Kabupaten Kapuas Hulu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Dikembalikan |
→Batas Wilayah: Kapuas Hulu juga berbatasan dengan divisi Sri Aman Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(30 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{redirect-distinguish|Kapuas Hulu|Kapuas Hulu, Kapuas{{!}}Kecamatan Kapuas Hulu}}
{{Dati2
|
|
|
|
|
|
|julukan
|
|
|
|
|
|Jumlah kecamatan = 23▼
| kepala daerah = [[Bupati]]▼
|Jumlah Desa = 278
| wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]▼
| nama wakil kepala daerah = Wahyudi Hidayat, S.T▼
|nama
| ketua DPRD = Kuswandi▼
| luas = 29842,03▼
|sekretaris daerah = H. Mohd. Zaini
| luasref = <ref name="KAPHULU"/>▼
| penduduk = 254995▼
| penduduktahun = [[2022]]▼
| kepadatan = 8▼
| agama = [[Islam]] 59,50%<br> [[Kristen]] 40,22%<br>- [[Katolik]] 32,04%<br>- [[Kristen Protestan|Protestan]] 8,18%<br> [[Buddha]] 0,12%<br> [[Konghucu]] 0,10%<br> [[Hindu]] 0,02%<br>Lainnya 0,04%<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kabupaten+Kapuas+Hulu&wid=6108000000&lang=id|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Kapuas Hulu|date=2010|website=www.sp2010.bps.go.id|accessdate=16 Maret 2022|archive-date=2023-03-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20230309153340/https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kabupaten+Kapuas+Hulu&wid=6108000000&lang=id|dead-url=no}}</ref>▼
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
▲| kecamatan = 23
▲| kelurahan = 282
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
| kodearea = 0567▼
|59,50% [[Islam]]
| nomor_polisi = '''KB xxxx''' F*▼
|{{Tree list}}
* 40,22% [[Kekristenan]]
| dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=16 April 2021}}</ref>▼
** 32,04% [[Katolik]]
** 8,18% [[Protestan]]
| web = {{url|http://www.kapuashulukab.go.id/}}▼
{{Tree list/end}}
▲|
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Dayak|Dayak]], [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Jawa|Jawa]]
|IPM = {{increase}} 67,86 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00726a"> sedang </span><ref name="IPM">{{cite web|url=https://kalbar.bps.go.id/indicator/26/407/1/indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi-umur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-.html|title=Indeks Pembangunan Manusia menurut Provinsi (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023|website=www.kalbar.bps.go.id|accessdate=27 Januari 2024}}</ref>
▲|dau
}}
'''Kabupaten Kapuas Hulu'''
== Sejarah ==
=== Masa penjajahan Belanda ===
Sekitar tahun 1823, Belanda memasuki wilayah Kapuas Hulu dengan izin dari Kerajaan Selimbau. Belanda segera melakukan
# Tiada raja-raja yang lalu di air Hulu Kapuas dari Hulu Negeri Silat, yang lain dari Raja Selimbau dan Negeri Selimbau itulah yang ada bernama negeri dan raja yang berkuasa dari dahulu kala (berdaulat dan diakui).
# Tiada raja-raja dan negeri yang lain di air Hulu Kapuas ada yang menerima kontrak lebih dahulu atau bersamaan dari Sri Paduka ''Gouvernement'', melainkan Raja Selimbau yaitu pada zaman Pangeran Suma memegang tahta Kerajaan Negeri Selimbau, sebabnya yang lain tiada memiliki kekuasaan negara yang
# Pada masa Raja Selimbau menerima kontrak yang pertamanya dari Sri Paduka ''Gouvernement'' maka semuanya yang ada di Air Kapuas takluk di bawahnya di Negeri Selimbau, dan perintah Raja Negeri Selimbau, dan kontrak yang terberi di Selimbau (tercatat) pada tanggal bulan tahun 15 November 1823 atau 11 Rabiul Awal 1279 Hijriah.
Sebelum
Pada masa pemerintahan Sri Paduka Panembahan Haji Gusti Muhammad Abbas Surya Negara, Kerajaan Selimbau kedatangan seorang utusan Belanda yang adalah seorang Asisten Residen Sintang yang bernama Cettersia. Utusan Belanda tersebut datang dengan maksud meminta izin kepada Raja Selimbau untuk menebang kayu yang akan digunakan untuk membangun benteng di daerah Sintang. Keseluruhan hasil kayu tersebut sebanyak 10
Dengan mengetahui banyaknya sumber daya alam yang ada di wilayah Kapuas Hulu, maka pemerintah Hindia-Belanda terus berupaya menempatkan dan menambah kekuatan militernya di daerah-daerah potensial dan yang transportasinya lancar. Pemerintah Hindia-Belanda mulai mengintervensi sistem pemerintahan kerajaan di wilayah Kapuas Hulu melalui politik “adu domba”. Dengan menjalankan politik “adu domba” dan kekuatan militer, pemerintah Hindia-Belanda di Kapuas Hulu semakin leluasa menindas rakyat dan menguras kekayaan alamnya.
