Anregurutta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca) |
|||
(3 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Ushul fiqih}}
'''''Anre Gurutta''''' <sup>([[Bahasa Bugis|Bugis]])</sup> atau '''''Anrong Gurunta''''' <sup>([[Bahasa Makassar|Makassar]])</sup> disingkat '''''AG''''', adalah sebuah istilah gelar bagi [[Ulama]] [[Sulawesi Selatan]].<ref name="Mursalim">{{harvnb|Mursalim|2017|p=145|loc=Lihat catatan kaki}}.</ref> Istilah ini tidak dipakai secara umum kepada seseorang yang dianggap sebagai ulama tetapi hanya dipakai kepada Ulama/ustadz dalam lingkup pesantren itupun hanya dalam bentuk panggilan kepada guru bukan dalam bentuk penulisan nama gelar.<ref name="Mursalim" /> Pemberian gelar ''
== Pengertian ==
=== Bahasa ===
Pengertian ''“anre guru”'' dalam [[Bahasa Bugis]] dari segi [[etimologi]] ([[lughawi]]) adalah rangkaian dua [[Suku kata]] yang artinya berlainan antar satu dengan lainnya, kata ''“anre”'' dalam berarti ''“makan”'' dan ''“[[guru]]”'' juga berarti ''“guru”'' namun jika dilebur menjadi ''“anreguru”'' maknanya berubah menjadi ''“maha guru”''.<ref name="Kadir">{{harvnb|Kadir|2013}}.</ref> Sedangkan dalam [[bahasa Makassar]] menggunakan istilah ''“anrong guru”'' yang secara kata perkata “''anrong''” berarti ''“ibu, induk”'' dan ''“guru”'' berarti ''“guru”''. Namun selain bermakna ''“ibu, induk”'', kata ''“anrong”'' juga bermakna “''bagian utama dari sesuatu (mis. anrong-lontara’ “huruf”) atau tokoh utama suatu komunitas (mis. anrong-tau “kepala kampung”)''” yang secara keseluruhan “''anrong guru''” juga dimaknai sebagai ''“maha guru, induk dari segala guru, guru yang utama/dibesarkan/diagungkan”.''<ref>{{Cite book|last=Cense|first=A.A|first2=Abdoerrahim|date=1979|url=https://books.google.co.id/books/about/Makassaars_Nederlands_Woordenboek.html?id=ZTsOAQAAIAAJ&redir_esc=y|title=Makassaars-Nederlands Woordenboek|location='s-Gravenhage|publisher=Martinus Nijhoff|isbn=9024723205|pages=20|url-status=live}}</ref>
Guru di sini dapat diartikan sebagai pendidik dalam pengertian yang lebih luas bukan sebagaimana kata “guru” menurut pengertian dari kamus-kamus [[Bahasa Indonesia]], salah satunya adalah “Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III (2001)” mengartikan bahwa “guru” hanyalah orang yang mata pencahariannya mengajar. Kata “guru” dapat digunakan untuk menyebut berbagai jenis orang yang mengajarkan sesuatu.<ref name="Kadir"/> Seperti para pengajar di sekolah, yang mengajar mengaji ''guru pangngaji'', begitu pula para Imam kampung yang sering diminta membacakan doa untuk hajatan disebut ''guru pabbaca doang''. Bahkan seseorang yang mengajarkan ilmu bela diri juga disebut ''guru pamenca’''.<ref name="Kadir"/>
Baris 11:
=== Istilah ===
Dari segi istilah, ''
Namun perlu dicatat bahwa ''
Para muballigh misalnya, ada juga yang tetap dipanggil [[Ustadz]], yaitu orang yang membawakan [[khutbah]] dan ceramah di masyarakat.<ref name="Amin"/> Namun belum bisa dijadikan sebagai suatu rujukan bertanya berbagai hal keagamaan.<ref name="Amin"/> Sementara posisi tingkat ''
Pada umumnya masyarakat di Sulawesi Selatan
''Anre Gurutta’/Anrong Gurunta'' berarti “maha guru atau guru besar secara kultural; bukan gelar akademik” yang merupakan gelar bagi ulama senior di Sulawesi Selatan yang mempunyai pengakuan keilmuan dan akhlak yang patut yang dipercaya dan diteladani oleh masyarakat.<ref name="Yusuf"/> Sehingga penggunaan KH ([[Kyai]] [[Haji]]) menjadi ''Anregurutta Haji'' (AGH).<ref name="Muhammad p=iv">{{harvnb|Muhammad|2017|p=iv}}.</ref> Istilah AGH ditetapkan berdasarkan keputusan [[Majelis Ulama Indonesia]] [[Sulawesi Selatan]].<ref name="Muhammad p=iv"/> AG. H. merupakan [[akronim]] dari ''
== Penyandang gelar ==
|