Partai Golongan Karya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Bacaan: perbaikan 1 descripssi, url |
||
(97 revisi perantara oleh 60 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Distinguish|Partai Berkarya|Partai Karya Perjuangan}}
{{Infobox
| colorcode
|
| logo
| ketuaumum = [[Bahlil Lahadalia]]
| sekjen = M Sarmuji
| leader1_title
| leader1_name
|
|
|
| political_position =
|
|
|
| flag =
| abbr
| newspaper
| youth = {{ubl|AMPG (Angkatan Muda Partai
▲|women = KPPG (Kesatuan Perempuan Partai Golkar)
| membership = 834.218 (2023)<ref>{{cite web|title=Info Pemilu - Partai GOLKAR|url=https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilu/Detail_parpol/detail_parpol/9|website=Komisi Pemilihan Umum RI|date=22 Desember 2022|access-date=4 Januari 2023|archive-date=2023-01-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20230104064607/https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilu/Detail_parpol/detail_parpol/9|dead-url=no}}</ref>
▲* [[Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia|KSPSI]]
}}
'''Partai Golongan Karya (Golkar)''' atau secara umum disingkat dengan '''Partai Golkar''' adalah sebuah [[partai politik
▲|slogan = ''Suara Golkar, Suara Rakyat''
▲|websit = {{url|partaigolkar.com}}
▲'''Partai Golongan Karya''' atau secara umum disingkat dengan '''Partai Golkar''' adalah sebuah [[partai politik]] di Indonesia. Didirikan sebagai '''Sekretariat Bersama Golongan Karya''' ((''Sekber Golkar'') pada tahun 1964, dan berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam pemilihan umum nasional pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1971|1971]] sebagai Golkar (''Golongan Karya''). Partai Golongan Karya tidak resmi menjadi partai politik hingga tahun 1999, ketika Golkar diperlukan untuk menjadi sebuah partai untuk mengikuti pemilihan.
Partai Golkar berkuasa dari tahun 1971 hingga 1999, di bawah kepemimpinan [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soeharto]] dan [[B.J. Habibie]]. Kemudian bergabung dengan koalisi yang berkuasa di bawah presiden [[Abdurrahman Wahid]], [[Megawati Soekarnoputri]], dan [[Susilo Bambang Yudhoyono]]. Ketika [[Presiden Indonesia|Presiden Joko Widodo]] dari [[PDI-P]] terpilih pada tahun 2014, Partai Golongan Karya awalnya memilih untuk bergabung dengan koalisi oposisi yang dipimpin oleh mantan jenderal [[Prabowo Subianto]], yang pada akhirnya kembali mengalihkan dukungannya kepada Pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden [[Joko Widodo]] pada tahun 2016.<ref>{{cite news|title=Golkar menyatakan dukungan untuk Jokowi|url=http://www.pressreader.com/indonesia/the-jakarta-post/20160728/281582354994806|newspaper=The Jakarta Post
Dalam perkembangannya, khususnya pasca Orde Baru, Partai Golkar berhasil bertransformasi menjadi partai modern yang mengadopsi nilai-nilai demokrasi.<ref>{{Cite web|last=Roni|first=Heriyandi|date=2006|title=Demokratisasi internal partai golkar pasca orde baru (1998-2004)|url=http://www.digilib.ui.ac.id/detail?id=20425939&lokasi=lokal|website=digilib.ui.ac.id|access-date=2022-12-22|archive-date=2022-12-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20221222045907/http://www.digilib.ui.ac.id/detail?id=20425939&lokasi=lokal|dead-url=yes}}</ref> Pimpinan-pimpinan Partai Golkar juga berhasil
==Awal mula==
