Inalum: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Al Musthafa (bicara | kontrib)
Menambahkan judul baru tingkat 3: Sosialisasi Penanganan Stunting di Kawasan Operasional
Sejarah: Penambahan info
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 40:
Sebagai wahana untuk berinvestasi pada perusahaan yang akan mengelola PLTA dan pabrik peleburan aluminium, pada tanggal 25 November 1975, pemerintah Jepang (melalui [[Japan Bank for International Cooperation]]) dan 12 perusahaan tersebut mendirikan [[Nippon Asahan Aluminium]] Co, Ltd. dengan kantor pusat di [[Tokyo]], Jepang. Pada tanggal 6 Januari 1976, Nippon Asahan Aluminium dan pemerintah Indonesia resmi mendirikan perusahaan ini untuk mengelola PLTA dan pabrik peleburan aluminium. Nippon Asahan Aluminium awalnya memegang 90% saham perusahaan ini, sementara pemerintah memegang sisanya.
 
Pada tahun 1976, pemerintah juga membentuk [[Otorita Asahan]] untuk memastikan kelancaran Proyek Asahan,<ref name="otorita">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/584/KP0051976.pdf|title=Keputusan Presiden nomor 5 tahun 1976|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=14 Maret 2023}}</ref> karena investasi awal yang dikeluarkan untuk Proyek Asahan mencapai 411 miliar yen. Pada tahun 1978, Nippon Asahan Aluminium mengurangi kepemilikan sahamnya di perusahaan ini menjadi 75%, sehingga pemerintah dapat memegang sisanya. Pada tahun 1987, Nippon Asahan Aluminium kembali mengurangi kepemilikan sahamnya di peusaahan ini menjadi 58,87%.
Pada tahun 1976, pemerintah juga membentuk [[Otorita Asahan]] untuk memastikan kelancaran Proyek
Asahan,<ref name="otorita">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/584/KP0051976.pdf|title=Keputusan Presiden nomor 5 tahun 1976|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=14 Maret 2023}}</ref> karena investasi awal yang dikeluarkan untuk Proyek Asahan mencapai 411 miliar yen. Pada tahun 1978, Nippon Asahan Aluminium mengurangi kepemilikan sahamnya di perusahaan ini menjadi 75%, sehingga pemerintah dapat memegang sisanya. Pada tahun 1987, Nippon Asahan Aluminium kembali mengurangi kepemilikan sahamnya di peusaahan ini menjadi 58,87%.
 
Pada tanggal 1 November 2013, sesuai perjanjian induk yang diteken pada tahun 1975, pemerintah Indonesia memutus kontrak dengan Nippon Asahan Aluminium, sehingga pada tanggal 9 Desember 2013, seluruh saham perusahaan ini resmi dipegang oleh pemerintah Indonesia. Pada tanggal 21 April 2014, pemerintah pun menetapkan perusahaan ini sebagai sebuah [[persero]].<ref name="persero">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/174082/PP%20Nomor%2026%20Tahun%202014.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2014|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=14 Maret 2023}}</ref> Pada bulan November 2017, pemerintah menyerahkan mayoritas saham [[Aneka Tambang]], [[Bukit Asam]], dan [[Timah (perusahaan)|Timah]] ke perusahaan ini sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di industri pertambangan.<ref name="inbreng">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/175344/PP%20Nomor%2047%20Tahun%202017.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun 2017|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=14 Maret 2023}}</ref>
 
Pada pertengahan tahun 2018, pemerintah membubarkan Otorita Asahan, karena pengembangan PLTA dan pabrik peleburan aluminium di Asahan telah selesai.<ref name="asahan">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/175978/Perpres_73_Tahun_2018.pdf|title=Peraturan Presiden nomor 73 tahun 2018|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=14 Maret 2023}}</ref> Pada akhir tahun 2018, perusahaan ini resmi memegang 51,23% saham PT [[Freeport Indonesia]],<ref name="ptfi">{{Cite web|last=Thomas|first=Vincent Fabian|date=21 Desember 2018|title=Kepemilikan Saham & Direksi Freeport Indonesia Usai Divestasi|url=https://tirto.id/kepemilikan-saham-direksi-freeport-indonesia-usai-divestasi-dcqF|publisher=Tirto|language=id|access-date=22 Januari 2024}}</ref> yang mana 25% di antaranya dipegang melalui PT [[Indonesia Papua Metal & Mineral]] (IPMM).<ref name="ipmm">{{Cite web|last=Binekasri|first=Romys|date=21 Desember 2023|title=Erick Thohir Ungkap Rencana RI Kuasai 61% Saham Freeport|url=https://www.cnbcindonesia.com/market/20231221101235-17-499144/erick-thohir-ungkap-rencana-ri-kuasai-61-saham-freeport|publisher=CNBC Indonesia|language=id|access-date=22 Januari 2024}}</ref> Sebanyak 40% saham IPMM rencananya akan dilepas ke [[BUMD]] setempat.<ref name="ptfi" /> Pada tahun 2019, perusahaan ini pun meluncurkan "MIND ID" sebagai identitas dari holding BUMN industri pertambangan.<ref name="mind">{{Cite news|url=https://money.kompas.com/read/2019/08/19/145620326/mind-id-sinergi-baru-lima-holding-industri-pertambangan-indonesia |title=Mind Id, Sinergi Baru Lima Holding Industri Pertambangan Indonesia |date=19 Agustus 2019 |publisher= Kompas.com|access-date=11 Oktober 2019|first=Hotria |last=Mariana |work=[[Kompas.com]] }}</ref> Pada bulan Juli 2020, perusahaan ini membeli seluruh100% saham Indometal Corporation (Asia Pacific) Pte. Ltd. yang sebelumnya dipegang oleh [[Timah (perusahaan)|Timah]]. Nama perusahaan tersebut kemudian diubah menjadi [[MIND ID Trading]] Pte. Ltd. Pada bulan Oktober 2020, perusahaan ini resmi memegang 20% saham PT [[Vale Indonesia]] Tbk. Pada tahun 2021, bersama [[Aneka Tambang]], [[Pertamina]], dan [[PLN]], perusahaan ini mendirikan PT [[Industri Baterai Indonesia]] untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.<ref name="annual"/><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.inalum.id/id/about/profil-perusahaan|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)|language=id|access-date=8 Maret 2023}}</ref>
 
