Kabupaten Aceh Besar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Update data penduduk Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(16 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{coor title dm|5|22|N|95|30|E|region:ID-AC_type:adm2nd|display=title}}
{{Dati2
|
|nama = Kabupaten Aceh Besar
|translit_lang1_type = [[abjad Jawi|Jawoë]]
|
|translit_lang1_type1 = Alfabet Aceh
|translit_lang1_info1 = Acèh Rayek
|foto = Masjid Rahmatullah Lampuuk2.jpg
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|kecamatan = 23
|gampong = 604
|kepala daerah = [[Bupati]]
|nama kepala daerah = [[Muhammad Iswanto]] (Pj.)
|wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
|nama wakil kepala daerah = ''lowong''
|sekretaris daerah = Sulaimi
|ketua DPRD = Iskandar Ali
|luas = 2969
|luasref = <ref name="Permendagri-137-2017"/>
|penduduk = 439048
|penduduktahun = 30 Juni [[2024]]
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|99,73% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 0,24% [[Kekristenan]]
** 0,19% [[Protestan]]
** 0,05% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,03% [[Agama Buddha|Buddha]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Aceh|Aceh]]
|IPM = {{increase}} 75,98 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00726a"> tinggi </span><ref name="IPM">{{cite web|url=https://aceh.bps.go.id/indicator/26/74/1/ipm.html|title=Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2021-2023|website=www.aceh.bps.go.id|accessdate=28 Januari 2024}}</ref>
|kodearea = 0651
|kodepos
|nomor_polisi = BL ''xxxx'' L**
|apbd = Rp 1.662.846.328.700,<ref name="APBD 2018">{{cite web |url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=5412 |title=APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018 |date=2018-05-04 |accessdate=2018-07-06 |archive-date=2018-07-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180706132521/http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=5412 |dead-url=no }}</ref>
|pad = Rp 132.396.380.300,
|dau = Rp 771.619.306.000,- ([[2021]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2021|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2021)|accessdate=8 Desember 2021|page=1|format=pdf|archive-date=2021-12-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20211207084638/http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|dead-url=no}}</ref>
|flora =
|fauna =
|zona waktu = UTC +7
|web = {{url|acehbesarkab.go.id}}
}}
'''Kabupaten Aceh Besar''' ({{Lang-ace|[[abjad Jawi|Jawoë]]: اچيه راييك|Acèh Rayek}}) adalah salah satu [[kabupaten]] di Provinsi [[
Kabupaten ini merupakan kabupaten terbarat di Indonesia. Sebelum dimekarkan pada akhir tahun 1970-an, ibu kota Kabupaten Aceh Besar awalnya berada di Kota [[Banda Aceh]]. Setelah Kota Banda Aceh berpisah menjadi [[kotamadya]] tersendiri, ibu kota kabupaten dipindahkan ke [[Jantho]] di [[Gunung Seulawah Agam|Pegunungan Seulawah]]. Kabupaten Aceh Besar juga merupakan tempat kelahiran pahlawan nasional [[Cut Nyak Dhien]] yang berasal dari [[Lamteh, Peukan Bada, Aceh Besar|Lampadang]]. == Sejarah ==
Pada waktu Aceh masih sebagai sebuah kerajaan, yang dimaksud dengan Aceh atau [[Kerajaan Aceh]] adalah wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Besar ditambah dengan beberapa kenegerian/daerah yang telah menjadi bagian dari [[Kabupaten Pidie]]. Selain itu, juga termasuk [[Pulau Weh]] (sekarang telah menjadi pemerintah [[kota Sabang]]), sebagian wilayah pemerintah [[kota Banda Aceh]], dan beberapa kenegerian/daerah dari wilayah [[Kabupaten Aceh Barat]]. Aceh Besar dalam istilah [[Bahasa Aceh|Aceh]] disebut ''Aceh Rayeuk''. Penyebutan Aceh Rayeuk sebagai Aceh yang sebenarnya karena daerah inilah yang pada mulanya menjadi inti Kerajaan Aceh dan juga karena di situlah terletak ibu kota kerjaaan yang bernama Bandar Aceh atau Bandar Aceh Darussalam. Untuk nama Aceh Rayeuk ada juga yang menamakan dengan sebutan Aceh Lhee Sagoe (''Aceh Tiga Sagi'').<ref name="sekilas">{{Cite web |url=http://www.nad.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=286&Itemid=96 |title=Sekilas tentang Aceh Besar di situs NAD |access-date=2007-06-14 |archive-date=2007-09-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070928121414/http://www.nad.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=286&Itemid=96 |dead-url=yes }}</ref>
Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, Kabupaten Aceh Besar merupakan daerah yang terdiri dari tiga [[kawedanan]], yaitu Kawedanan Seulimum, Kawedanan [[Lhoknga, Aceh Besar|Lhoknga]] dan Kawedanan Sabang. Akhirnya dengan perjuangan yang panjang Kabupaten Aceh besar disahkan menjadi daerah otonom melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956 dengan ibu kotanya pada waktu itu adalah Banda Aceh dan juga merupakan wilayah hukum Kotamadya [[Banda Aceh]].