Raja Selimbau tidak mampu mengendalikan pemerintahannya secara utuh sebab Belanda selalu mencampuri setiap keputusan yang dibuat oleh raja.
=== Masa penjajahan Jepang ===
Baris 60 ⟶ 68:
Pada masa Jepang seluruh wilayah Kalimantan berada di bawah kekuasaan angkatan laut Jepang Borneo Menseibu Coka yang berpusat di Banjarmasin, sedangkan untuk Kalimantan Barat berstatus ''"Minseibu Syuu"''.<ref name="Sejarah"/>
=== Di Masa Kemerdekaan ===
Berdasarkan Keputusan Gabungan Kerajaan-Kerajaan Borneo Barat pada tanggal bulan tahun 22 Oktober 1946 Nomor 20L, wilayah Kalimantan Barat terbagi kedalam 12 Swapraja dan 3 Neo Swapraja. Wilayah Kapuas Hulu termasuk salah satu wilayah Neo Swapraja. Dengan dukungan Besluit Luitenant Gouveneur General Nomor 8 tanggal 2 Maret 1948 yang berisi pengakuan Belanda terhadap status Kalimantan Barat sebagai daerah istimewa dengan pemerintahan sendiri beserta sebuah dewan Kalimantan Barat, maka pada tahun 1948, melalui Surat Keputusan Nomor 161 tanggal 10 Mei 1948 Presiden Kalimantan Barat membentuk suatu ikatan federasi dengan nama Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB).
Dengan adanya tuntutan rakyat, DKIB yang dipandang sebagai peninggalan pemerintah Belanda, kemudian dihapuskan. Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), daerah Kalimantan Barat berstatus sebagai daerah bagian yang terdiri dari Dayak Besar, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Banjar. Setelah bergabung menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dengan dikeluarkannya Undang-Undang Darurat No.3 Tahun 1953 dibentuklah Pemerintahan Administrasi Kabupaten Kapuas Hulu dengan ibu kota Putussibau. Bupati pertama yang menjabat adalah J. C. Oevang Oeray (1951-1955).<ref name="Sejarah">{{cite web | url = https://www.kapuashulukab.go.id/home/page/sejarah-kabupaten-kapuas-hulu | title = Sejarah Kabupaten Kapuas Hulu | publisher = Pemkab Kapuas Hulu | accessdate = 9 April 2022 | archive-date = 2022-04-22 | archive-url = https://web.archive.org/web/20220422165703/https://www.kapuashulukab.go.id/home/page/sejarah-kabupaten-kapuas-hulu | dead-url = no }}</ref>
== Geografis ==
Kabupaten Kapuas Hulu secara astronomi terletak antara 0,50° Lintang Utara sampai 1,40° Lintang Selatan dan antara 111,40° Bujur Timur sampai 114,10° Bujur Timur. Secara umum Kabupaten Kapuas Hulu memanjang dari arah Barat ke Timur, dengan jarak tempuh terpanjang ±240 km dan melebar dari Utara ke Selatan ±126,70 km. Kabupaten Kapuas Hulu pun merupakan kabupaten paling timur di Provinsi [[Kalimantan Barat]]. Jarak tempuh dari ibu kota provinsi [[Pontianak]] adalah ±657 Km melalui jalan darat, ±842 Km melalui jalur aliran sungai kapuas dan ± 1,10 jam penerbangan udara. Kabupaten Kapuas Hulu memiliki luas wilayah sebesar 29.842 km².<ref>[
=== Batas Wilayah ===
Batas-batas wilayah Kabupaten Kapuas Hulu adalah sebagai berikut:<ref>{{Cite book|last=Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu|date=2021|url=https://satpolpp.kapuashulukab.go.id/perda-no-5-2021-ttg-rpjmd-2021-26/|title=Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2021-2026|location=Kapuas Hulu|publisher=Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu|pages=II-2|url-status=live|access-date=2023-05-18|archive-date=2022-08-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20220808141849/https://satpolpp.kapuashulukab.go.id/perda-no-5-2021-ttg-rpjmd-2021-26/|dead-url=yes}}</ref>
{{Batas USBT
| Utara = [[Divisi Sri Aman]] dan [[Divisi Kapit]], [[Sarawak]], [[Malaysia]]
| Selatan = [[Kabupaten Sintang]] dan [[Kabupaten Murung Raya]], [[Kalimantan Tengah]]
| Barat = Kabupaten Sintang dan Malaysia
| Timur = Kabupaten Murung Raya dan [[
}}
Baris 104 ⟶ 112:
|Periode 17
|[[Berkas:Wahyudi Hidayat 2020.jpg|100px]]
|[[Wahyudi Hidayat (politikus)|Wahyudi Hidayat]]
|}
Baris 117 ⟶ 125:
== Demografi ==
=== Suku bangsa ===
[[Berkas:Tarian Penyambutan Gadis Dayak Iban Kalimantan Perbatasan Indonesia.jpg|jmpl|ka|250px|Tarian dari [[Suku Dayak Iban|Dayak Iban]] di perbatasan [[Indonesia]]-[[Malaysia]].]]
