Aceh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rezamahesa (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(89 revisi perantara oleh 30 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{pp
{{
{{Kotak info provinsi Indonesia
|
|
|bahasa nama
|translit_lang1 = bahasa daerah
|translit_lang1_type = [[abjad Jawi|Abjad Jawoë]]
|translit_lang1_info = اچيه دارالسلام
|nama lain = {{hlist|Atjeh|Aceh Darussalam|Daerah Istimewa Aceh|Nanggroë Aceh Darussalam}}
|julukan = {{Hlist|Serambi Mekkah|Tanah Rencong|Negeri Sultan Iskandar Muda}}
|bendera = Flag of Aceh, Indonesia.svg
|lambang = Coat_of_arms_of_Aceh.svg
|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width = 300|image_style = border:1;
|perrow = 1/2/2/2
|image1=Meuseujid Raya.JPG
|image2=Danau Laut Tawar.jpg
Baris 25 ⟶ 19:
|image4=Taman nasional gunung lauser. Aceh.jpg
|image5=Seulawaih Agam.jpg
|image6=Gunongan Putroë Phang.JPG
|image7=Replika Seulawah 001 di Blang Padang, Banda Aceh.jpg
}}
|
|
|
|
* UU No. 24 Tahun 1956 * UU No. 11 Tahun 2006 }}
|hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1956|12|7}}
|ibukota = [[Kota Banda Aceh]]
|kota besar =
|luas = 57956,00
|luasdaratan = 57365,67
|luasperairan = 29611,11
|persenperairan =
|tinggi maks = 3466
|ref luas = <ref name="DUKCAPIL"/>
|demonim = {{hlist|Acehnese | Bangsa Aceh |Orang Aceh | Rakyat Aceh}}
|kabupaten = 18
|kota = 5
|kecamatan = 290
|kelurahan =
|desa = 6.498
|jenis pemerintahan = [[Wilayah administrasi khusus di Indonesia|Wilayah administrasi khusus]]
|badan_pemerintahan = [[Pemerintah Aceh]]
|nama wali nanggroe = [[Malik Mahmud]]
|nama gubernur = [[Safrizal ZA]] (Pj.)
|nama wakil gubernur = ''Lowong''
|nama ketua DPRD = Zulfadhli
|
|peringkat populasi = 14
|penduduk = 5570453
|tahun populasi = 30 Juni 2024
|populasi ref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|98,60% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 1,28% [[Kekristenan|Kristen]]
** 1,17% [[Protestan]]
** 0,11% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,12% [[Agama Buddha|Buddha]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi), [[Bahasa Aceh|Aceh]] (daerah)
|IPM = {{increase}} 74,70 (2023)<br><span style="background:Yellow;color:#00726a"> tinggi </span><ref name="IPM">{{cite web|url=https://aceh.bps.go.id/indicator/26/74/1/ipm.html|title=Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2021-2023|website=www.aceh.bps.go.id|accessdate=28 Januari 2024}}</ref>
|total APBD
|tahun APBD = 2021
|PAD = Rp 2.401.682.455.965,- (2021)
|DAU = Rp 2.209.708.573.000,- (2024)<ref name="DAU2024">{{cite web|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2023/09/Rincian-Alokasi-DAU-DBH-TA-2024.pdf|title=Rincian Dana Transfer Umum T.A 2024 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2024)|accessdate=18 Oktober 2024|format=PDF}}</ref>
|DAK = Rp 1.226.455.645.000,- (2024)<ref name="DANA">{{cite web|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/?portfolio=daftar-alokasi-tkdd-2024-prov-aceh|title=Buku Alokasi dan Rangkuman Kebijakan Transfer Ke Daerah T.A 2024 Provinsi Aceh|website=djpk.kemenkeu.go.id|accessdate=18 Oktober 2024|page=21}}</ref>
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0627 - Kota Subulussalam|
0629 - Kutacane (Kabupaten Aceh Tenggara)|
Baris 105 ⟶ 100:
0658 - Singkil (Kabupaten Aceh Singkil)|
0659 - Blangpidie (Kabupaten Aceh Barat Daya)}}
|
|
|
|
|
}}