Partai Golkar muncul dari kolaborasi gagasan dari tiga tokoh, [[Soekarno]], [[Soepomo]], dan [[Ki Hajar Dewantara]] sejak tahun 1940. Saat itu muncul dengan adanya Kelompok Pungsional. Kemudian diubah menjadi Golongan Karya dari tahun 1959. Saat ini Golkar dikenal sebagai partai politik di Indonesia.<ref>{{Cite web |url=https://www.idntimes.com/news/indonesia/yosafat-diva-bagus/profil-dan-sejarah-partai-golkar-berawal-ormas-hingga-jadi-parpol |title=Salinan arsip |access-date=2024-03-31 |archive-date=2024-03-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20240309132813/https://www.idntimes.com/news/indonesia/yosafat-diva-bagus/profil-dan-sejarah-partai-golkar-berawal-ormas-hingga-jadi-parpol |dead-url=no }}</ref>
Pada tahun 1959, Presiden Soekarno memperkenalkan konsep Demokrasi Terpimpin, yang dimana kelompok fungsional akan berperan dalam pemerintahan menggantikan partai politik. Tentara Nasional Indonesia mendukung pembentukannya karena percaya kelompok-kelompok ini akan menyeimbangkan kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang semakin besar. Pada tahun 1960, Soekarno menganugerahi kelompok sektoral seperti guru, tentara dan polisi, pekerja dan seniman kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR GR). Karena beberapa dari anggota kelompok fungsional ini terkait dengan partai politik, hal ini memberikan pengaruh politik kepada Angkatan Bersenjata Nasional. TNI kemudian membentuk serikat pekerja anti-PKI, Organisasi Pusat Tenaga Kerja Indonesia, atau Soksi (Organisasi Pusat Pekerja Mandiri Indonesia), dan menggunakan ini sebagai inti dari Sekretariat Gabungan Golongan Karya yang dipimpin oleh [[ABRI]], atau Sekber Golkar yang resmi berdiri pada 20 Oktober 1964.{{sfn|Nishihara|1972|p=17-19}}{{sfn|Ricklefs|2008|p=243}} Pada tahun 1968 ada hampir 250 organisasi di bawah payung Sekretatiat Bersama Golong Karya.▼
▲
== Sejarah ==
Baris 45 ⟶ 40:
Sekretariat Bersama Golongan Karya didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964. Sekber Golkar ini lahir karena rongrongan dari [[PKI]] beserta ormasnya dalam kehidupan [[politik]] baik di dalam maupun di luar Front Nasional yang makin meningkat. Sekber Golkar ini merupakan wadah dari golongan fungsional/golongan karya murni yang tidak berada di bawah pengaruh politik tertentu. Jumlah anggota Sekber Golkar ini bertambah dengan pesat, karena golongan fungsional lain yang menjadi anggota Sekber Golkar dalam Front Nasional menyadari bahwa perjuangan dari organisasi fungsional Sekber Golkar adalah untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945. Semula anggotanya berjumlah 61 organisasi yang kemudian berkembang hingga mencapai 291 organisasi.
Dengan adanya pengakuan tentang kehadiran dan legalitas golongan fungsional di MPRS dan Front Nasional maka atas dorongan TNI dibentuklah Sekretariat Bersama Golongan Karya, disingkat Sekber Golkar, pada tanggal 20 Oktober 1964. Terpilih sebagai Ketua Pertama, [[Brigadir Jenderal]] [[Djuhartono]] sebelum digantikan [[Mayor Jenderal]] [[Suprapto Sukowati]] lewat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I, Desember 1965.
Pada awal pertumbuhannya, Sekber Golkar beranggotakan 61 organisasi fungsional yang kemudian berkembang menjadi 291 organisasi fungsional. Ini terjadi karena adanya kesamaan visi di antara masing-masing anggota. Organisasi-organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber Golkar ini kemudian dikelompokkan berdasarkan kekaryaannya ke dalam 7 (tujuh) Kelompok Induk Organisasi (KINO), yaitu:
Baris 58 ⟶ 53:
Untuk menghadapi Pemilu 1971, tujuh KINO yang merupakan kekuatan inti dari Sekber Golkar tersebut, mengeluarkan keputusan bersama pada tanggal 4 Februari 1970 untuk ikut menjadi peserta Pemilu melalui satu nama dan tanda gambar yaitu Golongan Karya (Golkar). Logo dan nama ini, sejak Pemilu 1971, tetap dipertahankan sampai sekarang.