Pada bulan Oktober 2020, perusahaan ini resmi memegang 20% saham PT [[Vale Indonesia]] Tbk. Pada tahun 2021, bersama [[Aneka Tambang]], [[Pertamina]], dan [[PLN]], perusahaan ini mendirikan PT [[Industri Baterai Indonesia]] untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.<ref name="annual" /><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.inalum.id/id/about/profil-perusahaan|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)|language=id|access-date=8 Maret 2023}}</ref> Pada bulan Desember 2022, agar perusahaan ini dapat fokus berbisnis di bidang produksi aluminium, pemerintah menarik kembali mayoritas saham [[Aneka Tambang]], [[Bukit Asam]], [[Freeport Indonesia]], dan [[Timah (perusahaan)|Timah]] yang dipegang oleh perusahaan ini.<ref name="inalum">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/176860/Salinan_PP_Nomor_45_Tahun_2022.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 2022|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=24 Maret 2023}}</ref> Pemerintah kemudian menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke [[Mineral Industri Indonesia]] yang sengaja didirikan sebagai [[perusahaan induk|induk]] holding BUMN industri pertambangan.<ref name="mindid">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/176862/Salinan_PP_Nomor_46_Tahun_2022.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2022|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=24 Maret 2023}}</ref>
 
== Infrastruktur utama dan penunjang ==
=== PLTA ===
Inalum membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi SumatraSumatera Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalirkan air danau Toba ke Selat Malaka. Produksi listrik dari kedua PLTA sangat bergantung pada jumlah permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal [[9 Juni]] [[1978]]. Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah Siguragura dimulai pada tanggal [[7 April]] [[1980]] dan diresmikan oleh Presiden RI, [[Soeharto]] dalam acara Peletakan Batu Pertama yang diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal. Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh Wakil Presiden [[Umar Wirahadikusuma]] pada tangagl [[7 Juni]] [[1983]]. Total kapasitas produksi tetap mencapai 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung.<ref>{{Cite web |url=http://www.inalum.co.id/article/pembangkit-listrik-tenaga-air-plta.html |title=Salinan arsip |access-date=2017-04-25 |archive-date=2017-04-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170425204825/http://www.inalum.co.id/article/pembangkit-listrik-tenaga-air-plta.html |dead-url=yes }}</ref>
 
==== PLTA Tangga ====
Baris 60 ⟶ 59:
 
=== Peleburan aluminium ===
Inalum memulai pembangunan pabrik peleburan aluminium dan fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, kira-kira 110&nbsp;km dari kota [[Medan]], Ibu kota Provinsi SumatraSumatera Utara pada tanggal [[6 Juli]] [[1979]] dan tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982. Pembangunan ini diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto yang didampingi oleh 12 Menteri [[Kabinet Pembangunan II]]. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 Februari 1982 dan Maret 1982, aluminium ingot pertama berhasil dicetak. Pabrik peleburan dengan kapasitas produksi sebesar 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap [[Selat Malaka]]. Pada tanggal [[14 Oktober]] 1982, Inalum memulai pengiriman aluminium ingot menuju Jepang dengan kapal Ocean Prima yang memuat 4.800 ton meninggalkan Kuala Tanjung dan Inalum menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor aluminium di dunia. Produksi satu juta ton berhasil dicapai pada tanggal [[8 Februari]] [[1988]], kedua juta ton pada [[2 Juni]] [[1993]], ketiga juta ton pada [[12 Desember]] [[1997]], ke empat juta ton pada [[16 Desember]] [[2003]] dan ke lima juta ton pada [[11 Januari]] [[2008]]. Produk Inalum diserap industri menjadi komoditas bahan baku industri hilir seperti ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. Kualitas produk Inalum adalah 99.70% dan 99.90%. Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung bergerak dalam bidang mereduksi alumina menjadi aluminium dengan menggunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama. Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama, pabrik Karbon, pabrik Reduksi, dan pabrik Penuangan serta fasilitas pendukung lainnya.<ref>{{Cite web |url=http://www.inalum.co.id/article/pabrik-peleburan-aluminium.html |title=Salinan arsip |access-date=2017-04-25 |archive-date=2017-04-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170425205259/http://www.inalum.co.id/article/pabrik-peleburan-aluminium.html |dead-url=yes }}</ref>
 