'''Aceh''' adalah sebuah [[provinsi di Indonesia|provinsi]] di Indonesia yang terletak pada bagian ujung utara Pulau [[Sumatera]] dengan ibu kota di [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]]. Letaknya dekat dengan [[Kepulauan Andaman dan Nikobar]] di [[India]] dan terpisahkan oleh [[Laut Andaman]]. Aceh berbatasan dengan [[Teluk Benggala]] dan [[Laut Andaman]] di sebelah utara, [[Samudra Hindia]] di sebelah barat, [[Selat Malaka]] di sebelah timur, dan [[Sumatera Utara]] di sebelah tenggara dan selatan. Aceh merupakan salah satu [[daerah istimewa]] dan diberi kewenangan [[otonomi khusus]] yang diatur tersendiri karena alasan [[Sejarah Aceh#Masa Republik Indonesia|sejarah]].<ref>{{Cite web |url=http://www.depdagri.go.id/media/documents/2006/08/01/UU_No.11_Th.2006.doc |title=Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh |access-date=2011-02-01 |archive-date=2010-12-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20101225030831/http://www.depdagri.go.id/media/documents/2006/08/01/UU_No.11_Th.2006.doc |dead-url=yes }}</ref>
Sejarah Aceh diwarnai oleh kebebasan politik dan penolakan keras terhadap kendali
Aceh memiliki [[sumber daya alam]] yang melimpah, termasuk [[minyak bumi]] dan [[gas alam]]. Sejumlah analis memperkirakan cadangan gas alam Aceh adalah yang terbesar di dunia.<ref name="time2007"/> Aceh juga terkenal dengan [[hutan]]nya yang terletak di sepanjang jajaran [[Bukit Barisan]] dari [[Kutacane]] di [[Aceh Tenggara]] sampai [[Ulu Masen]] di [[Aceh Jaya]]. Sebuah taman nasional bernama [[Taman Nasional Gunung Leuser]] (TNGL) didirikan di [[Aceh Tenggara]].
Aceh adalah daratan yang paling dekat dengan [[episentrum]] [[gempa bumi Samudra Hindia 2004]]. Setelah gempa, gelombang [[tsunami]] menerjang sebagian besar pesisir barat provinsi ini. Sekitar 170.000 orang tewas atau hilang akibat bencana tersebut.<ref>United Nations. ''Economic and social survey of Asia and the Pacific 2005''. 2005, page 172</ref> Bencana ini juga mendorong terciptanya [[perjanjian damai]] antara pemerintah Republik Indonesia dan kelompok [[Separatisme|seperatis]], [[Gerakan Aceh Merdeka]] (GAM).
== Sejarah ==
{{utama|Sejarah Aceh}}
=== Asal nama ===
Aceh pertama dikenal dengan nama Aceh Darussalam (1511–1945). [[Provinsi]] ini dibentuk pada 1956 dengan nama Aceh sebelum diubah menjadi Daerah Istimewa Aceh (1959–2001), Nanggroe Aceh Darussalam (2001–2009), dan kembali ke Aceh sejak 2009.<ref>Peraturan Gubernur Aceh Nomor 46 Tahun 2009 tentang Penggunaan Sebutan Nama Aceh dan Gelar Pejabat Pemerintahan dalam Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Aceh tertanggal 7 April 2009, dalam Pergub tersebut ditegaskan bahwa sebutan Daerah Otonom, Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Nomenklatur dan Papan Nama Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA), Titelatur Penandatangan, Stempel Jabatan dan Stempel Instansi dalam Tata Naskah Dinas di lingkungan Pemerintah Aceh, diubah dan diseragamkan dari sebutan/nomenklatur "Nanggroe Aceh Darussalam" ("NAD") menjadi sebutan/nomenklatur "Aceh". Ini dilakukan sambil menunggu ketentuan dalam Pasal 251 UU Pemerintahan Aceh yang menyatakan bahwa nama Aceh sebagai provinsi dalam sistem NKRI, akan ditentukan oleh DPRA hasil Pemilu 2009. Lihat pula
=== Zaman prasejarah ===
Baris 138 ⟶ 132:
| caption_align = center
| header_align = center
| align =
| image1 = Neusu Inscription.jpg
| width1 = 97
Baris 152 ⟶ 146:
==== Masuknya Islam ====
[[Berkas:Makam_Sultan_Malik_As-Shalih_(Malikussaleh).jpg|jmpl
Masih terjadi silang pendapat terkait persoalan dari sejak kapan [[Islam]] pertama sekali disebarkan ke Aceh. Sebagian berpandangan sudah dimulai dari sejak masa [[Utsman bin Affan|kekhalifahan Utsman bin Affan]]<ref>Shadiqin, Sehat Ihsan: Tasawuf Aceh, Bandar Publishing, Cet-II, 2009.</ref> sebagai khalifah ketiga setelah kerasulan [[Muhammad SAW]].