Pada Pemilu 1971 ini, Sekber Golkar ikut serta menjadi salah satu konsestan. Pihak parpol memandang remeh keikutsertaan Golkar sebagai kontestan Pemilu. Mereka meragukan kemampuan komunikasi politik Golkar
Hasilnya di luar dugaan. Golkar sukses besar dan berhasil menang dengan 34.348.673 suara atau 62,79 % dari total perolehan suara. Perolehan suaranya pun cukup merata di seluruh provinsi, berbeda dengan parpol yang berpegang kepada basis tradisional. NU hanya menang di Jawa Timur dan Kalimantan Selatan, Partai Katholik di Nusa Tenggara Timur, PNI di Jawa Tengah, Parmusi di
Kemudian, sesuai ketentuan dalam ketetapan MPRS mengenai perlunya penataan kembali kehidupan politik Indonesia, pada tanggal 17 Juli 1971 Sekber GOLKAR mengubah dirinya menjadi Golkar/Golongan Karya.
September 1973, Golkar menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) I di Surabaya. [[Mayor Jenderal
Setelah [[Peristiwa G30S]] maka Sekber Golkar, dengan dukungan sepenuhnya dari [[Jenderal (TNI)|Jenderal]] Soeharto sebagai pimpinan militer, melancarkan aksi-aksinya untuk melumpuhkan mula-mula kekuatan PKI, kemudian juga kekuatan Bung Karno.
Baris 81 ⟶ 76:
== Perolehan suara ==
[[Berkas:Golongan Karya rally 1997.jpg|jmpl|300px|Foto Habibie saat mengkampanyekan Golongan Karya.]]
Partai Golongan Karya selalu menempati peringkat pertama atau kedua dalam perolehan suara.<ref>{{Citation|title=Golkar Jadi Motor KIB, Airlangga: Koalisi Ini Akan Melanjutkan Warisan Jokowi|url=https://www.youtube.com/watch?v=AcpxYOPX32E|accessdate=2022-07-17|language=id-ID|archive-date=2023-10-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20231006033049/https://www.youtube.com/watch?v=AcpxYOPX32E|dead-url=no}}</ref> Pada Pemilu pasca reformasi, tahun 1999, Golkar memperoleh 22% suara, menempati peringkat kedua. Selama era Presiden Soeharto, Golkar selalu memperoleh mayoritas suara. Dalam Pemilu 1997, Golkar memperoleh suara sebanyak 70,2%, sedangkan dalam pemilu-pemilu sebelumnya juga sekitar 60 sampai 70%. Contohnya, dalam pemilu tahun 1987 Partai Golongan Karya dapat menguasai secara mutlak 299 kursi dalam DPR. Selama [[Orde Baru]], DPR betul-betul dikuasai Golkar, dan saat itu [[Tentara Nasional Indonesia|militer]] juga memiliki jatah kursi.
=== Pencapaian pada Pemilu Legislatif 2009 ===
Baris 199 ⟶ 194:
|{{decrease}}6 kursi
|3
|[[Airlangga Hartarto]]
|-
![[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2024|2024]]
|4
|{{Composition bar|102|580|hex={{Golongan Karya/meta/color}}}}
|23,208,654
|15.72%
|{{increase}}17 kursi
|2
|[[Airlangga Hartarto]]
|}
Baris 232 ⟶ 236:
|[[PDI-P]]–[[Golkar]]–[[PKB]]–[[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]]–[[Partai Nasional Demokrat|NasDem]]–[[Hanura]]–[[PKPI]]–[[Partai Solidaritas Indonesia|PSI]]–[[Partai Persatuan Indonesia|Perindo]]
|-
| align="center" |2019–2024
| align="center" |Pemerintah<br><small>(2019–2024)
|[[PDI-P]]–[[Gerindra]]–[[Golkar]]–[[PKB]]–[[Partai Nasional Demokrat|NasDem]]–[[Partai Demokrat|Demokrat]]–[[Partai Amanat Nasional|PAN]]–[[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]]–[[Partai Persatuan Indonesia|Perindo]]–[[Partai Solidaritas Indonesia|PSI]]–[[Hanura]]–[[Partai Bulan Bintang|PBB]]–[[PKPI]]
|-
