Kadipaten Anatolia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3:
'''Kadipaten-kadipaten Anatolia''' ([[bahasa Turki]]: ''Anadolu beylikleri'') adalah istilah bagi sekumpulan kepangeranan (atau kerajaan kecil) bangsa Turki-Muslim yang berdiri di wilayah Anatolia mulai abad sebelas sampai enam belas. Awalnya kadipaten-kadipaten ini merupakan bawahan dari [[Kesultanan Rûm|Kesultanan Rûm Seljuk]], tetapi kemudian menyatakan sebagai negara merdeka setelah Seljuk berada di ambang keruntuhan. Pemimpin mereka disebut ''bey'', dan dalam konteks ini dapat disejajarkan dengan adipati atau gubernur dalam bahasa Indonesia. Istilah kadipaten sendiri merupakan terjemahan dari kata ''beylik'' yang bermakna "wilayah yang dipimpin oleh bey." Terkadang istilah "keamiran" juga digunakan sebagai ganti istilah "kadipaten".
Dalam keberjalanannya, beberapa kadipaten ini terserap dan menjadi bagian dari kadipaten lain yang lebih kuat. Satu di antara kadipaten ini, [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmani]], dari suku [[Oghuz Turk|Oghuz Turki]] cabang [[Suku Kayı|Kayı]], dari ibu kotanya di [[Bursa, Turki|Bursa]] menyelesaikan penggabungan beylik lainnya untuk membentuk Kekaisaran Ottoman pada akhir abad ke-15.
== Sejarah ==
Setelah kemenangan [[Dinasti Seljuk|Seljuk]] atas [[Kekaisaran Romawi Timur|Kekaisaran Bizantium]] di [[Pertempuran Manzikert]] pada tahun 1071 dan penaklukan Anatolia kemudian, klan [[Oghuz Turk]] mulai menetap di Anatolia. Pusat kekuasaan Kesultanan Saljuk yang didirikan di Konya dipekerjakan klan-klan terutama di daerah perbatasan, di bawah para Bey disebut ''uç bey'' or ''uj begi (''untuk memastikan keamanan melawan Bizantium); ''uç'' adalah istilah Turki yang menunjukkan perbatasan atau wilayah perbatasan yang setara dengan pawai, dengan istilah serupa margrave digunakan di wilayah lain di Eropa. Klan-klan, yang dipimpin oleh ''bey'' ini, akan menerima bantuan militer dan keuangan dari Saljuk dengan imbalan jasa mereka, dan dengan imbalan kesetiaan penuh mereka.
Namun dengan adanya [[Ekspansi Mongol|invasi Mongol]] dari timur, kekuatan Saljuk melemah dan secara bertahap memburuk. Para komandan [[Ilkhanat|Ilkhan]] di Anatolia kemudian mendapatkan kekuatan dan otoritas, yang mendorong para ''bey'' untuk menyatakan kedaulatan secara terbuka. Setelah jatuhnya kekuasaan terpusat di Konya, banyak ''Bey'' bergabung dengan para ''atabegs'' (mantan pemimpin Saljuk), dan para pemimpin Muslim religius, bersama para prajurit dari Persia dan Turkistan yang melarikan diri dari Mongol, menyerang kerajaan Bizantium. Para ''ghazi'' berjuang dengan ilham baik ''mullah'' atau umum, mencoba untuk menegaskan kekuatan Islam, dengan serangan terhadap wilayah Bizantium yang semakin memperluas wilayah kekuasaan beylik.
Karena kekaisaran Byzantium melemah, kota-kota mereka di Asia Kecil tidak bisa menahan serangan dari beyliks dan dan banyak suku Turki akhirnya menetap di bagian barat Anatolia. Akibatnya, lebih banyak lagi beylik didirikan di wilayah barat baru ditaklukkan yang masuk ke dalam perebutan kekuasaan dengan Bizantium, [[Republik Genova|Republik Genoa]], [[Kesatria Kenisah|Ordo Ksatria Templar]], serta antara satu sama lain.
Pada tahun [[1300]], suku-suku Turki telah mencapai garis pantai Aegea, yang diadakan sesaat abad sebelumnya. Pada awalnya negara-negara yang paling kuat adalah [[Karaman]] dan [[Germiyan]] di daerah pusat. Para Beylik dari dinasti Ottoman yang kemudian untuk mendirikan Kekaisaran Ottoman, terletak di barat laut sekitar Söğüt dan kekuatan kecil dan pada tahap itu tidak signifikan. Sepanjang pantai Aegea, dari utara ke selatan, membentang kerajaan Karasids, Sarukhanids, Aydinids, Menteşe dan Teke. Sementara itu dinasti [[Jandarids]] (kemudian disebut Isfendiyarids ) menguasai Laut Hitam wilayah putaran Kastamonu dan Sinop.
Di bawah pendiri eponim nya [[Osman I]], para Beylik dari Osmanoğlu diperluas di selatan beban Bizantium dan barat dari Laut Marmara dalam dekade-dekade pertama abad ke-14. Dengan aneksasi mereka terhadap
Kesultanan Utsmani dengan cepat pulih di bawah pimpinan Mehmed I dan putranya [[Murad II]], yang kembali menggabungkan sebagian besar ''beyliks'' ke wilayah Utsmani dalam suatu kesatuan sekitar 25 tahun. Pukulan terakhir terhadap Beylik Karaman dilakukan oleh Mehmed II, yang menaklukkan wilayah mereka dan memastikan kembali pemerintahan yang homogen di Anatolia. Langkah selanjutnya menuju pemerintahan tunggal oleh Ottoman diambil oleh [[Selim I]] yang menaklukkan wilayah Beylik Ramadhan dan Beylik Dulkadir pada tahun 1515, selama kampanyenya melawan Kesultanan Mamluk, dan putranya [[Süleyman I|Süleyman Agung]] yang kurang lebih menyatukan sepenuhnya wilayah Turki saat ini (dan banyak lagi) dalam kampanyenya pada tahun 1534. Banyak dari bekas beylik Anatolia kemudian menjadi dasar pembagian administratif di Kesultanan Utsmaniyah.
== Masyarakat ==
|