Baris 164 ⟶ 158:
[[Berkas:Aceh Sultanate id.svg|jmpl|Wilayah Kesultanan Aceh pada masa jayanya]]
Kesultanan Aceh merupakan kelanjutan dari [[Kesultanan Samudera Pasai|Kesultanan Samudra Pasai]] yang runtuh pada akhir [[abad ke-14]].<ref>{{Cite book|last=Azhari, P. I., dkk.|date=2013|url=http://repository.uinsu.ac.id/2273/1/BUKU%20KESULTANAN%20SERDANG.pdf|title=Kesultanan Serdang: Perkembangan Islam pada Masa Pemerintahan Sulaiman Shariful Alamsyah|location=Jakarta|publisher=Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI|isbn=978-602-8766-81-4|editor-last=Abdurrakhman|pages=31|url-status=live}}</ref> Kesultanan Aceh terletak di utara pulau [[Sumatra]] dengan ibu kota Kutaraja ([[Banda Aceh]]). Dalam sejarahnya yang panjang itu ([[1496]]–[[1903]]), Aceh telah mengukir masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama karena kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, komitmennya dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, hingga kemampuannya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.
[[Berkas:Gunongan Putroë Phang.JPG|jmpl|ki|250px|[[Taman Putroe Phang|Gunongan]] merupakan warisan sejarah [[Kesultanan Aceh]] yang didirikan oleh [[Iskandar Muda dari Aceh|Sultan Iskandar Muda]] untuk permaisuri beliau Putri Khamalia dari [[Pahang, Malaysia|Kesultanan Pahang]].]]
Baris 211 ⟶ 205:
Pasca [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|gempa dan tsunami 2004]], yaitu pada 2005, pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka sepakat mengakhiri konflik di Aceh. Perjanjian ini ditandatangani di [[Finlandia]], dengan peran besar daripada mantan petinggi Finlandia, [[Martti Ahtisaari]].
== Politik dan pemerintahan ==
Baris 390 ⟶ 382:
{{Historical populations
|footnote= Sumber: [[Badan Pusat Statistik]] 2022.<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh|url=https://aceh.bps.go.id/statictable/2020/02/18/234/jumlah-penduduk-menurut-jenis-kelamin-sex-ratio-kepadatan-penduduk-dan-pertumbuhan-penduduk-provinsi-aceh-tahun-1961---2020-.html|website=aceh.bps.go.id|access-date=2023-08-05|archive-date=2023-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230805222004/https://aceh.bps.go.id/statictable/2020/02/18/234/jumlah-penduduk-menurut-jenis-kelamin-sex-ratio-kepadatan-penduduk-dan-pertumbuhan-penduduk-provinsi-aceh-tahun-1961---2020-.html|dead-url=no}}</ref>
|percentages = pagr
|1961 |1629000
Baris 417 ⟶ 409:
|date =
|year =2003
|url =https://archive.org/details/indonesiaspopula0000sury
|accessdate =
|isbn = 9812302123}}</ref> Namun sensus tahun 2000 ini dilakukan ketika Aceh dalam masa konflik sehingga tidak ada data yang pasti/akurat pada masa itu untuk mengetahui populasi per etnis masing-masing & persentasenya. Cakupannya hanya menjangkau kurang dari setengah populasi Aceh saat itu. Adapun urutan suku bangsa diatas hanya (perkiraan). Masalah paling serius dalam pencacahan ditemui di kabupaten Aceh Timur dan Aceh Utara, dan tidak ada data sama sekali yang dikumpulkan dari kabupaten Pidie. Ketiga kabupaten ini merupakan kabupaten dengan mayoritas etnis Aceh.<ref>{{Cite web |url=http://iussp.org/sites/default/files/event_call_for_papers/IUSSP%20Ethnicity%20Indonesia%20Poster%20Section%20G%202708%202013%20revised.pdf |title=Changing Ethnic Composition: Indonesia 2000-2010 |access-date=2015-01-08 |archive-date=2020-10-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20201030073733/http://iussp.org/sites/default/files/event_call_for_papers/IUSSP%20Ethnicity%20Indonesia%20Poster%20Section%20G%202708%202013%20revised.pdf |dead-url=no }}</ref>
Baris 516 ⟶ 508:
{{bar percent|Hindu|Magenta|0.10}}}}