| align="center" |2024–2029
| align="center" |Pemerintah<br><small>(2024–2029)
|[[Golkar]]–[[Partai Gerakan Indonesia Raya|Gerindra]]–[[Partai Kebangkitan Bangsa|PKB]]–[[Partai NasDem|NasDem]]–[[Partai Keadilan Sejahtera|PKS]]–[[Partai Amanat Nasional|PAN]]–[[Partai Demokrat|Demokrat]]–[[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]]–[[Partai Solidaritas Indonesia|PSI]]–[[Partai Persatuan Indonesia|Perindo]]–[[Partai Gelombang Rakyat Indonesia|Gelora]]–[[Partai Bulan Bintang|PBB]]–[[Partai Garuda|Garuda]]
|}
Baris 263 ⟶ 267:
=== Dualisme kepemimpinan ===
Pada akhir tahun 2014 terjadi dualisme kepengurusan dalam tubuh Partai Golongan Karya, yang dipimpin oleh [[Aburizal Bakrie]] hasil munas Bali dan [[Agung Laksono]] hasil munas Jakarta. Pada awal Maret 2015, [[Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia]] mengeluarkan surat keputusan yang mengesahkan Golkar yang dipimpin oleh [[Agung Laksono]]. Pada bulan April 2015, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta mengeluarkan putusan sela menunda pelaksanaan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan HAM [[Yasonna Laoly]] yang mengesahkan kepengurusan Partai Golongan Karya kubu Agung Laksono. Pada tanggal [[10 Juli]] [[2015]], empat hakim yang mengadili kasus tersebut, yaitu Arif Nurdu'a, Didik Andy Prastowo, Nurnaeni Manurung dan Diah Yulidar memutuskan untuk menolak gugatan yang diajukan oleh Ketua Umum Partai Golongan Karya hasil Munas Bali [[Aburizal Bakrie]] terkait dualisme kepengurusan partai. Putusan itu diambil dalam rapat permusyawaratan majelis hakim PTTUN Jakarta. Dengan dibacakannya putusan PTUN itu, kepengurusan Partai Golongan Karya yang kemudian diakui oleh pengadilan adalah hasil Munas Bali yang dipimpin oleh [[Agung Laksono]] sebagai ketua umum dan [[Zainudin Amali]] sebagai sekjen.<ref>
|url=https://nasional.kompas.com/read/2022/04/13/06440061/profil-ketua-umum-partai-golkar-dari-masa-ke-masa?page=all
|title=Profil Ketua Umum Partai Golkar dari Masa ke Masa - Kompas.com
|work=kompas.com
|accessdate=2023-10-20
|archive-date=2023-10-21
|archive-url=https://web.archive.org/web/20231021220544/https://nasional.kompas.com/read/2022/04/13/06440061/profil-ketua-umum-partai-golkar-dari-masa-ke-masa?page=all
|dead-url=no
}}</ref> yang baru dalam penyelenggaraan Munaslub Golkar di Nusa Dua, Bali.
== Ketua Umum ==
Baris 276 ⟶ 288:
* [[Akbar Tandjung]] (1998–2004)
* [[Jusuf Kalla]] (2004–2009)
* [[Aburizal Bakrie]] (2009–2014 &
* ''[[Aburizal Bakrie]]'' & ''[[Agung Laksono]]'' (''dualisme kepemimpinan'') (2014–2016)
* [[Setya Novanto]]<ref>[https://web.archive.org/web/20171117002405/http://www.arah.com/article/3476/sah-setya-novanto-ketua-umum-baru-partai-golkar.html Sah! Setya Novanto Ketua Umum Baru Partai Golkar]
* [[Airlangga Hartarto]] (
* [[Bahlil Lahadalia]] (2024–sekarang)
== Bacaan ==
* {{cite book|url=https://www.goodreads.com/book/show/18633173-golkar---sejarah-yang-hilang?from_search=true&search_version=service|title=Golkar – Sejarah yang Hilang: Akar Pemikiran dan Dinamika
|authors=
* Ridwan Saidi. ''"Golkar Pascapemilu 1992
* Akbar Tandjung. ''"The Golkar Way: Survival Partai Golkar di Tengah Turbulensi Politik Era Transisi"''
* Nanang Dwi Prasidi. ''"Golkar Retak?