[[Berkas:Penariiban.jpg|jmpl|ki|250px|Pakaian adat pria [[Suku Dayak Iban|Dayak]] dengan [[tato]] sebagai ciri khasnya]]
[[Berkas:Masyarakat Sungai Utik dan Hutan Adat Mereka.jpg|jmpl|ka|250px|Masyarakat Sungai Utik dan Hutan Adat]]
Sebagian besar penduduk kabupaten Kapuas Hulu berasal dari [[suku bangsa]] [[Suku Dayak|Dayak]] dan [[Suku Melayu|Melayu]]. Suku Dayak sendiri terdiri dari beberapa sub suku, yakni [[Suku Dayak Iban|Dayak Iban]], [[Dayak Kayan]] Mendalam, Dayak Embaloh, Dayak Taman, dan Dayak Kantuk. Selain itu, suku pendatang lain seperti [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Bugis|Bugis]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Suku Batak|Batak]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] dan beberapa suku lain juga ada di Kapuas Hulu.<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://www.kapuashulukab.go.id/home/page/kebudayaan|title=Kebudayaan|website=www.kapuashulukab.go.id|accessdate=16 Maret 2022|archive-date=2022-04-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220410180620/https://www.kapuashulukab.go.id/home/page/kebudayaan|dead-url=no}}</ref> Pengaruh budaya Dayak dan Melayu sangat kuat di Kapuas Hulu, sehingga tradisi-tradisi suku tersebut memengaruhi adat istiadat Kapuas Hulu.
Kebudayaan [[Suku Melayu|Melayu]] yang terdapat di Kapuas Hulu seperti tarian Jepin, [[Syair]], [[Pantun]], [[Qasidah]] dan juga Hadrah, yang sering diadakan pada upacara adat dan pesta perkawinan. Sementara untuk suku [[Suku Dayak|Dayak]], budaya yang ada di Kapuas Hulu yakni budaya Ngajat dan Sandauari dan Gawai Kenalang dari [[Suku Dayak Iban|Dayak Iban]], kemudian budaya Baranangis dan Nyonjoan dari Dayak Embaloh. Ada juga budaya Bejande, Betimang dan Bedudu dari Dayak Kantuk, kemudian budaya Mandung dari Dayak Taman, dan Dange’ dari [[Dayak Kayan]] Mendalam.<ref name="SUKU"/>
=== Agama ===
Baris 131 ⟶ 139:
Hasil hutan di wilayah Kesatuan Pemangku Hutan [[Putussibau]] dan Semitau jadi andalan utama roda perekonomian Kapuas Hulu. Hasilnya berupa kayu bulat yang terbagi dalam tiga kelompok, meranti, rimba campuran dan kayu indah.
Di sektor perikanan, Kapuas Hulu tergolong habitat puluhan jenis ikan hias, seperti [[arowana|arwana]] dan ulanguli. Habitat ikan ini hanya ada di dalam Danau Sentarum. Di kawasan lain seperti kawasan hulu sungai Kapuas, Embaloh, Mendalam dan Sibau dengan hasil seperti ikan jelawat, semah, toman, tengadak, [[Belida (chitala)|belida]], lais, entokan dan [[baung]].
== Transportasi ==
Baris 152 ⟶ 160:
# Gereja Tua Bersejarah St Fedelis di Sejiram
# Batu Kapal di Riam Mengelai
# [[Masjid Baiturrahman Nanga Bunut|Masjid Tua
# Masjid Jami Selimbau di Selimbau
# Batu Puja di Semitau
Baris 173 ⟶ 181:
== Pranala luar ==
* {{id}} {{resmi}}
{{Kabupaten Kapuas Hulu}}
{{Kalimantan Barat}}
|