Mayoritas penduduk Aceh menganut agama [[Islam]] dan [[Islam di Aceh|Syariat Islam]] menjadi hukum positif di daerah istimewa Aceh. Agama lain yang dianut oleh penduduk Aceh adalah agama [[Kristen]] yang dianut oleh pendatang beretnis [[Batak]], warga keturunan [[Tionghoa]] yang kebanyakan beretnis [[suku Hakka|Hakka]] mayoritas menganut agama [[Buddha]], sebagian memeluk Kristen, sedangkan sebagian lainnya menganut agama [[Agama Konghucu|Konghucu]], lalu ada agama Hindu yang dianut oleh pendatang beretnis Bali dan sebagian peranakan (Orang Keturunan India-Tamil/Hindi) yang cukup sedikit populasinya.<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://data.kemenag.go.id/agamadashboard/statistik/umat|title=Statistik Umat Menurut Agama di Indonesia|publisher=[[Kementerian Agama Republik Indonesia]]|date=15 Mei 2018|archive-url=https://web.archive.org/web/20200903221250/https://data.kemenag.go.id/agamadashboard/statistik/umat|archive-date=3 September 2020|access-date=23 April 2021}}</ref><ref name="sp2010">{{cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=0|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut Indonesia|publisher=BPS|date=15 Mei 2010|access-date=29 September 2020|archive-date=2020-12-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20201229174150/https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=0|dead-url=no}}</ref>
Selain itu Aceh memiliki keistimewaan dibandingkan dengan provinsi yang lain, karena di Aceh [[Syariat Islam]] diberlakukan kepada sebagian besar warganya yang menganut agama Islam, berdasar UU No.18/2001.
Baris 576 ⟶ 568:
=== Perguruan tinggi swasta ===
{{utama|Daftar perguruan tinggi swasta di Aceh}}
Berikut adalah daftar perguruan tinggi swasta terkemuka yang ada di Aceh:
Baris 584 ⟶ 577:
* [[Universitas Bina Bangsa Getsempena]], Banda Aceh
* [[Universitas Abulyatama]], Aceh Besar
* [[Universitas Almuslim]], Bireuen <ref>{{Cite web|last=Safrina|title=Umuslim Kembali Dinobatkan sebagai PTS Terbaik Aceh|url=https://acehprov.go.id/berita/kategori/pendidikan-pelatihan/umuslim-kembali-dinobatkan-sebagai-pts-terbaik-aceh|website=acehprov.go.id|language=en|access-date=2024-02-24}}</ref>
* Universitas Bumi Persada, Lhokseumawe <ref>{{Cite web|title=15 Lulusan Angkatan Perdana Universitas Bumi Persada Diwisuda dengan Predikat Cum Laude|url=https://aceh.tribunnews.com/2023/07/29/15-lulusan-angkatan-perdana-universitas-bumi-persada-diwisudadengan-predikatcum-laude|website=Serambinews.com|language=id-ID|access-date=2024-02-24}}</ref>
* [[Universitas Islam Kebangsaan Indonesia]], Bireuen dan Lhokseumawe
* [[Universitas Sains Cut Nyak Dhien]], Langsa
Baris 611 ⟶ 605:
* Peci Khas Gayo
* Kasap Aceh
* [[Meukeutob|Kupiah
* Kerawang Gayo
Baris 667 ⟶ 661:
== Geografi ==
Aceh menempati wilayah ujung paling barat di pulau Sumatra dan Negara Indonesia, di mana titik terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak di [[Pulau Rondo]], sementara itu kilometer Nol Indonesia berada di [[pulau Weh]]. Secara geografis Aceh terletak antara 2°–6° lintang utara dan 95° – 98° lintang selatan dengan ketinggian rata-rata 125 meter di atas permukaan laut. Batas batas wilayah Aceh, sebelah utara dan timur berbatasan dengan [[Selat Malaka]], sebelah selatan adalah satu-satunya perbatasan darat dengan [[
Luas Aceh 5.677.081 ha, dengan hutan sebagai lahan terluas yang mencapai 2.290.874 ha, diikuti lahan perkebunan rakyat seluas 800.553 ha. Sedangkan lahan industri mempunyai luas terkecil yaitu 3.928 ha. Cakupan wilayah Aceh terdiri dari 119 pulau, 35 gunung dan 73 sungai utama.<ref name="acehprov.go.id"/>
== Perekonomian ==
=== Pra-[[Gempa bumi Samudra Hindia 2004|tsunami 2004]] ===
Sebelum bencana tsunami [[26 Desember]] [[2004]], perikanan merupakan salah satu pilar ekonomi lokal di Aceh, menyumbangkan 6,5 persen dari Pendapatan Daerah Bruto (PDB) senilai 1,59 triliun pada tahun 2004 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2005). Potensi produksi perikanan tangkap mencapai 120.209 ton/tahun sementara perikanan budi daya mencapai 15.454 ton/tahun pada tahun 2003 (Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh 2004). Produksi perikanan tersebut merata, baik di [[Samudra India|Samudra Hindia]] maupun [[Selat Malaka]].
