidaknya ada dua sistem sungai utama, yakni:
* DAS Indus: [[Sungai Indus]] membentuk batas utara dan barat Pegunungan Himalaya. Dimulai di Tibet, di pertemuan [[sungai Sengge]] dan Gar, dan mengalir ke barat laut melalui India, Pakistan, hingga bermuara di [[Laut Arab]]. Sistem sungai ini terdiri dari beberapa anak sungai utama yang mengalir di lereng selatan Himalaya, termasuk lima sungai di [[Punjab]], yakni [[sungai Jhelum]], [[Sungai Chenab|Chenab]], [[Sungai Ravi|Ravi]], [[Sungai Beas|Beas]], dan [[Sungai Sutlej|Sutlej]].
* DAS Gangga-Brahmaputra: Sungai utamanya adalah [[sungai Gangga]], [[Sungai Brahmaputra|Brahmaputra]], dan [[Sungai Yamuna|Yamuna]], serta anak-anak sungai lainnya. Brahmaputra berasal dari [[sungai Yarlung Tsangpo]] di Tibet barat, dan mengalir ke timur melalui Tibet dan barat melalui [[Assam]]. Sungai Gangga dan Brahmaputra bertemu di [[Bangladesh]] dan mengalir ke [[Teluk Benggala]] melalui delta sungai terbesar di dunia, [[Sundarban]].
Sungai-sungai ini merupakan sumber air minum dan irigasi bagi sekitar 1,5 miliar orang. DAS ini juga menghasilkan [[pembangkit listrik tenaga air]] dan berpengaruh pada budaya, perekonomian, dan ekologi setempat. Air permukaan DAS ini dan air tanah terkait merupakan sumber daya strategis bagi banyak negara di Asia.<ref name=":1" />
=== Gletser ===
Daratan Asia Tengah, termasuk Himalaya, memiliki deposit es dan salju terbesar ketiga di dunia setelah benua [[Antarktika|Antartika]] dan [[Arktik]]. Gletser Himalaya sering disebut sebagai [[Kutub Ketiga|"Kutub Ketiga"]] karena menjadi sumber bagi sungai-sungai besar di Asia dan menopang kehidupan milyaran manusia. Hampir 2 miliar orang bergantung pada air yang bersumber dari gletser Himalaya. Gletsernya meliputi [[Gangotri]] dan [[Yamunotri]] ([[Uttarakhand]]), Khumbu ([[Gunung Everest]]), Langtang (Langtang), dan Zemu ([[Sikkim]]). Lelehan gletser Himalaya menjadi sumber air tawar terbesar untuk India Utara dan berkontribusi pada lebih dari separuh volume sungai Gangga. Air sungai Indus, Brahmaputra, [[Sungai Mekong|Mekong]], [[Irrawaddy|Irrawady]], [[Sungai Kuning|Kuning]], dan [[Sungai Panjang|Yangtze]] juga bersumber dari gletser Himalaya.<ref name=":1" /><ref name=":0" />
== Dampak perubahan iklim ==
Pegunungan Himalaya merupakan salah satu wilayah yang paling rentan terhadap [[perubahan iklim]]. Beberapa dampak perubahan iklim telah terlihat sekarang, seperti hujan yang tak menentu, berkurangnya salju, [[banjir]], [[kekeringan]] di musim panas, kelangkaan air bersih, pergeseran spesies tumbuhan ke lereng lebih tinggi, perubahan pertumbuhan dan periode berbuah dan berbunga, hingga ancaman bagi keberlangsungan hidup miliaran orang.
Perubahan iklim memengaruhi salju Himalaya melalui penipisan timbunan salju dan kenaikan suhu yang menyebabkan salju dan es meleleh hingga hilangnya gletser. Gletser Himalaya merupakah indikator sensitif perubahan iklim; rentannya gletser Himalaya karena gletser ini adalah tipe akumulasi musim panas di mana akumulasi dan ablasi maksimal terjadi pada musim panas.<ref name=":1" /><ref name=":0" /> Menurut laporan [[Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim|IPCC]], gletser di Himalaya mengalami laju penyusutan yang paling cepat dibanding belahan bumi lainnya. IPCC memprediksi gletser Himalaya akan menghilang dan keseluruhan area Himalaya akan menyusut dari 193.051 mil persegi menjadi hanya 38.000 mil persegi pada 2035, bahkan bisa lebih cepat jika suhu bumi semakin meningkat. <ref name=":0" />
Berdasarkan penelitian lembaga RSFTE pada 2009 di 165 desa di Uttarakhand, sekitar 35% tanaman [[musim semi]] sepenuhnya mati dan pelepasan air berkurang hingga 90%. Sekitar 50-60% desa bergantung pada pipa-pida persediaan air dan di sebagian besar kasus terjadi kelangkaan air. Para penduduk desa, terutama perempuan, terpaksa berjalan kaki untuk mengambil air bersih untuk minum dan hewan ternak mereka. Krisis air minum ini terjadi hampir merata di semua desa dan kota di wilayah Utara India dan diperkirakan akan semakin parah.
Di sisi lain, suhu dataran tinggi Ladakh meningkat hingga 10°C selama tiga puluh lima tahun terakhir. Hujan lebat semakin sering terjadi sehingga mengakibatkan banjir, menenggelamkan rumah-rumah, tanah pertanian, dan ternak. Penduduk Ladakh yang selama ini bergantung pada air lelehan salju dan gletser, kini harus menggali sumur untuk air bersih dan irigasi. Krisis air di Ladakh juga diperparah dengan keberadaan hotel-hotel yang menggali sumur bor sehingga menyebabkan penurunan air tanah dan membuang limbah secara sembarangan sehingga mengotori sumber air minum penduduk lokal.<ref name=":0" />
== Jalan gunung ==
Baris 109 ⟶ 131:
</gallery></center>
== Referensi ==
<references />
==Bacaan lebih lanjut==
* [[William McKay Aitken|Aitken, Bill]], ''Footloose in the Himalaya'', Delhi, Permanent Black, 2003. {{ISBN|81-7824-052-1}}
|