Sehubungan dengan tuntutan dan perkembangan daerah yang semakin maju dan berwawasan luas, Kota Banda Aceh sebagai ibu kota dianggap kurang efisien lagi, baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang. Usaha pemindahan ibu kota tersebut dari Kota Banda Aceh mulai dirintis sejak tahun 1969, lokasi awalnya dipilih [[Indrapuri, Aceh Besar|Kecamatan Indrapuri]] yang jaraknya 25 km dari Kota Banda Aceh. Usaha pemindahan tersebut belum berhasil dan belum dapat dilaksanakan sebagaimana diharapkan.
Baris 62 ⟶ 70:
Kemudian pada tahun 1976 usaha perintisan pemindahan ibu kota untuk kedua kalinya mulai dilaksanakan lagi dengan memilih lokasi yang lain yaitu di [[Seulimeum, Aceh Besar|Kecamatan Seulimeum]] tepatnya di [[mukim|kemukiman]] Janthoi yang jaraknya sekitar 52 km dari Kota Banda Aceh.
Akhirnya usaha yang terakhir ini berhasil dengan ditandai dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1976 tentang Pemindahan Ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar dari wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh ke kemukiman Janthoi di Kecamatan [[Seulimeum, Aceh Besar|Seulimeum]], Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim [[Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia|Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia]] dan Pemerintah Daerah yang bekerjasama dengan Konsultan PT Markam Jaya yang ditinjau dari segala aspek dapat disimpulkan bahwa yang dianggap memenuhi syarat sebagai ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar adalah Kemukiman Janthoi dengan nama '''[[Kota Janthoe, Aceh Besar|Kota Jantho]]'''.
Setelah ditetapkan Kota Jantho sebagai ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar yang baru, maka secara bertahap pemindahan ibu kota terus dimulai, dan akhirnya secara serentak seluruh aktivitas perkantoran resmi dipindahkan dari Banda Aceh ke Kota Jantho pada tanggal 29 Agustus 1983, dan peresmiannya dilakukan oleh Bapak Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia pada masa itu, yaitu Bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 3 Mei 1984.<ref name="sejarah">Aceh Besar Dalam Angka 2004</ref>
Baris 69 ⟶ 77:
== Geografi ==
[[Berkas:Meuseujid Tuha Indra Puri 2.jpg|jmpl|
Wilayah darat Aceh Besar berbatasan dengan [[Kota Banda Aceh]] di sisi utara, [[Kabupaten Aceh Jaya]] di sebelah barat daya, serta [[Kabupaten Pidie]] di sisi selatan dan tenggara. Aceh Besar juga mempunyai wilayah kepulauan yaitu wilayah [[Pulo Aceh, Aceh Besar|Kecamatan Pulo Aceh]]. Kabupaten Aceh Besar bagian kepulauan di sisi barat, timur dan utaranya dibatasi dengan [[Samudra Hindia]], [[Selat Malaka]], dan [[Teluk Benggala]], yang memisahkannya dengan [[Pulau Weh]], tempat di mana [[Kota Sabang]] berada. Pulau-pulau utamanya adalah [[Pulau Breueh]] dan [[Pulau Nasi]].