Industri perikanan menyediakan lebih dari 100.000 lapangan kerja, 87 persen (87.783) di sub sektor perikanan tangkap dan sisanya (14.461) di sub sektor perikanan budi daya. Sekitar 53.100 orang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian utama. Namun, 60 persen adalah nelayan kecil menggunakan perahu berukuran kecil. Dari sekitar 18.800 unit perahu/kapal ikan di Aceh, hanya 7.700 unit yang mampu melaut ke lepas pantai. Armada perikanan tangkap berskala besar kebanyakan beroperasi di [[Aceh Utara]], [[Aceh Timur]], [[Bireuen]], [[Aceh Barat]] dan [[Aceh Selatan]].[[Berkas:US Navy 050102-N-9593M-040 A village near the coast of Sumatra lays in ruin after the Tsunami that struck South East Asia.jpg|jmpl|ka|234x234px|Kerusakan akibat tsunami di Banda Aceh]]
Menurut Nurasa et al. (1993), nelayan Aceh sebagian besar menggunakan alat tangkap pancing (''hook and line''). Alat tangkap lain adalah pukat, jaring cincin (purse seine), pukat darat, jaring insang, jaring payang, jaring dasar, jala dan lain-lain.
Infrastruktur penunjang industri ini meliputi satu pelabuhan perikanan besar di [[Banda Aceh]], 10 pelabuhan pelelangan ikan (PPI) utama di 7 [[kabupaten]]/[[kota]] dan sejumlah tempat pelelangan ikan ([[TPI]]) kecil di 18 kabupaten/kota. Selain itu terdapat 36.600 hektare tambak, sebagian besar tambak semi intensif yang dimiliki petambak bermodal kecil. Tambak-tambak ini tersebar di [[Aceh Utara]], [[Pidie]], [[Bireuen]] dan [[Aceh Timur]].
[[Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia|Departemen Kelautan dan Perikanan]] (DKP) Indonesia mengelola sebuah pusat pendidikan dan latihan (Pusdiklat) budi daya, sebuah pusat penelitian dan pengembangan (Puslitbang) budi daya, sebuah laboratorium uji mutu perikanan dan sebuah kapal latih. Di tiap [[kabupaten]]/[[kota]], terdapat dinas perikanan dan kelautan. Total aset di sektor perikanan pra-tsunami mencapai sekitar Rp 1,9 triliun.
=== Pasca-tsunami 2004 ===
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (2005) memperkirakan 9563 unit perahu hancur atau tenggelam, termasuk 3969 (41,5%) perahu tanpa motor, 2369 (24,8%) perahu bermotor dan 3225 (33,7%) kapal motor besar (5-50 [[ton]]). Selain itu, 38 unit [[TPI]] rusak berat dan 14.523 [[hektar]] tambak di 11 [[kabupaten]]/[[kota]] rusak berat. Diperkirakan total kerugian langsung akibat bencana tsunami mencapai Rp 944.492,00 (50% dari nilai total aset), sedangkan total nilai kerugian tak langsung mencapai Rp 3,8 miliar. Sebagian besar kerugian berasal dari kerusakan tambak.