== Perkembangan usaha ==
Baris 66 ⟶ 65:
 
=== Pembangunan Indonesia Kayan Aluminium ===
Padatnya aktivitas peleburan dan produksi aluminium di SumatraSumatera Utara, mendorong Inalum untuk berekspansi dengan mengisi Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional [[Tanah Kuning, Tanjung Palas Timur, Bulungan|Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan]] di [[Kalimantan Utara]] dengan membangun kawasan pabrik pemurnian, peleburan dan produksi berbahan baku alumina di dengan didirikannya pabrik Aluminium Alloy berkapasitas 300.000 Ton pertahun, Billet berkapasitas 100.000 Ton, Wire Rod berkapasitas 100.000 Ton dan Smelter Grade Alumina berkapasitas 1.000.000 Ton yang didukung dengan adanya PLTA Sungai Kayan yang berkapasitas 500 MW. Pembangunan akan mengintegrasikan pengembangan dan pengelolaan infrastruktur utama dan penunjang dari instalasi pembangkit, transmisi kelistrikan hingga pabrik pemurnian, peleburan dan produksi aluminium. Ekspansi diambil setelah perusahaan menemukan potensi besar terkait hasil penambangan bauksit yang signifikan untuk diolah oleh Inalum, sebagai langkah perusahaan peleburan aluminium terbesar di Indonesia tersebut untuk menjadi perusahaan yang bertaraf global dan kompetitif di pasar Internasional, sekaligus sebagai langkah menuju target produksi 1.000.000 Ton Aluminium pada tahun 2025.<ref>https://finance.detik.com/industri/3299139/ini-jurus-inalum-genjot-produksi-aluminium-hingga-1-juta-tontahun</ref>
 
=== Pembangunan PLTU Kuala Tanjung ===
Baris 75 ⟶ 74:
 
=== Program Desa Binaan Baru Bara Bersama Lubuk Cuik (BABE LUCU) ===
Pada 2020, INALUM meresmikan Program Desa Binaan BABE LUCU atau Baru Bara Bersama Lubuk Cuik di Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batu Bara, SumatraSumatera Utara. BABE LUCU merupakan salah satu program peningkatan perekonomian masyarakat di Kab. Batu Bara melalui Swasembada Cabai serta kemandirian masyarakat di sekitar Perusahaan yang kebetulan merupakan lumbung cabai Sumut.<ref>{{Cite news|last=Lubis|first=Khairunnisak|date=20 Juli 2023|title=Lewat Program BABE LUCU, INALUM Konsisten Dorong Pertumbuhan Ekonomi Desa Lumbung Cabai Sumut|url=https://wartaekonomi.co.id/read507761/lewat-program-babe-lucu-inalum-konsisten-dorong-pertumbuhan-ekonomi-desa-lumbung-cabai-sumut|work=[[Warta Ekonomi]]|access-date=13 September 2023}}</ref>
 
Capaian kinerja program di Desa Lubuk Cuik terus meningkat. Hal ini terlihat dari penghasilan para petani setempat yang menghasilkan akumulasi ekonomi hingga Rp42,6 miliar per tahun dan mendukung aktivitas produktif ekonomi lebih dari 400 petani cabai.
Baris 83 ⟶ 82:
 
=== Sosialisasi Penanganan Stunting di Kawasan Operasional ===
Dalam menyambut Hari Anak Nasional 2023, INALUM melakukan sejumlah kegiatan dalam pencegahan stunting dengan mengangkat tema "INALUM Lakukan Sosialisasi Penanganan Stunting di Kawasan Operasional". Di Kabupaten Batu Bara, INALUM melakukan penanganan stunting terhadap 30 balita stunting yang berasal dari 30 keluarga di kawasan operasional INALUM, yaitu Desa Kuala Indah dan Desa Kuala Tanjung.<ref>{{Cite news|last=Lubis|first=Khairunnisak|date=26 Juli 2023|title=Hari Anak Nasional 2023, INALUM Lakukan Sosialisasi Penanganan Stunting di Kawasan Operasional|url=https://wartaekonomi.co.id/read508508/hari-anak-nasional-2023-inalum-lakukan-sosialisasi-penanganan-stunting-di-kawasan-operasional|work=[[Warta Ekonomi]]|access-date=13 September 2023}}</ref>
 
Di Paritohan Kabupaten Toba, INALUM melakukan pemeriksaan pencegahan stunting kepada 150 anak. Selain itu, program pencegahan juga dilakukan kepada 100 peserta terdiri dari masyarakat, kader pencegahan stunting dari sekolah SD sampai dengan SMA di Pintu Pohan Meranti.