* Dasman Djamaluddin. ''"Golkar as Alternative Party
* Masashi Nishihara. ''"Golkar and the Indonesian Elections of 1971"''
* Rully Chairul Azwar. ''"Politik Komunikasi Partai Golkar di Tiga Era"''
* Leo Suryadinata. ''"Golkar dan Militer: Studi tentang Budaya Politik"''
* Yohanes Krisnawan. ''"Pers Memihak Golkar?: Suara Merdeka Dalam Pemilu 1992"''
*
* Uziar Fauzan, Hairus H. Salim, Umar Ibnu Sholeh. ''"Tujuh Mesin Pendulang Suara: Perkenalan, Prediksi, Harapan Pemilu 1999: PAN, PBB, PDIP, Golkar, PK, PKB, PPP."''▼
* Umar Ibnu Alkhatab. ''"Dari Beringin Ke Beringin: Sejarah, Kemelut, Resistensi, Dan Daya Tahan Partai Golkar."''▼
▲* Uziar Fauzan, Hairus H. Salim, Umar Ibnu Sholeh. Tujuh Mesin Pendulang Suara: Perkenalan, Prediksi, Harapan Pemilu 1999: PAN, PBB, PDIP, Golkar, PK, PKB, PPP.
* Hendri F. Isnaeni. ''"Partai Demokrat Antek Pendjajah: Golkar Perubahan Dari Gerindra, Palu Arit
* Leo Suryadinata. ''"Military Ascendancy and Political Culture: A Study of Indonesia's Golkar"''▼
▲* Umar Ibnu Alkhatab. Dari Beringin Ke Beringin: Sejarah, Kemelut, Resistensi, Dan Daya Tahan Partai Golkar.
* {{cite book |author=Dirk Tomsa |title=Party Politics and Democratization in Indonesia: Golkar in the Post-Suharto Era |series=Routledge contemporary Southeast Asia series |place=London; New York |publisher=Routledge |year=2008 |format=2010 Online version |isbn=978-041-557-429-7 |url=https://www.routledge.com/Party-Politics-and-Democratization-in-Indonesia-Golkar-in-the-post-Suharto-era/Tomsa/p/book/9780415574297?srsltid=AfmBOooG0Jsuc29k3XUV2vg5swyVpJmqeomCbJdKp0d-y_djsNEBPkz8 |lang=en}}
▲* Hendri F. Isnaeni. Partai Demokrat Antek Pendjajah: Golkar Perubahan Dari Gerindra, Palu Arit ALA Pki Dan Prd, ADA Jepang Di Balik Pks, Jepang Juga Bikin Pkb
▲* Leo Suryadinata. Military Ascendancy and Political Culture: A Study of Indonesia's Golkar
== Referensi ==
Baris 310 ⟶ 322:
* {{id}} [http://tiktok.com/golkar.indonesia/ Akun Tiktok official]
* {{id}} [http://facebook.com/golkar.indonesia/ Akun Facebook official]
{{Partai Golongan Karya}}{{Parpol2024}}
{{Parpol2019}}
{{Parpol2014}}
Baris 321 ⟶ 333:
[[Kategori:Partai Golongan Karya| ]]
[[Kategori:Partai konservatif nasional|Golongan Karya]]
[[Kategori:Partai politik di Indonesia|Golongan Karya]]
[[Kategori:Partai politik yang didirikan tahun 1964|Golongan Karya]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1964 di Indonesia]]▼
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1971]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1977]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1982]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1987]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1992]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1997]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 1999]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2004]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2009]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2014]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2019]]
[[Kategori:Partai politik peserta pemilihan umum legislatif Indonesia 2024]]
[[Kategori:Orde Baru]]
▲[[Kategori:Pendirian tahun 1964 di Indonesia]]
|