[[Berkas:PLTD Apong Ie Beuna.JPG|jmpl|228x228px|Kapal [[PLTD Apung]] yang dibawa oleh tsunami sampai ke darat|al=]]
Kerusakan tambak budi daya tersebar merata. Bahkan di daerah yang tidak terlalu parah dampak tsunaminya (misalnya di Kabupaten [[Aceh Selatan]]), tambak-tambak yang tergenang tidaklah mudah diperbaiki dan digunakan kembali. Total kerugian mencapai Rp 466 miliar, sekitar 50 persen dari total kerugian sektor perikanan. Kerugian ekonomi paling besar berasal dari hilangnya pendapatan dari sektor perikanan (tangkap dan budi daya). Hilangnya sejumlah besar nelayan, hilang atau rusaknya sarana dan prasarana perikanan termasuk alat tangkap dan perahu serta kerusakan tambak menjadikan angka kerugian sedemikian besarnya.
Diperkirakan produksi perikanan di Aceh akan anjlok hingga 60 persen. Proses pemulihan diperkirakan membutuhkan waktu paling sedikit 5 tahun. Di subsektor perikanan tangkap, bahkan diduga perlu waktu lebih lama (sekitar 10 tahun), karena banyaknya nelayan yang hilang atau meninggal selain rusaknya sejumlah besar perahu atau alat tangkap. Berdasarkan asumsi tersebut, total kerugian yang mungkin terjadi hingga sektor ini pulih total dan kembali ke kondisi pra-tsunami diperkirakan mencapai Rp 3,8 triliun.
=== Perbankan ===
Saat ini Aceh sudah menerapkan Qanun Lembaga Keuangan Syariah untuk menguatkan sistem perbankan / keuangan syariah di Aceh, Qanun ini merupakan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kegiatan lembaga keuangan dalam rangka mewujudkan ekonomi masyarakat Aceh yang adil dan sejahtera dalam naungan Syariat Islam. Sehingga semua sistem perbankan yang beroperasi di Aceh saat ini seluruhnya sudah sesuai dengan Qanun LKS. Saat ini di Aceh terdapat dua kantor Bank Indonesia, bank sentral Republik Indonesia, yang dibuka di Banda Aceh (kelas III) dan Lhokseumawe (kelas IV). Tugas Bank Indonesia yang terdiri dari bidang moneter, sistem pembayaran, dan perbankan. Di daerah-daerah tugas Bank Indonesia lebih dominan di bidang sistem pembayaran dan perbankan. Di bidang sistem pembayaran menyelenggarakan sistem kliring dan BI-RTGS dan di bidang perbankan mengawasi dan membina bank-bank agar beroperasi dengan sehat dan menguntungkan. Sistem perekonomian berbasis syariah saat ini sangat gencar dilaksanakan, apalagi Pemerintah Aceh telah mengubah [[Bank Aceh]] dari konvensional ke Bank Syariah.<ref>{{Cite news|last=Arnani|first=Mela|date=2021-04-20|title=9 Hal yang Perlu Diketahui soal Qanun Aceh tentang Lembaga Keuangan Syariah|url=https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/20/120500465/9-hal-yang-perlu-diketahui-soal-qanun-aceh-tentang-lembaga-keuangan-syariah|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-10-07|editor-last=Hardiyanto|editor-first=Sari|archive-date=2021-10-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20211007073037/https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/20/120500465/9-hal-yang-perlu-diketahui-soal-qanun-aceh-tentang-lembaga-keuangan-syariah|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web |url=http://dsi.acehprov.go.id/wp-content/uploads/2019/11/QANUN-ACEH-NOMOR-11-TAHUN-2018-TENTANG-LEMBAGA-KEUANGAN-SYARIAH.pdf |title=''QANUN ACEH NOMOR 11 TAHUN 2018 – TENTANG LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH'' |access-date=2021-10-07 |archive-date=2021-10-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20211007073041/http://dsi.acehprov.go.id/wp-content/uploads/2019/11/QANUN-ACEH-NOMOR-11-TAHUN-2018-TENTANG-LEMBAGA-KEUANGAN-SYARIAH.pdf |dead-url=no }}</ref><ref>{{Cite news|title=Qanun LKS di Aceh dan Pentingnya Berlaku Adil Sejak dalam Pikiran|url=https://kumparan.com/lazuardi-imam-pratama/qanun-lks-di-aceh-dan-pentingnya-berlaku-adil-sejak-dalam-pikiran-1viasd3qnJ1|work=[[Kumparan (situs web)|Kumparan]]|language=id-ID|access-date=2021-10-07|last=Pratama|first=Lazuardi Imam|archive-date=2021-10-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20211007073036/https://kumparan.com/lazuardi-imam-pratama/qanun-lks-di-aceh-dan-pentingnya-berlaku-adil-sejak-dalam-pikiran-1viasd3qnJ1|dead-url=no}}</ref>
=== Industri dan energi ===
Pada awal 2018 direncanakan akan dibuka Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe yang menyerap 40.000 tenaga kerja, Selain itu Aceh memiliki sejumlah industri besar di antaranya:
* [[Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe]]
* Kawasan Industri Aceh, Ladong
* [[Badan Pengelola Migas Aceh]]
* [[Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang]]
* [[Arun Natural Gas Liquefaction|PT Arun NGL]]: Kilang Pencairan Gas Alam di Lhokseumawe
* [[Pupuk Iskandar Muda|PT Pupuk Iskandar Muda (PIM)]]: Pabrik Pupuk Iskandar Muda di [[Aceh Utara]]
* [[Aceh Asean Fertilizer|PT Aceh Asean Fertilizer (AAF)]]: Pabrik Pupuk Asean di [[Aceh Utara]]
* [[Kertas Kraft Aceh|PT Kertas Kraft Aceh (KKA)]]: Pabrik Kertas di [[Kabupaten Aceh Utara|Aceh Utara]]
* PT Semen Andalas Indonesia-Lafarge (SAI) : Semen Andalas di Aceh Besar
* [[ExxonMobil]]: Kilang Gas Alam di [[Aceh Utara]]
* PT. Perta Arun Gas, Lhokseumawe
* [[Pembangkitan Jawa-Bali|PT. Pembangkitan Jawa-Bali]] (PJB), Lhokseumawe
* [[Medco E&P Indonesia|PT. Medco E&P Indonesia]], [[Aceh Timur]]
* PT. Triangle Pase Inc., Aceh Timur
* PT [[Pertamina Hulu Energi]], Aceh Utara
* PT. MIFA Bersaudara, Aceh Barat.
== Sumber Daya Alam ==
=== Pertambangan ===
Aceh memiliki banyak potensi bahan tambang dan mineral seperti minyak bumi, gas alam, emas, batubara dll. Berikut daftar beberapa bahan tambang yang terdapat di Aceh.<ref>{{Cite web|date=2019|title=Potensi Sektor Mineral, Batu Bara, Energi Air, Panas Bumi dan Migas di Provinsi Aceh|url=https://esdm.acehprov.go.id/media/2020.10/POTENSI_ACEH_(2020).pdf|website=Dinas ESDM Aceh|access-date=2022-07-28|archive-date=2022-07-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20220706184420/https://esdm.acehprov.go.id/media/2020.10/POTENSI_ACEH_%282020%29.pdf|dead-url=no}}</ref>
Baris 771 ⟶ 808:
=== Pertanian ===
Pertanian adalah sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Aceh. Kontribusi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor ini juga sangat tinggi, mencapai 30 persen. Aceh merupakan salah satu provinsi dengan surplus produksi [[padi]]. Pada tahun 2018 produksi [[gabah]] Aceh mencapai 2,5 juta ton, sementara kebutuhan lokal hanya 1,1 juta ton Gabah Kering Panen (GKP).<ref>{{Cite web|url=https://humas.acehprov.go.id/sektor-pertanian-paling-banyak-serap-tenaga-kerja/|website=humas.acehprov.go.id|access-date=2024-06-20}}</ref> Namun produksi ini menurun drastis pada tahun 2023, di mana produksi gabah hanya mencapai 1,4 juta ton.<ref>{{Cite web|last=ZULKARNAINI|date=2024-02-08|title=Produksi Padi di Aceh Turun Jauh, Ketahanan Pangan Limbung|url=https://www.kompas.id/baca/nusantara/2024/02/08/produksi-padi-di-aceh-turun-jauh-ketahanan-pangan-limpung|website=kompas.id|language=id|access-date=2024-06-20}}</ref>