Secara geografis sebagian besar wilayah Kabupaten Aceh Besar berada pada hulu aliran [[Sungai Krueng Aceh]]. Saat ini kondisi tutupan lahan adalah 62,5% (menurut data citra landsat tahun 2007). [[Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda]] yang merupakan bandara internasional dan menjadi salah satu pintu gerbang untuk masuk ke Provinsi Aceh berada di wilayah kabupaten ini. [[Pulau Benggala]] yang merupakan pulau paling barat dalam wilayah Republik Indonesia merupakan bagian dari Kabupaten Aceh Besar.
== Pemerintahan ==
===
{{utama|Daftar Bupati Aceh Besar}}
{|class="wikitable" style="text-align:center;"
!No
!Foto
!Nama Bupati
!Mulai Jabatan
!Akhir Jabatan
!Wakil Bupati
|-
|12
|[[Berkas:Muhammad Iswanto.jpg|100px]]
|[[Muhammad Iswanto]]<br> ([[Penjabat]])
|14 Juli 2022
|''Petahana''
|''Lowong''
|}
=== Dewan Perwakilan ===
Baris 88 ⟶ 112:
== Pariwisata ==
[[Berkas:Indrapatra Fortress panorawa view.jpg|jmpl|pus|1100px|<center>Benteng Indra Patra</center>]]
=== Wisata Sejarah ===
[[Berkas:Rumoh Cut Nyak Dhiën.jpg|jmpl|250px|Rumah Cut Nyak Dhien]]
Baris 98 ⟶ 124:
* '''[[Perpustakaan Kuno Tanoh Abee]]''', terdapat di Desa [[Tanoh Abee, Seulimeum, Aceh Besar|Tanoh Abee]] di kaki Gunung Seulawah, Aceh Besar. Perpustakaan Tanoh Abee terletak di dalam kompleks Dayah Tanoh Abee yang didirikan oleh keluarga Fairus yang mencapai klimaks kejayaannya pada masa pimpinan Syekh Abdul Wahab yang terkenal dengan sebutan [[Teungku Chik Tanoh Abee]]. Ia meninggal pada tahun [[1894]] dan dimakamkan di Tanoh Abee. Pengumpulan naskah (manuskrip) Dayah Tanoh Abee telah dimulai sejak Syekh Abdul Rahim, kakek dari Syekh Abdul Wahab. Naskah yang terakhir ditulis pada masa Syekh Muhammad Sa’id, anak Syekh Abdul Wahab yang meninggal dunia pada tahun [[1901]] di Banda Aceh, dalam tahanan Belanda.<ref name="budaya"/>
* '''Rumoh Teunun Nyak Mu''', merupakan pusat produksi tenun asli khas Aceh, yang berlokasi di Gampong [[Siem, Darussalam, Aceh Besar|Siem]], Mukim Siem, Kecamatan Darussalam. Lokasi ini berjarak 12 km sebelah timur Kota Banda Aceh. Di Rumoh Teunun Nyak Mu ini di produksi aneka kain tenun Aceh dengan beragam motif khas Aceh.<ref name="budaya"/>
=== Wisata Alam ===
[[Berkas:Lhok Me.jpg|jmpl|
* Pantai [[Lhoknga, Aceh Besar|Lhok Nga]]
Baris 118 ⟶ 142:
* Pemandian alam di Brayeun [[Leupung, Aceh Besar|Leupung]]
* Pantai Lhok Seudu
== Kebudayaan ==
=== Kuliner Khas ===
Kabupaten Aceh Besar terkenal dengan salah satu makanan khasnya, yakni Bolu manis ala Aceh yang terkonsentrasi di kecamatan Peukan Bada. Bolu ini terkenal dengan citarasanya yang khas, namun kesulitan pengembangan karena kendala dana selain kondisi yang belum sepenuhnya stabil. Selain itu ada pula [[gulai]] kambing ([[kari]]) dan ayam tangkap yang terkenal kelezatannya serta Sie rebuh (daging Rebus) dan asam keu eung (asam pedas).
== Galeri ==
Baris 129 ⟶ 157:
Berkas:Indrapatra Fortress building.jpg|Benteng Indra Patra
</gallery>
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
* {{id}}[http://www.acehbesarkab.go.id Situs Resmi Kabupaten Aceh Besar]
{{Kabupaten Aceh Besar}}
{{Aceh}}
|