Hasil perkebunan utama Aceh meliputi [[kelapa sawit]], [[kopi]], [[kakao]], dan [[nilam]].<ref>[https://dpmptsp.acehprov.go.id/halaman/agro-industri Agro Industri DPMPTSP Aceh]</ref>. Produksi kopi Aceh pada tahun 2023 menduduki posisi keempat nasional dengan jumlah 71.000 ton.<ref>{{Cite web|title=10 Provinsi Penghasil Kopi Terbesar 2023, Mayoritas dari Sumatera {{!}} Databoks|url=https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/03/01/10-provinsi-penghasil-kopi-terbesar-2023-mayoritas-dari-sumatera|website=databoks.katadata.co.id|language=id|access-date=2024-06-20}}</ref> Sentra perkebunan kopi di Aceh terdapat di di Kabupaten [[Bener Meriah]] dan [[Aceh Tengah]] dengan total luas perkebunan mencapai 114.000 hektar.<ref>{{Cite web|title=Sumatera Selatan Jadi Provinsi dengan Perkebunan Kopi Terluas Nasional 2023 {{!}} Databoks|url=https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/04/23/sumatera-selatan-jadi-provinsi-dengan-perkebunan-kopi-terluas-nasional-2023|website=databoks.katadata.co.id|language=id|access-date=2024-06-20}}</ref>
Luas perkebunan sawit di Aceh pada tahun 2023 menduduki posisi ke-9 nasional dengan luas mencapai 478,10 ribu hektar dengan produksi 1 juta ton.<ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=Badan Pusat Statistik|title=Luas Tanaman Perkebunan Menurut Provinsi - Tabel Statistik|url=https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTMxIzI=/luas-tanaman-perkebunan-menurut-provinsi--ribu-hektar-.html|website=www.bps.go.id|language=id|access-date=2024-06-20}}</ref> <ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=Badan Pusat Statistik|title=Produksi Tanaman Perkebunan - Tabel Statistik|url=https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTMyIzI=/produksi-tanaman-perkebunan--ribu-ton-.html|website=www.bps.go.id|language=id|access-date=2024-06-20}}</ref> Sentra perkebunan kelapa sawit di Aceh terletak di wilayah barat selatan.
== Pariwisata ==
Baris 879 ⟶ 861:
# '''TPK'''–[[Bandar Udara Teuku Cut Ali]], [[Tapaktuan]]
# '''LSX'''–[[Bandar Udara Lhok Sukon|Bandar Udara Lhoksukon]], [[Aceh Utara]]
# '''KJX'''–[[Bandar Udara Kuala Batee|Bandar Udara Kuala Batu]], [[Aceh Barat Daya]]
=== Stasiun kereta api ===
Sejarah awal Kereta Api di Aceh sudah dimulai sejak era kolonial Belanda. Pada tahun 1876 [[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger|KNIL]] mulai membangun jalur kereta Api Aceh atau saat itu dikenal dengan ''[[Atjeh Tram]]'' yang mulai beroperasi dari tahun 1882 hingga 1942 dan sempat berubah namanya menjadi [[Atjeh Staatspoorwegen|''Atjeh Staatsspoorwegen'']] (ASS) pada tahun 1916. Saat ini Kereta Api Aceh berada dibawah [[PT. Kereta Api Indonesia]] [[Divisi Regional I
Berikut ini merupakan daftar [[Stasiun kereta api|Stasiun Kereta Api]] yang ada di Aceh :
Baris 960 ⟶ 943:
*{{id}} [https://disbudpar.acehprov.go.id/ Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh]
*{{id}} [https://www.visitaceh.id/ Situs pariwisata Aceh - Visit Aceh]
{{Geographic Location|Centre={{flag|Aceh}}|East=[[Selat Malaka]]<br />{{flagicon|MAS}} [[Semenanjung Malaysia]]|North=[[Laut Andaman]]|Northeast=[[Laut Andaman]]<br />{{flagicon|THA}} [[Thailand Selatan]]|Northwest={{flagicon|IND}} [[Kepulauan Andaman dan Nikobar]]<br />[[Teluk Benggala]]|South={{flag|
{{coor title dm|5|33|N|95|19|E|region:ID_type:adm1st_scale:2000000|display=title}}
Baris 972 ⟶ 955:
[[Kategori:Daerah istimewa di Indonesia]]
[[Kategori:Daerah khusus di Indonesia]]
[[Kategori:Negara dan wilayah yang didirikan tahun 1956]]
|